Disusun Oleh:
Puput Nanda Sari
Angelia Retno Renanda
Marlen Andalena
Pattria Sepita
Lola Agustiani
Dosen Pengampu :
dr. Miinudin, S.IP.,M.Kes
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam Penulisan Makalah “Etika Politik Islam“ yang berjudul Pengembangan
Politik Hukum Islam di Indonesia serta Transformasi Kedalam Sistem
Hukum Indonesia. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga
penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam penulisan Makalah ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah
Pembaharuan Islam di Indonesia ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Perumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
A. PENGERTIAN POLITIK HUKUM ISLAM.....................................................3
B. PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA.................................4
C. DIMANIKA POLITIK HUKUM ISLAM DI INDONESIA.............................6
D. TRASNFORMASI HUKUM ISLAM KE HUKUM NASIONAL....................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum merupakan suatu entitas yang sangat kompleks, dia meliputi
berbagai aspek kehidupan; politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain sebagianya.
Sehingga wajar sampai saat ini pengertian dari hukum itu sendiri sangat
bervariasi tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Ada yang
berpendapat hukum adalah segala peraturan, baik yang tertulis ataupun tidak,
yang mempunyai sanksi tegas terhadap pelanggarnya. Ada juga yang mengaitkan
hukum dengan institusi. Seperti pendapat Mochtar Kusumaatmadja bahwa
hukum itu merupakan keseluruhan asas dan kaidah yang mengatur pergaulan
hidup manusia dalam masyarakat, juga meliputi lembaga (institusi) dan proses
yang mewujudkan kaidah tersebut dalam masyarakat.1
Politik hukum bersifat lokal dan partikular yang hanya berlaku dari dan
untuk negara tertentu saja. Hal ini disebabkan karena perbedaan latar belakang
kesejarahan, pandangan dunia (world-view), sosio-kultural dan political will dari
masing-masing pemerintah. Meskipun begitu, politik hukum suatu negara tetap
memperhatikan realitas dan politik hukum internasional. Perbedaan politik
hukum suatu negara tertentu dengan negara lain inilah yang menimbulkan istilah
politik hukum nasional.2
Penduduk di Indonesia mayoritas memeluk agama islam, hal itu tentu saja
membuat sebagian masyarakat muslim indonesia mengingikan hukum islam
mendominasi system hukum nasional. Tetapi kemudian, dalam usaha dan
1
Mhd. Erwin Munthe, “Politik Hukum UED-SP Syariah (Melirik keseriusan pemerintahan
Bengkalis),” STIE Syari’ah Bengkalis,2018, https://www.stiesyariah bengkalis.ac.id /kolompikiran12-
politik-hukum-uedsp-syariah-melirik-keseriusan-pemerintahanbengkalis.html.
2
Puput Purwanti, “11 Tujuan Politik Hukum Dalam Kehidupan Bernegara,” Hukamnas.com,
2019, https://hukamnas.com /tujuan-politik-hukum.
1
perjuangannya penerapan syariat, bagaikan sejarahnya, tidak pernah putus oleh
kewajiban kausalitas antara agama dan negara.
Faktanya adalah bahwa politik dan hukum Islam tidak dapat dipisahkan.
Regulasi Islam sulit digunakan tanpa bantuan politik, sedangkan yang sebaliknya
juga benar.3 Saat ini, hukum islam menjadi bagian dari system hukum Indonesia.
Hukum islam di Indonesia adalah sebuah produk sekaligus proses. Sebagai
sebuah produk, hukum islam adalah karya para ahli hukum yang sudah ada dan
bertahan dari satu generasi ke generasi lainnya. Sebagai suatu proses, hukum
islam menjadi proses penemuan dan prumusan hukum, sehingga mengandung
dimensi pengembangan, baik pengembangan akademik mau pengembangan
pratis.4
B. Perumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Politik Hukum Islam?
2. Bagaimana dengan Perkembangan Hukum Islam Di Indonesia?
3. Apa yang menjadi urgensi penyebab Dimanika Politik Hukum Islam Di
Indonesia ?
4. Apa yang di maksud dengan Trasnformasi Hukum Islam Ke Hukum
Nasional?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang di maksud Politik Hukum Islam
2. Untuk mengetahui Perkembangan Hukum Islam Di Indonesia
3. Untuk mengetahui Dimanika Politik Hukum Islam Di Indonesia
4. Untuk mengetahui Trasnformasi Hukum Islam Ke Hukum Nasional
3
Muhsin Ahseri, (Politik Hukum Islam Di Indonesia), Al Qalam, Vol. 9 No. 17, 2016, hlm.
144
4
Ija Suntana, (Dari Internalisasi ke Formalisas; Perkembangan Hukum Islam di Indonesia),
The Islamic Quarterly, Vol. 64 No. 1, hlm.115.
2
BAB II
PEMBAHASAN
5
Imam Syaukani A. Ahsin Thohari, Dasar-Dasar Politik Hukum. (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2004), hlm. 58.
3
asas merupakan hal yang sangat penting karena hal ini menyangkut tentang
pondasinya suatu hukum, tanpa pondasi maka hukum tersebut sangat mudah di
goyahkan.
Secara umum asas politik hukum islam terbagi menjadi dua macam:
1. Asas Universal
Asas yang bisa dibeut juga sebagai asas al-qully, merupakan asas
ketuhanan, yang berisi tentang landasan dasar yang bersifat menyeluruh
dalam membentuk kebijakan mengenai politik hukum islam.
2. Asas Operasional
Asas yang bisa disebut juga sebgai asas al juz’I, merupakan
kumpulan dari prinsip perumusan materi hukum yang bersifat kolektif, asas
ini terbagi menjadi lima macam yaitu asas persamaan, keadilan,
musyarawah, kebebasan, dan tanggung jawab publik.
Pada Negara Indonesia yang menganut sistem hukum terbuka maka Negara
dapat menerima hukum dari sumber mana saja, dengan syarat tidak bertentangan
dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.6
6
Ija Suntana, Politik Hukum Islam, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2014), hlm 3-5.
4
Kebanyakan masyarakat muslim Indonesia menuruti aturan hukum islam
dalam lembaga perkawinan. Dalam bidang kewarisan, masyarakat muslim
Indonesia menjadikan kententuan-ketentuan hukum islam sebagai panduan
dalam pembagian harta waris.
2. Formalisasi
Bentuk pengembangan hukum formalisasi, yaitu mewujudkan hukum
islam sebagai bagian dari peraturan perundangan-undangan. Hal ini
dilakukan melalui usaha politik dalam proses legislasi. Melalui formalisasi
hukum islam tidak hanya hidup di masyarakat tapi juga menjadi hukum
positif yang diberlakukan oleh Negara.
Formalisasi hukum islam di Indonesia menciptakan beberapa undang-
undang yang sumber hukumnya diambil dari hukum islam, yaitu undang-
undang mengenai perkawinan, perbankan syariah, penyelenggaraan haji,
pengelolaan zakat, wakaf, dan jaminan kehalalan produk.
3. Fenomena Eklektisme
Fenomena eklektisme terlihat dalam pengembangan hukum islam di
Indonesia, yaitu pemilihan antara dua aturan oleh masyarakat muslim,
meraka mengalami benturan antara memilih fiqih atau hukum. Masyakarat
muslim Indonesia bepegang kepada dua system aturan, yaitu fiqh dan
hukum. Alhasil, ada masalah mengenai ketaatan terhadap aturan di
masyarakat muslim. Masyarakat muslim Indonesia lebih taat kepada aturan
fiqih dari pada hukum yang dibuat oleh Negara.
Masalah eklektisme atau ras hukum dan hukum islam dilatarbelakangi
oleh keberadaan fiqh yang lebih dulu berkembangan di Indonesia
dibandingakn dengen hukum Negara. Akibat dari fenomena elektime sampai
saat ini tercermin dari aspirasi sebagian masyarakat muslim Indonesia yang
menginginkan hukum islam menjadi system hukum yang mendominasi
dalam system hukum nasional.7
7
Ija Suntana, (Dari Internalisasi ke Formalisas; Perkembangan Hukum Islam di Indonesia),
5
C. DIMANIKA POLITIK HUKUM ISLAM DI INDONESIA
Hukum islam telah dipakai di indonesia selama ratusan tahun lamanya.
Secara garis besar periode perkebangan hukum di Indonesia telah mengalami
beberapa tingkatan, yaitu pada masa kerajaan-kerajaan di nusantara. Saat masa
penjajahan eksistensi hukum islam telah mengalami naik dan turun yang
dipengaruhi oleh pemikiran para ilmuan belanda dan atensi politik yang
mengikutinya.
Islam hadir pada abad ketujuh masehi, mulai dari awal kehadirannya
seluruh rangkaian hukum Islam telah diterapkan dan diciptakan dalam kelompok
masyarakat Islam dan eksekutif hukum. Secara social-kultural, hukum islam
telah disatukan dan menjadi aturan yang hidup di lingkungan masyarakat.
Asimilasi dengan kebiasaan atau adat telah menciptakan gugusan norma dan
tatanan social yang tidak hanya tertanam kuat di masyarakat tetapi terintegrasi
juga secara teologis.
Pada periode ini dapat dinyatakan dengan sangat baik bahwa Islam diakui
sepenuhnya, ini berdasarkan Repletion in Complexu, teori ini dikemukakan oleh
Van Ben Berg, hipotesis ini merekomendasikan bahwa dat istiadat dan hukum
(adat) dari kelompok masyarakat adalah reception (kebiasaan) seluruh agama
yang dianut oleh daerah setempat. Pada periode berikutnya, hukum Islam secara
umum belum sepenuhnya diakui, namun ada batasan-batasannya. Pada tahun
1937, pemerintah Belanda mengalihkan kewenangan pengambilan keputusan
pewarisan dari pengadilan agama ke pengadilan negara. Hukum islam kembali
mengalami kemajuan pada masa orde baru. Melalui pendekatan structural-
fungsional Umat islam relative mengalami kemajuan yang pesat.8
6
Trasnformasi hukum islam ke dalam hukum nasional berarti membuat
hukum yang berdasarkan hukum islam yang tidak bertentangan dengan pancasila
dan UUD 1945, meski hukum tersebut di dasari oleh hukum islam namun itu
tidak bisa disebut sebagai hukum islam lagi tetapi milik nasional. Dalam
transformasinya hukum islam akan bersikap antisipatif terhadap perkembangan
social agar dapat mengikuti arus dan terus dapat memberikan pengaruh di dalam
hukum nasional, dengan hubungan kerja sama Antara ulama islam dan
pemerintah, sudah banyak hukum nasional yang saat ini di dasarkan hukum
islam.
Ada dua cara yang dapat di tempuh dalam pembinaan hukum nasional,
yaitu melalui pembentukan perundang-undangan dan melalui yurisprudensi, pada
saat ini yurisprudensi menduduki tempat yang penting karena dimungkinkan
adanya kesesuaian kaidah hukum dengan tuntutan.9
Politik suatu Negara akan sangat berpengaruh terhadap kebijakan-
kebijakannya, dan peraturan perundang-undangan merupakan produk yang
dihasilkan oleh politik itu sendiri, dengan masuknya hukum islam ke dalam
hukum nasional, hukum islam itu tidak hanya sebagai hukum namun banyak juga
asas-asas hukum islam yang terserap kedalam hukum nasional sehingga akan
menghasilkan prosek yang lebih baik lagi di masa depan dan memungkinannya
membuatnya sebagai inspirasi utama dalam pembuatan hukum.
Di Indonesia, hukum islam merupakan hukum yang hidup yang disebabkan
oleh rakyatnya yang mayoritas islam, sehingga banyak hukum yang hidup sendiri
tanpa harus di jadikan sebagai hukum positif dalam undang-undang, contohnya
seperti peraturan untuk peribadatan sholat lima waktu yang selalu dilaksanakan
setiap waktu, sehingga pemerintah tidak dapat bertindak melawan hukum
tersebut, melawan ataupun berusaha untuk ikut campur kedalamnya hanya akan
merugikan Negara, karenanya pemerintah hanya bisa membuat kebebasan
9
A.khisni, Transformasi Hukum Islam Ke Dalam Hukum Nasional, (Semarang: UNISSULA
PRESS, 2011) hlm 228
7
kepada umat islam, terlebih lagi ibadat tersebut tidak merugikan Negara,
sehingga meski di dibiarkan hal itu tidak akan berakibat fatal pada Negara.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Politik hukum islam adalah sebuah usaha yang mana berusaha untuk
memasuk kan hukum islam sebagai hukum nasional dan ditaati oleh seluruh
masyarakat, dan hal ini terbagi menjadi tiga kajian yaitu;
Taqnin al-ahkam; ilmu tentang pembentukan hukum islam
Tathbiq al-ahkam: ilmu tentang penerapan hukum islam setelah di legislasi
Taghyir al-ahkam: ilmu tentang perubahan-perubahan hukum islam
menggantikan hukum yang lama dan tidak sesuai dengan keadaan.
Sejak pertama kali terciptanya dari zaman nabi SAW hingga sekarang,
hukum islam telah mengalami pekembangan yang besar tanpa melanggar syari’at
agama dan berusaha membuat terus pengaruh nya pada Negara. Di Indonesia,
hukum memiliki kedudukan yang cukup tinggi yang dipengaruhi oleh mayoritas
warganya yang beragama islam.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih
jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam
menjelaskan tentang makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan
dapat lebih dipertanggung jawabkan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10