Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ULUMUL HADIS

(PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSURNYA)


Dosen Pengampu : Rosita, Lc., MA

Disusun Oleh :
Agung Pramulya (213121040)
Ikbal (213121053)
Nur Aisyah (213121056)
Nur Fatmi (213121001)
Rohima (213121074)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Interaksi Tauhidiyah zat dan sifat” ini dengan tepat waktu.
Di tugas kali ini kami akan membahas tentang “Hadis dan unsur-unsurnya”,
kami menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak kekurangan
dan memerlukan banyak perbaikan. Pada kesempatan ini, dengan tulus ikhlas kami
menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada, dosen pembimbing mata
kuliah ulumul hadis. Kami berharap semua pihak dapat mendukung berjalannya tugas
kami ini, kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menjadikan tugas kami menjadi lebih baik kedepannya. Kami selaku penyusun
berharap semoga karya tulis ini ada guna dan manfaatnya bagi para pembaca. Serta
kami minta maaf apabila ada beberapa hal yang belum tepat atau salah.

Disusun oleh

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar belakang................................................................................................1
B. Rumusan masalah...........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. Pengertian hadis.............................................................................................3
B. Sunnah............................................................................................................5
C. Hadis qudsi.....................................................................................................5
D. Khabar............................................................................................................6
E. Atsar ..............................................................................................................7
BAB III PENUTUP....................................................................................................9
A. Kesimpulan....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alquran sebagai kalâm Allah (firman Allah) mencakup segala aspek
persoalan kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan pencipta-Nya,
sesama manusia dan alam semesta yang merupakan persoalan mendasar
dalam setiap kehidupan manusia. Alquran sebagai kitab suci umat Islam
sangat kaya dengan pesan-pesan yang mengandung nilai-nilai pendidikan.
Sedangkan Hadits bermakna seluruh sikap, perkataan dan perbuatan
Rasulullah SAW dalam menerapkan ajaran Islam serta mengembangkan
kehidupan umat manusia yang benar-benar membawa kepada kerahmatan
bagi semua alam, termasuk manusia dalam mengaktualisasikan diri dan
kehidupannya secara utuh dan bertanggung jawab bagi keselamatan dalam
kehidupannya. Kedudukan al-Sunnah dalam kehidupan dan pemikiran Islam
sangat penting, karena di samping memperkuat dan memperjelas berbagai
persoalan dalam Alquran, juga banyak memberikan dasar pemikiran yang
lebih kongkret mengenai penerapan berbagai aktivitas yang mesti
dikembangkan dalam kerangka hidup dan kehidupan umat manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Hadis ?
2. Apa Pengertian Sunnah ?
3. Apa Pengertian Hadis Qudsi ?
4. Apa Pengertian Khabar ?
5. Apa Pengertian Atsar?

1
C. Tujuan
1. Agar Mengetahui Pengertian Hadis
2. Agar Mengetahui Pengertian Sunnah
3. Agar Mengetahui Pengertian Hadis Qudsi
4. Agar Mengetahui Pengertian Khabar
5. Agar Mengetahui Pengertian Atsar

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hadis
Secara etimologi, hadis adalah kata benda (isim) dari kata al-Tahdis
yang berarti pembicaraan. Kata hadits mempunyai beberapa arti; yaitu
a. “Jadid” (baru), sebagai lawan dari kata ”qadim” (terdahulu). Dalam hal ini
yang dimaksud qadim adalah kitab Allah, sedangkan yang dimaksud jadid
adalah hadis Nabi saw. Namun dalam rumusan lain mengatakan bahwa
Al-Qur’an disebut wahyu yang matluw karena dibacakan oleh Malaikat
Jibril, sedangkan hadis adalah wahyu yang ghair matluw sebab tidak
dibacakan oleh malaikat Jibril. Nah, kalau keduanya sama-sama wahyu,
maka dikotomi, yang satu qadim dan lainnya jadid tidak perlu ada.
b. “Qarib”, yang berarti dekat atau dalam waktu dekat belum lama
c. “Khabar”, yang berarti warta berita yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan
dipindahkan dari seseorang kepada seseorang.

Secara Sederhana Hadits dapat berarti berita yaitu sesuatu yang


diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari seorang kepada orang
lain. Hadits menurut istilah syara' ialah hal-hal yang datang dari Rasulullah
SAW, baik itu ucapan, perbuatan, atau pengakuan (taqrir).

 Struktur Hadis:
1. Rawi
Rawi adalah orang yang menyampaikan atau menuliskan
dalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya
dari seseorang (gurunya). Bentuk jamaknya adalah ruwah dan
perbuatannya menyampaikan Hadis disebut meriwayatkan Hadis.
Sebuah Hadis sampai kepada kita dalam bentuknya yang sudah
terdewan dalam dewan-dewan Hadis, melalui beberapa rawi dan

3
sanad. Seorang pengarang bila hendak menguatkan suatu Hadis
yang ditakhrijkan dari suatu kitab Hadis pada umumnya
membubuhkan nama rawi terakhirnya pada akhir matan Hadis.
Dalam contoh Hadis di depan, rawi terakhirnya adalah Imam
Bukhari. Sedangkan rawi pertamanya adalah Abdullah (sahabat
nabi).

2. Matan
Matan menurut lughat ialah jalan tengah, punggung bumi atau
bumi yang keras dan tinggi. Sedangkan menurut istilah, matan
Hadis ialah pembicaraan (kalam) atau materi berita yang diover
oleh sanad yang terakhir. Baik pembicaraan itu sabda Rasulullah
SAW, sahabat ataupun Tabi’in. Baik pembicaraan itu tentang Nabi
atau taqrir Nabi.

3. Sanad
Sanad menurut lughah, ialah: “sesuatu yang kita bersandar
kepadanya, baik tembok atau selainnya”. Sedangkan menurut
istilah, sanad adalah Jalan yang menyampaikan kita kepada matan
Hadis”. Ringkasnya sanad Hadis ialah yang disebut sebelum matan
Hadis.

 Contoh Hadis:

Rasulullah SAW bersabda, "Seorang muslim adalah kaum muslim yang


tidak terganggu (selamat) dari lidah dan tangannya." (HR Bukhari, Muslim,
dan Tirmidzi).

Dari Umar bin Khattab, "Sesungguhnya amalan-amalan itu tergantung


kepada niat dan bagi seseorang adalah menurut apa yang diniatkannya.

4
Barang siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya
akan sesuai dengan yang telah diniatkannya dan barangsiapa yang hijrahnya
karena dunia yang akan digapainya atau karena wanita yang akan
dinikahinya, maka nilai hijrahnya akan sesuai dengan apa yang
diniatkannya." (HR Bukhari dan Muslim)

B. Sunnah
Secara etimologis, sunnah berarti perjalanan yang pernah
ditempuh.Dalam istilah Arab, sunnah berarti “preseden” yang kemudian ditiru
orang lain, apakah sezaman atau sesudahnya; tidak dipersoalkan apakah
sunnah itu baik atau buruk. Dalam bahasa Eropa sunnah diartikan dengan
“tradition” atau “adat istiadat dalam bahasa Indonesia.
Sunnah menurut istilah muhadditsin (ahli-ahli hadits) pengertiannya
sama dengan pengertian hadis, ialah :
“Segala yang dinukilkan dari Nabi SAW., baik berupa perkataan,
perbuatan, maupun berupa taqrir, pengajaran, sifat, kelakuan, perjalanan
hidup baik yang demikian itu sebelum Nabi SAW., dibangkitkan menjadi
Rasul, maupun sesudahnya”.
Ulama hadis mendefinisikan sunnah sebagaimana di atas, karena
mereka memandang diri Rasul SAW., sebagai uswatun hasanah atau qudwah
(contoh atau teladan) yang paling sempurna, bukan sebagai sumber hukum.

C. Hadis Qudsi
Menurut para ahli tentang definisi hadis qudsi yaitu sebagai berikut :
Dalam kitab al-Qawaidul Asasiyah fi Ilmi Mustholah al-Hadits , Sayid
Muhammad bin Alwi al-Maliki al-Hasani menjelaskan;
“Hadis Qudsi adalah hadis yang dinisbahkan pada kata Qudsi. Arti kata
Qudsi adalah suci (ath-thoharoh) dan membersihkan (at-tanzih). Selain

5
disebut hadis Qudsi juga disebut hadits ilahi dinisbatkan pada Ilah (Allah),
dan juga disebut hadits Robbani dinisbatkan pada Robb (Allah; Penguasa)
yang Maha Agung dan Luhur”.1

Syaikh Muhammad Amin al-Kurdi dalam kitab Tanwir al-Qulub


menjelaskan ;
“Hadis Qudsi adalah wahyu yang di turunkan kepada Nabi Muhammad
dengan tanpa perantara malaikat melainkan dengan ilham atau mimpi. Ada
kalanya hadis Qudsi itu turun berupa lafadz dan maknanya dan adakalanya
lafadznya saja dan kemudian Nabi sendiri yang mengungkapkan dengan
beberapa lafadz dari dirinya sendiri yang di nisbahkan kepada Allah dan
membaca hadis Qudsi tersebut tidak di anggap ibadah dan jga tidak
mengandung mukjizat”.

Secara sederhana, Hadits qudsi adalah hadits yang secara makna


datang dari Allah, sementara redaksinya dari Rasulullah. Hadits qudsi
diartikan sebagai berita dari Allah kepada nabi-Nya melalui ilham atau mimpi,
kemudian Rasulullah SAW menyampaikan hal itu dengan ungkapan beliau
sendiri.

D. Khabar
Khabar menurut bahasa adalah warta berita yang disampaikan dari
seseorang, jamaknya: “Akhbar”. Secara istilah menurut ulama hadits
merupakan sinonim dari hadits yakni. segala yang datang dari Nabi, sahabat
dan tabi’in. Keduanya mencakup yang marfu’, mauquf, dan maqtu’.

1
Pengertian sunnah yang demikian sudah berkembang pada masa Jahiliyyah, sehingga diantara para
orientalis ada yang memahami sunnah sebagai warisan jahiliyyah karena istilah sunnah dinisbatkan
kepada siapa saja yang memulai. Muh. Zuhri, Telaah Matan Hadis Sebuah Tawaran Metodologis,
(Yogyakarta : LESFI, 2003), 21-21

6
Sebagaian ulama mengatakan hadits adalah apa yang datang dari Nabi
SAW. Sedang khabar adalah apa yang datang dari selain Nabi SAW. Oleh
karena itu orang yang sibuk dengan sunnah disebut “Muhaddits”, sedang yang
sibuk dengan sejarah dan sejenisnya disebut “Akhbariy”.
Dikatakan bahwa antara hadits dan khabar terdapat makna umum dan
khusus yang mutlak. Jadi setiap hadits adalah khabar tetapi tidak sebaliknya.

E. Atsar
Atsar menurut bahasa adalah “bekas sesuatu atau sisa sesuatu” berarti
nukilan. Jamaknya atsar atau utsur. Sedang menurut istilah jumhur ulama
artinya sama dengan khabar dan hadits. Para fuqaha memakai perkataan atsar
untuk perkataan ulama salaf, sahabat, tabi’in dan lain-lain. Ada yang
mengatakan atsar lebih umum daripada khabar. Imam Nawawi menerangkan:
bahwa fuqaha khurasan menamai perkataan sahabat (mauquf) dengan atsar
dan menamai hadist Nabi (marfu’) dengan kabar.

Dari penjelasan di atas maka tampaklah ada persamaan dan perbedaan


antara pengertian hadis, hadis qudsi, khabar dan atsar. Perbedaannya sebagai
berikut :

 Hadis adalah : segala yang disandarkan kepada Nabi Muhammad


Saw, baik berupa perkataan (qauly), perbuatan (fi’ly), maupun
ketetapan (taqriry).
 Hadis Qudsi : Hadits qudsi adalah hadits yang secara makna datang
dari Allah, sementara redaksinya dari Rasulullah.
 Sunnah : segala yang diperintahkan, dilarang, dan dianjurkan oleh
Nabi Muhammad Saw, baik berupa perkatan maupun perbuatan dan
merupakan kebiasaan yang dilakukan berulang kali.

7
 Khabar adalah sesuatu yang datang dari selain Nabi
 Atsar adalah sesuatu yang berasal dari sahabat Nabi.2

2
M. Ajaj al-Khatib, Ushul al-Hadis, 8 13 Jalaludin as-Suyuti, Tadrib ar-Rawy, (Kairo : Maktabah al-
Kahiroh, 1956), 6 14
M. Hasby ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, 15

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Hadis adalah segala yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw,
baik berupa perkataan (qauly), perbuatan (fi’ly), maupun ketetapan
(taqriry).
2) Hadits qudsi adalah hadits yang secara makna datang dari Allah,
sementara redaksinya dari Rasulullah.
3) Sunnah segala yang diperintahkan, dilarang, dan dianjurkan oleh Nabi
Muhammad Saw, baik berupa perkatan maupun perbuatan dan
merupakan kebiasaan yang dilakukan berulang kali.
4) Khabar adalah sesuatu yang datang dari selain Nabi
5) Atsar adalah sesuatu yang berasal dari sahabat Nabi.

B.

9
DAFTAR PUSTAKA

M. Hasby As Shidiqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, (Semarang : Thoha Putra,
1994)

M. Ibrahim al-Hafnawi, Dirasat Ushuliyah fi al-Sunnah alNabawiyah, (Cairo : Dar al-


Wafa, 1991)

Mahmud al-Thohhan, Dasar-Dasar Ilmu Takhrij dan Studi Sanad, (Semarang : Dina
Utama, 1983)

Mahmud Tahhan, Ulumul Hadis, Studi Kompleksitas Hadis Nabi, Terj.Zainul


Muttaqin, (Yogyakarta : Titian Ilahi, 1997)

Mahmud Thahhan, Intisari Ilmu Hadis, Terj. A.Muhtadi Ridwan, (Malang : UIN
Malang Press, 2007)

10

Anda mungkin juga menyukai