Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ PERBEDAAN FIQIH, SYARIAT DAN HUKUM ISLAM”

Guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Ibadah

Dosen Pengampu :H. Muhaimin,S.Pd.I , M.H.

Disusun Oleh :

Kelompok 2 :

1. Latifah Auliya (2120110116)


2. Naila Inayah N. (2120110114)
3. Amiruddin Yusuf (2120110112)

Kelas : HKI-D2

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

2022

I
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadiran Tuhan yang maha Esa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya.
Sehingga tugas makalah dari kelompok 2 Fiqih Ibadah yang berjudul “Fiqih, Syariat,
Dan Hukum Islam” dapat di selesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini di buat
sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Fiqih Ibadah.

Dalam makalah ini kami membahas mengenai bagaimana mengidentifikasikan masalah


tulisan, latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan, mengindentifikasi kerangka teori,
formulasi isi tulisan dan bagaimana membuat kesimpulan dan saran dalam fiqih, syariat dan
hulum islam.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun
demikian telah memberikan manfaat bagi Tim Penulis.Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan Tim Penulis
terima dengan senang hati.

Kudus, 27 Maret 2022

Penulis

II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ II

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
C. Tujuan........................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Fiqih, Syariat, dan Hukum Islam................................................................ 6
B. Ciri-ciri Fiqih,Syariat, dan Hukum Islam..................................................................... 6
C. Tujuan dalam Mempelajari Fiqih,Syariat, dan Hukum Islam .................................... 8
D. Hukum Islam di Indonesia............................................................................................ 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................................................. 11
B. Saran ............................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 13

III
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam Kehidupan di muka bumi ini tidak dapat terlepas yang namanya
Fiqih, Syariat dan Hukum Islam.Fiqih adalah cabang ilmu yang bersifat
ilmiyah, logis dan memiliki obyek serta kaidah.Pentingnya fiqih untuk
dipelajari dalam kehidupan yaitu untuk memahami serta mengetahui
pokok-pokok hukum islam secara terperinci serta menyeluruh baik berupa
dalil naqli mapun dalil aqli yang digunakan untuk melaksanakan dan
mengamalkan ketentuan hukum islam dalam kehidupan sewhari-hari
secara baik dan benar.
Ketentuan Syariat berlaku dalam segala aspek kehidupan manusia,
dimulai dari urusan kehidupan yang terkecil sampai yang terbesar yaitu
urusan akidah yang menjadi pokok dalam syariat. Syariat islam
mengajarkan dan menganjurkan untuk melaksanakan urusan kehidupan
dengan baik.
Hukum islam merupakan suatu aturan yamg ditetapkan dan berkaitan
dengan amal perbuatan seorang mukallaf, baik perintah itu yang
mengandung sebuah tuntutan, larangan ataupun suatu hukum yang
dibolehkan terhadap sesuatu atau permasalahan.

2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Fiqih, Syariat, dan Hukum Islam?


2. Apa ciri-ciri fiqih, Syariat, dan Hukum Islam?
3. Bagaimana Tujuan dalam mempelajari Fiqih, Syariat, Dan Hukum
Islam?
4. Bagaimana Hukum Islam di Indonesia?

4
3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian Fiqih, Syariat, dan Hukum Islam
2. Untuk Mengetahui ciri-ciri fiqih, Syariat, dan Hukum Islam
3. Untuk Mengetahui Tujuan dalam mempelajari Fiqih, Syariat, Dan Hukum
Islam
4. Untuk Mengetahui Hukum Islam di Indonesia

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Fiqih, Syariat, dan Hukum Islam


Fiqih secara Bahasa dapat diartikan fah-mun yang artinya pemahaman
mendalam yang memerlukan pengarahan akal pikiran. Menurut salah satu ulama fiqih
yaitu Imam Abu Hanifah mendefinisikan bahwa fiqih sebagai pengetahuan seorang
muslim tentang kewajiban dan haknya sebagai hamba Allah. Fiqih membahas tentang
cara beribadah dan muamalah, sesuai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah.
Menurut Farouk Abu Zeid Syariat Islam adalah hukum dan aturan Islam yang
mengatur seluruh sendi kehidupan umat manusia, baik Muslim maupun bukan
Muslim.Selain berisi hukum dan aturan, Syariat Islam juga berisi penyelesaian
masalah seluruh kehidupan manusia.Maka oleh sebahagian penganut Islam, Syariat
Islam merupakan panduan menyeluruh dan sempurna seluruh permasalahan hidup
manusia dan kehidupan dunia ini.
Hukum Islam dapat diartikan Seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah
dan sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini
mengikat untuk semua yang beragama Islam. Maksud dari seperangkat adalah
peraturan yang dirumuskan secara terperinci dan mempunyai kekuatan yang mengikat
sedangkan Maksud Mukalaf merupakan Orang-orang yang sudah dikenai kewajiban
menjalankan syari’at Islam.

2. Ciri-ciri fiqih, Syariat, dan Hukum Islam


 Fiqih mempunyai ciri khas diantaranya adalah:
1. Dasar Fiqih adalah wahyu (Al Qur’an dan Sunnah).
2. Fiqih mencakup semua kebutuhan hidup manusia, baik hubungan manusia
dengan tahunnya, dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain.
3. Fiqih bercirikan atas hal-hal yang disifati dengan kategori hukum yang lima
(Halal, Haram, Sunnah, Mubah, Makruh).
4. Fiqih berkaitan dengan akhlak.
5. Hukuman bagi yang melanggar hukum-hukum fiqih adalah di dunia dan
akhirat.
6. Naz’ah (Kecenderungan) Fiqih adalah Jama’iyyah, yaitu fiqih menjaga
kemaslahatan individu dan masyarakat.
6
7. Fiqih ada yang berlaku kekal dan ada yang dapat menerima perubahan atau
luwes.
8. Tujuan Akhir Fiqih yaitu mendatangkan kebaikan dan kebahagiaan di dunia
dan akhirat.
Pelaksanaannya didorang oleh kaidah dan akhlak.

 Ciri-ciri Syariat Islam


1. Bersumber dari Allah
2. Keterkaitan Syariat dengan akhlak
3. Menghubungkan antara dunia dan akhirat
4. Memperhatikan sisi sosial dalam aturan-aturannya
5. Kostan namun fleksibel

 Ciri-ciri Hukum Islam


1. Merupakan bagian dan bersumber dari agama Islam.
2. Mempunyai hubungan yang erat dan tidak capat diisahkan dari iman atau
akidah dan kesusilaan atau akhlak Islam.
3. Mempunya dua istilah kunci yakni: syariat dan fiqih. Syariat terdiri dari
wahyu Allah SWT dan Sunah Nabi Muhammad SAW, sedang fiqih adalah
pemahaman dan hasil pemahaman manusia tentang syariat.
4. Terdiri dari dua bidang yakni: ibadah dan muamalah dalam arti yang luas.
Ibadah bersifat tertutup karena telah sempurna dan muamalah dalam arti
khusus dan luas bersifat terbuka untuk dikembangkan oleh manusia yang
memenuhi syariat dari masa ke masa.
5. Struktur berlapis, terdiri dari nass atau teks al-Qur‟an, as-Sunah nabi
Muhammad SAW, hasil ijtihad manusia yang memenuhi syarat tentang
wahyu dcan sunah, pelaksanaanya dalam praktik baik berupa keputusan
hakim, maupun berupa amalan-amalan umat islam dalam masyarakat.
6. Mendahulukan kewajiban daripada hak, amal dari pahala.
7. Dapat dibagi menjadi dua yaitu:
(a) hukum taklifi atau hukum taklif yakni al-ahkam al-khamsah yang
terdiri dari lima kaidah, lima jenis hokum, lima kategori hokum, lima
penggolongan hukum yakni jaiz, sunah, makruh, wajib dan haram.

7
(b) hukum wadh’I yang mengandung sebab, syarat, halangan terjadi atau
terwujudnya hubungan hukum.

3. Tujuan dalam mempelajari Fiqih, Syariat, Dan Hukum Islam


 Tujuan Hukum Islam yaitu
1. Mendidik individu agar mampu menjadi sumber kebajikan bagi
masyarakatnya dan tidak menjadi sumber malapetakata bagi orang lain.
2. Menegakkan keadilan di dalam masyarakat secara internal di antara
sesama ummat Islam maupun eksternal antara ummat Islam dengan
masyarakat luar. Agama Islam tidak membedakan manusia dari segi
keturunan, suku bangsa, agama. Warna kulit dan sebagainya. Kecuali
ketaqwaan kepada-Nya.
3. Mewujudkan kemaslahatan hakiki bagi manusia dan masyarakat. Bukan
kemaslahatan semu untuk sebagian orang atas dasar hawa nafsu yang
berakibat penderitaan bagi orang ain, tapi kemaslahatan bagi semua orang,
kemaslahatan yang betul-betul bisa dirasakan oleh semua pihak.

 Tujuan Syariat Islam


1. Pemeliharaan Agama
2. Pemeliharaan Jiwa
3. Pemeliharaan Akal
4. Pemeriksaan Keturunan
5. Pemeliharaan Harta dan Kehormatan

 Tujuan mempelajari Fiqih


Dalam mempelajari ilmu Fiqih pasti ada tujuannyua yaitu untuk
engetahui serta menerapkan syariat islam dalam kehidupan manusia,
Khususnya yang menyangkut perilaku mukallaf serta menjadi dasar
berperilaku dan rujukan dalam mengambil keputusan. Contohnya, dengan
ilmu Fiqih,, Mampu menjadi rujukan bagi hakim untuk suatu perkara,
misalnya pernikahan.
Tujuan mempelajari Fiqih yang paling utama yakni menemukan
intisari Maqasidusy-Syariah (tujuan-tujuan persyariatan) serta mampu
untuk menerapakan hukum Syariat dalam setiap tingkah laku manusia.
8
4. Hukum Islam di Indonesia

Hukum Islam berkembang sejalan dengan perkembangaan dan perluasan


wilayah Islam serta hubungannya dengan budaya dan umat lain. Perkembangan itu
tampak sekali pada awal periode empat khalifah pertama yang disebut Al - Khulafaur
Rasyidin (11 - 14 H), Pada zaman ini wahyu telah terhenti, sementara berbagai
peristiwa hukum bermunculan di sana-sini sehingga memerlukan penyelesaian
hukum.

Sejarah perkembangan hukum islam di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari


sejarah Islam itu sendiri. Membicarakan hukum islam sama artinya dengan
membicarakan islam sebagai sebuah agama. Benarlah apa yang di katakan oleh
Joseph Sacht, tidak mungkin mempelajari islami tanpa mempelajari hukum islam. Ini
menunjukkan bahwa hukum sebagai sebuah instansi agama memiliki kedudukan yang
sangat signifikan.

Berikut ini dijelaskan tentang perkembangan hukum islam di Indonesia dari


masa kemerdekaan hinggasekarang :

1. Hukum Islam Pada Masa Kemerdekaan (1945)

Pada periode ini, status Hukum Islam masih samar-samar.Karena Umat Islam
sendiri masih merasakan adanya suatu permainan politik, yang berpotensi besar pada
ketentuan yang dicita-citakan Umat Islam.

2. Hukum Islam Pada Masa Kemerdekaan Periode Revolusi Hingga Keluarnya Dekrit
Presiden 5 Juli 1950

Pada tanggal 19 Mei 1950 semuanya sepakat membentuk kembali negara


kesatuan republik Indonesia berdasarkan proklamasi 1945.Dan dengan demikian
konstitusi RIS dinyatakan tidak berlaku digantikan dengan UUD sementara 1950.

Akan tetapi jika dikaitkan dengan hukum islam, perubahan ini tidaklah
membawa dampak yang signifikan. Sebab ketidakjelasan posisinya masih ditemukan,
baik dalam Mukadimah maupun batang tubuh UUD sementara 1950, kecuali pada
pasal 34 yang rumusannya sama dengan pasal 29 UUD 1945, bahwa negara berdasar
ketuhanan Yang Maha Esa dan jaminan negara terhadap kebebasan setiap penduduk
menjalankan agamanya masing-masing. Juga pada pasal 43 yang menunjukkan

9
keterlibatan negara dalam urusan - urusan keagamaan. Kelebihan lain dari UUD
sementara 1950 ini adalah terbukanya peluang untuk merumuskan Hukum Islam
dalam wujud peraturan dan Undang-Undang.

3. Hukum Islam Di Era Orde Lama Dan Orde Baru

Pada era ini, penegasan terhadap berlakunya Hukum Islam semakin jelas
ketika UU No. 14 tahun 1989 tentang peradilan agama ditetapkan.Hal ini kemudian di
susul dengan usaha-usaha intensif untuk mengkompilasikan Hukum Islam di bidang
bidang tertentu.Dan upaya membuahkan hasil saat pada bulan Februari 1988,
Soeharto sebagai presiden menerima hasil kompilasi itu, dan menginstuksikan
penyebarluaskan kepada Menteri Agama.

4. Hukum Islam Di Era Reformasi Dan Sekarang

Setelah melalui perjalanan yang panjang di era ini setidaknya Hukum Islam
mulai menempati posisinya secara perlahan tapi pasti.Lahirnya ketetapan MPR
No.III/MPR/ 2000 tentang sumber hukum dan tata urutan peraturan perundang –
undangan semakin membuka peluang lahirnya aturan Undang-Undang yang
berlandaskan Hukum Islam.Terutama pada pasal 2 ayat 7 yang menegaskan
ditampungnya peraturan daerah yang di dasarkan pada kondisi khusus dari suatu
daerah di Indonesia, dan bahwa peraturan itu dapat mengesampingkan berlakunya
suatu peraturan yang bersifat umum.

Dalam proses berlakunya Hukum Islam di Indonesia terdapat beberapa teori


yang mendampinginya, di antaranya:

1. Teori kredo atau syahadat (teori ajaran islam)

2. Teori receptio in complexo atau penerimaan hukum islam sepenuhnya

3. Teori receptio atau penerimaan hukum islam oleh hukum adat

4. Penerimaan hukum islam sebagai sumber persuasif

5. Penerimaan hukum islam sebagai sumber otoritatif

6. Teori penerimaan auotoritas hukum

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fiqih secara Bahasa dapat diartikan fah-mun yang artinya pemahaman mendalam
yang memerlukan pengarahan akal pikiran.Fiqih membahas tentang cara beribadah dan
muamalah, sesuai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam mempelajari
ilmu Fiqih pasti ada tujuannyua yaitu untuk engetahui serta menerapkan syariat islam
dalam kehidupan manusia, Khususnya yang menyangkut perilaku mukallaf serta menjadi
dasar berperilaku dan rujukan dalam mengambil keputusan.

Menurut Farouk Abu Zeid Syariat Islam adalah hukum dan aturan Islam yang
mengatur seluruh sendi kehidupan umat manusia, baik Muslim maupun bukan
Muslim.Selain berisi hukum dan aturan, Syariat Islam juga berisi penyelesaian
masalah seluruh kehidupan manusia.Tujuan Syariat Islam :

1. Pemeliharaan Agama.

2. Pemeliharaan Jiwa.

3. Pemeliharaan Akal.

4. Pemeriksaan Keturunan.

5. Pemeliharaan Harta dan Kehormatan.

Hukum Islam dapat diartikan Seperangkat peraturan berdasarkan wahyu


Allah dan sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan
diyakini mengikat untuk semua yang beragama Islam. Tujuan Hukum Islam yaitu :

1. Mendidik individu agar mampu menjadi sumber kebajikan bagi


masyarakatnya.

2. Menegakkan keadilan di dalam masyarakat.

3. Mewujudkan kemaslahatan hakiki bagi manusia.

11
B. Saran

Kami sebagai penulis tentu menyadari akan kesalahan-kesalahan penyusunan


materi dalam makalah kami dan kami tentunya berharap kepada embaca sekalian
untuk memberikan masukan kepada kami yang mana kritikan dan masukan itu
kami berharap supaya bisa memperbaiki penulisan kami kedepannya.Dan kami
mengucapkan minta maaf apabila ada kekeliruan dalam penyusunan makalah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrauf. al-Qur’an dan Ilmu Hukum. Jakarat; Bulan Bintang, 1970.

Abu Zahra, al-Imam. Ushul al-Fiqhi. al-Qahirah: Dar al Fikr al- Arabi: 2006.

Ali, Mohammad Daud.. Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Islam din Indonesia. Cet. XVI; Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2011.

Azzam, Abdul Aziz Muhammad. al-Qawaid al-Fiqhiyyah. al-Qahirah: Dar al- Hadits,
2005.

Bak, Ahmad Ibrahim. Ilmu Ushul al-Fiqh wa Yalihi Tarikh al-Tasyri al-Islami al-
Qahirah:Dar al-Ansahar, 1862.

Cahyani, Intan. Problematika Penerapan Produk Pemikiran Hukum Islam Sebelum


dan Sesudah Lahirnya UU Nomor 7 Tahun 1989, (Alauddin University Press),
2011.

Coulson, Noel . Hukum Islam dalam Perspektif Sejarah. Jakarta: P3M, 1987. Hanafi,

A. Pengantar dan Sejarah Hukum Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1970.

13

Anda mungkin juga menyukai