Anda di halaman 1dari 8

Makalah

Fiqh Muamalah

Mata kuliah : Al-Islam 1

Dosen Pengampu : Alfitri,L.c.,M.Pd

Oleh :

 Hanisa Rahmadini (206910401)


 Harli Nadia Jufri (206910031)
 Suci Nurfatihah ( 206991671)

1
Kata Pengantar

Puji syukur yang dalam penyusun sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaiakan makalah ini sesuai yang diharapkan.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulallah SAW, yang
telah membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Pembuatan makalah ini diperlukan supaya penulis dan pembaca dapat memahami
dan mengkaji tentang fiq muamalah

Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan,


arahan, koreksi, dan saran.

Penyusun sadar bahwa dirinya hanya manusia biasa yang pasti mempunyai banyak
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran yang
bersifat membangun demi pengembangn makalah ini selanjutnya. Demikian
makalah ini kami buat semoga bermanfaat.

Pekanbaru, 15 Maret 2021

2
Daftar isi
Kata Pengantar………………………………………………………………2

Daftar isi …………………………………………………………………………..3

Bab I (Pendahuluan)…………………………………………………………4

Latar Belakang………………………………………………………………….4

Rumusan Masalah……………....................................................4

Tujuan ……………………………………………………………………….……..4

Bab II (Pembahasan)………………………………………………………....5

A. Pengertian dan Fiqh muamalah……………………………………..5

B. Ruang Lingkup……………………………………………………………….6

c. Pembagagian Muamalah………………………………………………..6

D. Urgensi dan Keutamaan


bermualah dalam islam………………………………………………………7

Bab III (Penutup)………………………………………………………………..8

Keisimpulan………………………………………………………………………..8

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
          Islam memberikan aturan-aturan yang longgar dalam bidang muamalah, karena
bidang tersebut amat dinamis mengalami perkembangan.Meskipun demikian, Islam
memberikan ketentuan agar perkembangan di bidang muamalah tersebut tidak
menimbulkan  kerugian salah satu pihak. Bidang muamalah berkaitan dengan
kehidupan duniawi, namun dalam prakteknya tidak dapat dipisahkan dengan ukhrawi,
sehingga dalam ketentuannya mengadung aspek halal, haram, sah, rusak dan batal.

              Sebagian besar kehidupan manusia diisi dengan aktivitas muamalah (ibadah
dalam arti luas), dan selebihnya sebagian kecil waktunya diisi dengan aktivitas ibadah
(ibadah dalam arti sempit yaitu ibadah ritual, seperti : shalat, puasa, zakat, haji).
Tidaklah mungkin Allah SWT Yang Maha Tahu melepaskan kendali aspek muamalah
begitu saja tanpa ada aturan dari-Nya. Dengan demikian ajaran Islam yang lengkap dan
menyeluruh ini sebagian besar mengatur tentang muamalah. Para Sahabat dan para
Ulama menegaskan pentingnya memahami muamalah atau mempelajari fiqh
muamalah.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari fiqh muamalah, ?
2. Bagaimana ruang lingkup yang dipelajari dalam fiqh muamalah tersebut?
3. Bagaimana Pembagian muamalah ?
4. Apa keutamaan muamalah dalam islam ?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mendefinisikan pengertian dan kekhususan dari fiqh
muamalah.
2. Mahasiswa dapat mengetahui ruang lingkup dalam mempelajari fiqh muamalah
tersebut.
3. Mahasiswa dapat mengetahui pembagian mempelajari ilmu fiqh muamalah.
4. Mengetahui apa sja keutamaan muamalah

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Fiqh muamalah
          
           
          Kata fiqh secara etimologi adalah (‫( الفقه‬yang memiliki makna pengertian atau
pemahaman. Menurut terminologi, fiqh pada mulanya berarti pengetahuan keagamaan
yang mencakup seluruh ajaran agama, baik berupa aqidah, akhlak, maupun ibadah
sama dengan arti syari’ah islamiyah. Namun, pada perkembangan selanjutnya, fiqh
diartikan sebagai bagian dari syariah Islamiyah, yaitu pengetahuan tentang hukum
syari’ah Islamiyah yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang telah dewasa dan
berakal sehat yang diambil dari dalil-dalil yang terinci. Secara bahasa Muamalah
berasal dari kata amala yu’amilu yang artinya bertindak, saling berbuat, dan saling
mengamalkan.
Sedangkan menurut istilah Muamalah adalah tukar menukar barang atau sesuatu yang
memberi manfaat dengan cara yang ditentukan.Muamalah juga dapat diartikan sebagai
segala aturan agama yang mengatur hubungan antara sesama manusia, dan antara
manusia dan alam sekitarnya tanpa memandang perbedaan.    
           Aturan agama yang mengatur hubungan antar sesama manusia, dapat kita
temukan dalam hukum islam tentang perkawinan, perwalian, warisan, wasiat, hibah
perdagangan, perburuan, perkoperasian dll. Aturan agama yang mengatur hubungan
antara manusia dan lingkungannya dapat kita temukan antara lain dalam hukum Islam
tentang makanan, minuman, mata pencaharian, dan cara memperoleh rizki dengan
cara yang dihalalkan atau yang diharamkan.

Fiqih sangat kental dengan karakter keagamaan (hukum halal dan haram)
Hukum-hukum muamalah dapat dikategorikan kedalam dua kelompok, yaitu :

1. Hukum duniawi. Yaitu keputusan hukum yang didasarkan atas tindakan atau
perilaku lahiriah. Inilah yang dinamakan hukum pengadilan (al-haukm al-
qadhaai) karena seorang hakim memutuskan hukum berdasarkan pengamatan yang
ia mampui saja. Keputusan seorang hakim tidak akan menyebabkan hal yang batil
menjadi kebenaran, atau suatu kebenaran menjadi ke bathilan. Hasil keputusan
hakim mengikat dan harus dilaksanakan, berbeda dengan hasil keputusan fatwa.
2. Hukum ukhrawi. Yaitu keputusan hukum yang didasarkan kepada kondisi yang
sebenarnya. Hukum ini digunakan untuk mengatur hubungan antara manusia
dengan Allah S.W.T. perkara yang menyebabkan lahirnya dua jenis hukum syara’ ini
adalah karena syari’ah adalah wahyu Allah swt yang mengandung pahala dan
siksaan didunia dan diakhirat. Hasil dari perbedaan ini sangat jelas sekali.
Umpamanya adalah dalam persoalan talak, sumpah, utang piutang, pembebasan
utang dan paksaan. Atas dasar ini, maka timbulah perbedaan tugas antara seorang
qadhi dan seorang mufti. Qadhi mengeluarakan hukum berdasarkan perkara-perkara
yang dzahir saja, sedangkan seorang mufti mengeluarkannya dengan
memperhatikan perkara batin dan dzahir sekaligus.

5
B. Ruang Lingkup
           Secara garis besar ruang lingkup fiqih muamalah adalah seluruh kegiatan
manusia berdasarkan hukum-hukum islam yang berupa peraturan-peraturan yang berisi
perintah atau larangan seperti wajib, sunah, haram, makruh dan mubah. Hukum-hukum
fiqih terdiri dari hukum-hukum yang menyangkut urusan ibadah dalam kaitannya
dengan hubungan vertikal antara manusia dengan Allah dan hubungan manusia
dengan manusia lainnya.  Ruang lingkup muamalah sendiri meliputi Muamalah
Adabiyah atau muamalah yang dilihat dari pelaku ataupun subjeknya. Muamalah ini
membahas tentang Akad, harta, hak dan juga pembagiannya.sedangkan ruang
lingkup yang kedua adalah Muamalah madiyah atau Muamalah yang dilihat dari sisi
objeknya.

c. Pembagagian Muamalah

Secara terperinci ruang lingkup dan pembagian fiqih muamalah meliputi dua hal

1. Muamalah adabiyah
         Yaitu muamalah yang ditinjau dari subjek atau pelakunya ialah ijab dan kabul,
saling meridhai, tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak, hak dan kewajiban,
kejujuran pedagang, penipuan, pemalsuan, penimbunan, dan segala sesuatu yang
bersumber dari indra manusia yang ada kaitannya dengan peredaran harta dalam hidup
bermasyarakat.

2. Muamalah madiyah
         Yaitu muamalah yang ditinjau dari objek ialah masalah jual beli (al-bai’al-
tijarah),gadai ( al-rhn), jaminan dan tanggungan ( kafalan dandlaman), pemindahan
utang (hiwalah), jatuh bangkrut (taflis), batasan bertindak (al-hajru), persoalan atau
perkongsian (al-syirkah), perseroan harta dan tenaga (al-mudharabah), sewa-menyewa
(al-ijrah), pemberian hak guna pakai (al-ariyah), barang titipan (al-adli’ah), barang
temuan (al-luqathah), garapan tanah (al-mujara’ah), sewa-menyewa tanah (al-
mukhabarah), upah (ujrat al’amal), gugatan (al-syuf’ah), sayembara (al-ji’alah),
pembagian kekayaan bersama (al-qismah), pemberian (al-ibra), pembebasan, damai
(al-shulhu) dan ditambah dengan beberapa masalah muashirah, seperti masalah bunga
bank, asuransi, kredit dan masalah- masalah baru lainnya.

6
D. Urgensi dan Keutamaan bermualah dalam islam

URGENSI FIQIH MU’AMALAH

Fiqih mu’amalah adalah hukum syara’ yang bersifat amaliah yang mengatur hubungan
manusia dengan manusia lainnya dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Mu’amalah adalah sesuatu hal yang penting maka dengan mempelajari fiqih mu’amalah
diharapkan setiap muslim dalam beraktifitas khususnya dalam bidang perekonomiam
mampu menerapkan atarun-aturan allah dalam rangka memperoleh, mengembangkan
dan memanfaatkan harta, sehingga kebahagiaan dunia dan akhirat akan tercapai
sebagaimana tujuan muslim pada umumnya yang senantiasa memohon doa tersebut
kepada Allah.

Islam menyuruh kepada umat Islam untuk totalitas dalam mengamalkan aturan Allah.
Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah 208 yang berisi[1]:

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara


keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu”

Keutamaan bermualah dalam islam

keutamaan yang bisa didapat bila kita  muamalah dalam islam, salah satunya
adalah memudahkan kita untuk mengetahui hukum-hukum fiqh tanpa perlu
menghafalkan permasalahannya satu per satu. keutamaan keduanya yaitu
membantu penentuan hukum kontemporer atau baru dengan mudah bila kita
menguasai kaidah-kaidah fiqhiyah. keutamaan yang ketiga adalah mengetahui
keindahan syari’at islam dari kaidah fiqh. Kita juga dapat mengatasi masalah yang
ada sekarang ini dengan mudah bila menguasai kaidah-kaidah fiqh. Fiqh muamalah
lebih berfokus pada urusan dunia terlebih lagi jual beli, jadi bila kita mempelajari
muamalah ini kita akan bisa belajar -masalah usaha atau bisnis. Bagaimana kita
menjalankan toko-toko dengan syari’at islam.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
          Fiqih Mumalah adalah pengetahuan tentang kegiatan atau transaksi yang
berdasarkan hukum-hukum syariat, mengenai perilaku manusia dalam kehidupannya
yang diperoleh dari dalil-dalil islam secara rinci. Ruang lingkup fiqih muamalah adalh
seluruh kegiatan muamalah manusia berdasarkan hukum-hukum islam yang
berupaperaturan-peraturan yang berisi perintah atau larangan seperti wajib, sunnah,
haram, makruh dan mubah. hukum-hukum fiqih terdiri dari hokum hukum yang
menyangkut urusan ibadah dalam kaitannya dengan hubungan vertical antara manusia
dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia lainnya.

Anda mungkin juga menyukai