Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AZAS DAN PRINSIP HUKUM ISLAM


Dosen pengampu :
R. Zainul Mushthofa, M.Si

Disusun oleh :

Muhammad Azril Ramadhan 202312704110138

INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT


PROGRAM STUDI KOMNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI)
FAKULTAS DAKWAH
2023
II

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekaliyang kita
ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah dengan judul “AZAS DAN PERINSIP HUKUM ISLAM”

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: R.Zainul Mushthofa, M. Si
Dosen Pebimbing dan teman- teman yang telah memberikan dukungan. Dari sanalah
semuakesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan
menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini
bebas dari kekurangan dan kesalahan,namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makah ini dapat lebih baik lagi.Akhir
kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.Wasalamualaikum
Wr. Wb
III

DAFTAR ISI
Cover Makalah........................................................................................................................ I
Kata Pengantar........................................................................................................................II
Daftar isi................................................................................................................................. III
BAB I
pendahuluan.............................................................................................................................1
1.1Latar belakang.......................................................................................................................1
1.2Rumusan masalah..................................................................................................................1
1.3Tujuan masalah………………………………………………………………..…………...1
BAB II
Pembahasan……....................................................................................................................... 2
2.1.Pengertian dan sejarah hukum islam……........................................................................... 2
2.2.Sumber hukum islam………………………………………………………………………3
2.3 Perinsip dan asas dasar yang membentuk kerangka kerja hukum islam…………………..4
BAB III
penutup..................................................................................................................................... 8
A.Kesimpulan........................................................................................................................... 8
B.Kritik dan Saran.....................................................................................................................8
Daftar Pustaka...........................................................................................................................8
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Hukum Islam, juga dikenal sebagai syariah, adalah kerangka hukum yang mendasari
panduan etika dan perilaku bagi umat Islam. Hukum Islam mencakup berbagai aspek
kehidupan, termasuk hukum perdata, hukum pidana, hukum keluarga, dan banyak lagi.
Dalam makalah ini, kita akan menjelaskan azas dan prinsip hukum Islam yang menjadi
dasar bagi sistem hukum tersebut.

Secara sederhana hukum di artikan sebagai sebuah aturan yang mengikat dan
mengandung paksaan dalam pelaksanaan nya hukum secara etimologi berasal dari kata
dalam Bahasa arab yaitu “hukmun” bentuk tunggal, jamaknya “ahkam”, lalu diserap
menjadi Bahasa indonesia menjadi “hukum”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian dan sejarah singkat hukum islam?


2. Sumber hukum islam?
3. Apa prinsip-prinsip dasar yang membentuk kerangka kerja hukum Islam?
4. Ciri-ciri , ruang lingkup hukum islam dan perbedaan nya dengan hukum umum?

1.3 Tujuan Masalah

1. Menjadi pedoman hidup dengan didasari hukum islam


2. dapat menginformasikan setiap aspek kehidupan sehari-hari bagi seorang Muslim
3. menambah ketaatan beragama bagi umat muslim
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan sejarah hukum islam

Pengertian hukum islam adalah jalan yang ditempuh manusia untuk menuju jalan Allah,
Tuhan semesta alam. Hukum islam atau syariat islam adalah segala macam hukum atau
peraturan yang tujuannya mengatur segala urusan umat islam dalam menangani perkara dunia
dan akhirat.

Menurut Muhammad ‘Ali At-Tahanawi dalam Kisyaaf Ishthilaahaat al-Funun pengertian


hukum islam atau syariat islam adalah mencakup seluruh ajaran Islam, meliputi bidang
aqidah, ibadah, akhlaq dan bidang kemasyarakatan (muamallah).

Syariat islam atau yang lebih sering disebut sebagai syariah merupakan berbagai macam
aturan yang ditetapkan oleh Allah dalam mengatur hubungan mahluk dengan Tuhannya dan
saudara sesama muslim, sesama manusia, mahluk hidup, dan alam. Peraturan dalam hukum
islam diambil dari berbagai sumber yang jika ditelusuri lebih lanjut akan berakhir pada Allah.

hukum Islam juga mempunyai sejarah yang Panjang. Sejarah hukum islam adalah cermin dari
perkembangan ajaran Islam dan peradaban Islam sepanjang berabad-abad. Hukum Islam,
yang dikenal sebagai hukum syariah, berasal dari sumber-sumber utama dalam agama Islam,
yaitu Al-Quran dan hadis (tradisi dan pernyataan Nabi Muhammad). Berikut adalah
gambaran umum sejarah hukum Islam:

1. Era Kenabian (abad ke-7 Masehi): Hukum Islam pertama kali muncul selama masa
kenabian Nabi Muhammad. Ajaran-ajaran syariah pertama kali diterapkan melalui
wahyu Al-Quran dan tindakan serta ucapan Nabi Muhammad.
2. Era Khulafaur Rasyidin (abad ke-7 Masehi): Setelah wafatnya Nabi Muhammad,
khalifah pertama, Abu Bakar, dan para khalifah berikutnya (Umar, Utsman, dan Ali)
mengembangkan sistem hukum yang didasarkan pada Al-Quran dan hadis. Proses
ijtihad (penafsiran hukum) dimulai di era ini.
3. Era Kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah (abad ke-7 hingga ke-13 Masehi): Selama
era ini, pengembangan hukum Islam semakin kompleks dan terstruktur. Munculnya
mazhab-mazhab hukum Islam, seperti Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali,
memberikan kerangka kerja hukum yang lebih rinci dan beragam.
4. Masa Pertumbuhan Ilmu Hukum (abad ke-9 hingga ke-15 Masehi): Para ulama mulai
menghasilkan karya-karya hukum yang menguraikan dan menjelaskan aspek-aspek
hukum Islam. Karya-karya seperti "Al-Ahkam al-Sultaniyah" oleh Al-Mawardi dan
"Al-Ihya' Ulum al-Din" oleh Al-Ghazali memainkan peran penting dalam
mengembangkan hukum Islam dan etika.
5. Kekaisaran Ottoman (abad ke-13 hingga ke-20 Masehi): Kesultanan Ottoman
memiliki sistem hukum Islam yang meliputi berbagai aspek hukum, seperti hukum
3

perdata dan hukum pidana. Sistem hukum ini dikenal sebagai "Kanun" dan bekerja
bersama dengan hukum Islam tradisional.
6. Masa Kolonialisasi (abad ke-18 hingga ke-20 Masehi): Banyak negara Muslim
mengalami kolonialisasi oleh kekuatan Eropa, yang memengaruhi hukum dan sistem
hukum mereka. Seiring berjalannya waktu, banyak negara Muslim mengadopsi
campuran hukum Islam dan hukum positif kolonial.
7. Abad ke-20 hingga Sekarang: Banyak negara Muslim telah mengalami modernisasi
dan reformasi hukum Islam untuk menyesuaikannya dengan perkembangan sosial,
ekonomi, dan politik yang lebih kontemporer. Beberapa negara telah menciptakan
sistem hukum sipil modern yang berbeda dari hukum syariah, sementara yang lain
tetap menggunakan hukum syariah sebagai sumber hukum dasar.

Sejarah hukum Islam adalah cermin dari kompleksitas dan keragaman perkembangan hukum
dalam masyarakat Muslim sepanjang berabad-abad, dengan berbagai mazhab hukum dan
tradisi hukum yang telah berkembang seiring berjalannya waktu.

2.2 Sumber hukum islam

Ada beberapa pendapat terkait sumber hukum islam, salah satu pendapat menjelaskan
dalam menetapka hukum islam ada empat yakni Al-Qur'an, Hadis, Ijtihad ',Ketiganya saling
berkaitan satu sama lain dan tidak ada yang berbeda pandangan dalam menanggapi suatu
permasalahan. Sumber hukum utama dalam hukum islam adalah Al Quran. Berikut ini
rincian sumber hukum islam

1. Al Quran
Selain berisi firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, Al Quran juga berisi peraturan atau
hukum dari Allah sang pencipta kehidupan. Nabi Muhammad diutus untuk
menyampaikan Al Quran kepada seluruh umat manusia hingga kiamat tiba. Al Quran
dijadikan sumber hukum pertama atau awal. Setiap hukum atau peraturan yang dibuat
harus berdasarkan Al Quran dan tidak boleh saling bertentangan. Seiring
berkembangnya jaman, tafsiran Al Quran sudah banyak beredar sehingga
memudahkan orang awam untuk mendalami dan menerapkan hukum islam.

2. Hadits Shahih
Acuan kedua dalam hukum islam adalah hadits. Berbeda dengan Al Quran, hadits
berisi tentang penjelasan rinci mengenai hukum islam yang ada di Al Quran, tata cara
beribadah, aturan dalam melaksanakan ibadah, dan ucapan Nabi Muhammad
Shalallahu ‘Alaihi Wassallam yang dijadikan sumber hukum. Contoh perbedaan
antara hukum dalam Al Quran dan hadits adalah sebagai berikut: Di dalam Al Quran
kita diperintahkan untuk shalat (QS. Al Baqarah ayat 43). Lalu penjelasan cara shalat,
berapa kali shalat, dan kapan waktu untuk shalat dijelaskan melalui hadits. Jadi dalam
prakteknya, hadits digunakan untuk menjelaskan dan menegaskan hukum yang sudah
ditulis Allah di kitab suci Al Quran.
4

3. Ijtihad
Ijtihad adalah usaha para ulama untuk menentukan hukum suatu perkara baru dengan
mengacu pada Al Quran dan hadits. Ijtihad adalah usaha ulama untuk menentukan
hukum setelah Nabi Muhammad wafat sehingga tidak ada lagi yang bisa ditanyakan
pendapatnya. Karena bersumber dari Al Quran dan Hadits maka dari itu Ijtihad ulama
harus melampirkan ayat dalam Al Quran dan hadits ketika ingin memutuskan suatu
peraturan. Ada 4 jenis Ijtihad, yaitu:

 Ijma, hukum sesuai kesepatakan para ulama


 Qiyas, hukum yang mirip dengan hukum lain yang jelas hukumnya
 Maslahah, hukum untuk mencapai kemaslahatan umat
 Urf, hukum yang sesuai kebiasaan.

2.3 Perinsip dan asas dasar yang membentuk kerangka kerja hukum islam

A. Perinsip hukum islam

Secara bahasa prinsip dimaknai sebagai permulaan, tempat, pemberangkatan, titik tolak
atau al-mabda. Prinsip merupakan asas yang bermakna kebenaran yang dijadikan pokok dasar
orang berfi kir, bertindak dan sebagainya. Sedangkan prinsip hukum Islam diartikan sebagai
cita-cita yang menjadi pokok dasar dan landasan hukum Islam, baik prinsip universal maupun
khusus. Secara umum, prinsip- prinsip hukum Islam dibagi menjadi dua bagian, yaitu prinsip
umum dan prinsip khusus. Prinsip umum adalah prinsip keseluruhan hukum Islam yang
bersifat universal, sedangkan prinsip khusus adalah prinsip- prinsip setiap cabang hukum
Islam

1. Tauhid
Tauhid merupakan suatu prinsip yang menghimpun seluruh manusia kepada Tuhan.
Inilah prinsip umum atau universal sebagai landasan prinsip- prinsip hukum Islam
lainnya. Prinsip ini ditarik dari fi rman Allah Swt. Tauhid merupakan fondasi ajaran
Islam. Manusia menyaksikan bahwa “Tiada sesuatupun yang layak disembah selain
Allah Swt.”, dan “tidak ada pemilik langit, bumi dan isinya, selain dari pada Allah
Swt.” karena Allah Swt. adalah pencipta alam semesta dan isinya dan sekaligus
pemiliknya, termasuk pemilik manusia dan seluruh sumber daya yang ada. Semua
yang ada di dalam alam semesta ini adalah milik Allah Swt. Dari prinsip tauhid ini
kemudian melahirkan berbagai prinsip- prinsip khusus, misalnya prinsip- prinsip
ibadah, yakni prinsip berhubungan langsung dengan Allah Swt.

2. Keadilan
Keadilan merupakan salah satu nilai universal yang dijunjung tinggi dan menjadi
dambaan dan harapan umat manusia kapan pun dan di mana pun mereka berada. Kata
al-‘adl terambil dari kata ‘adala yang terdiri dari huruf ‘ain, dal, lam. Rangkaian
5

huruf-huruf ini mengandung dua makna yang bertolak belakang, yakni lurus dan sama
serta bengkok dan berbeda. Seseorang yang adil adalah yang berjalan lurus dan
sikapnya selalu menggunakan ukuran yang sama. Persamaan itulah yang menjadikan
seseorang yang adil tidak berpihak ke salah seorang dan sebaliknya Kebalikan sifat
adil adalah zalim, suatu sifat yang dilarang Allah Swt. pada diri-Nya sebagaimana
dilarang dalam fi rman-Nya, “ Allah Swt. Prinsip keadilan dalam hukum Islam
mengandung suatu konsep yang bernilai tinggi. Keadilan yang dimaksud universal
dan tidak identik dengan keadilan yang diciptakan manusia. Keadilan produk manusia
dengan doktrin humanisme telah mengasingkan nilai- nilai transendental dan terlalu
mengagungkan manusia sebagai individu, sehingga manusia menjadi titik sentral.
Sebaliknya, konsep keadilan dalam hukum Islam menempatkan manusia pada
kedudukannya yang wajar baik sebagai individu maupun sebagai suatu masyarakat
setara.

3. Prinsip Amar Makruf Nahi Munkar


Prinsip hukum Islam yang ketiga adalah prinsip amar makruf nahi munkar.
Keberadaan hukum Islam adalah untuk menggerakkan manusia mencapai tujuan yang
baik dan benar sesuai dengan yang diridai Allah SWT. Menurut Hasbi Ash Shiddieqy,
prinsip amar makruf nahi munkar diihat dari peran suatu negara dalam Islam. Di mana
negara tidak memperbolehkan masyarakat untuk berbuat sesuatu sesuai kemauannya
sendiri dan bertindak secara semena-mena. Terlebih jika tindakan tersebut sudah
melanggar hukum Islam

4. Prinsip al-Hurriyah (Kemerdekaan dan Kebebasan)


Prinsip hukum Islam keempat adalah prinsip kemerdekaan atau kebebasan. Dalam
hukum Islam, prinsip kemerdekaan menginginkan supaya agama atau hukum Islam
disebarluaskan tidak dengan dasar paksaan, namun dengan dasar penjelasan,
demonstrasi, dan argumentasi. Kebebasan untuk beragama dalam Islam pun dijamin
dengan tidak adanya pemaksaan. Sedangkan hak setiap manusia yang paling asasi
adalah kebebasan dalam bertindak, berekspresi, dan berimajinasi.

5. Prinsip Musawah (Persamaan)


Prinsip hukum Islam yang kelima adalah prinsip kesamaan. Prinsip kebebasan ini
memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan hukum Islam utnuk
menggerakkan dan mengontrol sosial. Prinsip kebebasan ini ditunjukkan dari
dihapusnya perbudakan dan penindasan manusia kepada manusia. Dalam hukum
Islam, setiap manusia mendapatkan perlakuan yang sama di hadapan hukum. Tidak
ada yang akan didholimi atau pun mendapat keuntungan dengan alasan apapun.

6. Prinsip Al-Ta’awun (Tolong Menolong) dan Al-Shura (Musyawarah)


Prisip ini menjelaskan dalam menjalani hidup ini, sesama manusia hendaknya saling
tolong-menolong, saling bahu-membahu baik dalam ranah sosial, hukum, dan lainnya.
Dalam melakukan ijtihad (penggalian hukum Islam), sebaiknya dilakukan secara
jama'i (kolektif) dengan melibatkan setiap pihak yang kompeten dalam bidangnya,
serta bidang-bidang yang ada keterkaitan dengan permasalhan yang akan dikaji status
hukumnya.
6

7. Prinsip Al-Tasamuh (Toleransi)


Prinsip hukum Islam yang ketujuh atau yang terakhir adalah prinsip toleransi. Di
mana dalam hal ini sesuai dengan kehendak Islam adalah toleransi yang menjamin
tidak adanya pelanggaran akan hak-hak Islam dan umatnya. Lebih jelasnya, toleransi
ini hanya bisa diterima jika tidak mendatangkan kerugian pada agama Islam.
Toleransi atau disebut juga tasamuh dalam hukum Islam memiliki nilai yang lebih
tinggi daripada rukun dan damai. Toleransi dalam Islam berarti tidak memberikan
paksaan atau pun tidak merugikan orang lain.

B. Macam-macam asas hukum islam

Asas hukum Islam cukup banyak, ada yang umum ada pula yang bersifat khusus. Asas
yang bersifat umum terdapat dalam semua bidang hukum Islam, ada pula yang spesifi k
terdapat dalam bidang-bidang hukum Islam tertentu. Asas hukum Islam berasal dari al-
Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. yang selanjutnya dikembangkan oleh para ahli
hukum Islam ( Ali, 2007). Asas- asas hukum Islam yang bersifat umum terdapat dalam semua
bidang hukum Islam ada tiga macam, yaitu:

1. Asas Keadilan
Asas keadilan merupakan asas yang sangat penting dalam hukum Islam. Demikian
pentingnya sehingga ia dapat disebut sebagai asas semua asas hukum Islam Keadilan
dalam hukum Islam bukan mendasarkan semata-mata pada prinsip- prinsip yang
dikembangkan oleh manusia. Nilai- nilai keadilan bersumber dari prinsip- prinsip
yang sangat kuat dan hakiki yaitu berasal dari Allah Swt. Keadilan dalam hukum
Islam bersumber pada Allah Swt. karena itu adalah sifat-Nya, dan dilakukan kepada
sesama manusia. Keadilan dalam hukum Islam tidak ada persamaannya dengan
keadilan dalam sistem hukum manapun. Keadilan dalam Islam meliputi lima hal;
pertama, keadilan Allah Swt. yang bersifat mutlak sebagaimana disebutkan dalam
Q.S. Ali Imran [3] ayat (18). Kedua, keadilan fi rman-Nya atas ayat-ayat-Nya seperti
disebutkan dalam Q.S. al-Maidah [5] ayat (25). Ketiga, keadilan syari’at-Nya yang
dijelaskan oleh Rasulullah Saw. seperti disebutkan dalam Q.S. Al-An’am [6] ayat
(161). Keempat, keadilan pada alam ciptaan-Nya seperti disebutkan dalam Q.S. al-Tin
[95] ayat (4), al-Ra’d [13] ayat (2). Kelima, keadilan yang ditetapkan untuk manusia
dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Asas Kepastian Hukum


Asas kepastian hukum merupakan asas yang menyatakan bahwa tidak ada satu
perbuatan yang dapat dihukum kecuali atas kekuatan ketentuan peraturan yang ada
dan berlaku pada perbuatan itu. Kepastian hukum hanya dapat dijelaskan secara
normatif, bukan sosiologi. Secara normatif kepastian adalah ketika suatu peraturan
dibuat dan diundangkan secara pasti karena mengatur secara jelas dan logis. Jelas
dalam artian tidak menimbulkan keragu-raguan (multi tafsir) dan logis dalam artian ia
menjadi suatu sistem norma dengan norma lain sehingga tidak berbenturan atau
menimbulkan konfl ik norma. Konfl ik norma yang ditimbulkan dari ketidakpastian
7

aturan dapat berbentuk kontestasi norma, reduksi norma atau distorsi norma.
Kepastian hukum menunjuk kepada pemberlakuan hukum yang jelas, tetap, konsisten
dan konsekuen yang pelaksanaannya tidak dapat dipengaruhi oleh keadaan-keadaan
yang sifatnya subjektif.
3. Asas Kemanfaatan
Asas kemanfaatan merupakan asas yang mengiringi asas keadilan dan kepastian
hukum. Pelaksanaan asas keadilan dan kepastian hukum, seyogyanya
dipertimbangkan asas kemanfaatannya, baik bagi yang bersangkutan sendiri, maupun
kepentingan masyarakat. Kemanfaatan hukum berkorelasi dengan tujuan pemidanaan
terutama sebagai prevensi khusus agar terdakwa tidak mengulangi kembali
melakukan perbuatan melawan hukum, dan prevensi umum setiap orang berhati-hati
untuk tidak melanggar hukum karena akan dikenakan sanksinya. Putusan hakim harus
memberi manfaat bagi dunia peradilan, masyarakat umum dan perkembangan ilmu
pengetahuan.
8

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Perinsip dan asas hukum Islam merupakan fondasi penting dalam sistem hukum
agama Islam. Prinsip-prinsip ini memberikan pedoman etis dan hukum bagi individu
Muslim dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Dalam makalah ini, telah dibahas
beberapa asas dan prinsip utama, termasuk tawhid, keadilan, sumber-sumber hukum
utama (Al-Quran dan Hadis), kemanfaatan umum, dan perlindungan terhadap agama,
jiwa, keturunan, dan harta.

Saran
Kami sebagai pemakalah menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu diperlukan kritik dan saran yang membangun demi
kelancaran proses pembelajaran dimasa yang akan datang.

Daftar pustaka

https://islamkita.co/==
fai.uma.ac.id/2023/02/15/pengertian-hukum-islam-dan-sumbernya/
bajur.desa.id/berita/read/sumber-hukum-islam-apa-saja-5201082006
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/HKUM440802-M1.pdf
http://repository.upstegal.ac.id/360/2/Asas-asas%20Hukum%20Islam.pdf

Anda mungkin juga menyukai