Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HUKUM ISLAM
PENGARUH HUKUM ISLAM DALAM PERKEMBANGAN
HUKUM POSITIF DI INDONESIA
Dosen Pengampu: Ahsan Yunus, S.H., M.H.

Disusun oleh:
Adistya Febriana Rachim
B011211068

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema
dari makalah ini adalah “Pengaruh Hukum Islam dalam Perkembangan Hukum Positif
di Indonesia”.

Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Hukum Islam Bapak Ahsan Yunus S.H., M.H. yang telah
memberikan tugas kepada saya. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang turut telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Saya jauh dari kata sempurna. Dan ini adalah langkah yang baik dari pelajaran yang
sesungguhnya. Maka dari itu, keterbatasan waktu dan kemampuan saya, maka kritik
dan saran yang membangun senantiasa saya harapkan semoga makalah ini dapat
berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Saya mohon maaf apabila terdapat salah kata atau kata-kata yang kurang berkenan.

Makassar, 18 Oktober 2022

Adistya Febriana Rachim


DAFTAR ISI

SAMPUL.............................................................................................................1

KATA PENGANTAR........................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................5
C. Tujuan................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................6
A. Hukum Islam.....................................................................................................6
B. Kedudukan Hukum Islam Pada Sistem Hukum di Indonesia...........................7
C. Kontribusi Hukum Islam Bagi Perkembangan Hukum di Indonesia................9
D. Implementasi Hukum Islam dalam Hukum Positif di Indonesia.......................9

BAB III PENUTUP...........................................................................................11


A. Kesimpulan.......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum Islam merupakan syariat yang berarti aturan yang diadakan oleh Allah
untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi SAW, baik hukum yang
berhubungan dengan kepercayaan maupun hukum-hukum yang berhubungan
dengan perbuatan yang dilakukan oleh semua umat muslim.
Hukum positif Indonesia adalah hukum yang saat ini berlaku baik tertulis
maupun tidak tertulis, yang merupakan campuran dari sistem hukum Eropa,
hukum agama dan hukum adat.Sistem hukum Eropa mampu masuk ke
Indonesia melalui penjajah penjajah yang pernah singgah ke Indonesia,
terutama Belanda.Sistem Hukum agama juga merupakan hasil dari penyebaran
banyak agama dari luar masuk ke Indonesia.Sedangkan sistem hukum adat
adalah hukum yang berasal dari masyarakat pribumi Indonesia sendiri.Prinsip
dasar adalah hukum adat untuk masyarakat Indonesia terklasifikasi ke dalam
pribumi, dan hukum Belanda untuk masyarakat Eropa dan itu terklasifikasi
dalam hukum Eropa. Sejak berdirinya VOC, pemerintah Belanda mengakui
eksistensi hukum Islam seperti hukum kekeluargaan, hukum perkawinan dan
hukum waris. Bahkan hukum kekeluargaan diakui dan diterapkan dalam bentuk
peraturan Resoluti der Indische Regeering tanggal 25 Mei 1760 yaitu semua
aturan perkawinan dan kewarisan Islam yang terkenal dengan Compendium
Freijer (Suni 1996: 131). Selanjutnya dicantumkan dalam perundang-
undangan, baik dalam Algemene Bepaligen van Wetgeving (AB) pasal 11
maupun dalam Regeering Reglement (RR) tahun 1855 pasal 75 ayat (3).
Hukum Islam amat pantas menjadi sumber pembentukan hukum nasional,
karena dinilai mampu mendasari dan mengarahkan dinamika masyarakat
Indonesia dalam mencapai cita-citanya, hukum Islam mengandung dua
dimensi, yakni: pertama, dimensi yang berakar pada nas qati, yang bersifat
universal, berlaku sepanjang zaman, kedua, dimensi yang berakar pada nas
zanni, yang merupakan wilayah ijtihadi dan memberikan kemungkinan
epistemologis hukum bahwa setiap wilayah yang dihuni oleh umat Islam dapat
menerapkan hukum Islam secara beragam, lantaran faktor sosiologis, situasi
dan kondisi yang berbeda beda.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan hukum islam dalam sistem hukum di Indonesia?
2. Bagaimana kontribusi hukum islam pada pembentukan Undang-Undang di
Indonesia?
3. Apa saja penerapan hukum islam dalam hukum positif di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kedudukan hukum islam dalam sistem hukum di
Indonesia
2. Untuk mengetahui kontribusi hukum islam pada pembentukan Undang-
Undang di Indonesia
3. Untuk mengetahui apa saja penerapan hukum islam dalam hukum positif
di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hukum Islam
Hukum Islam atau syariat islam adalah sistem kaidah-kaidah yang didasarkan
pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenal tingkah laku mukallaf
(orang yang sudah dapat dibebani kewajiban) yang diakui dan diyakini, yang
mengikat bagi semua pemeluknya. Dan hal ini mengacu pada apa yang telah
dilakukan oleh Rasul untuk melaksanakannya secara total. Syariat menurut
istilah berarti hukum-hukum yang diperintahkan Allah SWT untuk umat-Nya
yang dibawa oleh seorang Nabi, baik yang bernubungan dengan kepercayaan
(aqidah) maupun yang berhubungan dengan amaliyah. Syariat Islam menurut
bahasa berarti jalan yang dilalui manusia untuk menuju kepada Allah Ta ala.
Dan ternyata islam bukanlah hanya sebuah agama yang mengajarkan tentang
bagaimana menjalankan ibadah kepada Tuhannya saja. Keberadaan aturan atau
sistem ketentuan Alan swt untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah
SWT. dan hubungan manusia dengan sesamanya. Aturan tersebut bersumber
pada seluruh ajaran Islam, khususnya Al-Ouran dan Hadits.

Hukum Islam didefinisi sebagai syariat yang berarti aturan yang diadakan oleh
Allah untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi SAW, baik secara
hukum yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum-
hukum yang berhubungan dengan amaliyah (perbuatan) yang dilakukan oleh
semua umat muslim. Berikut ini merupakan sumber hukum islam:
• Al-Qur’an
Al-Qur’an menjadi sumber hukum islam yang pertama, sebuah
kitab suci umat muslim yang diturunkan melalui Malaikat Jibril
kepada Nabi terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an
berisi larangan, perintah, anjuran, ketentuan, kisah islam, hikmah,
dan lain-lain.
• Al-Hadist
Sumber hukum Islam yang kedua adalah Al-Hadist, yakni segala
sesuatu yang berlandaskan pada Rasulullah SAW. Baik berupa
perkataan, perilaku, diamnya beliau. Di dalam Al-Hadist
terkandung aturan-aturan yang merinci segala aturan yang masih
global dalam Al-quran.
• Ijma
Kesepakatan seluruh ulama mujtahid pada satu masa setelah zaman
Rasulullah atas sebuah perkara dalam agama." Dan ima yang dapat
dipertanggung jawabkan adalah yang terjadi di zaman sahabat,
tabiin (setelah sahabat), dan tabi'ut tabiin (setelah tabiin).
• Qiyas
Sumber hukum Islam yang keempat setelah Al-Quran, Al-Hadits
dan Ijma' adalah Qiyas. Qiyas berarti menjelaskan sesuatu yang
tidak ada dalil nashnya dalam Al-quran ataupun hadis dengan cara
membandingkan sesuatu yang serupa dengan sesuatu yang hendak
diketahui hukumnya tersebut.

B. Kedudukan hukum islam dalam sistem hukum di Indonesia


Indonesia memiliki beberapa sistem hukum yang berlaku yang bisa dilihat dari
seri umurnya dan hukum adat adalah sistem hukum yang tertua dan selanjutnya
hukum islam dan hukum barat. Ketiga hukum tersebut memiliki sistem dan ciri
masing-masing dan berkembang dalam masyarakat dan Negara Republik
Indonesia.
Di abad ke XIX di kalangan ahli hukum Belanda, oleh Salomon Keyzer (1813-
1868) t yang berkata bahwa hukum islam berlaku di Indonesia. Salomon
Keyzer merupakan orang yang menerjemahkan Al-Qur’an kedalam bahasa
Belanda dan menulis tentang islam di Jawa. Pendapat Salomon Keyzer
diperkuat Lodewijk Willem Christiaan van den Berg. Van den Berg
berpendapat bahwa hukum mengikuti agama yang diyakini seseorang.
Misalnya dia seorang muslim, maka hukum islam lah yang berlaku untuknya.
Agar para pejabat pemerintah Hindia Belanda mudah mengenal hukum islam
yang berlaku dikalangan pemeluk agama islam, van den Berg menulis buku
hukum islam menurut mazhab Hanafi dan Syafi’i pada tahun 1884 dan
beberapa karya lainnya di tahun berikutnya. Menurut van den Berg, orang islam
Indonesia telah melakukan resepsi hukum islam dalam keseluruhannya sebagai
satu kesatuan atau yang disebut Reseptio in Complexu. Christian Snock
Hurgronje tidak setuju dengan teori Reseptio in Complexu yang dikemukakan
oleh van den Berg. Ia berpendapat bahwa yang berlaku untuk seorang muslim
bukanlah hukum islam tetapi hukum adat.

Hukum Islam berkembang pesat, apalagi dalam bidang syariah (fikih),


sedangkan tentang ibadah adalah bersifat tetap atau tidak berubah dari waktu
ke waktu. Hukum islam sebagai salah satu sistem hukum di Indonesia tetap
berkembang dan diterima sebagai sistem hukum yang ikut berperan dalam
pembentukan hukum positif di Indonesia. Hukum islam diperkuat dengan
Peradilan Agama yang sudah diatur dalam peraturan perundangannya sendiri,
dalam tatanan hukum konstitusional, Peradilan Agama diatur sebagai salah satu
peradilan menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 Pasal 24 ayat (2), dan hal yang serupa juga didapat dalam pengaturan
hukum di Indonesia pada pengelolaan zakat, pengelolaan ibadah haji, surat
berharga syariah Negara (Sukuk), perwakafan, dan sebagainya.

Kedudukan hukum islam sama dengan hukum barat dan hukum adat. Hukum
islam menjadi sumber untuk pembentukan hukum di Indonesia disamping
hukum-hukum lain yang ada dan berkembang di Indonesia. Hukum islam
sebagai salah satu sistem hukum di Indonesia yang tetap mempertahankan
kelangsungan, keberadaan, dan fungsinya dalam sistem hukum di Indonesia.
C. Kontribusi hukum islam dalam pembentukan Undang-Undang di Indonesia
Kontribusi peranan hukum islam dalam pembentukan Undang-Undang di
Indonesia bisa dilihat dari dua sisi, yang pertama dari sisi hukum islam sebagai
salah satu sumber pembentukan hukum di Indonesia dan yang kedua dari sisi
diangkatnya hukum islam sebagai Negara yang diartikan sebagai hukum positif
yang berlaku dengan khusus dalam bidang-bidang hukum tertentu. Indonesia
sebagai Negara yang berdasarkan pada konstitusi Pancasila, sesuai dengan
prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa sudah dengan sendirinya tidak bisa ada
hukum yang bertentangan dengan norma-norma agama yang dianut oleh warga
Negara Indonesia. Untuk umat muslim sendiri, dalam rangka menjamin agar
umat muslim bisa menjalankan agamanya dan bisa juga melakukan ibadah
agamanya, mereka mengikuti dan menjalankan aturan agamanya, yakni hukum
islam atau fiqih. Hukum nasional harus sejalan dengan norma-norma hukum
islam dan tidak membuat sebuah peraturan yang bertentangan dengan hukum
islam secara khusus dan agama secara umum.

Tuntutan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-


2025 untuk memperhatikan kesadaran hukum pada masyarakat dan tututan agar
pembentukan hukum nasional memenuhi nilai sosiologis yang sesuai dengan
tata nilai budaya yang berlaku di masyarakat, yang memiliki arti bahwa
pembentukan hukum nasional harus merujuk pada hukum yang ada dalam
masyarakat yaitu hukum yang sudah lama dijalankan oleh masyarakat dan
dinyatakan tetap berlaku sampai saat ini. Sebagai upaya pembangunan hukum
nasional, hukum islam sudah memberikan konstirubi yang besar, paling tidak
dari segi jiwanya. Pernyataan ini diperkuat berdasarkan munculnya beberapa
regulasi atau peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia.

D. Implementasi hukum islam dalam hukum positif di Indonesia


Meskipun Indonesia tidak menerapkan semua hukum islam seperti Arab Saudi
atau Qatar, tetapi pada dasarnya nilai-nilai yang terkandung dalam islam juga
diterapkan dalam hukum positif di Indonesia. Hal ini bisa kita lihat dari
berbagai peraturan perundang-undangan yang mengandung nilai-nilai hukum
islam, yaitu:
• Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Perkawinan
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan.
• Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989
tentang Peradilan Agama dan kedua kali dengan Undang-Undang
Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
• Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.
• Undang-UndangNomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
• Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji dan Umrah.
• Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren
• Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Penyebarluasan
Kompilasi Hukum Islam.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Upaya pembangunan hukum nasional, hukum islam sudah memberikan konstirubi
yang besar, paling tidak dari segi jiwanya. Pernyataan ini diperkuat berdasarkan
munculnya beberapa regulasi atau peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia.
Hukum islam sekarang sudah bisa berlaku langsung tanpa melalui hukum adat,
Republik Indonesia dapat mengatur suatu masalah sesuai dengan hukum islam, selama
pengaturan itu hanya berlaku untuk orang Indonesia yang menganut agama islam.
Selain dari itu juga dikemukakan bahwa sekarang dalam sistem hukum di Indonesia
kedudukan hukum islam sama dengan hukum adat dan hukum barat dan hukum islam
menjadi sumber bagi pembentukan hukum nasional yang akan datang disamping
hukum-hukum yang ada dan berkembang di Negara Republik Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Al Hs • 2012 • Kontribusi Hukum Islam Terhadap Pembangunan Hukum Nasional


(https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mmh/article/download/5772/9860, diakses
pada tanggal 19 Oktober 2022)

M Sularno • 2006 • Syari’at Islam dan Upaya Pembentukan Hukum Positif di Indonesia
(https://media.neliti.com/media/publications/42562-ID-syariat-islam-dan-upaya-
pembentukan-hukum-positif-di-indonesia.pdf, diakses pada tanggal 18 Oktober 2022)

M Daud • 1982 • Kedudukan Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Indonesia


(http://jhp.ui.ac.id/index.php/home/article/download/898/821, diakses pada tanggal 19
Oktober 2022)

Matta Baharuddin • 2012 • Analisis Kedudukan Hukum Islam Dalam Sistem Hukum
diIndonesia(https://almaiyyah.iainpare.ac.id/index.php/diktum/article/download/268/
189/, diakses pada tanggal 19 Oktober 2022)

Anda mungkin juga menyukai