FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. Yang telah menciptakan langit dan bumi 7 lapis
dan menjadikan gunung sebagai pancang dan menjadikan langit sebagai pelindung.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................3
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Hadits.......................................................................................4
A. Kesimplan................................................................................................ 13
B. Saran......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muhammad SAW di gua hira, dengan wahyu surah al-alaq. Sehingga sempurna
wahyu Allah SWT diturunkan dalam masa 23 tahun dan sempurnalah al-Quran
diturunkan. Adapun setelah al-Qur’an yang menjadi panduan dalam islam yaitu hadist
lalu ra’yu/ijtihad.
Dalam kehidupan kita, tentu hidup harus berpedoman pada al-Qur’an, namun
tak semua pedoman dalam al-Qur’an dapat dipahami, maka dengan itu
diperjelaskanlah dengan hadits. Kemudian pula dalam hidup ini tentu terdapat
beberapa masalah hukum kontemporer dimana butuh ra’yu/ijtihad dari para ulama
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang disusun oleh penulis sebagai berikut, yaitu:
1
2
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini disusun oleh penulis sebagai berikut, yaitu:
terhadap al-Qur’an.
A. Pengertian Hadist
Hadits adalah satu dari 4 sumber hukum Islam yang disepakati para
ulama. Hadits menjadi rujukan bagi umat muslim untuk menjelaskan hukum-
Hadits oleh Asep Herdi, secara etimologis hadits dimaknai sebagai jadid,
qarib, dan khabar. Jadid adalah lawan dari qadim yang artinya yang baru.
Sedangkan qarib artinya yang dekat, yang belum lama terjadi. Sementara itu,
khabar artinya warta yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari
perbuatan, dan taqrir nabi. Hadits juga melengkapi perkataan, perbuatan, dan
taqrir para sabahat dan Tabi'in.Hadits memiliki makna yang relatif sama
dengan sunnah, khabar, dan atsar. Hanya saja penyebutannya bisa disamakan
atau dibedaka
4
5
Hadits adalah satu dari 4 sumber hukum Islam yang disepakati para
ulama. Hadits menjadi rujukan bagi umat muslim untuk menjelaskan hukum-
Hadits oleh Asep Herdi, secara etimologis hadits dimaknai sebagai jadid,
qarib, dan khabar. Jadid adalah lawan dari qadim yang artinya yang baru.
Sedangkan qarib artinya yang dekat, yang belum lama terjadi. Sementara itu,
khabar artinya warta yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari
perbuatan, dan taqrir nabi. Hadits juga melengkapi perkataan, perbuatan, dan
Hadits memiliki makna yang relatif sama dengan sunnah, khabar, dan
kedudukannya
6
1. Kedudukan
menjelaskan hukum Al-Quran, tidak diragukan lagi dan dapat di terima oleh
semua pihak, karena memang untuk itulah Nabi di tugaskan Allah SWT.
Namun dalam kedudukan hadits sebagai dalil yang berdiri sendiri dan sebagai
yang menjelaskan bahwa Al-Quran atau ajaran Islam itu telah sempurna. Oleh
Jumhur ulama berpendapat bahwa Hadits berkedudukan sebagai sumber atau dalil
kedua setelah Al-Quran dan mempunyai kekuatan untuk ditaati serta mengikat untuk
semua umat Islam. Jumhur ulama mengemukakan alasannya dengan beberapa dalil,
di antaranya :
7
artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
mentaati Rasul berarti mentaati Allah, sebagaimana tersebut dalam surat An-
Nisa : 80:
Artinya : Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah.
dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu
Dari ayat diatas jelaslah bahwa Hadits itu adalah juga wahyu. Bla
hadits itu benar dari Nabi. Meskipun jumlah hadits mutawatir ini tidak banyak
sebagaima kebenaran yang muncul dari hasil pengamatan. Para ulama sepakat
2. Fungsi Hadits
ayat-ayat hukum dalam Al-Qur’an adalah dalam bentuk garis besar yang
Dengan demikian fungsi hadits yang utama adalah untuk menjelaskan Al-
Qur’an. Hal ini telah sesuai dengan penjelasan Allah dalam surat An-Nahl :64
Artinya: Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan
agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu.
Dengan demikian bila Al-Qur’an disebut sebagai sumber asli bagi hukum
“ Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat “ ayat itu dikuatkan oleh sabda Nabi
yang artinya :
“ Islam itu didirikan dengan lima pondasi : kesaksian bahwa tidak ada tuhan selain
hal :
yang masih samar artinya, karena dapat saja shalat itu berarti do’a
sebagaimana yang biasa dipahami secara umum waktu itu. Kemudian Nabi
Sesudah itu Nabi bersabda :inilah shalat itu, kerjakanlah shalat sebagimana
3. Menetapkan suatu hukum dalam hadits yang secara jelas tidak terdapat dalam
hukumyang tidak ditetapkan dalam Al-Qur’an. Fungsi hadits dalam bentuk ini
disebut itsbat. Sebenarnya bila diperhatikan dengan teliti akan jelas bahwa apa
yang ditetapkan hadits itu pada hakikatnya adalah penjelasan terhadap apa
darah, dan daging babi. Larangan Nabi ini menurut lahirnya dapat dikatakan
sebagai hukum baru yang ditetapkan oleh Nabi, karena memang apa yang
diharamkan Nabi ini secara jelas tidak terdapat dalam Al-Qur’an. Tetapi kalau
dipahami lebih lanjut larangan Nabi itu hanyalah sebagai penjelasan terhadap
11
C. Pengertian Ra’yu/Ijtihad
kemampuan dari seorang ahli fiqh atau mujtahid secara maksimal untuk
menetapkan hukum syara yang amali atas dasar dalil-dali yang tafshili (rinci)’.
alQuran
Qur’an atau menetapkan sendiri hukum di luar apa yang ditentukan Allah
yang menjelaskan hukum Al-Quran, tidak diragukan lagi dan dapat di terima
oleh semua pihak, karena memang untuk itulah Nabi di tugaskan Allah SWT.
Namun dalam kedudukan hadits sebagai dalil yang berdiri sendiri dan
Allah sendiri yang menjelaskan bahwa Al-Quran atau ajaran Islam itu telah
sempurna. Oleh karenanya tidak perlu lagi ditambah oleh sumber lain. Jumhur
kedua setelah Al-Quran dan mempunyai kekuatan untuk ditaati serta mengikat
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Hadits adalah satu dari 4 sumber hukum Islam yang disepakati para
ulama. Hadits menjadi rujukan bagi umat muslim untuk menjelaskan hukum-
Hadits oleh Asep Herdi, secara etimologis hadits dimaknai sebagai jadid,
qarib, dan khabar. Jadid adalah lawan dari qadim yang artinya yang baru.
Sedangkan qarib artinya yang dekat, yang belum lama terjadi. Sementara itu,
khabar artinya warta yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari
menjadi tiga, yaitu perkataan nabi (qauliyah), perbuatan nabi (fi'liyah), dan
Hadits juga melengkapi perkataan, perbuatan, dan taqrir para sabahat dan
Tabi'in.Hadits memiliki makna yang relatif sama dengan sunnah, khabar, dan
13
14
dalam Al-Qur’an atau menetapkan sendiri hukum di luar apa yang ditentukan
fungsi yang menjelaskan hukum Al-Quran, tidak diragukan lagi dan dapat di
terima oleh semua pihak, karena memang untuk itulah Nabi di tugaskan Allah
SWT. Namun dalam kedudukan hadits sebagai dalil yang berdiri sendiri dan
Allah sendiri yang menjelaskan bahwa Al-Quran atau ajaran Islam itu telah
sempurna. Oleh karenanya tidak perlu lagi ditambah oleh sumber lain. Jumhur
kedua setelah Al-Quran dan mempunyai kekuatan untuk ditaati serta mengikat
B. Saran
1. https://news.detik.com/berita/d-5588482/pengertian-hadits-menurut-bahasa-
fungsi-dan-kedudukannya
2. https://sumbar.kemenag.go.id/v2/post/1952/pengertian-kedudukan-dan-
fungsi-hadits.html#:~:text=perbuatan%2C%20dan%20perkataan.-,Jumhur
%20ulama%20berpendapat%20bahwa%20Hadits%20berkedudukan
%20sebagai%20sumber%20atau%20dalil,untuk%20menjelaskan%20Al
%2DQur'an
3. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PAI%20%207%20Ijtihad%20atau
%20al-Ra'yu.pdf