3. Mahasiswa dapat berpikir kritis, logis, dan sistematis dalam menganalisis suatu
fenomena dan dapat mengaitkan dengan Muamalah.
Muamalah adalah hubungan antar manusia, hubungan sosial atau hablum minanas.
Dalam syariat Islam hubungan antar manusia tidak dirinci jenisnya, tetapi diserahkan kepada
manusia mengenai bentuknya. Islam hanya membatasi bagian-bagian yang penting dan
mendasar berupa larangan Allah dalam Al Quran atau larangan Rasul-Nya yang didapatkan
dalam As-Sunnah.
Dari segi bahasa, muamalah berasal dari kata aamala, yuamilu, muamalat yang berarti
perlakuan atau tindakan terhadap orang lain, hubungan kepentingan. Kata-kata semacam ini
adalah kata kerja aktif yang harus mempunyai dua buah pelaku, yang satu terhadap yang lain
saling melakukan pekerjaan secara aktif, sehingga kedua pelaku tersebut saling menderita
dari satu terhadap yang lainnya.
Pengertian Muamalah dari segi istilah dapat diartikan dengan arti yang luas dan dapat
pula dengan arti yang sempit. Di bawah ini dikemukakan beberapa pengertian muamalah,
yaitu :
Menurut Louis Ma’luf, pengertian muamalah adalah hukum-hukum syara yang berkaitan
dengan urusan dunia, dan kehidupan manusia, seperti jual beli, perdagangan, dan lain
sebagainya.
Menurut Ahmad Ibrahim, menyatakan muamalah adalah peraturan-peraturan mengenai
tiap yang berhubungan dengan urusan dunia, seperti perdagangan dan semua mengenai
kebendaan, perkawinan, thalak, sanksi-sanksi, peradilan dan yang berhubungan dengan
manajemen perkantoran, baik umum ataupun khusus, yang telah ditetapkan dasar
dasarnya secara umum atau global dan terperinci untuk dijadikan petunjuk bagi manusia
dalam bertukar manfaat di antara mereka.
Arti sempit muamalah adalah semua transaksi atau perjanjian yang dilakukan oleh
manusia dalam hal tukar menukar manfaat.
Dari berbagai pengertian muamalah tersebut, dipahami bahwa muamalah adalah
segala peraturan yang mengatur hubungan antara sesama manusia, baik yang seagama
maupun tidak seagama, antara manusia dengan kehidupannya, dan antara manusia
dengan alam sekitarnya.
Syekh Abdul Sattar menyimpulkan bahwa hukum muamalah adalah sunnah para Nabi
sepanjang sejarah.
Artinya :
Muamalah ini adalah sunnah yang terus-menerus dilaksanakan para Nabi AS sebagaimana
firman Allah.
Islam bukan hanya ibadah, zikir dan melulu spiritual, tetapi sangat lengkap, termasuk
didalamnya membahas ekonomi islam/muamalah. Dengan demikian Islam sangat
menganjurkan manusia untuk giat berusaha diantara motifator dalam Islam adalah :
Menurut istilah (terminologi) yang dimaksud dengan jual beli adalah sebagai berikut:
Menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jualan melepaskan hak
milik dari satu yang lain atas dasar saling merelakan.
“Dari abi Hurairah r.a dari Nabi Saw. Bersabda: jangan dua orang yang jual beli, sebelum
saling meridhai” (Riwayat Abu Daud dan Tirmidzi)
قا ل ا لىبي ص م ا وما ا لبيع عه تر ا ض
“Rasulullah Saw, bersabda : sesungguhnya jual beli hanya sah dengan saling merelakan) “
(Riwayat Ibn Hibban dan Ibn Majah).
Jual beli yang menjadi kebiasaan, misalnya jual beli sesuatu yang menjadi kebutuhan
sehari-hari tidak di syariatkan ijab dan kabul, ini adalah pendapat jumhur (dalam kitab
Subulas Salam). Menurut fatwa Ulama Syafi’iyah, jual beli barang-barang yang kecil pun
harus ijab dan kabul, tetapi menurut Imam Al- Nawawi dan Ulama Muta’akhirin Syafi’iyah
berpendiriaan bahwa boleh jual beli barang-barang yang kecil denga tidak ijab dan kabul
seperti membeli sebungkus roti.
I. Ringkasan
1. Muamalah adalah segala peraturan yang mengatur hubungan antara sesama manusia,
baik yang seagama maupun tidak seagama, antara manusia dengan kehidupannya, dan
antara manusia dengan alam sekitarnya.
2. Muamalah merupakan Sunnah Para Nabi
3. Ruang lingkup bidang muamalah diantaranya: 1) Ahkam al-ahwal al- syakhshiyyah
(Hukum Keluarga), 2) Al-ahkam al-maliyah (Hukum Perdata), 3) Al-ahkam al-jinaiyyah
(Hukum Pidana), 4) Al-hkam al-murafa’at ( Hukum Acara ), 5) Al-ahkam al-dusturiyyah
(Hukum Perundang-undangan), 6) Al-ahkam al-duwaliyyah (Hukum Kenegaraan), 7) Al-
ahkam al-iqtishadiyyah wa al-maliyyah (Hukum Ekonomi dan Keuangan).
4. Jual beli ialah suatu perjanjian tukar-menukar benda atau barang yang mempunyai nilai
secara sukarela di antara pihak yang menerima benda-benda dan pihak lain menerima
sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan Syara’ dan disepakati.
5. Rukun jual beli ada tiga, yaitu akad (ijab kabul), orang-orang yang berakad (penjual dan
pembeli), dan ma’kud alaih (objek akad).
6. Ditinju dari segi hukumnya, jual beli ada dua macam, jual beli yang sah menurut hukum
dan batal menurut hukum, dari segi objek jual beli dan segi pelaku jual beli. Dari segi
pelaksanaanya jenis jual beli ada 2 yaitu: jual beli tidak sah dan jual beli sah tapi
terlarang.
7. Jenis-jenis khiyar dalam jual beli: Khiyar majelis, khiyar syarat, khiyar aibi (cacat).
J. Latihan