Disusun Oleh :
Kelompok 4
Achmad Rifki Fauzi : 221011250051
Ahmad Herdiansah : 221011250050
Desty Anggraeni Suwanda : 221011250168
Dwi Fitri Rojanah : 221011250171
Revi Mariska : 221011250071
Assalammualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami ucapkan kepada kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
serta karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
sumber hukum islam: al-qur’an tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada
Bpk Hadi Prana Abadi S.Pd,I.M.Pd sebagai Dosen Mata Pelajara Agama Islam
serta pihak yang telah berkontrubusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya
makalah ini tidak bisa maksimal jika tidak dapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam menyusun makalah ini karna keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami, dan kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang kami susun dapat
memberikan manfaat serta menambah pengetahuan tentang sumber hukum islam
bagi pembaca dan bisa di praktikakn dalam kehidupan sehari-hari.
Wassalammu’alaikum wr.wb.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai syariat penutup dari semua syariat yang telah Allah Swt.
turunkan dimuka bumi ini, merupakan satu-satunya ajaran yang cocok dan sesuai
untuk semua ruang, waktu dan kondisi. Ajarannya sangat agung dan mulia karena
mengatur dan mengarahkan kehidupan manusia dan alam semesta sesuai dengan
asas keadilan yang menjadi harapan. Islam tidak hanya mengatur masalah yang
terbatas pada masa tertentu, akan tetapi ajarannya mampu tampil sebagai wasit
dalam memberikan solusi terhadap berbagai masalah yang dihadapi manusia dan
alam semesta termasuk masalah-masalah kalasik dan kontemporer. Setiap ajaran
tentunya terdapat hukum-hukum yang mengikat para pemeluknya. Dalam agama
Islam, terdapat beberapa sumber hukum yang mengatur tindak-tanduk
pemeluknya (muslim) dalam kegiatannya menjadi seorang hamba dan khalifah di
Bumi. Sumber hukum Islam merupakan dasar utama untuk mengambil istinbat
hukum. Oleh karenanya segala sesuatu yang menjadi pokok permasalahan
haruslah berdasarkan pada sumber hukum tersebut.
Sumber-sumber hukum Islam merupakan dalil-dalil tempat berpijaknya setiap
kebijakan hukum Islam. Menurut Imam al-Amidiy, dalil yang merupakan bentuk
tunggal dari al-Adillah menurut bahasa adalah pedoman yang dapat mengarahkan
kepada sesuatu baik secara eksplisit maupun secara implisit. Sedangkan secara
istilah, dalil adalah sesuatu yang bisa menyampaikan kepada kesimpulan hukum
melalui serangkaian perangkat teori yang teruji. Oleh karena itu, segala ketentuan
dalam kehidupan harus bersumber atau berpedoman pada hukum tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah umat Islam sangat penting untuk memahami
hakikat dari masing-masing sumber hukum Islam. Untuk itu dalam makalah ini,
penulis mengangkat judul “Sumber Hukum Islam : Al-Qur’an”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian penjelasan latar belakan di atas ada beberapa masalah yang akan
di bahas dalam makalah ini antara lain:
1. Apa saja sumber-sumber ajaran islam?
2. Bagaimana al-qur’an sebagai sumber ajaran islam?
3. Bagaimana hadist sebagai sumber hukum islam kedua?
4. Bagaimana ijtihad sebagai sumber hukum islam setelah al-qu’an dan hadist?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dari makalah ini adalah sebagai
berikut
1. Mengetahui apa saja sumber ajaran islam
2. Mengetahui Bagaimana al-qur’an sebagai sumber ajaran islam?
3. Mengetahui Bagaimana hadist sebagai sumber hukum islam kedua?
4. Bagaimana ijtihad sebagai sumber hukum islam setelah al-qu’an dan hadist?
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang bisa kita ambil dari penulisan makalah ini yaitu agar pembaca
bisa dapat mengetahui apa saja sumber hukum islam dan dapat mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari agar tidak tersesat di dunia yang fana ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Al-Qur`an
Menurut Imam Ghazali, kata Al-Qur’an adalah nama bukan kata
bentukan.Al-Quran adalah Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta
diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah. "Al-Qur'an adalah
firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril dan ditulis pada
mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara
mutawatir(beruntun)atau beriring-iringan antara satu dengan yang lainya serta
membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-
Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas.
2. Nama-Nama Al-Qur´an
Menurut Imam Ibnu Jarir Ath-Thabary dalam tafsirnya Jamiul Bayan, al-
Quran mempunyai empat macam nama, yaitu:
a. Al-Quran, artinya bacaan, karena isinya adalah firman Allah yang bisa dibaca
oleh siapapun.
b. Al-Kitab, artinya yang ditulis, karena dia ditulis pada lembaran-lembaran
yang dikumpulkan dan dijilid menjadi mushaf
c. Al-Furqan,artinya pembeda, karena dia yang membedakan antara yang hak
dan yang batil, antara yang benar dan yang salah
d. Dz-Dzikr, artinya peringatan. Peringatan dari Allah Swt. bagi orang yang
ingkar dan durhaka kepada-Nya. Firman Allah Swt.
4. Fungsi Al-Qur`an
Sebagai kitab suci terakhir, al-Quran akan selalu relevan dengan segala waktu
dan tempat (shalihun likulli zaman wa makan). Adapun fungsinya bagi manusia
adalah sebagai berikut:
a. Sebagai sumber dari segala sumber hukum (Mashdarul hukm)
Setiap muslim harus menjadikan al-Quran sebagai referensi utama dalam
menjalani kehidupan karena al-Quran adalah aturan hidup sekaligus kompas
penuntun.
b. Sebagai Pedoman hidup (Minhajul Hayah)
Al-Quran adalah pedoman hidup. Ajaran-ajaran yang termaktub di dalamnya
adalah firman Allah yang mulia. Diturunkan untuk menunjuki manusia
sepanjang masa. Oleh karena itu, Al-Quran dijaga kemurniannya oleh Allah
Swt
c. Sebagai mukjizat terbesar (Mu’jizatu al-Kubra)
Setiap rasul dikuatkan dengan mukjizat (kemampuan spektakuler) seperti
tongkat Nabi Musa yang bisa berubah jadi ular dan Nabi Sulaeman yang bisa
berkomunikasi dengan binatang. Tujuan mukjizat tersebut adalah untuk
mengalahkan tipu daya penentang dakwah pada waktu itu. Akan tetapi semua
mukjizat tersebut telah hilang bersama kewafatan para nabi dan rasul tersebut.
Hanya al-Quran saja satu-satunya mukjizat para Nabi yang masih dapat
dilihat, disentuh, dibaca dan didengar hingga kini. Bahkan jutaan orang telah
dapat hidayah karena meneliti alQuran.
d. Sebagai Pemberi syafaat(Al-syafaat)
Rasulullah Saw. bersabda: َ
“Bacalah al-Qur`an sebab al-Qur`an akan datang pada hari kiamat sebagai
sesuatu yang dapat memberikan syafaat (pertolongan) kepada orang yang
mempunyainya yang membacanya.” (HR. Muslim)
e. Sebagai obat (as-Syifa)
Al-Qur`an itu merupakan penyembuh dan rahmat bagi kaum mukminin
َُول فَِإ ْن تَ َولَّوْ ا فَِإ َّن هَّللا َ ال يُ ِحبُّ ْال َكافِ ِرين
َ قُلْ َأ ِطيعُوا هَّللا َ َوال َّرس
b. Dalil al-hadits
Dalam salah satu pesan Rasulullah SAW. Berkenaan dengan keharusan
menjadikan hadits sebagai pedoman hidup, disamping Al-Qur;an sebagai
pedoman utamanya, beliau bersabda:
تركت فيكم امرين لن تضلوا ما تمسكتم بهما كتاب هللا: وقال صلى هللا عليه وسلم
)وسنة النبيه صلى هللا عليه وسلم (روه مالك في موطأ
Artinya: Rasulullah SAW bersabda: “Telah ku tinggalkan kepada kalian dua
perkara, kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh denga dua
perkara ini, yaitu Kitab Allah (Alqur’an) dan Sunnah Nabi SAW (Al-Hadist)
1. Tingkatan Hadits
Secara umum tingkatan hadis terbagi ke dalam tiga, yaitu hadits sahih,
hadis hasan, dan hadis dla‟if.
a. Hadits Shahih
Hadits shahih yaitu hadis yang (1) para perawinya berkesinambungan;
diterima dari dan oleh perawi yang „adil dan dlabith. Adil artinya memiliki
sifat adalah yaitu muslim, dewasa, sehat akal, dan tak pernah berbuat dosa.
Dlabith yaitu kuat hafalan, cermat, tepat tanggapan, dan tidak pelupa. (2)
tidak cacat dan (3) tidak bertentangan dengan riwayat lain yang lebih kuat.
Berdasarkan jumlah perawi, hadis sahih ada tiga jenis, yaitu:
1) Hadits Mutawatir
Hadits mutawatir yaitu hadis yang diriwayatkan oleh banyak perawi
dan dari banyak perawi sampai waktu dituilskannya sehingga, karena
banyaknya, tidak memungkinkan mereka untuk melakukan
kebohongan.
2) Hadits Masyhur
Hadits masyhur yaitu hadis yang pada awalnya diriwayatkan secara
seorang-perseorang tetapi pada tingkat akhirnya diriwayatkan oleh
banyak perawi.
3) Hadits Ahad
Hadits ahad yaitu hadis yang diriwayatkan oleh seorang ke seseorang
hingga ditulisnya.
b. Hadits Hasan
Yaitu hadis yang sanadnya berkesinambungan, disampaikan oleh perawi
yang adil tetapi kurang kedhabitannya (kekuatan hafalannya), terbebas dari
cacat dan tidak bertentangan dengan riwayat yang lebih kuat.
c. Hadits Dha’if
Yaitu hadis yang tidak memenuhi kriteria hadis sahih dan hadis hasan, baik
dalam sanad, rawi, atau mengandung catat dan bertentangan dengan riwayat
yang lebih kuat. Ada beberapa jenis hadis dha‟if di antaranya:
1) Hadits Mursal: hadis yang tidak menyebut sahabat dalam rangkaian
perawinya.
2) Hadits Munqathi‟: hadis yang sanadnya terputus di tengah, karena ada
rawi yang hilang, atau
3) Rawi yang identitasnya tidak dikenal.
4) Hadits Maqlub: hadis yang susunan rawinya terbalik dalam sanadnya,
misalnya seharusnya disebut belakangan disebutkan lebih dahulu, atau
terbalik antara sanad dan matannya.
5) Hadits Munkar: hadis yang matannya tidak dikenal, kecuali dari seorang
rawi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kekuatan hafalannya.
6) Hadits Matruk : hadits yang riwayatkan oleh perawi yang diketahui suka
berbohong, atau sering salah, atau fasik (berbuat dosa), atau teledor,
sedangkan haditsnya hanya didapat dari perawi ini saja.