Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PENGERTIAN HUKUM,SYARAT-SYARAT HUKUM,MACAM-


MACAM HUKUM DAN TUJUAN HUKUMAN”
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Fiqh Jinayah dan Siyasah

DOSEN PENGAMPU :
Dr.YULIATIN,M.Hi

DISUSUN OLEH :

NORMA SAFITRI (105230062)


OKI SAPUTRA (105230098)
AMALAN CHAIRI (105230069)

PRODI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayahNya, sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang Pengertian Hukum,
Syarat-Syarat Hukum, Macam-Macam Hukum Dan Tujuan Hukuman,Penulisan
makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Jinayah dan Siyasah,rasa hormat
dan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk kita semua. kami yakin dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan, Saran dan kritik dari pembaca sangat kami butuhkan untuk
memperbaiki makalah ini nantinya.

Jambi, Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ 2


DAFTAR ISI ............................................................................................... 3
BAB I............................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
a. Latar Belakang ............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................5
C. Tujuan ...........................................................................................................................5
BAB II .......................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................... 6
Pengertian Hukum .......................................................................................................6
Syarat-syarat Hukum ...................................................................................................7
Macam Macam Hukum ...............................................................................................9
Tujuan Hukuman .......................................................................................................11
BAB III ...................................................................................................... 13
PENUTUP ................................................................................................. 13
A. Kesimpulan .................................................................................................................13
B. Saran ...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Dalam kehidupan masyarakat Islam, hukum memainkan peran sentral dalam
menjaga ketertiban, keadilan, dan kemaslahatan umum. Dalam kerangka Fiqh Siyasah,
cabang ilmu hukum Islam yang berkaitan dengan urusan politik dan pemerintahan,
penegakan hukum terhadap tindakan kriminal atau jinayah merupakan aspek yang
sangat penting. Hukum jinayah mencakup seperangkat aturan dan sanksi yang
diterapkan untuk berbagai tindakan yang dianggap sebagai pelanggaran hukum
kriminal dalam Islam, seperti pencurian, pembunuhan, zina, dan lain sebagainya.

Makalah ini bertujuan untuk menyelidiki dan mendalami konsep hukum dalam Fiqh
Siyasah, khususnya terkait dengan hukum jinayah. Melalui analisis yang mendalam,
akan dipaparkan pengertian hukum, syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu
hukum dianggap sah, berbagai macam hukum yang terdapat dalam Fiqh Siyasah dan
terutama dalam konteks jinayah, serta tujuan dari penerapan hukuman.

Ketika menjelajahi konsep hukum jinayah dalam Fiqh Siyasah, penting untuk
memahami bagaimana aturan-aturan hukum ini tidak hanya didasarkan pada
ketentuan-ketentuan syariah yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah Rasulullah,
tetapi juga memperhatikan prinsip-prinsip keadilan, kemaslahatan umum, serta
maslahah mursalah.

Dengan memperdalam pemahaman terhadap hukum dalam Fiqh Siyasah dan


hukum jinayah, diharapkan dapat tercapai pemahaman yang lebih komprehensif
tentang bagaimana Islam memandang dan menegakkan hukum dalam menjaga tatanan
sosial yang adil dan amanah. Selanjutnya, makalah ini akan menguraikan secara
terperinci masing-masing aspek yang telah disebutkan, untuk memberikan pemahaman
yang lebih luas tentang konsep hukum dalam Fiqh Siyasah dan hukum jinayah.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hukum ?
2. Apa saja syarat-syarat hukum ?
3. Apa saja macam-macam hukum ?
4. Apa tujuan hukuman.?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu hukum .

2. Untuk mengetahui Apa saja syarat-syarat hukum.

3. Untuk mengetahui Apa saja macam-macam hukum.

4. Untuk mengetahui Apa tujuan hukuman.

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hukum dalam Fiqh Siyasah dan Jinayah
Pengertian hukum dalam Fiqh Siyasah dan jinayah meliputi ranah yang luas dan
kompleks dalam kerangka pemahaman hukum Islam. Secara mendasar, hukum dalam
Fiqh Siyasah adalah suatu sistem aturan dan norma yang ditetapkan berdasarkan ajaran
Islam yang terdapat dalam Al-Quran, Sunnah Rasulullah, serta penafsiran para ulama
yang disepakati oleh masyarakat Islam. Hal ini mencakup segala aspek kehidupan, mulai
dari urusan ibadah, muamalah, hingga penegakan hukum dan politik.

Dalam konteks Fiqh Siyasah, hukum mengacu pada peraturan yang dihasilkan oleh
otoritas yang berwenang, baik itu pemerintah, lembaga legislatif, maupun sistem keadilan.
Ini mencakup undang-undang, peraturan, ketetapan, dan keputusan yang dibuat untuk
mengatur kehidupan bermasyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Dengan
demikian, hukum dalam Fiqh Siyasah merupakan instrumen utama dalam menjaga
ketertiban, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, hukum jinayah merujuk pada cabang hukum yang khusus menangani
tindakan kriminal atau jinayah dalam masyarakat. Jinayah ini mencakup berbagai
tindakan yang dianggap sebagai pelanggaran hukum kriminal dalam Islam, seperti
pencurian, pembunuhan, zina, dan sebagainya. Penegakan hukum jinayah bertujuan untuk
menjaga ketertiban dan keamanan dalam masyarakat dengan memberlakukan sanksi
kepada pelaku kejahatan.

Dalam Islam, hukum jinayah memiliki kedudukan yang penting karena melibatkan aspek-
aspek moral dan etis, selain aspek legalitas formal. Prinsip-prinsip keadilan, kemanusiaan,
dan kesejahteraan menjadi landasan utama dalam penerapan hukum jinayah. Oleh karena
itu, hukum jinayah tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk menegakkan aturan, tetapi
juga sebagai instrumen untuk membangun masyarakat yang adil, aman, dan sejahtera.

6
Pemahaman yang mendalam tentang pengertian hukum dalam Fiqh Siyasah dan jinayah
penting untuk membantu masyarakat memahami peran dan fungsi hukum dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, masyarakat akan mampu memahami hak dan
kewajibannya serta konsekuensi dari pelanggaran hukum. Selain itu, pemahaman yang
komprehensif tentang konsep hukum dalam Fiqh Siyasah dan jinayah juga membantu
dalam memastikan bahwa penerapan hukum tersebut dilakukan secara adil, berkeadilan,
dan sesuai dengan nilai-nilai Islam yang luhur. Oleh karena itu, pemahaman yang
mendalam tentang konsep hukum dalam Fiqh Siyasah dan jinayah menjadi sangat penting
dalam membangun masyarakat yang beradab dan berkeadilan berdasarkan prinsip-prinsip
Islam.

2.2. Syarat-syarat Hukum dalam Fiqh Siyasah dan Jinayah


Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu hukum dianggap sah dan dapat
diterapkan merupakan aspek yang sangat penting dalam konteks Fiqh Siyasah dan
jinayah. Syarat-syarat ini menjamin bahwa hukum yang dibuat atau diterapkan sesuai
dengan prinsip-prinsip Islam yang mendasari keadilan, kemaslahatan umum, dan
keberlangsungan tatanan sosial. Dalam konteks Fiqh Siyasah dan jinayah, syarat-syarat
ini memiliki implikasi yang mendalam dalam pembentukan, penegakan, dan penerapan
hukum.

1) Kesesuaian dengan Syariah: Salah satu syarat utama dalam Fiqh Siyasah dan
jinayah adalah kesesuaian dengan syariah atau ajaran Islam yang terdapat dalam
Al-Quran dan Sunnah Rasulullah. Hal ini berarti bahwa hukum yang dibuat atau
diterapkan haruslah didasarkan pada nash-nash (teks-teks) yang jelas dalam Al-
Quran dan hadis yang sahih, serta sesuai dengan penafsiran ulama yang memenuhi
kriteria-kriteria keilmuan. Hukum yang bertentangan dengan syariah tidak dapat
dianggap sah dalam konteks Fiqh Siyasah dan jinayah.

2) Keadilan: Keadilan merupakan salah satu nilai utama dalam Islam dan harus
menjadi landasan utama dalam pembentukan hukum. Hukum yang adil harus
memberikan perlakuan yang sama kepada semua individu tanpa adanya
diskriminasi berdasarkan faktor-faktor seperti suku, agama, ras, atau status sosial.
Prinsip ini sesuai dengan prinsip yang dinyatakan dalam Al-Quran bahwa "Hai

7
orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang yang selalu menegakkan
keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri, atau ibu-
bapak dan kaum kerabatmu" (An-Nisa: 135).

3) Kemaslahatan Umum: Prinsip kemaslahatan umum atau maslahah mursalah juga


menjadi pertimbangan penting dalam Fiqh Siyasah dan jinayah. Hukum yang
diberlakukan haruslah memberikan manfaat dan kemaslahatan bagi masyarakat
secara keseluruhan. Artinya, hukum tersebut harus memperhatikan kepentingan
bersama dan meminimalkan kerugian yang mungkin timbul akibat penerapan
hukum tersebut. Prinsip ini sesuai dengan tujuan syariat Islam yang
mengutamakan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh umat manusia.

4) Keterbukaan dan Klarifikasi: Hukum yang diberlakukan haruslah jelas, terbuka,


dan dapat dipahami oleh seluruh masyarakat. Hal ini penting agar setiap individu
dapat memahami hak dan kewajibannya serta konsekuensi dari pelanggaran
hukum. Keterbukaan dan klarifikasi hukum juga membantu mencegah
penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak yang berwenang dalam menegakkan
hukum. Dengan pemahaman yang jelas tentang apa yang dilarang dan
diperbolehkan dalam Islam, masyarakat dapat mengambil keputusan yang tepat
dalam menjalani kehidupan mereka.

5) Penegakan Hukum yang Adil: Terakhir, hukum dalam Fiqh Siyasah dan jinayah
harus ditegakkan secara konsisten dan adil oleh otoritas yang berwenang.
Penegakan hukum yang adil merupakan syarat mutlak dalam menjaga
kepercayaan dan legitimasi sistem hukum dalam masyarakat. Penegakan hukum
yang lemah atau tidak konsisten akan menimbulkan ketidakpastian dan
ketidakadilan dalam masyarakat, yang dapat mengancam stabilitas sosial dan
kepercayaan publik terhadap sistem hukum.

Dengan memperhatikan dan memenuhi syarat-syarat ini, diharapkan bahwa hukum dalam
Fiqh Siyasah dan jinayah dapat berfungsi sebagaimana mestinya dalam menjaga
ketertiban, keadilan, dan kemaslahatan umum dalam masyarakat Islam. Syarat-syarat ini
menjadi pedoman bagi pembuat kebijakan, penegak hukum, dan masyarakat dalam
menilai keabsahan dan keberhasilan penerapan hukum dalam kehidupan sehari-hari.
8
Dalam konteks ini, kepatuhan terhadap syariat Islam, penegakan keadilan, dan
memperhitungkan kemaslahatan umum menjadi landasan yang kokoh dalam penyusunan
dan penerapan hukum dalam masyarakat Islam.

2.3. Macam-macam Hukum Jinayah dalam Fiqh Siyasah


Dalam Fiqh Siyasah, cabang ilmu hukum Islam yang berkaitan dengan urusan politik dan
pemerintahan, terdapat berbagai macam hukum jinayah yang memiliki peran penting
dalam menjaga ketertiban dan keadilan dalam masyarakat Islam. Setiap hukum jinayah
memiliki tujuan khususnya dalam menegakkan aturan-aturan hukum yang bersumber dari
Al-Quran dan Sunnah Rasulullah. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai
berbagai macam hukum jinayah yang umumnya ditemui dalam Fiqh Siyasah:

1) Hukum Pencurian (Sariqah):

Hukum pencurian diatur dengan tegas dalam Islam karena merugikan masyarakat
dan merusak stabilitas ekonomi. Pencurian termasuk tindakan yang melanggar hak
milik orang lain dan dianggap sebagai pelanggaran serius. Dalam Fiqh Siyasah,
hukum pencurian menetapkan aturan dan sanksi yang berbeda-beda tergantung
pada nilai yang dicuri dan keadaan pelaku. Sanksi yang diberikan dapat berupa
hukuman cambuk, penggantian barang yang dicuri, atau kombinasi dari keduanya.

2) Hukum Pembunuhan (Qatl):

Pembunuhan merupakan tindakan yang sangat serius dalam Islam dan dikenai
sanksi yang berat. Hukum pembunuhan mengatur tindakan pembunuhan yang
dilakukan dengan sengaja terhadap sesama manusia. Dalam Fiqh Siyasah, hukum
pembunuhan menetapkan aturan dan sanksi yang tegas bagi pelaku pembunuhan.
Sanksi yang diberikan dapat berupa hukuman qisas (pembalasan) atau diyat
(denda darah), tergantung pada konteks dan keadaan pembunuhan yang dilakukan.

3) Hukum Zina (Perzinahan):

Zina atau perzinahan adalah salah satu pelanggaran serius dalam Islam yang diatur
dengan ketat. Hukum zina mengatur tindakan hubungan seksual di luar pernikahan
yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap norma-norma moral dan agama.
Dalam Fiqh Siyasah, hukum zina menetapkan aturan dan sanksi yang keras bagi
9
pelaku zina. Sanksi yang diberikan dapat berupa hukuman cambuk atau rajam
(penghukuman dengan dilempari batu), tergantung pada tingkat pelanggaran yang
dilakukan.

4) Hukum Hudud:

Hukum hudud merupakan hukum yang menetapkan sanksi-sanksi yang telah


ditetapkan secara tegas dalam Al-Quran dan Sunnah Rasulullah. Ini termasuk
hukuman-hukuman berat seperti cambuk, rajam, amputasi, dan hukuman mati
untuk tindakan-tindakan yang dianggap sebagai pelanggaran hudud, seperti zina,
pencurian, murtad (pemurtadan), dan sebagainya. Hukum hudud bertujuan untuk
memberikan efek jera yang kuat dan menjaga ketertiban sosial serta moralitas
masyarakat.

5) Hukum Ta'zir:

Hukum ta'zir adalah hukum yang memberikan keleluasaan bagi hakim untuk
menetapkan sanksi yang sesuai dengan tingkat kesalahan pelaku kejahatan, tanpa
harus terikat pada sanksi-sanksi yang telah ditetapkan secara tegas dalam syariat
Islam. Hukum ta'zir sering diterapkan untuk pelanggaran-pelanggaran yang tidak
spesifik atau tidak tercakup dalam hukum hudud, seperti penipuan, pemalsuan,
atau pelanggaran moral lainnya. Tujuan hukum ta'zir adalah untuk memberikan
fleksibilitas dalam penegakan hukum dan menyesuaikan sanksi dengan konteks
sosial dan keadaan individu yang bersangkutan.

Dengan memahami berbagai macam hukum jinayah dalam Fiqh Siyasah, masyarakat
dapat memahami kompleksitas dan keberagaman aturan yang ada dalam Islam dalam
menangani berbagai tindakan kriminal atau pelanggaran hukum. Hukum-hukum ini diatur
dengan tujuan menjaga keadilan, moralitas, dan kemaslahatan umum dalam masyarakat
Islam, serta memberikan pedoman yang jelas bagi penegak hukum dan sistem peradilan
untuk menegakkan aturan-aturan tersebut secara adil dan berkeadilan

2.4. Tujuan Hukuman dalam Fiqh Siyasah

10
Dalam konteks Fiqh Siyasah, hukuman merupakan instrumen penting dalam menjaga
ketertiban sosial, memperkuat keadilan, dan membangun masyarakat yang beradab.
Tujuan-tujuan hukuman dalam Fiqh Siyasah tidak hanya terbatas pada penegakan aturan,
tetapi juga meliputi aspek-aspek pendidikan, pencegahan, dan rehabilitasi. Berikut adalah
penjelasan mengenai tujuan-tujuan tersebut:

1) Menegakkan Keadilan: Salah satu tujuan utama hukuman dalam Fiqh Siyasah
adalah untuk menegakkan keadilan di dalam masyarakat. Hukuman diberikan
sebagai respons terhadap pelanggaran hukum dengan tujuan untuk memastikan
bahwa setiap individu mendapatkan perlakuan yang adil sesuai dengan
perbuatannya. Dengan menegakkan keadilan, diharapkan dapat diciptakan
lingkungan sosial yang stabil dan harmonis.

2) Mendidik dan Membina Moralitas: Hukuman juga memiliki peran sebagai sarana
pendidikan moral dalam masyarakat. Melalui penerapan hukuman yang sesuai,
diharapkan individu yang melanggar hukum dapat menyadari kesalahannya,
menyesali perbuatannya, dan berusaha untuk memperbaiki perilaku mereka di
masa yang akan datang. Selain itu, hukuman yang tepat juga dapat membentuk
karakter yang lebih baik pada individu dan masyarakat secara keseluruhan.

3) Mencegah Pelanggaran Berulang: Tujuan lain dari hukuman adalah untuk


mencegah terulangnya pelanggaran yang sama di masa depan. Dengan
memberikan hukuman yang tegas dan proporsional, diharapkan dapat memberikan
efek jera yang kuat sehingga orang lain terdorong untuk tidak melakukan tindakan
serupa. Hal ini berkontribusi pada pembentukan norma-norma sosial yang lebih
baik dalam masyarakat.

4) Memulihkan Keadilan Sosial: Hukuman juga bertujuan untuk memulihkan


keadilan sosial dalam masyarakat. Terkadang, pelanggaran hukum merugikan
pihak yang lemah atau rentan. Dengan memberikan hukuman kepada pelaku yang
merugikan, masyarakat dapat melihat bahwa keadilan sedang ditegakkan dan hak-
hak mereka dilindungi. Ini membantu memperkuat ikatan sosial dan membangun
kepercayaan antara berbagai lapisan masyarakat.

11
5) Menegakkan Kedaulatan Hukum: Tujuan terakhir dari hukuman adalah untuk
menegakkan kedaulatan hukum dalam masyarakat. Ini mencakup memberikan
otoritas kepada hukum yang berlaku dan menjaga agar aturan-aturan tersebut
dihormati dan ditaati oleh semua warga negara. Dengan menegakkan kedaulatan
hukum, masyarakat dapat hidup dalam suasana yang teratur dan terpimpin oleh
aturan yang jelas dan adil.

Dengan memperhatikan tujuan-tujuan tersebut, hukuman dalam Fiqh Siyasah diharapkan


dapat berfungsi sebagai alat yang efektif dalam menjaga ketertiban, keadilan, dan
kemaslahatan umum dalam masyarakat Islam. Oleh karena itu, penerapan hukuman
haruslah dilakukan dengan penuh pertimbangan, proporsionalitas, dan keadilan, sesuai
dengan prinsip-prinsip Islam yang mendasari.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam konteks Fiqh Siyasah dan jinayah, pemahaman mendalam tentang


hukum, syarat-syaratnya, berbagai macam hukum jinayah, dan tujuan
hukuman sangatlah penting. Hukum dalam Fiqh Siyasah bertujuan untuk
mengatur perilaku individu dan menjaga ketertiban sosial sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah yang adil dan memperhatikan kemaslahatan umum.
Penegakan hukum yang sesuai dengan syariah, adil, dan memperhatikan
kemaslahatan umum menjadi kunci dalam menjaga stabilitas dan keadilan
dalam masyarakat Islam. Dengan memahami serta menerapkan syarat-
syarat hukum yang telah ditetapkan, menjalankan berbagai macam hukum
jinayah dengan penuh keadilan, dan memahami tujuan hukuman sebagai
sarana untuk menegakkan keadilan, mendidik moralitas, serta memulihkan
keadilan sosial, masyarakat Islam dapat hidup dalam harmoni sesuai
dengan ajaran Islam yang mendorong kesejahteraan bagi semua individu.

B. Saran

Demi terwujudnya harapan agar makalah ini dapat menjadi salah satu
sumber tambahan pengetahuan, maka kami berharap kepada Ibu dan
teman-teman sekalian maupun kepada pembaca agar dapat memberikan
saran dan kritik guna terwujudnya harapan tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Noor. Hukum Pidana dan Hukum Pidana Islam (Sebuah Pengantar),

Medan: CV. Manhaji, 2015.

Ash-Shiddieqy, T. Hasbi Filsafat Hukum Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1970.

Anshoruddin. Hukum Pembuktian menurut Hukum Acara Islam dan Hukum Positif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Asis, Abd. Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar. Jakarta: Kencana, 2014.

Az- Zuhaili, Wahbah. Fiqih Islam Wa Adillatuhujilid 7, Jakarta: Darulfikri, 2011

Enceng, Arif. Kaidah Fiqh Jinayah (Asas-asas Hukum Pidana Islam). Bandung:

Pustaka Bani Quraisy, 2004.

Anda mungkin juga menyukai