Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HADITS DAN RUANG LINGKUPNYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Ulumul Hadits

Dosen Pengampu :

Dr. Abd. Rouf, M.HI

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Khizby Zulfian Hilmy (230201110088)


2. Ikha Farikhah (230201110115)
3. Fikri (230201110128)
4. Faza Fadilla (230201110130)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

2024
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas nikmat sehat Nya, baik itu berupa sehat
fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“Hadits dan ruang lingkupnya”.

Tidak lupa penulis turut mengucapkan terima kasih kepada Dr.Abd.Rouf selaku dosen
pengampu mata kuliah Ulumul Hadits atas bimbingan dan kesempatan yang telah diberikan kepada
kami untuk menambah ilmu tentang Ulumul Hadits sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan
dengan adanya tugas makalah ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul
Hadits, selain itu makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Hadits dan ruang lingkupnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari,
makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini

Malang. 20 Maret 2024

Tim Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................I
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
A. Definisi Hadits.........................................................................................................................2
B. Sinonim Hadits........................................................................................................................2
C. Bentuk-Bentuk Hadits.............................................................................................................3
D. Stuktur Hadits..........................................................................................................................6
E. Model Periwayatan Hadits......................................................................................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................................................9
A. KESIMPULAN....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................10

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hadits adalah salah satu pedoman hidup umat islam yang dimana kedudukan hadits
ini sebagai sumber hukum islam yang kedua setelah al-quran. Hadits adalah segala yang di
nisbatkan kepada nabi Muhammad SAW. Baik perkataan, perbuatan, dan takriri serta segala
sesuatu yang disandarkan kepada selain nabi yaitu sahabat dan tabiin. Hadits memiliki
beberapa sinonim yaitu: sunnah, khobar, dan atsar. Hadits memiliki peran penting yang
dimana peran pentingnya tidak hanya dikaji dari kandungan dan aplikasinya saja, melainkan
yang berkaitan dengan periwayatannya. hadits lebih banyak di pelihara dalam ingatan
dibandingkan dalam tulisan atau catatan para sahabat.
Dalam mempelajari hadis kita tidak hanya mempelajari pengertin hadits saja, tetapi
kita juga bisa mempelajari bentuk-bentuk hadits, macam-macam hadits, dan peristiwa-
peristiwa hadits.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan diidentifikasi dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dari hadits.
2. Apa saja sinonim hadits.
3. Apa saja bentuk-bentuk hadits.
4. Apa struktur dari hadits.
5. Model dari periwayatan hadits.

C. Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka dapat diketahui tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa definisi dari hadits.
2. Mengetahui sinonim hadits.
3. Mengetahui bentuk-bentuk hadits.
4. Mengetahui struktur hadits.
5. Mengetahui model periwayatan hadits.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Hadits

Hadist berasal dari bahasa arab ‫اديث‬00‫أح‬, yang berarti hadits adalah perkataan dan
perbuatan dari Nabi Muhammad SAW. 1Hadits ini menjadi sumber hukum dalam agama
Islam yang memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum di bawah Al-Qur’an.
Hadits secara harfiah berarti perkataan atau percakapan. Dalam terminologi Islam istilah
hadits ini berarti melaporkan atau mencatat sebuah pernyataan dan tingkah laku dari Nabi
Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan atau hukum.

Secara etimologi, hadits adalah kata benda (isim) dari kata Al-Tahdis yang berarti
pembicaraan. Kata Hadits mempunyai beberapa arti yaitu :

1. “Jadid” (Baru), sebagai lawan kata dari “Qadim” yang berarti terdahulu. Dalam hal ini
yang dimaksud Qadim adalah kitab Allah, sedangkan yang dimaksud Jadid adalah hadits
Nabi Muhammad SAW.
2. “Qarib” berarti yang dekat atau yang belum lama terjadi
3. “Khabar” adalah apa yang datang dari Nabi, baik yang marfu’(disandarkan kepada
Nabi), mauquf (disandarkan pada sahabat), maupun yang mathu’ (disandarkan kepada
tabi’in).

B. Sinonim Hadits

Kata hadits mempunyai beberapa sinonim/muradif yaitu : sunnah, khabar, dan atsar.
1. Sunnah.
Kata sunnah diambil dari bahasa Arab yang artinya jalan hidup yang ditempuh seseorang,
baik yang terpuji maupun yang tercela. Sedangkan sunnah menurut istilah ialah segala
sesuatu yang berasal dari dari rasul SAW. Baik berupa perkataan, perbuatan, maupun
takririyah dan sifat-sifat rasul baik sebelum atau sesudah di utus menjadi rasul. Penjelasan
tersebut menunjukkan bahwa pengertian sunnah hamper sama dengan hadits karena itu sering
dikatakan sumber hukum islam ialah Al-Quaran dan sunnah.

1
Drs. Mochammad Arsukin, M.Si, Hadits : Sebuah Tinjauan Pustaka, hal. 2.

2
2. Khabar
Khabar menurut bahasa ialah berita. Sedangkan menurut istilah terdapat tiga definisi
tentang khabar, yaitu:2
a) segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi baik berupa perkataan, perbuatan,
maupun ketetapan.
b) Pengertian khobar berbeda dengan hadits. Hadits ialah segala sesuatu yang berasal
dari nabi sedangkan khobar bukan dari nabi.
c) Pegertian khobar lebih umum daripada pengertian hadits. Hadits ialah segala sesuatu
yang datang dari nabi sedangkan khabar ialah segala sesuatu yang berasasl dari nabi
dan yang lainnya.
3. Atsar
Atsar menurut bahasa ialah baqiyatu sya’I yang artinya sisa sesuatu. Sedangkan menurut
istilah terdapat 2 pendapat yaitu:
a) Pengertian atsar sama dengan hadits yaitu segala sesuatu yang berasal dari rasul SAW.
b) Pengertian atsar berbeda dengan pengertian hadits. Atsar yaitu segala sesuatu yang di
sandarkan kepada sahabat dan tabi’in baik berupa perkataan ataupun perbuatan
sahabat.

C. Bentuk-Bentuk Hadits

Hadits dapat dibedakan menjadi lima bentuk, yaitu :


1. Hadits Qauli
Yang dimaksud dengan hadits qauli adalah segala bentuk perkataan atau ucapan yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan kata lain, hadits ini adalah berasal
dari perkataan Rasulullah sendiri yang menerangkan tentang berbagai hal seperti :
petunjuk syara’, peristiwa-peristiwa, maupun kisah-kisah baik yang berkaitan dengan
akidah, syari’ah, maupun akhlak. 3
Contoh hadits qauli tentang keutamaan belajar dan mengajarkan Al-Qur’an :

2
Marhany Malik dan Muadilah Hs. Bunganegara, Tinjauan Pemahaman Hadits dan Sunnah Aspek
Ontologis,Epistemologis dan Aksiologis, hal. 8.
3
Khusniati Rofiah, M.Si, Studi Ilmu Hadis (Ponorogo, IAIN PO Press, 2014), hal. 12.

3
‫َخ ْيُر ُك ْم َم ْن َتَع َّلَم الُقْر آَن وَع َّلَم ُه‬ 4

Artinya : “Sebaik-baik kamu ialah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya
kepada orang lain,” (HR Bukhari).
2. Hadits Fi’li
Yang dimaksud hadits fi’li adalah segala perbuatan Nabi Muhammad SAW, yang
menjadi anutan perilaku para sahabat pada saat itu dan menjadi keharusan bagi seluruh
umat Islam untuk mengikutinya.

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

، ‫ ِلَتْأُخ ُذ وا َم َناِس َك ُك ْم‬:‫ ويقوُل‬،‫َر َأْيُت النبَّي َص َّلى ُهَّللا عليه وسَّلَم َيْر ِم ي عَلى َر اِح َلِتِه َيوَم الَّنْح ِر‬
‫فإِّني ال َأْد ِر ي َلَع ِّلي ال َأُحُّج َبْع َد َح َّجتي هِذ ه‬

Artinya : “Aku melihat Rasulullah SAW melemparkan jumrahnya pada hari Nahr (hari
raya Idul Adha) dan bersabda, “Hendaklah kalian pelajari manasik kalian dariku karena
aku tidak tahu bisa jadi aku tidak akan bisa melaksanakan haji setelah hajiku ini.” [Hadits
shahih di dalam Shahih Muslim no. 1297]

Berdasarkan hadits tersebut, Rasulullah memberikan perintah kepada para sahabatnya


untuk mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan haji atau manasik haji secara
langsung dari beliau. Semua yang dipelajari harus dihafalkan, diamalkan, dan diajarkan
ke semua umat manusia.

3. Hadits Taqriri
Hadits Taqriri adalah sikap diam yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW
setelah mengetahui suatu perkara yang dilakukan oleh para sahabat.

Contoh : Diriwayatkan dari Imam Abu Dawud dan An Nasa’i bahwa ada dua sahabat
yang keluar rumah untuk bepergian tanpa memiliki persediaan air, lalu tibalah waktu
shalat. Kemudian, kedua sahabat itu bertayamum. Beberapa saat kemudian keduanya

4
Mahkamah Agung Republik Indonesia, http://pta-jambi.go.id/2-beritapta/4961-belajar-al-qur-an-dan-
mengajarkannya-kultum-abd-rahman-usman#, diakses tanggal 19 Maret 2024.

4
mendapatkan air masih dalam waktu shalat tersebut. Namun, hanya satu sahabat yang
mengulang wudhu dan shalatnya. Sedangkan satu sahabat lainnya tidak. 5

Kemudian keduanya datang menghadap Nabi Muhammad SAW dan


menceritakan masyarakat tersebut. Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda “Engkau
telah mengerjakan sunnah (ku) dan kepada yang mengulang, Nabi bersabda “Engkau
mendapatkan pahala dua kali lipat”.
4. Hadits Hammi
Hadits Hammi adalah hadits yang berupa keinginan atau hasrat Nabi Muhammad
SAW yang belum terealisasikan oleh beliau.
Seperti berpuasa pada tanggal 9 Asyura :

‫َع ْن َع ْبِد ِهللا ِبْن َع َّباٍس َيُقْو ُل ِح ْيَن َص اَم الَّنِبُّي صلى هللا عليه وسلم َيْو َم َع ا ُش ْو َر اَء َو َأَم َر َنا‬
‫ َفَقاَل َر ُسْو َل ِهللا صلى هللا‬.‫ َيا َر ُسْو َل ِهللا ِإَّنُه َيْو َم َتَع ِّظُم ُه اْلَيُهْو َد َو الَّنَص اَر ى‬: ‫ِبِص َياِمِه َقاُلْو‬
}‫ {رواه أبو داود‬.‫ َفِإَذ ا َك اَن اْلَع اَم اْلُم ْقِبُل ُص ْم َنا َيْو َم الَّتاِس ِع‬:‫عليه وسلم‬

Artinya : Dari Abdullah ibn Abbas. Ia berkata, “Ketika Nabi Muhammad SAW berpuasa
pada hari ‘Asyura dan memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa, mereka berkata, “Ya
Rasulallah hari ini merupakan hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani”.
Rasulullah kemudian bersabda, “Tahun yang akan datang Insyaallah aku akan berpuasa pada
hari yang kesembilan” (H.R Abu Dawud)6

Dari hadits diatas mengungkapkan bahwa Rasulullah ingin melaksanakan puasa pada
tahun berikutnya, namun belum merealisasikan keinginan ini dikarenakan beliau wafat
sebelum datangnya bulan ‘Asyura tahun berikutnya. Adapun dalam menyikapi hadits ini
menurut para ulama seperti Imam Syafi’I dan para pengikutnya melaksanakan hadits hammi
ini disunnahkan, sebagaimana melaksanakan sunnah-sunnah yang lainnya.

5
Hadits Taqririyah: Pengertian dan Contohnya yang Wajib Muslim Ketahui, Inews.id,
https://www.inews.id/lifestyle/muslim/hadits-taqririyah-pengertian-dan-contohnya-yang-wajib-muslim-
ketahui/all diakses tanggal 19 Maret 2024.
6
Masjid Istiqlal, https://www.masjidistiqlal.or.id/2023/06/pengertian-hadist-qauli-fili-taqriri-hammi-
ihwali.html.html, diakses tanggal 19 Maret 2024.

5
D. Stuktur Hadits

Secara struktur hadits terdapat dua komponen utama yaitu isnad/sanad (rantai
penutur) dan juga matan (redaksi).

Komponen pertama ialah sanad, memiliki arti yakni seseorang yang menyampaikan
atau menuliskan hadits dalam suatu kitab yang pernah didengarnya dan juga diterima dari
seseorang ataupun dari gurunya.7 Perawi hadits merupakan orang yang menyampaikan hadits,
perbuatannya dinamakan merawi atau meriwayatkan hadits. Sanad terdiri dari seluruh
pengucap dimulai dari orang yang mencatat hadits tersebut pada bukunya hingga mencapa
Rasulullah SAW.

Untuk memahami pengertian dari sanad, dapat dicontohkan sebagai berikut :


Sabda Rasulullah didengarkan oleh para sahabat, kemudian para sahabat menyampaikan
kepada tabi’in, kemudian para tabi’in menyampaikan kepada orang yang ada dibawah
generasi para tabi’in. Sampai seterusnya hingga dicatat oleh para imam ilmu hadits seperti
Muslim, Bukhari, dll.

Menurut istilah para ahli hadits, sanad itu terdapat permulaannya dan ada juga kesudahannya.

Sebuah hadits dapat memiliki sanad dengan jumlah pengucap/perawi bervariasi pada
lapisannya, lapisan dalam sanad dinamakan dengan thabaqah.

Hal yang perlu diamati ketika memahami hadits terkait dengan sanadnya yaitu dengan
melihat keutuhan sanadnya, jumlahnya, dan juga perawi terakhir.

Komponen kedua ialah matan. Matan ialah redaksi dari hadits atau isi dari
pembicaraan atau materi berita yang berakhir pada sanad terakhir.

Terkait dengan matan atau redaksi, maka ada hal yang harus dicermati dalam memahami
hadits yaitu :

1. Ujung sanad merupakan sumber redaksi, apakah itu berujung pada Nabi Muhammad
ataupun bukan.
2. Matan hadits itu sendiri pada hubungannya dengan hadits lain yang lebih kuat sanadnya
dan selanjutnya dengan ayat-ayat Al-Qur’an.

E. Model Periwayatan Hadits


7
Asrukin, D. (2006). HADITS: Sebuah Tinjauan Pustaka. Universitas Negeri Malang.

6
Pada proses periwayatan hadits terdapat beberapa bentuk ataupun model, model
periwayatan mencakup pada al-tahammul (pengambilan riwayat) dan juga al-ada’
(penyampaian riwayat).8 Adapun model-model tersebut yaitu sebagai berikut :

 Mendegar (al-Isma’)
Bentuk al-isma’ merupakan model yang paling tinggi dan juga paling kuat
diantara model periwayatan lainnya. Orang arab sudah terbiasa tentang ucapan
seorang periwayat hadits. Bisa diambil bahwasanya para ulama hadits menggunakan
cara ulama bahasa dalam penggunaan istilah-istilah tersebut.
 Membaca (al-Qira’ah)
Membaca yang dimaksud adalah suatu kegiatan membaca yang dilakukan oleh
seorang murid di hadapan gurunya, baik itu secara hapalan ataupun dengan melihat
sebuah kitab.
 Ijazah (al-Ijazah)
Ijazah yang dimaksud di sini ialah memberikan izin periwayatan baik itu
secara ucapan maupun tulisan. Bentuk ijazah adalah seperti layaknya ucapan seorang
guru kepada murid.
 Memberi (al-Munawalah)
Memberi atau al-munawalah merupakan tindakan pemberian kitab atau hadits
yang tertulis oleh seseorang supaya bisa disampaikan dan diriwayatkan. Al-
Munawalah itu sendiri memiliki beberapa bentuk yang tidak sama tingkatan lemah
dan kuatnya.
 Menulis (al-Kitabah)
Beberapa ulama ada yang bersikap keras, mereka mengisyaratkan bahwasanya
pencatatan dan penulisan harus disertai dengan adanya ijazah, akan tetapi ini tidaklah
beralasan sama sekali. Dikarenakan seorang imam besar ilmu hadits, Imam Bukhari
pernah mengirim surat kepada Muhammad bin Basyar dan meriwatkan haditsnya.
 Memberitahukan (al-I’lam)
Memberitahukan di sini merupakan perbuatan seorang yang memberitahu
kepada muridnya bahwasanya kitab ataupun hadits ini termasuk riwayat darinya atau
dari seseorang yang didengarnya tanpa memberi ijazah untuk menyampaikannya.

 Wasiat (al-Wasiyah)

8
Kusroni, K. (2018). Mengenal Tuntas Seluk Beluk Periwayatan Hadis. Riwayah: Jurnal Studi Hadis, 2(2).

7
Wasiat ialah penegasan dari seorang guru sewaktu ingin bepergian atau
mendekati waktu kematiannya. Menurut ulama salaf, wasiat itu sama dengan cara
pemberitahuan dan juga termasuk kedalam jenis pemberian.
Orang yang mendapatkan suatu wasiat ketika ingin menyampaikan riwayat
wajib terikat dengan susunan kata-kata (redaksi) si pemberi riwayat, dalam artian dia
tidak diperbolehkan menambahi ataupun menguranginya. Dikarenakan wasiat ilmu
pada dasarnya sama dengan wasiat harta, yang mana harus sama baik itu dalam
bentuknya ataupun jumlahnya.
 Penemuan (al-Wijadah)
Model ini merupakan sumber hadits yang belum pernah diketahui oleh orang
arab pada umumnya. Para ulama hadits menjadikan model ini sebagai suatu metode
pengambilan ilmu dari shahifah, tidak dengan menggunakan cara mendengar, ijazah
maupun munawalah.

Beberapa bentuk/model periwayatan yang disebutkan di atas, ialah model-model yang


telah berlaku dan telah disepakati oleh para ulama.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hadits adalah perkataan dan perbuatan yang disandarkan kepada nabi Muhammad SAW,
yang menjadi salah satu sumber hukum dalam agama islam setelah al-Qur’an.Hadits memiliki
beberapa sinonim kata (murodif) yaitu: sunnah, khabar, dan atsar. Ketiga sinonim tersebut
mempunyai satu definisi yang sama yakni segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad
SAW namun ada beberapa pendapat mengatakan khabar segala sesuatu yang disandarkan kepada
nabi Muhammad SAW dan selain nabi (sahabat) sedangkan atsar adalah segala sesuatu yang
disandarkan kepada para sahabat dan tabi’in. Hadits juga dibedakan menjadi lima bentuk yaitu:
hadits qauli, hadits fi’li, dan hadits hammi. Adapun hadits terdapat 3 unsur yaitu: rawi, sanad ,dan
matan. Rawi adalah orang yang menyampaikan atau menulis apa-apa yang pernah di dengar atau di
terima dari gurunya. Matan adalah pembicaraan atau berita yang dinukil dari sanad yang terakhir,
baik pembicaraan itu sabda Rasulullah SAW,sahabat,dan tabi’in. Sanad adalah yang disebut sebelum
matan.

Dalam periwayatan hadits memiliki beberapa model yaitu model periwayatan yang mencakup
al-tahammul (pengambilan Riwayat) dan juga al-ada’ (penampaian Riwayat) adapun model-model
tersebut adalah: Mendengar (al-isma’), membaca (al-qira’ah), ijazah(al-ijazah), memberi(al-
munawalah), menulis (al-kitabah), memberitahukan (al-I’lam), wasiat (al-wasiyah), dan penemuan
(al-wijadah), bentuk/model periwayatan tersebut telah berlaku dan disepakati oleh para ulama’.

9
DAFTAR PUSTAKA

Podium Minimalis. (2022). 7 Contoh Hadits Taqririyah, Makna, dan Artinya (Online).
(https://podiumminimalis.com/blog/contoh-hadits-taqririyah/), diakses tanggal 19 Maret 2024.

Kastolani Marzuki. (2023). Hadits Taqririyah : Pengertian dan Contohnya yang Wajib Muslim
Ketahui (Online). (https://www.inews.id/lifestyle/muslim/hadits-taqririyah-pengertian-dan-
contohnya-yang-wajib-muslim-ketahui/all#:~:text=Contoh%20Hadits%20Taqririyah,membenarkan
%20atau%20menyalahkan%20salah%20satunya), diakses tanggal 19 Maret 2024.

Masjid Istiqlal. (2023). Pengertian Hadis Qauli, Fi’li, Taqriri, Hammi, dan Ahwali Beserta
Contohnya. (Online). (https://www.masjidistiqlal.or.id/2023/06/pengertian-hadist-qauli-fili-taqriri-
hammi-ihwali.html.html?m=1), diakses tanggal 19 Maret 2024.

Uin Antasari (Online). (https://idr.uin-antasari.ac.id/5685/5/BAB%20I.pdf), diakses tanggal 19 Maret


2024.

Drs. Mochammad Asrukin, M.Si. HADITS : Sebuah Tinjauan Pustaka (Online).


(https://repository.um.ac.id/1317/1/HADITS_Sebuah%20Tinjauan%20Pustaka.pdf), diakses tanggal
19 Maret 2024.

Khusniati Rofiah, M.Si. Studi Ilmu Hadits (Online).


(https://repository.iainponorogo.ac.id/502/2/studi%20hadits_ok.pdf), diakses tanggal 19 Maret 2024.

Devinanurul Azizatunnisa. Sinonim Hadis (Online).


(https://id.scribd.com/document/426310909/Sinonim-Hadis), diakses tanggal 19 Maret 2024.

Arifin Tajul. . (2014). Ulumul Hadits (Online). (https://scholar.google.com/scholar?


q=related:SY6Xfm3IG2IJ:scholar.google.com/
&scioq=pengertian+ulumul+hadits&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=1710893344378&u=%23p
%3DSY6Xfm3IG2IJ), diakses tanggal 19 Maret 2024.

Marhany Malik. (2022). Tinjauan Pemahaman Hadis dan Sunnah (Aspek Ontologis, Epistemologis,
dan Aksiologis) (Online). (https://scholar.google.com/scholar?
q=related:SY6Xfm3IG2IJ:scholar.google.com/
&scioq=pengertian+ulumul+hadits&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=1710893344378&u=%23p
%3DSY6Xfm3IG2IJ), diakses tanggal 19 Maret 2024.

10

Anda mungkin juga menyukai