Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

“ FILSAFAT HUKUM ISLAM ”

Tentang

“ Asas – asas Hukum Islam ’’

Dosen pengampu : Heryani, S.Th.I., M.Sy.

Disusun oleh:
RAJA NUR FAZLINA ( 22.24.534 )

JOHAN KAMARULLAH (22.24.508 )

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA ( HTN II C )


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
Tahun Ajaran 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. Wb

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Sholawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW,
serta kepada keluarga, sahabat, kerabat sekalian.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberikan kekuatan dan kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata
kuliah Filsafat Hukum Islam yang berjudul “ ASAS-ASAS HUKUM
ISLAM ” dapat selesai sesuai waktu yang telah di rencanakan. Tersusunnya
makalah ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan
secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna, sesuai


dengan pengetahuan yang diperoleh, baik dari buku maupun sumber-sumber
yang lain. Semoga dengan hal ini bertujuan memberikan manfaat bagi kita.
Bila ada kesalahan tulisan atau kata-kata di dalam makalah ini, penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Kuala Tungkal, 6 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................3

A...LATAR BELAKANG.......................................................................3

B...RUMUSAN MASALAH ..................................................................5

C...TUJUAN PENULISAN.................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................6

A...Asas Hukum islam.............................................................................. 6

B...Macam macam asas Hukum islam......................................................7

C...Penerapan Asas-asas Hukum islam.................................................... 9

1....Menghilangkan kesulitan ( Nafyu Al-Haraj )............................... 9

2....Menyedikitkan beban hukum ( Qillat Al-Taqlif )......................... 9

3....Sejalan dengan kemaslahatan manusia........................................10

4....Mewujudkan keadilan merata..................................................... 11

BAB III PENUTUP .................................................................................... 12

A...KESIMPULAN ................................................................................ 12

B...SARAN............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hukum Islam merupakan perintah dari Allah SWT, yang ditaati oleh seluruh
umat Islam dan harus dilaksanakan oleh setiap muslim, agar kehidupan manusia
menjadi aman, tertib dan selamat baik di dunia maupun di akhirat. Tujuan ini
adalah melaksanakan seluruh perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi segala
larangan-laranganNya. Salah satu segi dari kehidupan sehari-hari adalah setiap
orang harus merasa terlindungi. Agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya
dengan aman tentram dan damai tanpa adanya gangguan, maka bagi setiap
manusia perlu adanya suatu tata kedidupan. Dalam Islam.

Dalam Islam, seluruh aktivitas manusia diatur berdasarkan Allah SWT yang
terkandung dalam Kitab suci Al-Qur‟an dan Sunnah Rasulullah SAW. Setiap
orang mengintegrasikan dirinya rasikan dirinya kepada Islam wajib membentu
wajib membentuk seluruh hidup dan hidup dan kehidupannya berdasarkan
syari’at yang termasuk dalam Al-Qur‟an dan Sunnah. Tujuan umum syar‟i dalam
mensyari‟atkan hukum-hukumnya adalah mewujudkan kemaslahatan-
kemaslahatan lahatan manusia dengan menjamin hal-hal yang hal-hal yang
dharuri (kebutuhan pokok) dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan mereka
(hajiyat ) serta kebaikan-kebaikan mereka (tahsiniyat).

Setiap hukum syar‟i tidaklah dikehendaki padanya kecuali salah satu dari tiga
hal tersebut yang menjadi penyebab terwujudnya kebutuhan manusia.Sesuatu
yang besifat tahsini tidaklah dipelihara apabila dalam pemeliharaan terdapat
kelalaian (perihal melalaikan kewajiban) terhadap sesuatu yang bersifat
kebutuhan (hajiy). Sesuatu yang bersifat kebutuhan dan kebaikan tidaklah
dipelihara apabila dalam memelihara salah satunya terdapat kelalaian (perihal
melalaikan kewajiban) terhadap yang dharuri.

4
Dalam kehidupan sehari-hari tidak selamanya manusia menjalani
kehidupan yang wajar. Pada tempat dan masa tertentu dia bisa mengalami hal
yang berada diluar kemampuannya untuk menolak, menghindar dan
menguasainya. Maksudnya keadaan yang membahayakan hidupnya, seperti
adanya hasutan dan ajakan diri orang lain, dalam keikut sertaannya untuk
melakukan tindak pidana atau kejahatan lainnya dan sebagainya.

Dalam hukum Islam hal ini disebut dengan tindak pidana penyertaan atau
istilah lainnya keikutsertaan dalam melakukan suatu jarimah. Dalam hal yang
demikian itu, yang dengan berdasarkan prinsip keadilan dan kemaslahatan,
Islam menawarkan jalan keluar berupa berupa pemberian pemberian
pembelajaran dan sanksi pada pelaku kejahatannya kejahatannya dalam suatu
tindak pidana.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Asas Hukum islam
2. Apa saja Macam macam asas Hukum islam
3. Bagaimana Penerapan Asas-asas Hukum islam

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Apa pengertian dari Asas Hukum islam
2. Untuk mengetahui Apa saja Macam macam asas Hukum islam
3. Untuk mengetahui Bagaimana Penerapan Asas-asas Hukum islam

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. ASAS HUKUM ISLAM


Asas hukum merupakan dasar-dasar umum yang terkandung dalam
peraturan hukum, dan dasar-dasar umum tersebut merupakan sesuatu yang
mengandung nilai- nilai etis, serta jiwa dari norma hukum, norma hukum
penjabaran secara konkret dari asas hukum. Asas hukum bukan merupakan
hukum konkret, melainkan pikiran dasar yang umum dan abstrak, atau
merupakan latar belakang peraturan konkret yang terdapat di dalam dan di
belakang setiap sistem hukum yang terjelma dalam peraturan perundang-
undangan dan putusan hakim1.
Salah yang harus diketahui dalam dalam hukum Islam adalah aspek
asas-asas Pengetahuan tersebut sangat berguna untuk mengetahui nilai filosofis
dari sebuah ketentuan dalam hukum Islam. Dengan mengetahui asas-asasna,
dapat dipahami maqashid alsyari’ah dari sebuah perintah maupun larangan
dalam hukum Islam. Secara etimologi, kata asas berasal dari bahasa Arab,
asasun yang berarti “dasar, basis, dan pondasi”. Secara pondasi”.
Secara terminologis asas terminologis asas adalah dasar atau sesuatu atau yang
menjadi yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat. Istilah lain yang
memiliki arti sama dengan kata asas adalah prinsip yaitu dasar atau kebenaran
yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak dan sebagainya. Apabila
dihubungkan dengan sistem berpikir, yang dimaksud dengan asas adalah
landasan berpikir yang sangat mendasar. Asas diperoleh melalui konstruksi
yuridis yaitu dengan menganalisa data yang sifatnya nyata untuk kemudian
mengambil sifat-sifatnya yang umum atau abstrak. Apabila asas dihubungkan
dengan hukum, maka yang dimaksud dengan asas adalah kebenaran yang
dipergunakan sebagai tumpuan berpikir dan alasan pendapat, terutama

1
Dr. Achmad Irawan Hamdani, Asas-Asas Hukum Islam , 2018, Yogyakarta: hal.56

6
dalam penegakandan penegakandan pelaksanaan hukum. Asas berfungsi
sebagai rujukan untuk mengembalikan segala masalah yang berkenaan dengan
hukum. Asas hukum tidak akan habis kekuatannya dengan melahirkan suatu
peraturan hukum, melainkan ada dan akan melahirkan peraturan selanjutnya.
Asas pula yang membuat hukum itu hidup, tumbuh dan berkembang
dan ia juga menunjukkan bahwa hukum itu bukan sekedar kumpulan peraturan
belaka, karena asas mengandung nilai-nilai dan tuntunan tuntunanetis. Asas
merupakan prinsip-prinsip atau dasar-dasar atau landasan pembuatan
suatu peraturan,kebijakan peraturan ,kebijakan dan keputusan mengenai
mengenai aktifitas hidup manusia.
Asas hukum Islam merupakan dasar atau pondasi bagi kebenaran yang
dipergunakan sebagai tumpuan berpikir, terutama dalam penegakan dan
pelaksanaan hukum Islam dalam kehidupan seharihari. Asas hukum Islam
merupakan landasan di atas mana dibangun tertib hukum.

B. MACAM – MACAM HUKUM ISLAM

Asas hukum Islam cukup banyak, ada yang umum ada pula yang bersifat
khusus. Asas yang bersifat bersifat umum terdapat terdapat dalam semua
bidang hukum Islam, ada pula yang spesifik spesifik terdapat terdapat dalam
bidang-bidang hukum Islam tertentu.
Asas hukum Islam berasal dari alQur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw.
yang selanjutnya dikembangkan oleh para ahli hukum Islam Asas- asas hukum
Islam yang bersifat umum terdapat dalam semua bidang hukum Islam ada tiga
macam, yaitu:
1. Asas Hukum Objektif Bersifat Moral
Asas hukum objektif yang bersifat moral telah menjadi pembahasan
oleh para pemikir zaman klasik dan abad pertengahan. Pengertian moral
sama dengan pengertian etika. Bahkan istilah etika sudah dipakai oleh fi
losof Aristoteles untuk menunjukkan filsafat moral.

7
Menurut logika progresif, hukum adalah :
a. hukum ada untuk manusia, bukan untuk dirinya sendiri.
b. hukum selalu berada pada status law in the making dan
tidak bersifat final
c. hukum adalah institusi yang bermoral kemanusiaan, dan
bukan teknologi yang tidak berhati nurani.2

2. Asas Hukum Objektif Bersifat Rasional


Asas hukum objektif bersifat rasional menempatkan hukum hidup
bersama rasionalisme. Prinsip ini telah diterima sejak zaman dahulu,
tetapi baru diungkapkan secara nyata sejak mulainya zaman modern,
yakni sejak timbulnya negara-negara nasional dan hukum yang dibuat
oleh kaum yuris secara profesional.
Hukum merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang diidealkan
bersama. Cita-cita hukum itu sendiri, baik yang dilembagakan melalui
gagasan negara demokrasi maupun yang diwujudkan melalaui gagasan
negara hukum dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan umum.
Setiap manusia memiliki hak-hak yang menjadi titik tolak pembentukan
hukum.
Perkembangan hukum paling banyak diwarnai oleh perlindungan
hak-hak manusia. Hukum bukanlah entitas yang sama sekali terpisah
dan bukan merupakan bagian dari elemen sosial yang lain. Hukum tidak
akan mungkin bekerja dengan mengandalkan kemampuannya sendiri
sekalipun ia dilengkapi dengan perangkat asas, norma dan institusi3

2
Rahardjo, Satjipto, 2000. Ilmu Hukum, Bandung: Aditya Bakti.
3
Halim, Abdul, 2009. “Teori-teori Hukum Aliran Positivisme dan Perkembangan Kritik-kritiknya”,
Jurnal Asy-Syir’ah Volume 42, (II)

8
C. PENERAPAN ASAS-ASAS HUKUM ISLAM

1. Menghilangkan Kesulitan ( Nafyu Al-Haraj )


Hukum islam tidak akan membebani umat manusia, atas segala sesuatu
yang menyulitkan yang sesuai dengan kategori mashaqqah yang
dimaksud adalah Penghapusan beban hukum dapat terjadi dengan
tiadanya dosa untuk melakukan perbuatan-perbuatan terlarang karena
keadaan darurat, atau dapat juga dengan menghapus tuntutan kewajiban
untuk melaksanakan perbuatan yang dianggap mashaqqah tersebut.
Hal ini merupakan asas pokok dan pertimbangan utama dalam
pensyariatan ajaran Islam. Asas pokok ini melahirkan asas-asas
kebijakan penting yang lain dan beberapa kaidah.
Keberadaan Nafyu Al-Haraj tidak berarti bahwa dalam hukum Islam
tidak ada kewajiban atau beban yang berat. Hanya saja kewajiban atau
beban tersebut ialah yang sekiranya terjangkau oleh kadar kemampuan
yang ada pada manusia. Artinya, apabila ada kesulitan yang betul-betul
menyulitkan atau bahkan cenderung dapat mengakibatkan dampak
buruk bagi seseorang, maka akan diberikan jalan keluar untuk
mengatasinya4

2. Menyedikitkan Beban Hukum ( Taqlillu Taqliif )


syari’at Islam sesuai dengan perkembangan zaman, aturan dalam al-
Qur’an tidak diatur secara detail tetapi hanya bersifat prinsip-prinsip
umum. asas menghilangkan kesulitan dan kesusahan di dalam hukum
Islam di atas mempastikan bahwa beban yang ada di dalam hukum
Islam itu sedikit.
Hal ini karena jumlah beban yang banyak akan menyusahkan dengan
demikian, beban yang diberikan syariat Islam itu terbatas bisa dihitung
dan diketahui, dan bisa dilaksanakan dengan mudah. Sebagai bukti

4
E-journal Al-haraj dalam perspektif ushul fiqih: 2015

9
sedikitnya beban iyalah jika kita meneliti Alqur’an dan Hadis akan kita
dapati bahwa apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya itu sangat
sedikit dan terbatas. Dalam masalah makanan umpamanya umpamanya,
maka diharamkan sebagaimana Firman Allah dalam surah al Ma’idah
ayat tiga hanyalah bangkai, daging babi, darah binatang yang
disembelih atas nama selain Allah.5

3. Sejalan dengan kemaslahatan manusia


merupakan sesuatu yang mendatangkan kebaikan, berguna, bagi
kehidupan. Kemaslahatan ini mengandung makna bahwa
hubungan perdata apa pun juga dapat dilakukan asal hubungan itu
mendatangkan kebaikan, bagi kehidupan manusia pribadi maupun
masyarakat.
Asas ini sangat berguna untuk pengembangan berbagai lembaga
hubungan perdata dan dalam menilai lembaga-lembaga hukum non
hukum non- Islam yang ada dalam suatu masyarakat suatu masyarakat
Setiap norma atau tradisi yang bersifat bersifat kultural yang akan
dimanfaatkan oleh masyarakat Islam tentunya harus dilihat manfaat atau
mudharat (kerugian) yang akan dibawanya. Jika bermanfaat, lembaga
norma atau tradisi itu dapat diterima, jika merusak atau merugikan
masyarakat lembaga demikian harus ditolak.
Peranan ijtihad penting untuk menilai suatu norma atau tradisi dapat
diterima. Melalui asas kemashlahatan hidup kaidah hukum atau
kebiasaan yang baik dalam suatu masyarakat, berlaku sebagai hukum
atau mendapatkan legitimasi dalam masyarakat Islam.

5
Dr. H. Muchammad ichsan, Lc.,MA, Pengantar Hukum islam: Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta: 2015: Hal: 13

10
4. Mewujudkan keadilan merata
Allah ta’ala memerintahkan umat manusia untuk berlaku adil dan
menegakkan keadilan, hal ini karena bumi dan langit akan tetap tegak
selama keadilan ditegakkan maka akan terjadi kekacauan dan kerusakan
besar di atas bumi ini jika kedzaliman merajarela. Jika berlaku adil
merupakan perintah Allah maka tentu hukum hukum yang dibuat nya
sudah pasti adil.
Keadilan merupakan norma utama dalam seluruh aspek dunia
manusia. Hal ini dapat ditangkap dalam pesan al-Qur’an yang
menjadikan adil sebagai tujuan agama. Tuntutantuntutan yang
dibebankan al-Qur’an terhadap individu-individu untuk menegakkan
keadilan sangat luar biasa dalam ikatan sosial. Meskipun keadilan
merupakan sesuatu yang harus diperjuangkan demi diri sendiri, lebih
penting lagi, harus ditegakkan dengan memperhatikan hak-hak orang
lain.
Terminologi adil dalam islam diarahkan agar hak orang lain, hak
lingkungan sosial, hak alam semesta dan hak Allah Swt. Semua hak-hak
tersebut harus ditempatkan sesuai aturan syariah. Islam sangat tidak
menginginkan suatu keadaan yang dapat menjerumuskan manusia
kepada kesengsaraan, kekacauan, dan fitnah di kalangan masyarakat.
Islam melarang perampasan hak oleh si kuat terhadap si lemah. Hal ini
sangat bertentangan dengan sunatullah, dan akan memutuskan
hubungan antara yang satu dengan lainnya. Akan timbul rasa dengki, iri
hati, dendam, kebencian, dan permusuhan dalam masyarakat. Rasa
keadilan harus dirasakan semua manusia, walaupun keadilan dalam
konsep manusia tentunya terbatas karena sifat manusia yang tidak
mutlak melainkan berada dalam bayang akal yang bayang akal yang
relatif.

11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada berbagai
macam pengertian pengertian hukum islam dari para ulama. Menurut Menurut
Abdul Ghani Abdullah Abdullah dan Eva Iryani menyebutkan bahwa konsepsi
hukum islam sebagai dasar dan kerangka hukum yang ditetapkan oleh Allah,
seperti halnya hubungan manusia dengan tuhannya dan manusia dengan
manusia. Beda halnya dengan pendapat Amir Syarifuddin ” hukum islam
menurutnya sebagai perangkat peraturan wahyu Allah dan Sunnah Rasul
tentang tingkah laku manusia mukalaf yang diakui dan diyakini. Dan menurut
Muhammad Daud Ali menyebutkan bahwa kata hukum bermakna norma,
kaidah, ukuran, tolak ukur, pedoman yang dilakukannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Tujuan hukum Islam baik secara global maupun secara detail adalah untuk
mencegah kerusakan pada manusia dan mendatangkan kemaslahatan bagi
mereka. mengarahkan mereka, kepada kebenaran dan kebaikan serta
menerangkan jalan yang harus dilalui oleh manusia.
Hukum Islam disyariatkan oleh Allah dengan tujuan utama untuk
merealisasikan dan melindungi kemaslahatan umat manusia baik individu,
ataupun kolektif untuk menjamin dan menjaga kemaslahatan tersebut sesuai
dengan aturan baik berupa perintah ataupun larangan perangkat aturan ini
disebut pidana Islam.
Oleh karena itu tujuan hukum adalah sebagai pencegahan maka besarnya
hukuman harus sedemikian rupa yang cukup mewujudkan tujuannya dan
dengan demikian maka terdapat prinsip keadilan dalam menjatuhkan hukuman
nya. Manfaat lain yang bisa kita dapatkan dari adanya Asas Asas hukum Islam
adalah sebagai sarana dakwah, media komunikasi terhadap Allah SWT, sebagai
pedoman hidup, menegakkan keadilan menjaga kehormatan, menghadirkan

12
ketenangan, memberikan motivasi Dan pendidikan Ahlaq dan tentunya sebagai
peringatan untuk umat manusia.

B. SARAN

Setelah memahami makalah ini, maka penulis mengharap kepada pembaca


sekiranya menemukan kesalahan pada makalah ini untuk memperbaikinya. Sebab
penulis bukanlah orang sempurna yang tidak lepas dari sifat kekeliruan, sehingga
penulis juga biasa melakukan kesalahan. Dan jika ada sesuatu yang biasa di
jadikan bahan kajian oleh pembaca maka penulis akan merasa termotivasi. Saran
dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun semangat menulis penulis
akan selalu ditunggu oleh penulis.

13
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Irawan Hamdani, 2018. Asas - asas Hukum Islam: Yogyakarta.

E-Journal Al-Haraj, 2015. Dalam perspektif Ushul Fiqh

Muhammad Ichsan, 2015. Pengantar Hukum Islam: Universitas

Muhammadiyah: Yogyakarta.

Halim Abdul, 2009. Teori teori Hukum Aliran Positivisme dan Perkembangan

Kritik-Kritiknya. Jurnal Asy-Syir’ah: Volume 42

Raharjo Satjipto, 2000. Ilmu Hukum: Bandung : Aditya Bakti

14

Anda mungkin juga menyukai