HADITS RIWAYAH
HADITS FI’LI
DOSEN PENGAMPU : Ahmad Farid Wajdi, M.A.
Di Susun Oleh :
Afril Yadi
201190179
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas HADIST FI’LIYAH.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar............................................................................................................................ii
Daftar isi.......................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................2
A. Latar belakang................................................................................................................2
B. Rumusan masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan penulisan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3
Kesimpulan.........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
Seperti yang telah anda ketahui bahwa hadits menjadi salah satu landasan atau
pedoman hidup umat Islam selain Al-Quran. Ada beberapa hal yang tidak dijabarkan
secara jelas dalam Al-quran namun secara jelas diterangkan dalam hadits. Jenis hadits
sendiri ada banyak.
Hadist memiliki beberapa makna, antara lain al-jiddah (baru), dalam arti sesuatu yang
ada setelah tidak ada, atau sesuatu yang wujud setelah tidak ada, makna etimologi ini
mempunyai konteks teologis bahwa segala kalam selain kalam allah bersifat hadist
(baru). Ath-thari (lunak, lembut, dan baru), ibnu faris mengatakan bahwa hadist dari kata
ini karena berita atau kalam itu datang secara silih berganti bagaikan perkembangan usia
yang silih berganti dari masa ke masa. al khabar (berita, pembicaraan) dan al-kalam
(perkataan), ungkapan pemberitaan hadist yang diungkapkan oleh para perawi yang
menyampaikan periwayatan jika bersambung sanad-nya selalu meggunakan ungkapan
“haddatsana” = memberitakan kepada kami, atau sesamanya seperti mengkhabarkan
kepada kami, atau menceritakan kepada kami.
Berdasarkan definisi dapat dikatakan bahwa hadist merupakan sumber berita yang
datang dari nabi Muhammad SAW. dalam segala bentuk, baik berupa perkataan (qawli),
perbuatan (fi’li), maupun sikap persetujuan (taqriri). Dari beberapa jenis hadits yang ada
salah satu jenis hadits yang menjadi pedoman kuat dalam melakukan amalan ibadah
adalah hadits fi’liyah. Fi’liyah sendiri merupakan sikap atau perbuatan. Sehingga hadits
jenis fi’liyah dapat diartikan sebagai jenis hadits yang didasarkan pada perbuatan atau
tindak laku Rasulullah SAW sehingga menjadi pedoman dalam melakukan hhhaditsnya
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui definisi hadist fi’li dan mengetahui contoh - contoh hadis fi'li
BAB II
PEMBAHASAN
4
Hadits adalah sumber hukum agama Islam kedua setelah Al-Qur’an. Hadits terbagi
kepada hadits fi’li, qauli, taqrîri, dan washfi. Pengklasifikasian tersebut didapatkan dari
definisi hadits sendiri, yaitu:
“Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir (persetujuan) ataupun sifat” (Dr. Mahmud
Thahan, Taysîr Mushthalâh al-Hadîts, Maktabah al-Ma’ârif, cetakan ke-10, 2004,
halaman 17).1
Berdasarkan definisi hadits di atas, maka hadits terbagi menjadi empat. Hadits fi’li,
qauli, taqrîri, dan washfi. Namun dari empat jenis itu, yang lebih mencolok perbedaanya
dan sering sekali dibahas adalah hadits qauli dan hadits fi’li.
Secara etimologi kata fi'liyah merupakan ism mashdar dari kata فعلyang dalam lisan
Al-'arab berarti kata kiasan untuk segala bentuk perbuatan, kemudian dibubuhi يal-
nisbah sehingga dinisbahkan kepada hadits yang berarti hadits-hadits yang sifatnya
berupa perbuatan. Adapun pengertian secara terminologi hadits fi’liyah adalah sunah
Nabi yang berupa perbuatan atau apa yang telah dilakukan oleh beliau. Hadits ini juga
dinamakan hadits ‘amaliyah.2
Hadits fi’li adalah segala perbuatan yang sampai kepada kita yang disandarkan
kepada nabi Muhammad SAW ., seperti tata cara berwudhu, pelaksanaan sholat,
kewajiban haji dan lainnya . Dengan kata lain, hadis fi’li ialah semua perbuatan nabi
SAW. Yang menjadi contoh praktis terhadap peraturan-peraturan syari’at yang belum
jelas tata caranya. Kualitas hadis fi’li menduduki rangking kedua setelah hadist qauli.
Untuk mengetahui hadist yang termasuk kategori ini, diantaranya terdapat kata-kata
kana/yakunu, atau raitu/raina.3
1
Hadits Fi’li dan Kurikulum Siswa Aktif di Kalangan Sahabat Nabi.Sumber:
https://islam.nu.or.id/post/read/113123/hadits-fi-li-dan-kurikulum-siswa-aktif-di-kalangan-sahabat-nabi.
2
K. H. Moenawar Chalil, Kembali Kepada Alqur’an dan Sunnah (Cet. IX; Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h. 210. Lihat
juga Syaikh Sa’ad Yusuf Abu Aziz, Buku Pintar Sunnah dan Bid’ah (Cet I; Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2006), h. 25.
3
http://mcholieq.blogspot.com/2014/05/hadist-qouliyah-filiyah-dan-taqririyah.html
5
wajib mengikuti semua perbuatan Nabi, namun tetap disetujui untuk mengikuti
perbuatan Nabi seperti yang dicontohkan sahabat nabi, Abdullah bin umar RA.
2. Tindakan Khusus
Yaitu tindakan yang hanya dilakukan oleh Nabi saja dan bukan kewajiban untuk
umatnya. Seperti, puasa terus-menerus, wajib shalat tahajud, boleh memiliki istri lebih
dari 4 dan seterusnya. Perbuatan ini hanya khusus untuk Rasulullah SAW dan tidak
disyari’atkan untuk kita sebagai perkara yang wajib.
Ini artinya perbuatan Nabi harus dipilah lagi, untuk itu harus diketahui status
tindakan itu untuk kita mana yang perlu, sunnah atau mubah. Ketentuannya sebagai
berikut :
a. tindakan yang menjadi bayan (penjelas) atas kemujmalan ayat al-Qur’an; atau
yang menjadi taqyid (pengait) atas kemutlaqan dan sebagai takhsis
(pengkhususan).
b. perbuatan Rasulullah SAW juga ada yang dilakukan tanpa ada tujuan untuk
menerangkan, atau menjelaskan sesuatu.4
Karena hadits fi’liyah adalah hadits yang didasarkan pada sikap atau perbuatan Rasul
maka isi dari hadits tersebut tak lain merupakan cerminan amalan yang dilakukan oleh
rasulullah. Dengan kata lain bahwa perbuatan atau tingkah laku tersebut bisa menjadi
pedoman atau tuntunan cara melakukan suatu hal tertentu. Di bawah ini beberapa contoh
haditsnya:
ُ احلَتِ ِه َحي
ْث ت ََو َ ُصلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َ[م ي
ِ صلِّى َعلَى َر َ ِع َْن َجابِ ِر ب ِْن َع ْب ُد هللاِ قَا َل َكانَ َرسُوْ ُل هللا
َْضةَ نَ َز َل فَا ْستَ ْقبَ َل ْالقِ ْبلَة
َ ت فَإِ َذا أَ َر َد ْالفَ ِري
ْ ََجه
4
https://nadirhosen.net/tsaqofah/syariah/benarkah-semua-perbuatan-nabi-itu-sunah-yang-wajib-kita-ikuti
6
Artinya: dari Jabir bin ‘Abdullah berkata : “Rasulullah SAW. shalat diatas
tunggangannya menghadap kearah mana tunggangannya menghadap. Jika beliau
hendak melaksanakan shalat fardhu, maka beliau turun lalu shalat menghadap
kiblat (HR. Bukhari dan Muslim).5
Dari Aisyah R.A berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan
puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah
melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan
Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no.1156).
5
https://www.bacaanmadani.com/2018/01/pengertian-sunnahhadits-fi’liyah-dan.html
7
Beberapa contoh hadits fi’liyah di atas hanyalah sebagian dari sekian banyaknya
hadits yang ada yang mana menjelaskan mengenai perbuatan Rasulullah SAW. Semua
hadits perbuatan Rasul tersebut tidak melulu menjelaskan mengenai hal yang wajib
dilakukan oleh seorang muslim. Ada beberapa hadits yang juga menjelaskan mengenai
amalan sunnah. Sehingga tidak harus dikerjakan oleh setiap muslim.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hadits fi’li adalah segala
perbuatan yang sampai kepada kita yang disandarkan kepada nabi Muhammad SAW ., seperti
tata cara berwudhu, pelaksanaan sholat, kewajiban haji dan lainnya . Dengan kata lain, hadis fi’li
ialah semua perbuatan nabi SAW. Yang menjadi contoh praktis terhadap peraturan-peraturan
syari’at yang belum jelas tata caranya. Namun semua hadits perbuatan Rasul tersebut tidak
melulu menjelaskan mengenai hal yang wajib dilakukan oleh seorang muslim. Ada
beberapa hadits yang juga menjelaskan mengenai amalan sunnah. Sehingga tidak harus
dikerjakan oleh setiap muslim.
Saran
Alhamdulillah atas segala nikmat yang telah diberikan sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik, adapun kurangnya dari makalah ini tak lepas dari
kekurangan penulis sendiri, maka dari itu diharapkan kepada teman-teman kritik dan sarannya.
DAFTAR PUSTAKA
9
1
Hadits Fi’li dan Kurikulum Siswa Aktif di Kalangan Sahabat
Nabi.Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/113123/hadits-fi-li-dan-kurikulum-siswa-aktif-di-
kalangan-sahabat-nabi.
2
K. H. Moenawar Chalil, Kembali Kepada Alqur’an dan Sunnah (Cet. IX; Jakarta: Bulan Bintang, 1993),
h. 210. Lihat juga Syaikh Sa’ad Yusuf Abu Aziz, Buku Pintar Sunnah dan Bid’ah (Cet I; Jakarta: Pustaka
al-Kautsar, 2006), h. 25.
3
http://mcholieq.blogspot.com/2014/05/hadist-qouliyah-filiyah-dan-taqririyah.html
4
https://nadirhosen.net/tsaqofah/syariah/benarkah-semua-perbuatan-nabi-itu-sunah-yang-wajib-
kita-ikuti
5
https://www.bacaanmadani.com/2018/01/pengertian-sunnahhadits-fi’liyah-dan.html
6
K.H. M. Ma’shum Zein, M.A. 2016. Ilmu Memahami Hadits Nabi : Cara Praktis Menguasai Ulumul
Hadits Dan Musthalah Hadits. Pustaka Pesantren : Yogyakarta. https://books.google.co.id/books?
id=NfCUDwAAQBAJ&pg=PA14&dq=hadits+fi
%27li&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjR7u7D39rpAhWNbn0KHRi8BaoQ6AEIKTAA#v=onepage&q=ha
dits%fi’li&f=false
H. Zeid B. Smeer, Lc.,M.A. (2008). Ulumul Hadis : Pengantar Studi Hadis Praktis. Uin Malang Press :
Malang