Disusun Oleh :
Cut Trya Yussandra
Siti Shaadatun Nisa
Dosen Pembimbing :
Mihfa Rizkiya, MH
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................... 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
berkaitan dengan pekekerjaannya sebagai pemburu. Dari kebiasaan-kebiasaan
tersebut akan tercipta aturan-aturan yang kemudian harus dilakukan atau
dihindari.
Dalam agama Islam kebiasaan dan kebudayaan masyarakat dapat menjadi
dasar hukum dan hal tersebut tidak dapat dinafikan, artinya pengaruh kebiasaan
dan budaya masyarakat terhadap hukum Islam dalam ajaran Islam adalah hal yang
fitrah adanya. Sebab hukum pada mulanya adalah bagian dari kebiasaan-
kebiasaan masyarakat yang kemudian mengatur masyarakat secara memaksa dan
mengikat. Dalam kaitan ini, maka muncullah ilmu tentang sosiologi hukum Islam,
di mana Islam diamati dan dipelajari dari segi sosiologi hukumnya atau gejala-
gejala sosial hukumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Hukum Islam ?
2. Bagaimanakah hubungan antara Sosiologi dan Hukum Islam ?
C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui pengertian Hukum Islam
2. Untuk dapat mengetahui hubungan antara Sosiologi dan Hukum Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Al Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang utama. Setiap muslim
berkewajiban untuk berpegang teguh kepada hukum-hukum yang terdapat
di dalamnya agar menjadi manusia yang taat kepada Allah SWT, yaitu
mengikuti segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
2. HADITS
Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa
perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). Hadits merupakan
sumber hukum Islam yang kedua setelah Al Qur’an. Allah SWT telah
mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan perbuatan-perbuatan yang
disampaikan oleh nabi Muhammad SAW dalam haditsnya.
3. IJTIHAD
Ijtihad ialah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu
masalah yang tidak ada ketetapannya, baik dalam Al Qur’an maupun
Hadits, dengan menggunkan akal pikiran yang sehat dan jernih, serta
berpedoman kepada cara-cara menetapkan hukum-hukum yang telah
ditentukan.
4. QIYAS
Qiyas (analogi) adalah menghubungkan suatu kejadian yang tidak ada
hukumnya dengan kejadian lain yang sudah ada hukumnya karena antara
keduanya terdapat persamaan illat atau sebab-sebabnya. Contohnya,
mengharamkan minuman keras, seperti bir dan wiski. Haramnya minuman
keras ini diqiyaskan dengan khamar yang disebut dalam Al Qur’an karena
antara keduanya terdapat persamaan illat (alasan), yaitu sama-sama
memabukkan.
Hukum Islam menurut bahasa, artinya menetapkan sesuatu atas sesuatu,
ُ َاِ ْثب, sedang menurut istilah, ialah khitab (titah) Allah atau sabda Nabi
ات َش ٍئ علَى َش ْي ٍء
Muhammad, SAW. Yang berhubungan dengan segala amal perbuatan mukalaf ,
baik mengandung perintah, larangan, pilihan atau ketetapan.2
Kata-kata hukum Islam merupakan terjamahan dari term Islamic Law
dimana sering kali dipahami oleh Jiris Barat dengan istilah syari’at dan fikih.
2
Drs. Mohammad Rifa’i. Ushul Fikih,(PT. Al Ma’arif Bandung. Tahun 2010). Hal 5
4
Menurut Schacht bahwa Islamic Law (hukum Islam) merupakan seluruh aturan-
aturan Allah yang suci yang mengatur dan mengikat kehidupan setiap sisi dan
aspek-aspek kehidupan manusia. Dari defenisi ini arti hukum Islam lebih dekat
dengan pengertian syari’at. Dengan demikian, perkataan “Hukum Islam” adalah
sebuah istilah yang belum mempunyai ketetapan makna. Istilah ini sering
digunakan sebagai terjemahan dari fiqh Islam atau Syari’at Islam.3
Drs. Mohammad Rifa’i. Ushul Fikih,(PT. Al Ma’arif Bandung. Tahun 2010). Hal. 8
4
5
antara aneka macam gejala-gejala sosial di masyarakat muslim sebagai mahluk
yang berpegang teguh pada syariat Islam.
Menurut Nasrullah sosiologi hukum Islam adalah suatu hukum (Islam)
yang berlaku dan berkembang serta diamalkan dalam masyarakat tertentu, pada
waktu tertentu dan sesuai dengan kondisi tertentu. Dengan kata lain bahwa
rumusan-rumusan hukum Islam bisa berubah sesuai dengan tuntutan kepentingan
kemanusiaan berdasar-kan prinsip etika dan moral yang telah digariskan (qabil li
al-niqash, qabil li al-taghyir).5
Tuntutan yang muncul dari kepentingan bersama adalah juga preferensi
bagi tema-tema hukum Islam. Pada abad ini, agaknya tema-tema yang belum
terpikirkan oleh ulama-ulama klasik secara aktual dapat dimasukkan sebagai
kategori pembahasan hukum Islam, selama kajian ini dianggap sebagai barometer
yuridis setiap tindakan dan perilaku umat Islam. Tema-tema menyangkut politik,
ketata-negaraan, perbankan, hak asasi manusia (HAM), feminisme, kontrasepsi,
demokra-tisasi dapat dianggap sebagai bahan kajian para fiqh kontemporer dan
ilmuan muslim untuk kemudian ditemukan dasar hukum dan akar teologis melalui
metode-metode pemikirannya (hasilnya disebut tasyri’ wadh’i) sebagai pijakan
bagi persoalan-persoalan masyarakat saat ini.
Dalam hal ini, ruang lingkup pembahasan sosiologi hukum Islam
sebenarnya sangat luas. Akan tetapi di sini dapat dibatasi hanya pada
permasalahan-permasalahan sosial kontemporer yang membutuhkan kajian dan
akar teologis untuk menjadi pijakan yuridis (hukum Islam) dalam masyarakat
Islam, seperti masalah politik, ekonomi dan sosial budaya, dan sebagainya.6
Sosiologi dalam studi hukum Islam dapat mengambil beberapa tema
sebagai berikut:
1. Pengaruh hukum Islam terhadap masyarakat dan perubahan masyarakat.
Contohnya bagaimana hukum ibadah haji yang wajib telah mendorong
ribuan umat Islam Indonesia setiap tahun berangkat ke Mekah dengan
Nasrullah. M.Ag. Sosiologi Hukum Islam. (SPB. Tahun 2016) Hal. 105.
6
Ibid, hal. 107
6
segala akibat ekonomi, penggunaan alat transportasi dan organisasi
managemen dalam penyelenggaraannya serta akibat sosial dan struktural
yang terbentuk pasca menunaikan ibadah haji.
2. Pengaruh perubahan dan perkembangan masyarakat terhadap pemikiran
hukum Islam. Contohnya, bagaimana oil booming di negara-negara teluk
dan semakin mengentalnya Islam sebagai ideologi ekonomi di negara-
negara tersebut pada awal tahun 1970-an telah menyebabkan lahirnya
sistem perbankan Islam, yang kemudian berdampak ke Indonesia dengan
terbentuknya bank-bank syarî’ah.
3. Tingkat pengamalan hukum agama masyarakat, seperti bagaimana
perilaku masyarakat Islam mengacu pada hukum Islam. 4. Pola interaksi
masyarakat di seputar hukum Islam, seperti bagaimana kelompok-
kelompok keagamaan dan politik di Indonesia merespons berbagai
persoalan hukum Islam seperti terhadap Rancangan Undang-Undang
Peradilan Agama, boleh tidak wanita menjadi pemimpin negara dan
sebagainya. 5. Gerakan atau organisasi kemasyarakat yang mendukung
atau yang kurang mendukung hukum Islam, misalnya perhimpunan
penghulu.7
BAB III
PENUTUP
7
A. Kesimpulan
Sumber hukum Islam yang utama adalah Al Qur’an dan sunah. Selain
menggunakan kata sumber, juga digunakan kata dalil yang berarti
keterangan yang dijadikan bukti atau alasan suatu kebenaran. Selain itu,
ijtihad, ijma’, dan qiyas juga merupakan sumber hukum karena sebagai
alat bantu untuk sampai kepada hukum-hukum yang dikandung oleh Al
Qur’an dan sunah Rasulullah SAW.
Sosiologi hukum Islam adalah ilmu social yang mempelajari fenomena
hukum yang bertujuan memberikan penjelasan atas praktik-praktik hukum
ilmu yang mengatur tentang hubungan timbal balik antara aneka macam
gejala-gejala social di masyarakat muslim sebagai mahluk yang
berpegang teguh pada syariat Islam.
Hubungan antara sosiologi hukum meliputi : Pertama Pola-pola perilaku
(hukum) warga masyarakat. Kedua, Hukum dan pola-pola perilaku
sebagai ciptaan dan wujud dari kelompok-kelompok social. Ketiga
Hubungan timbal-balik antara perubahan-perubahan dalam hukum dan
perubahan-perubahan sosial dan budaya atau ruang lingkup kajiannya
adalah hukum-hukum kekinian yang berlaku dimasyarakat.
Tujuan mempelajari sosiologi hukum Islam adalah bertujuan untuk
mengetahui gejala-gejala social masyarakat muslim sebagai subyek hukum
yang memposisikan hukum sebagai pedoman hidup. Mempelajari
sosiologi hukum Islam juga dapat mengetahui sejauh mana efektivitas
hukum Islam dalam mengatur masyakat muslim.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis yakin bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, sehingga mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang membangun agar penulis mendapatkan membelajaran baru.
Dan semoga makalah ini dapat menjadi tempat mendapatkan ilmu pengetahuan
baru.
DAFTAR PUSTAKA
8
Ansori, Irfan. 2011. Al-Qur’an sebagai Sumber Hukum Islam Pertama.
http://rahasiasuksesirfanansori.wordpress.com/2021/06/08/al-quran-
sebagai-sumber-hukum-islam-pertama/. Diakses tanggal 08 Juni 2021