Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SUMBER HUKUM ISLAM

Makalah ini Diajukan guna memenuhi tugas matakuliah


“Pendidikan Agama Islam”

Dosen Pengampu :
Solehah Muchlas, S.Pd.,
M.Pd.

Disusun Oleh:

Alfian
Kurnia Sandi
Zainal Berkat
Ferianto Agung
Salama

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
NAHDATUL ULAMA KALTIM
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan penyusunan
tugas ini tepat pada waktunya dengan judul : “SUMBER HUKUM ISLAM”
Saya juga menyadari bahwa dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini,
masih banyak terdapat kekurangan maupun kekeliruan. Oleh karena itu, sayamohon
kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan penyusunan
makalah berikutnya.
Tidak lupa pula saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi saya dan para pembaca
pada umumnya.

i
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar ............................................................................................ i
Daftar Isi .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sumber Hukum Islam............................................................... 3
2.2 Jenis dan Definisi Sumber Hukum Islam ................................. 4
2.3 Urutan Pengambialan Hukum Islam ........................................ 6
2.4 Mu’jizat Al-Qur-‘an ................................................................. 6
2.5 Fungsi dan Peran Peran Al-Qur’an .......................................... 6
2.6 Fungsi As-Sunah ...................................................................... 8
2.7 Fungsi Ijma’ ............................................................................ 10
2.8 Fungsi Qiyas ............................................................................ 10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.............................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian hukum Islam, sumber dan tujuan, sebagai agama universal dan
menyeluruh, yang tidak hanya melulu mengatur masalah ritual ibadah saja, akan
tetapi juga memiliki aturan-aturan dan fondasi keimanan bagi umat Muslim, mulai
dari perkara kecil hingga besar, seperti persoalan cinta, zakat, shalat fardhu,
pembagian warisan, pernikahan dan banyak lagi. Untuk itulah, fungsi utama 5
rukun Islam dan 6 rukun iman yang senantiasa diamalkan oleh kaum Muslimin,
sangatlah vital. Pada dasarnya syariat Islam menurut Al-Quran mengatur hubungan
manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia serta makhluk hidup
lainnya.
Hukum Islam bukan hanya sebuah teori saja namun adalah sebuah aturan-
aturan untuk diterapkan di dalam sendi kehidupan manusia. Karena banyak ditemui
permasalahan-permasalahan, umumnya dalam bidang agama yang sering kali
membuat pemikiran umat Muslim yang cenderung kepada perbedaan. Untuk itulah
diperlukan sumber hukum Islam sebagai solusinya, minsalnya Al-Qur’an, Al-
Hadist, Ijma’ dan Qiyas.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas maka, rumusan masalah yang dapat di ambil
adalah :
1. Apa Sumber Hukum Islam ?
2. Sebutkan Jenis dan Definisi Sumber Hukum Islam ?
3. Bagaimama Urutan Pengambialan Hukum Islam ?
4. Apa itu Mu’jizat Al-Qur-‘an ?
5. Apa Fungsi dan Peran Al-Qur’an ?
6. Apa Fungsi As-Sunah ?
7. Apa Fungsi Ijma’ ?

1
8. Apa Fungsi Qiyas ?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui Sumber Hukum Islam.
2. Untuk Mengetehui Jenis dan Definisi Sumber Hukum Islam.
3. Untuk Mengetahui Urutan Pengambialan Hukum Islam.
4. Untuk Mengetahui Mu’jizat Qur-‘an.
5. Untuk Mengetahui Fungsi dan Peran Hukum Islam.
6. Untuk Mengetahui Fungsi As-Sunah.
7. Untuk Mengetahui Fungsi Ijma’.
8. Untuk Mengetahui Fungsu Qiyas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sumber Hukum Islam


Hukum Islam bukan hanya sebuah teori saja namun adalah sebuah aturan-
aturan untuk diterapkan di dalam sendi kehidupan manusia. Karena banyak ditemui
permasalahan-permasalahan, umumnya dalam bidang agama yang sering kali
membuat pemikiran umat Muslim yang cenderung kepada perbedaan. Untuk itulah
diperlukan sumber hukum Islam sebagai solusinya, yaitu sebagai berikut:
1. Al-Quran
Sumber hukum Islam yang pertama adalah Al-Quran, sebuah kitab suci
umat Muslim yang diturunkan kepada nabi terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW
melalui Malaikat Jibril. Al-Quran memuat kandungan-kandungan yang berisi
perintah, larangan, anjuran, kisah Islam, ketentuan, hikmah dan sebagainya. Al-
Quran menjelaskan secara rinci bagaimana seharusnya manusia menjalani
kehidupannya agar tercipta masyarakat yang ber akhlak mulia. Maka dari itulah,
ayat-ayat Al-Quran menjadi landasan utama untuk menetapkan suatu syariat.
2. Al-Hadist
Sumber hukum Islam yang kedua adalah Al-Hadist, yakni segala sesuatu
yang berlandaskan pada Rasulullah SAW. Baik berupa perkataan, perilaku,
diamnya beliau. Di dalam Al-Hadist terkandung aturan-aturan yang merinci segala
aturan yang masih global dalam Al-quran. Kata hadits yang mengalami perluasan
makna sehingga disinonimkan dengan sunnah, maka dapat berarti segala perkataan
(sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Rasulullah SAW yang
dijadikan ketetapan ataupun hukum Islam.
3. Ijma’
Kesepakatan seluruh ulama mujtahid pada satu masa setelah zaman
Rasulullah atas sebuah perkara dalam agama.” Dan ijma’ yang dapat dipertanggung
jawabkan adalah yang terjadi di zaman sahabat, tabiin (setelah sahabat), dan tabi’ut
tabiin (setelah tabiin). Karena setelah zaman mereka para ulama telah berpencar

3
dan jumlahnya banyak, dan perselisihan semakin banyak,sehingga tak dapat
dipastikan bahwa semua ulama telah bersepakat.
4. Qiyas
Sumber hukum Islam yang keempat setelah Al-Quran, Al-Hadits dan Ijma’
adalah Qiyas. Qiyas berarti menjelaskan sesuatu yang tidak ada dalil nashnya dalam
Al quran ataupun hadis dengan cara membandingkan sesuatu yang serupa dengan
sesuatu yang hendak diketahui hukumnya tersebut.Artinya jika suatu nash telah
menunjukkan hukum mengenai suatu kasus dalam agama Islam dan telah diketahui
melalui salah satu metode untuk mengetahui permasalahan hukum tersebut,
kemudian ada kasus lainnya yang sama dengan kasus yang ada nashnya itu dalam
suatu hal itu juga, maka hukum kasus tersebut disamakan dengan hukum kasus yang
ada nashnya.

2.2 Jenis dan Definisi Sumber Hukum Islam


Definisi Sumber Hukum Islam:
Sumber Hukum Islam adalah segala sesuatu yang melahirkan atau
menimbulkan aturan yang mempunya kekuatan, yang bersifat mengikat , yang
apabila dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tergas dan nyata . Dengan
demikian yang dimaksud dengan sumber hukum Islam adalah segala sesuatu yang
dijadikan dasar, acuan atau pedoman syariat Islam.
Hal ini mengacu pada apa yang telah dilakukan oleh Rasul untuk
melaksanakannya secara total. Syariat Islam menurut istilah berarti hukum-hukum
yang diperintahkan Allah SWT untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi,
baik yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun yang berhubungan
dengan amaliyah.Syariat Islam menurut bahasa berarti jalan yang dilalui umat
manusia untuk menuju kepada Allah Ta’ala. Dan ternyata Islam bukanlah hanya
sebuah agama yang mengajarkan tentang bagaimana menjalankan ibadah kepada
Tuhannya saja. Keberadaan aturan atau sistem ketentuan Allah SWT untuk
mengatur hubungan manusia dengan Allah Ta’ala dan hubungan manusia dengan
sesamanya. Aturan tersebut bersumber pada seluruh ajaran Islam, khususnya Al-
Quran dan Hadits.

4
Jenis Hukum Islam :
Tiap sendi-sendi kehidupan manusia, ada tata aturan yang harus ditaati. Bila
berada dalam masyarakat maka hukum masyarakat harus dijunjung tinggi. Begitu
pula dengan memeluk agama Islam, yaitu agama yang memiliki aturan. Dan aturan
yang pertama kali harus kita pahami adalah aturan Allah. Segala aturan Ilahi dalam
segala bentuk hukum-hukum kehidupan manusia tertuang di Al-Qur’an yang
dilengkapi penjelasannya dalam hadits Nabi SAW. Berikut ini adalah macam-
macam hukum Islam,
1. Wajib Wajib adalah sesuatu perbuatan yang jika dikerjakan akan
mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan akan diberi siksa. Contoh dari perbuatan
yang memiliki hukum wajib adalah shalat lima waktu, memakai hijab bagi
perempuan, puasa, melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu, menghormati
orang non muslim dan banyak lagi.
2. Sunnah Sunnah ialah sesuatu perbuatan yang dituntut agama untuk
dikerjakan tetapi tuntutannya tidak sampai ke tingkatan wajib atau sederhananya
perbuatan yang jika dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan
tidak akan mendapatkan siksaan atau hukuman. Contoh dari perbuatan yang
memiliki hukum sunnah ialah shalat yang dikerjakan sebelum/sesudah shalat
fardhu, membaca shalawat Nabi, mengeluarkan sedekah dan sebagainya.
3. Haram Haram ialah sesuatu perbuatan yang jika dikejakan pasti akan
mendapatkan siksaan dan jika ditinggalkan akan mendapatkan pahala. Contoh
perbuatan yang memiliki hukum haram adalah berbuat zina, minum alkohol,
bermain judi, mencuri, korupsi dan banyak lagi.
4. Makruh Makruh adalah suatu perbuatan yang dirasakan jika
meninggalkannya itu lebih baik dari pada mengerjakannya. Contoh dari perbuatan
makruh ini adalah makan bawang, merokok dan sebagainya.
5. Mubah Mubah adalah suatu perbuatan yang diperbolehkan oleh agama
antara mengerjakannya atau meninggalkannya. Contoh dari mubah adalah
olahraga, menjalankan bisnis, sarapan dan sebagainya.

5
2.3 Urutan Pengambilan Hukum Islam

Urutan pengambikan hukum Islam itu sendiri sebagai berikut :


1. Berdasarkan Al-Quranul karim
2. berdasarkan Hadist Rasulullah SAW
3. Melalui ijtihad (kesepakatan ulama)
4. Melalui Qiyas

jika hukum jenis 3 dan 4 melanggar atau tidak sesuai dengan jenis ke 1/2
maka hukum tersebut tidak sesuai syar'i.

2.4 Mu’jizat Al-Qur’an


Al-Qur‟an merupakan mukjizat abadi Nabi Muhammad Saw. Terdapat dua
pendapat yang berbeda tentang kemukjizatan Al-Qur‟an, yang satu mengatakan
bahwa kemukjizatan Al-Qur‟an berasal dari luar (faktor eksternal), bukan dari Al-
Qur‟an itu sendiri. Sementara yang lain berpendapat bahwa kemukjizatan
AlQur‟an berasal dari Al-Qur‟an itu sendiri (faktor internal). Fakta sejarah dan
dalil-dalil Al-Qur‟an telah jelas menerangkan bahwa kemukjizatan Al-Qur‟an itu
berasal dari Al-Qur‟an itu sendiri. Adapun Kemukjizatan Al-Qur‟an dapat ditinjau
dari beberapa segi diantaranya; keindahan bahasa, munasabah, berita gaib,
informasi sejarah, ilmu pengetahuan, hukum dan bilangan.

2.5 Fungsi dan Peranan Al-Qur’an


Fungsi dan peranan Alquran dalam kehidupan umat manusia sangat penting
yakni sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan. Alquran sendiri merupakan
mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT kepada nabi terakhir atau penutup para
nabi yakni nabi Muhammad melalui malaikat Jibril.

4 Fungsi Alquran untuk Manusia dan Umat Islam:


Alquran tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dan Tuhannya,
namun juga mengatur hubungan antar manusia juga manusia dengan alam. Dalam
kehidupan manusia, Alquran memiliki beberapa fungsi, seperti yang berikut ini :

6
1. Sebagai “Al Huda” (Petunjuk)
Alquran bisa dijadikan sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa
dan juga beriman. Tidak hanya itu, namun Alquran juga bisa dijadikan sebagai
petunjuk bagi manusia yang hidup di dunia.

2. Sebagai “Al Furqon” (Pemisah)


Alquran berperan juga sebagai pemisah antara mana yang haq dan mana
yang batil. Artinya, Alquran bisa dijadikan sebagai pembeda antara mana yang
benar dan mana yang salah. Dalam Alquran dijelaskan mana yang buruk yang tidak
boleh dilakukan dan mana hal yang baik dan boleh dilakukan.

3. Sebagai “Asy Syifa” (Obat)


Alquran bisa dijadikan sebagai obat untuk penyakit mental dan juga
penyakit hati. Dalam hal ini, isi dari dalam Alquran seperti halnya petunjuk di
dalamnya sebaiknya diamalkan agar bisa memberikan pencerahan bagi mereka
yang menjalankannya.

4. Sebagai “Al Mau’izah” (Nasehat)


Alquran juga berperan sebagai nasehat yang di dalamnya terdapat nasihat,
pengajaran, peringatan mengenai kehidupan untuk orang-orang yang beriman dan
berjalan di jalan Allah. Adapun nasehat yang terdapat di dalam Alquran bisanya
memiliki kaitan dengan peristiwa yang bisa dijadikan sebagai pelajaran untuk
manusia yang hidup setelahnya.

Fungsi dan peranan Alquran sangat beragam dan bisa dijadikan sebagai
pedoman bagi umat Islam hingga manusia secara umum dalam menjalankan
kehidupannya.

Peran Alquran Bagi Petunjuk Hidup Umat Manusia :


Alquran merupakan dasar hukum bagi umat islam sekaligus sumber syariat
yang memiliki manfaat di dalamnya. Nabi Muhammad sebagai rasul yang

7
dipercaya untuk menerima Alquran memiliki tugas dalam menyampaikan,
menafsirkan, dan juga mengamalkan Alquran.
Peran Alquran sebagai petunjuk bagi umat manusia cukup beragam karena
tidak hanya berperan sebagai pedoman untuk hidup, namun juga berisi dengan
ilmu-ilmu yang bermanfaat di dalamnya.

1. Peran Alquran untuk Kehidupan Manusia


Hingga sekarang, Alquran masih terjaga keasliannya dan dibukukan ke
dalam bahasa Arab. Meski demikian, Alquran juga sudah diterjemahkan ke dalam
berbagai bahasa. Sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan, Alquran
memiliki peran yang cukup beragam bagi kehidupan manusia, seperti yang berikut
ini :
➢ Menjelaskan masalah yang terjadi pada umat sebelumnya
➢ Penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya
➢ Memantapkan iman Islam
➢ Tuntutan dalam menjalankan kehidupan
Dengan peran di atas, Alquran bisa dijadikan sebagai pedoman agar umat
bisa kembali ke jalan yang benar dan jauh dari kegelapan.
2. Peran Alquran Sebagai Sumber Ilmu
Berperan juga sebagai sumber ilmu seperti yang berikut ini: :
➢ Ilmu hukum
➢ Ilmu sejarah Islam
➢ Ilmu tentang pendidikan agama Islam
➢ Ilmu Tauhid
➢ Ilmu Hukum

2.6 Fungsi As-Sunnah


Terdapat tiga fungsi sunnah terhadap Al Qur’an, pertama,sunnah
menguatkan pesan-pesan hukum yang terkandung dalam al Qur‟an. Kedua,sunnah
menjelaskan dan menjabarkan pesan-pesan hukum tersebut. Dan ketiga, sunnah
menetapkan sendiri pesan-pesan dalam hukum yang belum diatur dalam al
Qur‟an.

8
1. Fungsi Sunnah sebagai penguat (ta’kid) hukum dalam Al Qur’an.
Dalam fungsinya ini, menurut hemat penulis sunnah melakukan ta‟kid
(penguat) atas hukum-hukum yang terkandung dalam al Quran dengan
mempergunakan beberapa cara, diantaranya sebagai berikut :
a. Menegaskan kedudukan hukumnya, seperti dengan sebutan wajib, fardlu
dan ungkapan yang sejenisnya untuk perbuatan-perbuatan yangdiperintahkan dan
sebutan haram untuk kategori perbuatan yang dilarang.
b. Memerintahkan segi-segi bahasa yang timbul sebagai efek dari suatu
perbuatan yang terlarang dan memperingatkan sanksi hukuman yang berat bagi
pelaku perbuatan terlarang atau meninggalkan kewajiban.
c. Memperingatkan amaliyah secra dawamatas suatu kewajiban dan
menampakkan suatu kebencian yang sangat terhadap suatu yang dilarang.
d. Menerangkan posisi kewajiban dan larangan dalam syari‟at Islam.
Sebagai contoh sunnah yang termasuk fungsi mu‟aqid, di antaranya hadits
yang menta‟qidkan kewajiban shalat dan puasa.

2. Fungsi sunnah sebagai penjelas dan penjabar apa yang dibawa oleh
al Qur’an.
Dalam fungsinya yang kedua ini, segi-segi tabyin(penjelas) sunnah al
Qur‟an antara lain:
a. Mengikat makna-makna yang bersifat lepas, yang terkandung dalam
ayat-ayat al Qura‟an, seperti pergelangan tangan yang ditunjuk oleh sunnah
sebagai penjelasan teradap “yadun” yang tedapat dalamm QS. Al Maidah ayat 38.
b. Mengkhususkan ketetapan yangdisebutkan secara umum dalam nas- nas
al Qur‟an, seperti bayan al ghararsebagai pengecualian atas dihalalkannya jual
beli yang tersebut dalam QS al Baqarah ayat 275.
c. Menjelaskn mekanisme pelaksanaan dari ketetapan-ketetapan al Qur‟an,
seperti tata carapelaksanaan shalat, haji, puasa dan kewajiban-kewajiban lainnya.

9
3. Fungsi sunnah sebagai penetap hukum yang belum diatur dalam al

Quran.
Dalam fungsinya yang ketiga ini, sunnah melakukan tasyri’yang boleh
dikata sebagai tambahan atas hukum-hukum yang tersurat dalam al Quran, seperti
larangan memakan binatang buas yang bertaring dan burung yang berkaki
menyambar sebagai tambahan atas empat jenis hewan yang haramkan untuk
dimakan dalam al Qur’an.
Ketiga fungsi sunnah sebagaimana keterangan di atas, dua yang pertama
disepakati oleh para ulama, sementarayang ketiga diperselisihkan. Adapun masalah
pokok yang diperselisihkan tersebut adalah apakah sunnahdapat menetapkan
hukum secara mandiri tanpa bergantung kepada al Qur‟an ataupenetapan itu selalu
mempunyai ushl dalam al Qur‟an.
Selain fungsi ketiga diatas, para ulama juga berselisih tentang fungsi sunnah
sebagai nashih atas al Qur‟an. Secara ringkas diterangkan oleh Abbas
Mutawalli.Perselisihan tersebut digolongkan dalam dua kelompok yang mendukug
dan yang menolak. Termasuk kedalam golongan pendukung adalah Jumhur al
Mutakalimin, baik dari kalangan asy‟ariah maupun mu’tazilah dan dari kalangan
fuqaha imam malik, pengikut abu Hanifah dan Ibnu Suraij. Kelompok inipun
terbagi dalam tiga kelompok. Pertama, mu‟tazilah yang menyatakan sunnah
dengan sifat mutawatir. Kedua,Mushab Hanafi menyatakan bahwa khabar mashur
dapat menasakhayat al Quran. Ketiga, madzhab Ibnu Hazm yang membolehkan
sunnah manasakh al Qur‟an meski sifatnya khabar ahad.

2.7 Fungsi Ijma’


Fungsi Ijma adalah untuk memutuskan suatu perkara yang terjadi
dikalangan umat yang timbul dari perbedaan pendapat dan dibuatkan hukum yang
mengaturnya agar tak terjadi perselisihan diantara umat yang dapat menimbulkan
perpecahan.

2.8 Fungsi Qiyas


Fungsi qiyas itu sendiri seperti yang telah kita ketahui sebelumnya adalah
untuk menetapkan suatu hukum akan suatu perkara yang baru yang belum ada pada

10
masa sebelumnya namun memiliki kesamaan dalah sebab, manfaat, bahaya dan
berbagai aspek dengan perkara terdahulu sehingga dihukumi sama.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sumber Hukum Islam adalah segala sesuatu yang melahirkan atau
menimbulkan aturan yang mempunya kekuatan, yang bersifat mengikat , yang
apabila dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tergas dan nyata . Dengan
demikian yang dimaksud dengan sumber hukum Islam adalah segala sesuatu yang
dijadikan dasar, acuan atau pedoman syariat Islam. Sumber hukum Islam terbagi
menjadi 4 yaitu : Al-Qur’an, As-Sunnah, Ijma’ dan Qiyas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Iryani,Eva. 2017. Hukum Islam, Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia.


https://media.neliti.com/media/publications/225383-hukum-islam-demokrasi-dan-
hak-asasi-manu-8ad0e0e7.pdf https://slideplayer.info/slide/2915641/
https://www.gemarisalah.com/fungsi-dan-peranan
alquran/#:~:text=Alquran%20merupakan%20dasar%20hukum%20bagi,yang%20
memiliki%20manfaat%20di%20dalamnya.&text=Peran%20Alquran%20sebagai
%20petunjuk%20bagi,ilmu%20yang%20bermanfaat%20di%20dalamnya.
Yusuf, Muhammad. 2016. Mu’jizat Al-Qur’an.
http://ejournal.fiaiunisi.ac.id/index.php/syahadah/article/view/58
Turmudi, Moh. 2016. AL SUNNAH;Telaah Segi Kedudukan Dan
FungsinyaSebagai Sumber Hukum. https://ejournal.iai-
tribakti.ac.id/index.php/tribakti/article/view/255/198
http://banghavid.blogspot.com/2015/10/makalah-ijma-dan-qiyas.html

13

Anda mungkin juga menyukai