Di susun Oleh :
KELOMPOK 1
Dengan segala kerendahan hati, kami mengucapkan segala puji & syukur
kepada Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini untuk memenuhi mata kuliah Fiqih
Muamalah . Mungkin dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
baik dari segi penulisan, isi, dan lain sebagainya. Maka, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna memperbaiki
kesempurnaan ini diterima dan bermanfaat bagi para pembaca khususnya dalam
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai “ Ruang Lingkup Fiqih
Muamalah”. Atas perhatian dan kerja samanya saya mengucapkan terima kasih.
A. LATAR BELAKANG
Muamalah merupakan bagian yang begitu penting dalam kehidupan manusia. Islam
memberikan aturan-aturan yang global untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan hidup
manusia yang seiring dengan berkembangnya zaman, dan berbedanya tempat serta situasi.
Karena pada dasarnya alam semesta ini diciptakan oleh Allah SWT untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Olehy sebab itu, manusia diharapkan bisa menjalankan semua aturan-aturan yang telah
diatur didalam al-qur’an.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
Muamalah, apa saja pembagian-pembagian Muamalah, dan bagaimana ruang lingkup muamalah,
serta bagaimana prinsip dasar ber-Muamalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mua’malah
Kata muamalah dalam etimologi bahasa Arab diambil dari kata (( العملyang merupakan
kata umum untuk semua perbuatan yang dikehendaki mukallaf. Kata‚muamalah‛ dengan wazan (
َّ
ُ ( ةَعل َفاَمdari kata (( عاملyangَ )عا ُملbergaul bermakna.(الت
Adapun dalam terminologi ahli fikih dan ulamasyariat, kata ‚muamalah‛ digunakan untuk
sesuatu di luar ibadah, sehingga ‚muamalah‛ membahas hak-hak makhluk dan ‚ibadah‛
membahas hak-hak Allah. Namun, mereka berselisih pendapat dalam apa saja yang masuk dalam
kategori muamalah tersebut dalam dua pendapat :
a. Muamalah adalah pertukaran harta dan yang berhubungan dengannya, seperti al-bai’
(jual-beli), as-salam, al-ijaarah (sewa-menyewa), syarikat (perkongsian), ar-rahn (gadai),
al-kafaalah, al-wakalah (perwakilan), dan sejenisnya. Inilah Mazhab Malikiyah,
Syafi’iyah, dan Hambaliyah.
b. Muamalah mencakup semua hal yang berhubungan dengan maslahat manusia dengan
selainnya, seperti perpindahan hak pemilikan dengan pembayaran atau tidak (gratis) dan
dengan transaksi pembebasan budak,kemanfaatan, dan hubungan pasutri. Dengan
demikian,muamalah mencakup fikih pernikahan, peradilan,amanah, dan warisan. Inilah
mazhab al-Hanafiyah dan pendapat asy-Syathibi dari mazhab al-Malikiyah. Oleh karena
itu sebagian ahli fikih membagi fikih menjadi empat kategori:
a. Fikih Ibadah
b. Fikih Muamalah
c. Fikih Ankihat (nikah)
d. Hukum-hukum kriminal dan peradilan.
B. Pembagian Muamalah
Menurut Ibn Abidin, fiqih muamalah dalam arti luas dibagi menjadi lima bagian :
a. Al-Muamalah Al-Madiyah
b. Al-Muamalah Al-Adabiyah
Berdasarkan pembagian fiqih muamalah di atas, ruang lingkupnya pun terbagi menjadi dua:
1. ijab kabul,
2. saling meridhai,
3. tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak,
4. hak dan kewajiban,
5. kejujuran pedagang,
6. penipuan,
7. pemalsuan,
8. dan segala sesuatu yang bersumber dari indera manusia yang ada kaitannya dengan peredaran
harta.
Sebagai sistem kehidupan, Islam memberikan warna dalam setiap dimensi kehidupan
manusia, tak terkecuali dunia ekonomi Islam. Sistem Islam ini berusaha mendialektikan nilai-
nilai ekonomi dengan nilai akidah atau etika, artinya kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
manusia dibangun dengan dialektika nilai materialisme dan spiritualisme. Kegiatan ekonomi
yang dilakukan tidak hanya berbasis nilai materi, akan tetapi terdapat sandaran transendental
didalamya, sehingga akan bernilai ibadah. selain itu, konsep dasar Islam dalam kegiatan
muamalah juga sangat konsen terhadap nilai humanisme, diantara prinsip dasar fiqih muamalah
adalah :
Ulama fiqih sepakat bahwa hukum asal dalam transaksi muamalah adalah diperbolehkan
(mubah) kecuali terdapat nash yang melarangnya. االصل يف املعا ملة االباحة اال ان يدل دليل علي حترميها
Artinya : ‚hukum asal semua bentuk muamalah adalah boleh dilakukan kecuali ada hal yang
Mengharamkannya.
Masyarakat sangat membutuhkan barang produksi, tidak peduli dia seorang kaya
atau miskin, mereka menginginkan konsumsi barang kebutuhan dengan harga yang lebih
rendah. Harga yang lebih rendah (kompetitif) tidak mungkin dapat diperoleh kecuali
dengan menurunkan harga biaya produksi, untuk itu harus dilakukan pemangkasan biaya
produksi yang tidak begitu krusial, serta biaya-biaya overhead lainnya.Islam melaknat
praktik penimbunan (ikhtikar) karena akan berpotensi menimbulkan kenaikan harga
barang yang ditanggung oleh konsumen. Disamping itu, Islam juga tidak suka dengan
praktik makelar dan mengutamakan transaksi jual beli (pertukaran) secara langsung
antara produsen dan konsumen tanpa menggunakan jasa perantara, karena upah makelar
pada akhirnya akan dibebankan kepada konsumen.
e. Menghindari eksploitasi
Kejujuran merupakan bekal utama untuk meraih keberkahan. Namun, kata jujur
tidak semudah mengucapkannya, sangat berat memegang prinsip ini dalam
kehidupan.seseorang bisa meraup keuntungan berlimpah dengan lisptik kebohongan
dalam bertransaksi.sementara orang jujur harus menahan dorongan materialisme dari
cara-cara yang tidak semestinya.perlu perjuangan keras untuk membumikan kejujuran
dalam setiap langkah kehidupan.