Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

RUANG LINGKUP MU,AMALAH


DISUSUN OLEH:
1. ANISAH FITRIA AGUSTIN
(162022064)
2. HIDAYAT EFENDI
(162022066)
2.1 Pengertian Mu’amalah

Dari segi bahasa Mu’amalah berasal dari arab aamalah, yuamilu, muamalat yang
berati perlakuan atau tindakan terhadap orang lain, hubungan kepentingan.
Sedangkan istilah mu’amalah ada beberapa pendapat; Idris Ahmad, makna
mu’amalah secara sempit adalah aturan Allah yang paling baik digunakan dalam hal
memenuhi keperluan jasmani antara manusia dengan yang lainnya. Pendapat yang
lainnya mu’amalah adalah hukum-hukum syara yang bakaitan dengan urusan dunia,
dan kehidupan manusia seperti jual beli, Perdagangan.

Didefinisikan oleh para ulama sebagai berikut:

1.Menurut Hudhari yang dikutip Hendi Suhendi “Muamalah adalah


semua manfaat yang membolehkan manusia saling menukar
manfaatnya”.
2. Menurut Rasyid Ridha muamalah adalah tukar menukar barang
atau sesuatu yang bermanfaat dengan cara-cara yang telah ditentukan.
Sedangkan pengertian muamalah dalam arti luas yaitu aturan-aturan
(hukum hukum) Allah untuk mengatur manusia dalam kaitannya
dengan urusan duniawi dalam pergaulan sosial.
2.2 Sumber Hukum Mu’amalah

Muamalah merupakan ilmu yang disumberkan langsung dari Al-Quran dan


Sunnah. Hal ini guna memberikan dasar yang kuat bagi umat muslim untuk
menaati segala hukum muamalah yang langsung bersumber dari ketentuan Al-
Quran dan Sunnah. Kedua sumber hukum tersebut merupakan sumber yang
kuat dalam penerapan nilai-nilai bermuamalah

2.3 Tujuan Mu’amalah

Tujuan Muamalah Ajaran islam mengatur tata cara bermuamalah sedemikian


rupa bagi umatnya. Hal ini menunjukkan bahwa islam bukan hanya agama yang
ritual, tetapi juga pandangan dan pedoman hidup yang lengkap (Al-
Maududi, 1976:1). Adanya hukum muamalah adalah untuk mencapai hal-hal
yang baik dalam kehidupan, termasuk di dalamnya pemenuhan hak-hak
setiap manusia, keharmonisan, keadilan, dan lain sebagainya.
2.4 Ruang Lingkup Mu’amalah
Muamalah adalah hubungan antar manusia, ketetapan Allah dalam masalah
muamalah terbatas pada yang pokok-pokok saja. Penjelasan Nabi tentang muamalah
tidak terperinci seperti bahasan ibadah sehingga untuk muamalah terbuka sifatnya
untuk dikembangkan melalui ijtihad. Hal ini dikarenakan bidang muamalah sangat
mungkin dilakukan mengikuti perkembangan zaman, karena sifatnya yang terbuka
tersebut, dalam bidang muamalah berlaku asas umum, yakni pada dasarnya semua
akad dan muamalah boleh dilakukan, kecuali ada dalil yang membatalkan dan
melarangnya.
Menurut Abdul Wahhab Khallaf membagi ruang
lingkup muamalah dari segi syariah yang meliputi:

1. Ahkam al-Ahwal al-Syakhiyyah (Hukum Keluarga), yakni hukum yang mengatur


tentang hal dan kewajiban keluarga, termasuk di dalamnya suami, istri, dan
anak. Hal ini dimaksudkan guna adanya pemeliharaan dan pembangunan pondasi
keluarga sebagai unit terkecil dari sistem kehidupan manusia.
2.Al-Ahkam al-Maliyah (Hukum Perdata), yakni hukum mengenai perbuatan
usaha perorangan termasuk di dalamnya kegiatan jual beli, pegadaian,
perserikatan, utang piutang, dan perjanjian.

3.Al-Ahkam al-Jinaiyyah (Hukum Pidana), yakni hukum


yang berkaitan dengan tindak kejahatan serta sanksi-
sanksinya.

4. Al-Ahkam al-Murafa’at (Hukum Acara), yakni hukum


yang berkaitan dengan peradilan, persaksian, dan
sumpah.

5.Al-Ahkam al-Dusturiyyah (Hukum Perundang-undangan), yakni


hukum yang berkaitan dengan perundang-undangan untuk
membatasi hubungan hakim dengan terhukum, serta guna
menetapkan hak-hak perorangan ataupun kelompok secara adil.
2.5 Kedudukan Mu’amalah dalam Islam

Kedudukan Muamalah dalam Islam Pada hakikatnya islam tidak mengenal pemisahan
antara hubungan manusia dengan Allah dalam aspek ibadah ritual, serta hubungan
manusia dengan manusia, ataupun manusia dengan makhluk lain. Islam
menghendaki hubungan-hubungan tersebut berjalan dengan baik, seimbang, dan
harmonis. Pemisahan itu terjadi hanya sebatas kebutuhan untuk analisis ilmiah
dan teori, sebab hubungan-hubungan (muamala) tersebut merupakan manifestasi
sistematik dari hubungan manusia dengan Allah (Diperta, 1984:76).

Sehingga, kedudukan muamalah dalam islam sangatlah penting hingga


dikatakan sebagai manifestasi hubungan antara manusia dengan Allah.
Kedudukan muamalah yang menjadi dasar dari kegiatan dikehidupan membuat
muamalah dikategorikan sebagai ilmu penting yang harus dipahami guna
mencapai tujuan dari makna muamalah itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai