DOSEN PENGAMPU :
Dr.YULIATIN,M.Hi
DISUSUN OLEH :
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Dalam kehidupan masyarakat Islam, hukum memainkan peran sentral dalam
menjaga ketertiban, keadilan, dan kemaslahatan umum. Dalam kerangka Fiqh Siyasah,
cabang ilmu hukum Islam yang berkaitan dengan urusan politik dan pemerintahan,
penegakan hukum terhadap tindakan kriminal atau jinayah merupakan aspek yang
sangat penting. Hukum jinayah mencakup seperangkat aturan dan sanksi yang
diterapkan untuk berbagai tindakan yang dianggap sebagai pelanggaran hukum
kriminal dalam Islam, seperti pencurian, pembunuhan, zina, dan lain sebagainya.
Makalah ini bertujuan untuk menyelidiki dan mendalami konsep hukum dalam Fiqh
Siyasah, khususnya terkait dengan hukum jinayah. Melalui analisis yang mendalam,
akan dipaparkan pengertian hukum, syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu
hukum dianggap sah, berbagai macam hukum yang terdapat dalam Fiqh Siyasah dan
terutama dalam konteks jinayah, serta tujuan dari penerapan hukuman.
Ketika menjelajahi konsep hukum jinayah dalam Fiqh Siyasah, penting untuk
memahami bagaimana aturan-aturan hukum ini tidak hanya didasarkan pada
ketentuan-ketentuan syariah yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah Rasulullah,
tetapi juga memperhatikan prinsip-prinsip keadilan, kemaslahatan umum, serta
maslahah mursalah.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hukum ?
2. Apa saja syarat-syarat hukum ?
3. Apa saja macam-macam hukum ?
4. Apa tujuan hukuman.?
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hukum dalam Fiqh Siyasah dan Jinayah
Pengertian hukum dalam Fiqh Siyasah dan jinayah meliputi ranah yang luas dan
kompleks dalam kerangka pemahaman hukum Islam. Secara mendasar, hukum dalam
Fiqh Siyasah adalah suatu sistem aturan dan norma yang ditetapkan berdasarkan ajaran
Islam yang terdapat dalam Al-Quran, Sunnah Rasulullah, serta penafsiran para ulama
yang disepakati oleh masyarakat Islam. Hal ini mencakup segala aspek kehidupan, mulai
dari urusan ibadah, muamalah, hingga penegakan hukum dan politik.
Dalam konteks Fiqh Siyasah, hukum mengacu pada peraturan yang dihasilkan oleh
otoritas yang berwenang, baik itu pemerintah, lembaga legislatif, maupun sistem keadilan.
Ini mencakup undang-undang, peraturan, ketetapan, dan keputusan yang dibuat untuk
mengatur kehidupan bermasyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Dengan
demikian, hukum dalam Fiqh Siyasah merupakan instrumen utama dalam menjaga
ketertiban, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, hukum jinayah merujuk pada cabang hukum yang khusus menangani
tindakan kriminal atau jinayah dalam masyarakat. Jinayah ini mencakup berbagai
tindakan yang dianggap sebagai pelanggaran hukum kriminal dalam Islam, seperti
pencurian, pembunuhan, zina, dan sebagainya. Penegakan hukum jinayah bertujuan untuk
menjaga ketertiban dan keamanan dalam masyarakat dengan memberlakukan sanksi
kepada pelaku kejahatan.
Dalam Islam, hukum jinayah memiliki kedudukan yang penting karena melibatkan aspek-
aspek moral dan etis, selain aspek legalitas formal. Prinsip-prinsip keadilan, kemanusiaan,
dan kesejahteraan menjadi landasan utama dalam penerapan hukum jinayah. Oleh karena
itu, hukum jinayah tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk menegakkan aturan, tetapi
juga sebagai instrumen untuk membangun masyarakat yang adil, aman, dan sejahtera.
6
Pemahaman yang mendalam tentang pengertian hukum dalam Fiqh Siyasah dan jinayah
penting untuk membantu masyarakat memahami peran dan fungsi hukum dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, masyarakat akan mampu memahami hak dan
kewajibannya serta konsekuensi dari pelanggaran hukum. Selain itu, pemahaman yang
komprehensif tentang konsep hukum dalam Fiqh Siyasah dan jinayah juga membantu
dalam memastikan bahwa penerapan hukum tersebut dilakukan secara adil, berkeadilan,
dan sesuai dengan nilai-nilai Islam yang luhur. Oleh karena itu, pemahaman yang
mendalam tentang konsep hukum dalam Fiqh Siyasah dan jinayah menjadi sangat penting
dalam membangun masyarakat yang beradab dan berkeadilan berdasarkan prinsip-prinsip
Islam.
1) Kesesuaian dengan Syariah: Salah satu syarat utama dalam Fiqh Siyasah dan
jinayah adalah kesesuaian dengan syariah atau ajaran Islam yang terdapat dalam
Al-Quran dan Sunnah Rasulullah. Hal ini berarti bahwa hukum yang dibuat atau
diterapkan haruslah didasarkan pada nash-nash (teks-teks) yang jelas dalam Al-
Quran dan hadis yang sahih, serta sesuai dengan penafsiran ulama yang memenuhi
kriteria-kriteria keilmuan. Hukum yang bertentangan dengan syariah tidak dapat
dianggap sah dalam konteks Fiqh Siyasah dan jinayah.
2) Keadilan: Keadilan merupakan salah satu nilai utama dalam Islam dan harus
menjadi landasan utama dalam pembentukan hukum. Hukum yang adil harus
memberikan perlakuan yang sama kepada semua individu tanpa adanya
diskriminasi berdasarkan faktor-faktor seperti suku, agama, ras, atau status sosial.
Prinsip ini sesuai dengan prinsip yang dinyatakan dalam Al-Quran bahwa "Hai
7
orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang yang selalu menegakkan
keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri, atau ibu-
bapak dan kaum kerabatmu" (An-Nisa: 135).
5) Penegakan Hukum yang Adil: Terakhir, hukum dalam Fiqh Siyasah dan jinayah
harus ditegakkan secara konsisten dan adil oleh otoritas yang berwenang.
Penegakan hukum yang adil merupakan syarat mutlak dalam menjaga
kepercayaan dan legitimasi sistem hukum dalam masyarakat. Penegakan hukum
yang lemah atau tidak konsisten akan menimbulkan ketidakpastian dan
ketidakadilan dalam masyarakat, yang dapat mengancam stabilitas sosial dan
kepercayaan publik terhadap sistem hukum.
Dengan memperhatikan dan memenuhi syarat-syarat ini, diharapkan bahwa hukum dalam
Fiqh Siyasah dan jinayah dapat berfungsi sebagaimana mestinya dalam menjaga
ketertiban, keadilan, dan kemaslahatan umum dalam masyarakat Islam. Syarat-syarat ini
menjadi pedoman bagi pembuat kebijakan, penegak hukum, dan masyarakat dalam
menilai keabsahan dan keberhasilan penerapan hukum dalam kehidupan sehari-hari.
8
Dalam konteks ini, kepatuhan terhadap syariat Islam, penegakan keadilan, dan
memperhitungkan kemaslahatan umum menjadi landasan yang kokoh dalam penyusunan
dan penerapan hukum dalam masyarakat Islam.
Hukum pencurian diatur dengan tegas dalam Islam karena merugikan masyarakat
dan merusak stabilitas ekonomi. Pencurian termasuk tindakan yang melanggar hak
milik orang lain dan dianggap sebagai pelanggaran serius. Dalam Fiqh Siyasah,
hukum pencurian menetapkan aturan dan sanksi yang berbeda-beda tergantung
pada nilai yang dicuri dan keadaan pelaku. Sanksi yang diberikan dapat berupa
hukuman cambuk, penggantian barang yang dicuri, atau kombinasi dari keduanya.
Pembunuhan merupakan tindakan yang sangat serius dalam Islam dan dikenai
sanksi yang berat. Hukum pembunuhan mengatur tindakan pembunuhan yang
dilakukan dengan sengaja terhadap sesama manusia. Dalam Fiqh Siyasah, hukum
pembunuhan menetapkan aturan dan sanksi yang tegas bagi pelaku pembunuhan.
Sanksi yang diberikan dapat berupa hukuman qisas (pembalasan) atau diyat
(denda darah), tergantung pada konteks dan keadaan pembunuhan yang dilakukan.
Zina atau perzinahan adalah salah satu pelanggaran serius dalam Islam yang diatur
dengan ketat. Hukum zina mengatur tindakan hubungan seksual di luar pernikahan
yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap norma-norma moral dan agama.
Dalam Fiqh Siyasah, hukum zina menetapkan aturan dan sanksi yang keras bagi
9
pelaku zina. Sanksi yang diberikan dapat berupa hukuman cambuk atau rajam
(penghukuman dengan dilempari batu), tergantung pada tingkat pelanggaran yang
dilakukan.
4) Hukum Hudud:
5) Hukum Ta'zir:
Hukum ta'zir adalah hukum yang memberikan keleluasaan bagi hakim untuk
menetapkan sanksi yang sesuai dengan tingkat kesalahan pelaku kejahatan, tanpa
harus terikat pada sanksi-sanksi yang telah ditetapkan secara tegas dalam syariat
Islam. Hukum ta'zir sering diterapkan untuk pelanggaran-pelanggaran yang tidak
spesifik atau tidak tercakup dalam hukum hudud, seperti penipuan, pemalsuan,
atau pelanggaran moral lainnya. Tujuan hukum ta'zir adalah untuk memberikan
fleksibilitas dalam penegakan hukum dan menyesuaikan sanksi dengan konteks
sosial dan keadaan individu yang bersangkutan.
Dengan memahami berbagai macam hukum jinayah dalam Fiqh Siyasah, masyarakat
dapat memahami kompleksitas dan keberagaman aturan yang ada dalam Islam dalam
menangani berbagai tindakan kriminal atau pelanggaran hukum. Hukum-hukum ini diatur
dengan tujuan menjaga keadilan, moralitas, dan kemaslahatan umum dalam masyarakat
Islam, serta memberikan pedoman yang jelas bagi penegak hukum dan sistem peradilan
untuk menegakkan aturan-aturan tersebut secara adil dan berkeadilan
10
Dalam konteks Fiqh Siyasah, hukuman merupakan instrumen penting dalam menjaga
ketertiban sosial, memperkuat keadilan, dan membangun masyarakat yang beradab.
Tujuan-tujuan hukuman dalam Fiqh Siyasah tidak hanya terbatas pada penegakan aturan,
tetapi juga meliputi aspek-aspek pendidikan, pencegahan, dan rehabilitasi. Berikut adalah
penjelasan mengenai tujuan-tujuan tersebut:
1) Menegakkan Keadilan: Salah satu tujuan utama hukuman dalam Fiqh Siyasah
adalah untuk menegakkan keadilan di dalam masyarakat. Hukuman diberikan
sebagai respons terhadap pelanggaran hukum dengan tujuan untuk memastikan
bahwa setiap individu mendapatkan perlakuan yang adil sesuai dengan
perbuatannya. Dengan menegakkan keadilan, diharapkan dapat diciptakan
lingkungan sosial yang stabil dan harmonis.
2) Mendidik dan Membina Moralitas: Hukuman juga memiliki peran sebagai sarana
pendidikan moral dalam masyarakat. Melalui penerapan hukuman yang sesuai,
diharapkan individu yang melanggar hukum dapat menyadari kesalahannya,
menyesali perbuatannya, dan berusaha untuk memperbaiki perilaku mereka di
masa yang akan datang. Selain itu, hukuman yang tepat juga dapat membentuk
karakter yang lebih baik pada individu dan masyarakat secara keseluruhan.
11
5) Menegakkan Kedaulatan Hukum: Tujuan terakhir dari hukuman adalah untuk
menegakkan kedaulatan hukum dalam masyarakat. Ini mencakup memberikan
otoritas kepada hukum yang berlaku dan menjaga agar aturan-aturan tersebut
dihormati dan ditaati oleh semua warga negara. Dengan menegakkan kedaulatan
hukum, masyarakat dapat hidup dalam suasana yang teratur dan terpimpin oleh
aturan yang jelas dan adil.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demi terwujudnya harapan agar makalah ini dapat menjadi salah satu
sumber tambahan pengetahuan, maka kami berharap kepada Ibu dan
teman-teman sekalian maupun kepada pembaca agar dapat memberikan
saran dan kritik guna terwujudnya harapan tersebut.
13
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Noor. Hukum Pidana dan Hukum Pidana Islam (Sebuah Pengantar),
Anshoruddin. Hukum Pembuktian menurut Hukum Acara Islam dan Hukum Positif.
Asis, Abd. Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar. Jakarta: Kencana, 2014.
Enceng, Arif. Kaidah Fiqh Jinayah (Asas-asas Hukum Pidana Islam). Bandung: