Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH STUDI FIQIH TENTANG DALIL DAN SUMBER ILMU FIQIH

Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Studi fiqih

Dosen Pengampu : ACH.NUR HAMID AWALUDIN S.PD M.PD

Disusun Oleh:

Ali Radit Prawijaya

Ahmad Fatkhur Rozi

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT

LAMONGAN

2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Wr. Wb;


Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas limpahan
nikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu yang
ditentukan. Sholawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini yang berjudul “memahami dalil dan sumber ilmu fiqih” ini disusun
guna untuk memenuhi tugas Bapak Ach.Nur Hamid Awwaludin,S.Pd.M.Pd dari
mata pelajaran STUDI FIQIH.Tak lupa ucapan terimkasih kami ucapkan kepada
semua pihak yang telah membantu kami sehingga makalah kami dapat terselesaikan
dengan baik. Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna baik dalam segi bahasa, penyusunan, maupun pengetikannya, untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran untuk kami terkait makalah ini agar kami bisa
menyusun makalah lebih baik lagi.
Wassalamu`alaikum Wr. Wb

Lamongan,24oktober 2023

Hormat Kami,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN. iv
A. Latar Belakang iv
B. Rumusan Masalah. iv
C. Tujuan Masalah iv
BAB II PEMBAHASAN
A. Kedudukan dalil dalam hukum islam
B. Sumber hukum ilmu fiqih
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.latar belakang

Sumber hukum dalam agama islam yang paling pokok dalam menetapkan hukum dan memecah
masalah dalam mencari suatu jawaban adalah al quran dan al hadis. Sebagai sumber utama dalam
menetapkan hukum, alquran memberikan tuntunan bagi manusia mengenai apa apa yang
seharusnya ia perbuat dan ia tinggalkan dalam kehidupan kesehariannya. Sedangkan hadis
merupakan sumber hukum yang kedua setelah al quran, berfungsi sebagai penjelas bagi ungkapan
ungkapan al quran mujmal,Mutlak amm dan sebagainya.

B.Rumusan masalah

1.apa kedudukan dalil dalam hukum islam?

2.apa sumber hukum islam?

C.Tujuan masalah

1.untuk mengetahui kedudukan dalil dalam hukum islam

2.untuk mengetahui sumber” hukum islam

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A.kedudukan dalil dalam hukum islam

Al-Qur'an seperti yang telah kita ketahui bersama merupakan kitab yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada kita
melalui bentuk mushaf secara berangsur-angsur. Al-Qur'an adalah sumber
pertama dan utama dalam ilmu hukum Islam (fiqih). Ia juga merupakan
hujjah yang termat sangat agung antara kita dan Tuhan kita.

Al-Qur'an merupakan tali yang kokoh dapat menjadikan hidup kita selamat
apabila berpegang teguh padanya. Ia juga merupakan ikatan yang teramat
sangat kuat (al 'urwah al-wutsqo) yang tidak akan putus, sebagaimana
Firman-Nya:

۟‫ل تَف ََرقُوا‬


َ۟ ‫ٱّلل َجمِ يعًا َو‬
َِ۟ ‫ل‬ِ۟ ‫َص ُموا۟ بِ َح ْب‬
ِ ‫۟ َوٱ ْعت‬

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan


janganlah kamu bercerai berai". (QS Ali Imron: 103).
Nabi Muhammad Saw juga bersabda mengenainya:

۟‫تركتُ۟ فيكم أمرين لن تضلوا ما تمسكتم بهما؛ كتاب هللا وسنة۟ نبيه‬

"Kutinggalkan kalian dua perkara, yang mana kalian tidak akan tersesat
selagi madih berpegang teguh padanya: yaitu Al-Qur'an dan hadits".

Imam Maziry dalam kitabnya Jami' Al-Mi'yar berkata: "Al-Qur'an


merupakan pondasi agama Islam, porosnya hukum, tempat berlindungnya
penganut agama, ayat kerasulan, serta bukti kebenaran agama yang
dibawanya. Kehujjahan dan kewajiban mengamalkannya merupakan
sesuatu yang sudah barang tentu diketahui (ma'lum bi dhorury) oleh kita
tanpa membutuhkan adanya dalil penguat. Inilah yang dimaksud
dari makna'at-tamassuk bid diin'.

Lapsus Warta Fragmen Quran Keislaman Ramadhan Opini Tokoh Hikmah


Download Kesehatan Lainnya ILMU HADITS MUSTHALAH HADITS Posisi
Hadits dalam Hukum Islam Rabu, 13 Desember 2017 | 15:01 WIB Hadits
dalam hukum Islam dianggap sebagai mashdarun tsanin (sumber kedua)
setelah Al-Quran. Ia berfungsi sebagai penjelas dan penyempurna ajaran-

v
ajaran Islam yang disebutkan secara global dalam Al-Quran. Bisa dikatakan
bahwa kebutuhan Al-Quran terhadap hadits sebenarnya jauh lebih besar
ketimbang kebutuhan hadits terhadap Al-Quran. Kendati demikian, seorang
Muslim tidak dibenarkan untuk mengambil salah satu dan membuang yang
lainnya karena keduanya ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
Untuk mengeluarkan hukum Islam, pertama kali para ulama harus
menelitinya di dalam Al-Quran. Kemudian setelah itu, baru mencari bandingan
dan penjelasannya di dalam hadits-hadits Nabi karena pada dasarnya tidak
satupun ayat yang ada dalam Al-Quran kecuali dijelaskan oleh hadits-hadits
Nabi. Dengan sinergi beberapa ayat dan hadits tersebut, seorang ulama bisa
memutuskan hukum-hukum agama sesuai dengan persoalan yang dihadapi,
tentunya dengan dukungan ilmu dan perangkat pengetahuan yang mumpuni
terhadap kedua sumber tersebut.

B.sumber hukum islam

Al-Qur’an۟adalah۟kitab۟Allah۟yang۟diturunkan۟kepada۟Nabi۟Muhammad۟
SAW. Sedangkan hubungan al-Qur'an dengan ushul fiqih sangat erat
dalam menentukan dasar untuk menentukan hukum Islam (Dalil utama
fiqih). Selain Al-Qur’an۟sebagai۟sumber۟hukum۟Islam,۟juga۟terdapat۟hadits,۟
ijma, dan juga qiyas.

1.Al-Qur'an
Al-Qur’an۟adalah۟kalam۟Allah۟yang۟diturunkan۟kepada۟Muhammad۟dalam۟
bahasa Arab yang berisi khitab Allah dan berfungsi sebagai pedoman bagi
umat Islam. Fungsi Al-Qur’an۟adalah۟sebagai۟petunjuk۟bagi۟umat۟manusia.۟
Menurut۟Ali۟Syari’ati,۟petunjuk۟yang۟terkandung dalam Al-Qur’an۟berupa۟
tiga hal.

Pertama, petunjuk yang berupa dokrin atau pengetahuan tentang struktur


kenyataan dan posisi manusia di dalamnya, seperti: petunjuk moral dan
hukum۟yang۟menjadi۟dasar۟syari’at.

Kedua, petunjuk yang terdapat dalam ringkasan sejarah manusia baik para
raja, orang orang suci, nabi, kaum, dan sebagainya.

vi
Ketiga, petunjuk yang berupa mukjizat, yaitu kekuatan yang berbeda
dengan apa yang dipelajari. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an۟yang۟mempunyai۟
kekuatan lain, atau difugsikan lain oleh umat Islam.

Berdasarkan periodisasi turunnya, maka kandungan umum Al-Qur’an۟


dapat dikelompokkan ke dalam dua fase, yaitu Fase Makkah, yang
bermula dari diangkatnya Muhammad menjadi Rasul hinga hijrahnya Rasul
dan umat Islam ke Madinah. Wahyu yang turun berhubungan dengan
pembangunan ajaran-ajaran agama Islam. Topik topik wahyu yang turun
berdasarkan masalah: tauhid, eksistensi Allah SWT, masalah eskatologis,
kisah kisah umat terdahulu, shalat, dan tantangan bagi orang orang
kafir. Fase Madinah, yang dimulai sejak awal hijriyah hingga wafatnya
Rasul, wahyu yang turun berbeda topiknya dengan masa sebelumnya.
Pada fase ini, wahyu yang turun behubungan dengan masalah hukum
yang dibutuhkan guna membangun masyarakat Islam yang baru terbentuk
tersebut.

2.Hadits
Hadits adalah peraturan sahabat tentang Rasulullah baik mengenai
perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya. Dalam penggunaannya sebagai
sumber ijtihad, para ulama cenderung menganggap Al-Qur’an۟sebagai۟satu۟
kesatuan dan hadits sebagai satu kesatuan. Ayat mana saja boleh
ditafsirkan dengan hadits mana saja tanpa memperhatikan unsur waktu
dan keterkaitan antara keduanya.

Di samping itu terdapat ulama yang memandang kedudukan hadits lebih


rendah dari Al-Qur’an.۟Hal۟ini۟berseberangan۟dengan۟fungsi۟hadits۟sebagai۟
penjelas Al-Qur’an,۟yang۟mana۟antara۟penjelas۟dengan۟yang۟dijelaskan۟
harus memiliki hubungan sebab akibat. Oleh karena itu, pemahaman
terhadap fungsi hadits sebagai penjelas Al-Qur’an۟dalam۟tataran۟
praktisnya, bukanlah sesuatu yang mudah. Diperlukan berbagai ilmu
pendukung, khususnya aspek historis, guna melihat keterkaitan antara
penjelasan dalam hadits dengan ketentuan dalam Al-Qur’an.

3. Ijma

vii
Ijma berarti 'kesepakatan' atau konsensus dan ketetapan hati untuk
melakukan sesuatu. Mayoritas ulama mendefinisikan ijma sebagai
kesepakatan seluruh mujtahid pada suatu masa terhadap suatu hukum
syara’۟setelah۟wafatnya۟Rasulullah.۟Fungsi۟ijmak۟antara۟lain:
a. Mengeliminir kesalahan-kesalahan dalam berijtihad, yang mungkin saja
terjadi jika ijtihad dilakukan secara individual saja.
b. Menyatukan pendapat-pendapat yang berbeda melalui kesepakatan
yang dicapai, dan
c. Menjamin penafsiran yang tepat atas Al-Qur’an۟dan۟keotentikan۟hadis.

4. Qiyas
Qiyas adalah menganalogikan suatu masalah yang belum ada ketetapan
hukumnya (nash/dalil) dengan masalah yang sudah ada ketetapan
hukumnya۟karena۟adanya۟persamaan۟‘illat.۟Menganalogikan۟diartikan۟
sebagai mempersamakan dua persoalan hukum sekaligus status hukum di
antara keduanya. Dalam pelaksanaanya, qiyas harus memenuhi rukun-
rukun sebagai berikut:
a. Ashl (Maqis alaih): yaitu masalah yang sudah ada ketetapan hukumnya
atau sudah ada nashnya, baik dari Al-Qur’an۟maupun۟hadits.
b. Furu’ (Maqis): yaitu masalah yang sedang dicari ketetapan hukumnya.
c. Hukm Ashl: yaitu hukum masalah yang sudah ditetapkan oleh nash.
d. Illat: yaitu sifat yang terdapat dalam ashl, dengan syarat: sifatnya nyata
dan dapat dicapai dengan indera, konkrit tidak berubah, dan sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai.

Dalam mengambil setiap hukum pastilah ada rujukan atau tempat


diambilnya suatu keputusan, yaitu sumber hukum Islam yang tentunya
sumber yang pokok dan utama adalah Al-Qur’an۟dan۟diperjelas۟oleh۟hadits.

Di samping itu ada pula bermacam macam metode yang merupakan


produk dari penemuan para ulama yang selanjutnya terus mengalami
perkembangan dengan pesat berdasarkan permasalahan yang semakin
kompleks. Di antara metode tersebut adalah ijma, qiyas, istihab, istihsan,
urf, dan saddus dzariah.

viii
BAB III
PENUTUP
A.kesimpulan

Dari keterangan di atas bahwasannya, dalam pemnentukan hukum di utamakan untuk


mencari di alquran dengan hadis yang menjadi penguat. Kedudukan alquran adalah yang
pertama setelah itu baru hadis. Sumber-sumber hukum islam itu ada 4 menurut aswaja yakni
al-quran,hadis,ijma,qiyas.

ix
DAFTAR PUSTAKA

https://nu.or.id/ilmu-hadits/posisi-hadits-dalam-hukum-islam-
RrwHahttps://jateng.nu.or.id/opini/al-qur-an-sumber-pertama-dan-utama-syariat-
islam-micm1
https://jateng.nu.or.id/opini/sumber-hukum-islam-yang-disepakati-para-ulama-EkKtN

Anda mungkin juga menyukai