Dosen Pengampu :
Solehah Muchlas, S.Pd.,
M.Pd.
Disusun Oleh:
Alfian
Kurnia Sandi
Zainal Berkat
Ferianto Agung
Salama
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan penyusunan
tugas ini tepat pada waktunya dengan judul : “SUMBER HUKUM ISLAM”
Saya juga menyadari bahwa dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini,
masih banyak terdapat kekurangan maupun kekeliruan. Oleh karena itu, sayamohon
kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan penyusunan
makalah berikutnya.
Tidak lupa pula saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi saya dan para pembaca
pada umumnya.
i
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar ............................................................................................ i
Daftar Isi .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sumber Hukum Islam............................................................... 3
2.2 Jenis dan Definisi Sumber Hukum Islam ................................. 4
2.3 Urutan Pengambialan Hukum Islam ........................................ 6
2.4 Mu’jizat Al-Qur-‘an ................................................................. 6
2.5 Fungsi dan Peran Peran Al-Qur’an .......................................... 6
2.6 Fungsi As-Sunah ...................................................................... 8
2.7 Fungsi Ijma’ ............................................................................ 10
2.8 Fungsi Qiyas ............................................................................ 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
8. Apa Fungsi Qiyas ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dan jumlahnya banyak, dan perselisihan semakin banyak,sehingga tak dapat
dipastikan bahwa semua ulama telah bersepakat.
4. Qiyas
Sumber hukum Islam yang keempat setelah Al-Quran, Al-Hadits dan Ijma’
adalah Qiyas. Qiyas berarti menjelaskan sesuatu yang tidak ada dalil nashnya dalam
Al quran ataupun hadis dengan cara membandingkan sesuatu yang serupa dengan
sesuatu yang hendak diketahui hukumnya tersebut.Artinya jika suatu nash telah
menunjukkan hukum mengenai suatu kasus dalam agama Islam dan telah diketahui
melalui salah satu metode untuk mengetahui permasalahan hukum tersebut,
kemudian ada kasus lainnya yang sama dengan kasus yang ada nashnya itu dalam
suatu hal itu juga, maka hukum kasus tersebut disamakan dengan hukum kasus yang
ada nashnya.
4
Jenis Hukum Islam :
Tiap sendi-sendi kehidupan manusia, ada tata aturan yang harus ditaati. Bila
berada dalam masyarakat maka hukum masyarakat harus dijunjung tinggi. Begitu
pula dengan memeluk agama Islam, yaitu agama yang memiliki aturan. Dan aturan
yang pertama kali harus kita pahami adalah aturan Allah. Segala aturan Ilahi dalam
segala bentuk hukum-hukum kehidupan manusia tertuang di Al-Qur’an yang
dilengkapi penjelasannya dalam hadits Nabi SAW. Berikut ini adalah macam-
macam hukum Islam,
1. Wajib Wajib adalah sesuatu perbuatan yang jika dikerjakan akan
mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan akan diberi siksa. Contoh dari perbuatan
yang memiliki hukum wajib adalah shalat lima waktu, memakai hijab bagi
perempuan, puasa, melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu, menghormati
orang non muslim dan banyak lagi.
2. Sunnah Sunnah ialah sesuatu perbuatan yang dituntut agama untuk
dikerjakan tetapi tuntutannya tidak sampai ke tingkatan wajib atau sederhananya
perbuatan yang jika dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan
tidak akan mendapatkan siksaan atau hukuman. Contoh dari perbuatan yang
memiliki hukum sunnah ialah shalat yang dikerjakan sebelum/sesudah shalat
fardhu, membaca shalawat Nabi, mengeluarkan sedekah dan sebagainya.
3. Haram Haram ialah sesuatu perbuatan yang jika dikejakan pasti akan
mendapatkan siksaan dan jika ditinggalkan akan mendapatkan pahala. Contoh
perbuatan yang memiliki hukum haram adalah berbuat zina, minum alkohol,
bermain judi, mencuri, korupsi dan banyak lagi.
4. Makruh Makruh adalah suatu perbuatan yang dirasakan jika
meninggalkannya itu lebih baik dari pada mengerjakannya. Contoh dari perbuatan
makruh ini adalah makan bawang, merokok dan sebagainya.
5. Mubah Mubah adalah suatu perbuatan yang diperbolehkan oleh agama
antara mengerjakannya atau meninggalkannya. Contoh dari mubah adalah
olahraga, menjalankan bisnis, sarapan dan sebagainya.
5
2.3 Urutan Pengambilan Hukum Islam
jika hukum jenis 3 dan 4 melanggar atau tidak sesuai dengan jenis ke 1/2
maka hukum tersebut tidak sesuai syar'i.
6
1. Sebagai “Al Huda” (Petunjuk)
Alquran bisa dijadikan sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa
dan juga beriman. Tidak hanya itu, namun Alquran juga bisa dijadikan sebagai
petunjuk bagi manusia yang hidup di dunia.
Fungsi dan peranan Alquran sangat beragam dan bisa dijadikan sebagai
pedoman bagi umat Islam hingga manusia secara umum dalam menjalankan
kehidupannya.
7
dipercaya untuk menerima Alquran memiliki tugas dalam menyampaikan,
menafsirkan, dan juga mengamalkan Alquran.
Peran Alquran sebagai petunjuk bagi umat manusia cukup beragam karena
tidak hanya berperan sebagai pedoman untuk hidup, namun juga berisi dengan
ilmu-ilmu yang bermanfaat di dalamnya.
8
1. Fungsi Sunnah sebagai penguat (ta’kid) hukum dalam Al Qur’an.
Dalam fungsinya ini, menurut hemat penulis sunnah melakukan ta‟kid
(penguat) atas hukum-hukum yang terkandung dalam al Quran dengan
mempergunakan beberapa cara, diantaranya sebagai berikut :
a. Menegaskan kedudukan hukumnya, seperti dengan sebutan wajib, fardlu
dan ungkapan yang sejenisnya untuk perbuatan-perbuatan yangdiperintahkan dan
sebutan haram untuk kategori perbuatan yang dilarang.
b. Memerintahkan segi-segi bahasa yang timbul sebagai efek dari suatu
perbuatan yang terlarang dan memperingatkan sanksi hukuman yang berat bagi
pelaku perbuatan terlarang atau meninggalkan kewajiban.
c. Memperingatkan amaliyah secra dawamatas suatu kewajiban dan
menampakkan suatu kebencian yang sangat terhadap suatu yang dilarang.
d. Menerangkan posisi kewajiban dan larangan dalam syari‟at Islam.
Sebagai contoh sunnah yang termasuk fungsi mu‟aqid, di antaranya hadits
yang menta‟qidkan kewajiban shalat dan puasa.
2. Fungsi sunnah sebagai penjelas dan penjabar apa yang dibawa oleh
al Qur’an.
Dalam fungsinya yang kedua ini, segi-segi tabyin(penjelas) sunnah al
Qur‟an antara lain:
a. Mengikat makna-makna yang bersifat lepas, yang terkandung dalam
ayat-ayat al Qura‟an, seperti pergelangan tangan yang ditunjuk oleh sunnah
sebagai penjelasan teradap “yadun” yang tedapat dalamm QS. Al Maidah ayat 38.
b. Mengkhususkan ketetapan yangdisebutkan secara umum dalam nas- nas
al Qur‟an, seperti bayan al ghararsebagai pengecualian atas dihalalkannya jual
beli yang tersebut dalam QS al Baqarah ayat 275.
c. Menjelaskn mekanisme pelaksanaan dari ketetapan-ketetapan al Qur‟an,
seperti tata carapelaksanaan shalat, haji, puasa dan kewajiban-kewajiban lainnya.
9
3. Fungsi sunnah sebagai penetap hukum yang belum diatur dalam al
Quran.
Dalam fungsinya yang ketiga ini, sunnah melakukan tasyri’yang boleh
dikata sebagai tambahan atas hukum-hukum yang tersurat dalam al Quran, seperti
larangan memakan binatang buas yang bertaring dan burung yang berkaki
menyambar sebagai tambahan atas empat jenis hewan yang haramkan untuk
dimakan dalam al Qur’an.
Ketiga fungsi sunnah sebagaimana keterangan di atas, dua yang pertama
disepakati oleh para ulama, sementarayang ketiga diperselisihkan. Adapun masalah
pokok yang diperselisihkan tersebut adalah apakah sunnahdapat menetapkan
hukum secara mandiri tanpa bergantung kepada al Qur‟an ataupenetapan itu selalu
mempunyai ushl dalam al Qur‟an.
Selain fungsi ketiga diatas, para ulama juga berselisih tentang fungsi sunnah
sebagai nashih atas al Qur‟an. Secara ringkas diterangkan oleh Abbas
Mutawalli.Perselisihan tersebut digolongkan dalam dua kelompok yang mendukug
dan yang menolak. Termasuk kedalam golongan pendukung adalah Jumhur al
Mutakalimin, baik dari kalangan asy‟ariah maupun mu’tazilah dan dari kalangan
fuqaha imam malik, pengikut abu Hanifah dan Ibnu Suraij. Kelompok inipun
terbagi dalam tiga kelompok. Pertama, mu‟tazilah yang menyatakan sunnah
dengan sifat mutawatir. Kedua,Mushab Hanafi menyatakan bahwa khabar mashur
dapat menasakhayat al Quran. Ketiga, madzhab Ibnu Hazm yang membolehkan
sunnah manasakh al Qur‟an meski sifatnya khabar ahad.
10
masa sebelumnya namun memiliki kesamaan dalah sebab, manfaat, bahaya dan
berbagai aspek dengan perkara terdahulu sehingga dihukumi sama.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sumber Hukum Islam adalah segala sesuatu yang melahirkan atau
menimbulkan aturan yang mempunya kekuatan, yang bersifat mengikat , yang
apabila dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tergas dan nyata . Dengan
demikian yang dimaksud dengan sumber hukum Islam adalah segala sesuatu yang
dijadikan dasar, acuan atau pedoman syariat Islam. Sumber hukum Islam terbagi
menjadi 4 yaitu : Al-Qur’an, As-Sunnah, Ijma’ dan Qiyas.
12
DAFTAR PUSTAKA
13