Disusun Oleh :
Tri Selsa
1914201303
Dosen Pembimbing :
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan shalawat
kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita disuatu ajaran
yang benar yaitu agama Islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“HAM dan Demokrasi dalam Islam” ini dengan lancar.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh
dari berbagai sumber yang berkaitan dengan agama islam serta infomasi dari media massa
yang berhubungan dengan agama islam, tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada
pengajar matakuliah Pendidikan Agama Islam atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini. Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai implementasi iman dan takwa
dalam kehidupan modern, khususnya bagi saya penulis. Memang makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju
arah yang lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................
A.Latar Belakang...................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan Penulisan................................................................................
D.Manfaat................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................
A.Kesimpulan.....................................................................................
B.Saran......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum adalah komponen yang sangat erat hubungannya dengan masyarakat, dan
pada dasarnya hukum itu adalah masyarakat itu sendiri. Setiap tingkah laku masyarakat selalu
di monitor oleh hukum, baik hukum yang tertulis maupun hukum yang tidak tertulis. Negara
Indonesia adalah Negara hukum yang memiliki penduduk mayoritas beraga islam, secara
sengaja maupun tidak sengaja hal tersebut mempengaruhi terbentuknya suatu aturan hukum
yang berlandaskan atas agama Islam.
Berbagi masalah yang ada di dalam negara indonesia tidak semuanya dapat
diselesaikan berdasarkan hukum umum yang telah ada, namun tetap memerlukan hukum
secara filosofis dan sosiologis tertanam dalam hati dan kepercayaan masyarakat Indonesia.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan di buatnya aturan Hukum Islam di Indonesia
adalah:
1. Masyarakat Indonesia yang berketuhanan. (sisi filosofis).
2. Mayoritas penduduk Indonesia beraga Islam. (sisi sosiologis).
3. Berdasarkan catatan sejarah yang telah dibukukan oleh Departemen Agama yang berjudul
“Seabad Peradilan Agama di Indonesia”, menjelaskan bahwa Pengadilan Agama sudah ada di
Indonesia sejak abad ke-16. (sisi historis).
4. Merupakan produk politik yang dibuat oleh pemerintah. Membicarakan tentang masalah
Hukum Islam di Inndonesia pada dasarnya adalah membicarakan salah satu aspek sebuah
perbincangan yang kompleks sekalipun Hukum Islam menempati posisi yang sangat penting
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa sekarang. Selain itu, perbincangan
tentang Hukum Islam di Indonesia sebagaimana halnya juga dengan Hukum islam di
berbagai kawasan dunia akan selalu menampakkan diri sebagai Hukum yang bersifat
universal dengan daya jangkau untuk semua tempat dan segala zzaman tetapi pada lain pihak
Hukum Islam juda di tuntut untuk menampakkan diri. Perbincangan kita tentang Hukum
Islam tentunya akan lebih banyak diarahkan pada asp[ek yang kedua. Berkenaan dengan hal
yang pertama Hukum Islam dengan sifat keuniversalannya sudah cukup banyak dikaji dan
dibahas orang.
“Hukum Islam Indonesia masa kini” adalah merupakan sebuah label yang diberikan
pada ketentuan-ketentuan Hukum Islam yang berlaku di Indonesia dan sekaligus
menampilkan corak khas ke-Indonesiaannya. Sistem dan budaya Indonesia akan lebih
terefleksi di dalamnya sehingga Hukum Islam dimaksud untuk beberapa bagian tertentu baik
menyangkut kaidah hukumnya maupun pola pemikiran yang mendasarinya akan
menunjukkan beberapa perbedaan dengan Hukum Islam yang berlaku dilain tempat seperti
Saudi Arabia, Mesir, Iran, Pakistan dan lain-lain sekalipun sifat dasar yang sama karena
bersumberkan pada sumber yang sama yaitu AI Quran dan Sunnah.
Berbeda dengan Demokrasi, Islam berasal dari Allah SWT, yang telah diwahyukan-
Nya kepada rasul-Nya Muhammad SAW. Dalam hal ini Allah SWT berfirman :
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut hawa nafsunya, ucapannya itu tiada
lain hanya berupa wahyu yang diwahyukan.” (QS. An-Najm : 3-4)
Islam dibangun di atas landasan Aqidah Islam, yang mewajibkan pelaksanaan
perintah dan larangan Allah –yakni hukum-hukum syara’ yang lahir dari Aqidah Islam–
dalam seluruh urusan kehidupan pribadi, masyarakat dan kenegaraan. Aqidah ini
menerangkan bahwa manusia tidak berhak membuat peraturan hidupnya sendiri. Manusia
hanya berkewajiban menjalani kehidupan menurut peraturan yang ditetapkan Allah SWT
untuk manusia.
Islam menyatakan bahwa kedaulatan adalah di tangan syara’, bukan di tangan umat.
Sebab, Allah SWT sajalah yang layak bertindak sebagai Musyarri’ (pembuat hukum). Umat
secara keseluruhan tidak berhak membuat hukum, walau pun hanya satu hukum. Allah SWT
berfirman :
“Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah.” (QS. Al An’aam: 57)
Dalam Islam seorang muslim wajib terikat dengan hukum syara’ dalam segala
perbuatannya. Tidak bisa bebas dan seenaknya. Terikat dengan hukum syara’ bagi seorang
muslim adalah wajib dan sekaligus merupakan pertanda adanya iman padanya. Allah SWT
berfirman :
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu (Muhammad) hakim (pemutus) terhadap perkara yang mereka
perselisihkan.” (QS. An Nisaa’: 65)
B. Rumusan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana islam memandang Hak Asasi Manusia?
2. Bagaimanakah Demokrasi dalam pandangan islam?
C. Tujuan
1. Makalah agama ini dibuat untuk memenuhi tugas presentasi dalam mata kuliah Agama
Islam.
2. Mempelajari pandangan Islam dalam urusan Hukum, HAM, dan demokrasi
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui pandangan Islam dalam hal Hak Asasi Manusia.
2. Dapat mengetahui pandangan Islam dalam hal Demokrasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Demokrasi
Secara etimologi Demokrasi berarti “Pemerintahan oleh Rakyat”. Inilah yang
menyebabkan demokrasi dengan istilah-istilah pemerintahan lainnya di mana tidak
mem[unyai hak paten dari rakyat. Amerika mendefinisikan demokrasi sesuai dengan apa
yang di ucapkan oleh presiden ke-16 mereka, Abraham Lincoln (1809-1865): “Pemerintah
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Dengan kata lain di dalam demokrasi terdapat
partisipasi rakyat luas (public) dalam mengambil keputusan yang berdampak kepada
kehidupan bermasyarakat.
Secara literatur, demokrasi berarti kekuasaan dari rakyat, berasal dari bahasa Yunani
demos (rakyat) dan kratos (kekuasaan).
Secara historis, istilah Demokrasi telah dikenal sejak abad ke-5 SM, yang pada
awalnya sebagai respons terhadap pengalaman buruk monarki dan kediktatoran di Negara-
negara kota Yunani kuno.
2.1 Demokrasi dalam Islam
Konsep demokrasi tidak sepenuhnya bertentangan dan tidak sepenuhnya sejalan dengan
Islam
1. Demokrasi tersebut harus berada di bawah payung agama.
2. Rakyat diberi kebebasan untuk menyuarakan aspirasinya.
3. Pengambilan keputusan senantiasa dilakukan dengan musyawarah.
4. Suara mayoritas tidaklah bersifat mutlak meskipun tetap menjadi pertimbangan utama
dalam musyawarah.
5. Musyawarah atau voting hanya berlaku pada persoalan ijtihadi; bukan pada persoalan
yang sudah ditetapkan secara jelas oleh Alquran dan Sunah.
6. Produk hukum dan kebijakan yang diambil tidak boleh keluar dari nilai-nilai agama.
7. Hukum dan kebijakan tersebut harus dipatuhi oleh semua warga.
Contoh Kasus:
Nenek Divonis 1,5 Bulan karena Mencuri Kakao di Purwokerto
Majelis hakim Pengadilan Negeri Purwokerto, Jawa Tengah, menjatuhkan vonis satu
bulan 15 hari kepada seorang, Aminah, 55, yang didakwa mencuri tiga buah kakao.
"Menjatuhkan pidana kepada terdakwa selama satu bulan 15 hari dengan ketentuan
tidak usah terdakwa jalani kecuali jika terdakwa dijatuhi pidana lain selama tiga bulan
masa percobaan," kata Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto Muslich Bambang
Lukmanto saat membacakan vonis di pengadilan setempat, Kamis (19/11).
Demokrasi dalam Islam berbeda dengan Demokrasi barat dalam beberapa hal penting,
di antaranya :
Islam mengakui bahwa kedaulatan hanya di tangan Allah dan para wali-Nya yang
terpilih, yaitu sebagai khalifah. Seorang khalifah memerintah suatu negara atas nama
Allah. Dia bukanlah pemimpin yang berdiri sendiri dan bebas berkehendak sesuai
kehendak hatinya. Al-Quran menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan
di bumi adalah
milik Allah SWT dan tiada seorangpun yang sederajat dengan-Nya.
Al-Quran menjelaskan : “katakanlah (wahai Muhammad): Wahai Tuhan yang
mempunyai kerajaan (kedaulatan), engkau berikan kerajaan kepada yang engkau
kehendaki dan engkau cabut kerajaan dari yang engkau kehendaki. Engkau muliakan
orang yang engkau kehendaki dan engkau hinakan orang yang engkau
kehendaki” (Qs. Al-Imran :26).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme pemerintahan negara yang menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat.
• Demokrasi menurut Islam dapat diartikan seperti musyawarah, mendengarkan pendapat
orang banyak untuk mencapai keputusan dengan mengedepankan nilai – nilai keagamaan.
• HAM adalah hak yang telah dimiliki seseorang sejak ia ada di dalam kandungan.
• HAM dalam Islam didefinisikan sebagai hak yang dimiliki oleh individu dan kewajiban
bagi negara dan individu tersebut untuk menjaganya.
• Hukum menurut Islam dapat diartikan sebagai hukum yang terdapat dalam sumber-
sumber seperti Al-Quran dan Al-Hadist.
B. Saran
• Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat membedakan antara demokrasidi
Indonesia dan Demokrasi islam dan dapat melihat sisi baik dan buruknya.
• Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat memahami pentingnya HAM dalam
kehidupan kita dan kewajiban kita untuk menjaganya.
• Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat membedakan antara hukum islam dan
hukum yang berlaku di Indonesia dan dapat melihat perbedaannya.
DAFTAR PUSTAKA