BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam yang mempunyai nilai-nilai universal yang
menyangkut semua manusia. Islam yang berarti sikap pasrah, kepatuhan dan ketundukan kepada
Allah merupakan sikap umum yang dimiliki oleh setiap penganutnya. Islam sesuai dengan
jiwanya selalu menerima perkembangan, karena Al-Qur’an itu sendiri itu merupakan wahyu
Allah yang bersifat universal dan up-to-date memenuhi tuntutan perkembangan zaman.
Universalisme islam tergambar pada prinsip-prinsip nilai dapat di terapkan dalam kehidupan
modern.
Pemakaian kata modern atau modernisasi selama ini sudah sangat popular, semua
kalangan terdidik (intelektual) nampaknya sudah paham dengan peristilahan yang di maksud.
Ungkapan kata itu terkait dengan makna-makna tertentu yang bisa sama tapi bisa juga berbeda
sesuai dengan eksentuasi masalah, tujuan dan asumsi peristilahan yang digunakan terutamadalam
pengambilan istilah tersebut. Sedangkan modern dalam peristilahan arab dikenal dengan kata
Tajdid yang dalam Indonesia di artikan dengan pembaharuan. Dalam konteks pemikiran modern
dalam islam,ia merupakan suatu wacana yang mengawali perubahan mendasar bagi islam
sebagai suatu nilai ajaran dan umatnya sebagai pembuat arus perubahan tersebut.
Pertama islam lahir, manusia telah berada di tepi jurang kehancuran dan tenggelam
dalam lumpur keterbelakangan serta kebiadaban yang tidak kenal moral, nilai dan kesopanan.
Pelita perang dan petunjuk jalan kemana mereka harus melangkah, secara biadab, mereka
tinggalkan dan di gantikan dengan kpercayaan dalam bentuk ritual yang di palsukan oleh
pemimpin yang di palsukan oleh pemimpin kejahiliahan yang haus akan kekuasaan. Di sebutnya
zaman kegelapan karena mereka tidak tau perintah dan larangan, tidak tau kompas sebagai
pedoman kemana harus melangkah, kemana tujuan harus berjalan dan harus berhenti. Kemudian
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi semakin majunya zaman munculah
pembaharuan-pembaharuan yang terjadi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Sejarah lahirnya pemikiran modern dalam islam?
2. Apa Faktor yang menyebabkan timbulnya pemikiran modern dalam islam?
3. Siapa sajakah tokoh-tokoh pemikiran modern dalam islam?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah yang tersebut di atas bahwa tujuanya adalah
1. Untuk mengetahui sejarah lahirnya pemikiran islam modern
2. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh pemikiran islam modern
3. Untuk mengetahui factor yang menyebabkan timbulnya pemikiran islam modern
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Lahirnya pemikiran Islam Modern
Kata modern, modernisme, dan modernisasi berasal dari barat. Modernism mengandung
arti pikiran, aliran, gerakan dan usaha-usaha untuk mengubah paham-paham, adat-istiadat,
institusi-institusi semua itu menjadi sesuai dengan pendapat-pendapat dan keadaan-keadaan baru
yang di timbulkan oleh ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern. Sedangkan modernisasi adalah
pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai tuntutan
hidup masa kini. Pikiran dan aliran itu muncul antara tahun 1650 sampai tahun 1800 M, suatu
masa yang terkenal dalam sejarah eropa sebagai “the age of reason” atau “ enlightenment”, yakni
masa pemujaan akal.
Sedangkan Pemikiran dalam Islam lahir jauh sesudah munculnya Islam, setelah melalui
sejarah yang panjang. Hal tersebut berangkat dari kepentingan-kepentingan sesudah wafatnya
nabi Muhammad SAW. Pada masa rasulullah SAW, kaum muslim tidak mengalami masalah
berat ketika berhadapan dengan masalah seperti akidah, ibadah dan muamalah, karena masalah
yang ada dapat langsung dirujuk kepada Nabi Muhammad SAW.[1] Namun setelah Rasulullah
SAW wafat, kaum muslim mulai menghadapi berbagai masalah. Masalah yang muncul palinng
awal adalah, siapakah pengganti rasul yang akan menjadi pemimpin umat? Pengganti
Muhammad SAW sebagai rasulullah tidak mungkinada, karena telah diketahui beliau adalah
nabi akhir zaman. Akan tetapi pengganti beliau sebagai kepala negara yang membuat banyak
perbedaan pendapat dari kalangan sahabat, dan keputusan yang diambil tidak dapat memuaskan
semua pihak. dari sinilah muncul cikal bakal munculnya pemikiran-pemikiran baru dari kalangan
sahabat. Jawaban dari masalah awal akhirnya tercapai dengan kesepakatan yaitu ronggak
kepemimpinan diserahkan kepada Abu Bakar.
Sekurang-kurangnya sejak setelah mengalami masa kemunduran dalam segala bidang
sejak jatuhnya kekhilafahan Bani Abbassiyah di Baghdad pada 1258 M, pemikiran modern Islam
muncul dikalangan para pemikir Islam yang menaruh perhatian pada kebangkitan Islam. Pada
saat munculnya para pemikir Islam, maka ilmu pengetahuan lahir dan berkembang dengan pesat
sampai ke puncaknya, baik dalam bidang agama, non-agama maupun dalam bidang kebudayaan
lainnya. Memasuki benua Eropa melalui Spanyol dan Sisilia, dan inilah yang menjadi dasar dari
ilmu pengetahuan yang menguasai alam pikiran orang barat (Eropa) pada abad selanjutnya.
Modernisasi Islam berbeda dengan renaisans Barat. Kalau renaisans Barat muncul dengan
gerakan menyingkirkan agama, maka pembaharuan dalam Islam adalah kebalikannya, yaitu
memperkuat prinsip dan ajaran-ajaran Islam kepada pemeluknya. Memperbaharui dan
menghidupkan kembali prinsip-prinsip Islam yang telah dilalaikan umatnya. Oleh karena itu
pembaharuan dalam Islam bukan hanya mengajak maju kedepan untuk melawan segala
kebodohan dan kemelaratan tetapi juga untuk kemajuan ajaran-ajaran agama Islam.[2]
B. Faktor lahirnya pemikiran Modern dalam Islam
Lahirnya pemikiran modern dalam Islam ini dilatarbelakangi oleh dua faktor, yakni faktor
eksternal yang berasal dari luar Islam sendiri dan faktor Internal yang berasal dari masalah-
maslah yang ada di Islam sendiri. Adapun kedua faktor tersebut adalah sebagai berikut :[3]
1. Faktor Eksternal
a. Imperialisme Barat
Imperialisme dan kolonialisme Barat terjadi akibat disintegrasi atau perpecahan yang
terjadi dikalangan umat Islam yang jauh sebelum kehancuran peradaban Islam pada pertengahan
abad ke-13 M., yaitu ketika munculnya dinasti-dinasti kecil yang mlepaskan diri dari
pemerintahan pusat kekhalifahan bani Abbasiyah.
Setelah runtuhnya peradaban Islam, perpecahan yang terjadi ditubuh umat Islam
bertambah parah dengan maraknya pemberontakan-pemberontakan terhadap pemerintahan pusat
Islam yang mengakibatkan pudarnya kekuatan politik Islam dan lepasnya daerah-daerah yang
sebelumnya menjadi bagian dari kekuasaan Islam.
Karena lemahnya politik Islam disertai dengan motivasi pencarian daerah baru sebagai
pasar bagi perdagangan di dunia Timur yang sebagian besar penduduknya adalah umat Islam,
Barat, sejak abad ke-16 M. menduduki daerah-daerah yang disinggahinya untuk dijadikan daerah
penjajahan. Spanyol akhirnya menjajah Filipina, Inggris menjajah India, Malaysia dan banyak
negara-negara di Afrika. Karena Imperialisme inilah, lahir para pemikir yang berusaha
membangunkan umat Islam dan mengajak mereka untuk bangkit melawan penjajahan.
b. Kontak dengan modernisme di Barat
Sejak abad ke-16 M. barat mengalami suatu babak sejarahnyayang baru, yaitu masa
modern dengan lahirnya para pemikir modern yang menyuarakan kemauan ilmu pengetahuan
dan berhasil menumbangkan kekuasaan gereja (Agama). Karena keberhasilannya inilah dicapai
peradaban Barat yang hingga kini masih mendominasi dunia.
Sementara itu, dunia Islam pada waktu itu, sedang berada dalam masa kemundurannya,
karena interaksinya dengan modernisme di Barat mulai menyadari pentingnya kemajuan dan
mengilhami mereka untuk memikirkan bagaimana kembali memajukan Islam.
2. Faktor Internal
a. Kemunduran Pemikiran Islam
Kemunduran pemikiran Islam terjadi setelah ditutupnya pintu ijtihad karena pertikaian
yang terjadi diantara sesama umat Islam dalam masalah khilafiyah dengan pembatasan Madzhab
fikih pada imam yang empat saja, yaitu madzhab Maliki, Syafi’i, Hanafi dan Hambali.
Sementara itu bidang teologi didominasi oleh pemikiran Asy’ariyah dan bidang tasawwuf
didominasi oleh pemikiran imam Al-Ghozali.
Penutupan pintu ijtihad ini telah menimbulkan efek negatif yang sangat besar dimana
umat Islam tidak lagi memiliki etos keilmuan yang tinggi dan akal tidak diberdayakan dengan
maksimal sehingga yang dihasilkan oleh umat Islam hanya sekedar pengulangan-pengulangan
tulisan yang telah ada sebelumnya tanpa inovasi-inovasi yang diperlukan sesuai dengan
kemajuan zaman.
Berkenaan dengan kemunduran pemikiran Islam ini, para pemikir Islam paa zaman
modern dengan ide-ide pembaharuannya menyuarakan pentingnya dibukakan kembali pintu
ijtihad.
b. Bercampurnya ajaran Islam dengan unsur-unsur diluarnya
Selain kemunduran pemikiran Islam, yang menjadi faktor lahirnya pemikiran modern
dalam Islam adalah bercampurnya ajaran Islam dengan unsur-unsur diluarnya.
Pada masa abad ke-19 M., umat Islam banyak yang tidak mengenal agamanya dengan
baik sehingga banyak unsur diluar Islam diainggap debagai agama. Maka tercampurlah agama
Islam dengan unsur-unsur asing yang terwujud dalam bid’ah, Khurafat dan Takhayyul.
Satu hal yang perlu digarisbwahi disini adalah bahwa faktor eksternal yang paling utama
dalam mempengaruhi munculnya pemikiran modern dala Islam, sedangkan faktor internal telah
ada sebelum masa modern Islam yang telah lebih dulu melatarbelakangi lahirnya pemikiran-
pemikiran modern dalam Islam, karena pemikiran modern dalam Islam tidak lain adalah
kelanjutan pemikiran pembaharuan yang telah ada sebelumnya atau pemikiran pembaharuan
pada masa klasik.