Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SUMBER NORMA DAN HUKUM ISLAM (As-Sunnah)


Dosen Pembimbing : Sarmadhan Lubis,M.Pd.I

DISUSUN OLEH
Kelompok 41.

1. Recha Sri Marlinda 193510331


2. Putri Dwi Andini 193510338
3. Eka Septia Putri 193510389

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2019/202
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………ii

BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................................................3

1.1 Latar belakang.....................................................................................................................3


1.2 Rumusan masalah................................................................................................................4
1.3 Tujuan masalah...................................................................................................................4

BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4

2.1 Pengertian Sunnah...............................................................................................................4


A. Arti sunnah menurut bahasa............................................................................................4
2.2 Macam Macam hadist.........................................................................................................5
2.3 Kedudukan Hadist...............................................................................................................6
2.4 Hadis Anjuran Menuntut Ilmu...........................................................................................6
2.5 Hadis tentang Pendidikan dan Pengajaran Anak.............................................................7

BAB III...............................................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................10
3.2 Saran...................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahi.       
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, berkat rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Sholawat
beserta salam semoga tetap terlimpahakn kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya termasuk kami semua. Tidak lupa pula
penulis ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua yang ikut serta
dalam penulisan makalah ini.
Dalam makalah ini menjelaskan tentang “Sumber norma dan hukum Islam”. Penulis
menyadari akan kekurangan dari makalah ini. Oleh karena itu kritik dan masukan dari
berbagai pihak penulis harapkan untuk menyempurnakanmakalah ini dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat berguna bagi pembacanya.

Pekanbaru, 7 Maret 2020

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Secara bahasa, hadits dapat berarti baru, dekat dan khabar (cerita). Sedangkan dalam
tradisi hukum Islam, hadits berarti segala perkataan, perbuatan dan keizinan Nabi
Muhammad SAW (aqwal, af’al wa taqrir). Akan tetapi para ulama Ushul Fiqh,
membatasi pengertian hadits hanya pada ”ucapan-ucapan Nabi Muhammad SAW
yang berkaitan dengan hukum”, sedangkan bila mencakup pula perbuatan dan taqrir
yang berkaitan dengan hukum, maka ketiga hal ini mereka namai dengan ”Sunnah”.

Al-Hadis menurut bahasa adalah masdar dari baru yang berlawanan dengan kata al-


qadim  yang artinya terdahulu.Hadis berarti pembicaraan, perkataan, percakapan,
certitra, kabar dan kejadian.
Adapun pengertian al-Hadis menurut istilah, para ulama berbedah-beda dalam
memberi definisi kata hadis seperti yang dikemukakan oleh mereka, antara lain:
Ulama hadis memberi definisi hadis sebagai berikut: Apa yang ditinggalkan oleh Nabi
SAW, berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat-sifat kepribadian, atau perjalanan
hidupnya baik sebelum maupun sesudah baliau diangkat menjadi Rasul.

1.2 Rumusan masalah


1. Pengertian As-sunnah/Hadits ?
2. Macam-macam hadits ?

3. Kedudukan hadits ?
4. Hadits anjuran menuntut ilmu ?
5. Hadits tentang pendidikan dan pengajaran anak ?

1.3 Tujuan masalah


1.5 Untuk mengetahui pengertian As-sunnah/Hadits
2.5 Untuk mengetahui macam-macam hadits
3.5 Untuk mengetahui kedudukan hadits
4.5 Untuk mengetahui hadits anjuran menuntut ilmu
5.5 Untuk mengetahui hadits tentang pendidikan dan pengajaran anak

ii
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sunnah

A.Arti sunnah menurut bahasa


Dari segi etimologi, kata “sunah” mempunyai beberapa arti sebagai berikut:

a. Perjalanan, Perilaku dan Tata cara


b. Karakter dan Tabiat
c. Tradisi suatu pekerjaan

B.Arti sunnah menurut istilah

Definisi sunnah secara terminologi islam berarti perbuatan,perkataan dan keizinan


nabi Muhammad SAW. As sunna dalam pengertian istilah ialah segala yang
dipindahkan dari nabi Muhammmad SAW berupa perkataan,perbuatan ataupun
taqrir yang mempunyai kaitan dengan hukum.

2.2 Macam Macam hadist

A. Ditinjau dari segi bentuknya terbagi menjadi :


a. Fi’lii yaitu perbuatan Nabi
b. Qauli yaitu perkataan Nabi
c. Taqriri yaitu perizinan nabi, yang artinya perilaku sahabat yang disaksikan
oleh Nabi tetapi Nabi tidak menegurnya/melarangnya.(ali, 2006)
B. Ditinjau dari segi jumlah orang yang menyampaikannya :
a. Mutawatir, segala sesuatu yang datang kepada Rasulullah yang diriwayatkan
oleh banyak sahabat sehingga karena banyaknya, mustahil mereka akan
berdusta bersama-sama dan hadist ini bersifat indrawi (dilihat dan didengar)
b. Masyur, segala sesuatu yang datang dari Rasulullah yang diriwayatkan oleh
seorang dua orang atau lebih namun tidak

ii
sebanyak periwayat hadist mutawir
c. Ahad, segala sesuatu yang datang dari Rasulullah yang periwayatnya tidak
sampai pada hadist masyue dan mutawir
C. Ditinjau dari segi kualitas hadist :
a. Shahih, hadist yang sehat; yang diriwayatkan oleh orang-orang yang
terpercaya dan kuat hafalannya, materinya baik, dan persambungan sanadnya
dapat dipertanggungjawabkan
b. Hasan, hadist yang diriwayatkan oleh perawi yang adil (dapat dipercaya),
tetapi kurang ketelitiannya, sanadnya bersambung sampai pada Nabi
Muhammad , tidak mempunyai cacat dan tidak pula bertentangan dengan
periwayatan yang disampaikan oleh orang yang terpercaya
c. Dha’if, hadist lemah; baik karena terputus salah satu sanadnya atau karena
salah seorang pembawanya yang kurang baik
d. Maudhu, hadist palsu; hadist yang dibuat oleh seseorang dan dikatakan
sebagai sabda atau perbuatan Rasul. (khon, 2008)
D. Ditinjau dari segi orang yang berbuat atau berkata :
a. Marfu’, hadist yang tegas dikatakan oleh seorang sahabat bahwa hadist
terebut didengar atau dilihat dan disetujui dari Rasulullah
b. Mauquf, sesuatu yang disandarkan kepada sahabat, baik dari pekerjaan,
perkataan, dan persetujuan, baik bersambung sanadnya maupun terputus
c. Maqtu, sesuatu yang disandarkan kepada seorang tabi’in atau orang
setelahnya, baik dari perkataan atau perbuatan

2.3 Kedudukan Hadist


Hadist mempunyai kedudukan sebagai sumber hukum islam kedua. Di dalam
Al Quran juga telah dijelaskan berulang kali perintah untuk

mengikuti ajaran Rasulullah SAW, sebagaimana yang terangkum firman Allah


SWT di surat An-Nisa’ ayat 80:
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah.Dan
barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu
untuk menjadi pemelihara bagi mereka.”(QS.An-Nisa: 80).

ii
Yang dimaksud dengan mentaati Rasul dalam ayat-ayat tersebut adalah
mengikuti apa-apa yang dilakukan atau dilakukan oleh Rasul sebagaimana
tercakup dalam Sunnahnya.
Dari ayat diatas jelaslah bahwa Hadits itu adalah juga wahyu. Bla wahyu
mempunyai kekuatan sebagai dalil hukum, maka hadits pun mempunyai kekuatan
hukum untuk dipatuhi. Kekuatan hadits sebagai sumber hukum ditentukan oleh dua
segi: pertama, dari segi kebenaran materinya dan keduadari segi kekuatan
penunjukannya terhadap hukum. Dari segi kebenaran materinya kekuatan hadits
mengikuti kebenaran pemberitaannya yang terdiri dari tiga tingkat,
yaitu: mutawatir, masyhur, danahad sebagaimana dijelaskan diatas.

2.4 Hadis Anjuran Menuntut Ilmu

Menuntut agama merupakan hal yang bersifat fardhu ‘ain atau wajib untuk
setiap person, bukan berupa fardhu kifayah atau kewajiban yang gugur jika ada
sebagian yang melaksanakan dan bukan pula sunnah atau mendapat pahala jika
melakukan dan tidak berdosa jika meninggalkan.Berdasarkan hadist riwayat dari
ibnu Hajar nomor 224 sebagaimana matan hadist dibawah ini.

Artinya ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”.


Dari hadist diatas dapat dipahami bahwa dinyatakan menuntut ilmu merupakan
suatu hal yang fardhu atau wajib bagi setiap orang muslim baik laki laki atau
perempuan.

Hadist Keutamaan Mempelajari alquran


Hadist ini sangat terkenal untuk anak santri utamanya yang menggunakan iqra
sebagai metode pembelajaran, biasanya terdapat dalam halaman depan buku
prestasi santri.

Artinya : ”Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan


mengajarkannya”

Hadist Dunia dan akhirat dengan ilmu

Berikut hadist yang diriwayatkan oleh Turmudzi tentang kehidupan dunia akhirat
dengan ilmu.

ii
Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya
memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka
wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib
baginya memiliki ilmu”.

Hadist tentang keutamaan mencari ilmu

Hadist ini diriwayatkan oleh Turmudzi.berikut bunyi hadist dimaksud;

Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan
Allah hingga ia pulang”.
Hadist riwayat turmudzi bahwa orang yang menempuh jalan untuk
Artinya : ”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya
Allah memudahkannya ke jalan menuju surga”.

2.5 Hadis tentang Pendidikan dan Pengajaran Anak


Tanggung jawab orang tua yaitu memberikan pendidikan dan pengajaran yang
baik bagi anak-anaknya.karena tidaklah anak yang baik itu melaikan atas
pendidikan pertama yang pernah dia dapat dirumah atau yang pernah di ajarkan
oleh orang tuanya, sampai-sampai Rasulullah meletakan kaidah mendasar yang 
kesimpulannya adalah seorang anak itu tumbuh dan berkembang mengikuti agama
orang
tuanya.keduanya yang akan memberikan pengaruh yang kuat kepada sianak
tersebut..
Allah akan meminta pertanggung jawaban setiap orang tua tentang anaknya
pada hari kiamat.sebelum anak yang meminta pertanggung jawab orang
tuanya.Sebagaimana Allah SWT telah berfirman dalam surat At-Tahrim ayat 6:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. (At-Tahrim: 6)

1. Anak Lahir Atas Dasar Fitrah

ii
Artinya: “Abu Hurairah r.a berkata : Nabi SAW. Bersabda:”tiap bayi dilahirkan
dalam keadaan fitrah(islami) ayah dan ibunya lah menjadikannya yahudi, nasrani
atau majusi. (HR.Bukhari)

Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:


“Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam pernah ditanya tentang anak orang-
orang musyrik, lalu beliau menjawab: Allah lebih tahu tentang apa yang pernah
mereka kerjakan”.
Pesan Hadits:
a) Anak Lahir dalam keadaan Fitrah
b) Atau anak lahir itu fitrah seperti kertas putih
c) Yang menulisi kertas putih itu, adalah kedua orang tuanya.

2. Hal-Hal Yang Dilakukan Terhadap Anak Yang Baru Lahir


a. Azan dan iqamah saat anak baru lahir
Dalam hadits ini dikatakan :
“Bahwasannya An-Nabi shollahu ‘alaihi wa sallam membacakan adzan ke telinga
Al-Hasan dan Al-Husain ketika keduanya telah dilahirkan, dan beliau shollahu
‘alaihiwasallam memerintahkan hal tersebut”.

Hikmah dari azan ini syaitan akan lari ketika mendengar azan, sedangkan syaitan
selalu mengintip anak itu sehingga dia dilahirkan. Maka syaitan mendengar apa
yang dapat melemahkan dan apa yang dibencinya pada saat dia terkait padanya.

b. Menyusui
Diriwayatkan dari Ummu Salamah ra, dia menceritakan Rasulullah SAW pernah
bersabda:
“Tidak haram karena penyusuan melainkan apa yang (seorang bayi) merasa
cukup dengannya dan dilakukan sebelum disapih dari penyusuan. (HR. Tarmidzi)

Dan Allah juga telah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat: 233
“Para ibu hendaknya menyusukan anak-anaknya selama 2 tahun penuh.Yaitu bagi
ingin menyempurnakan penyusuan. (QS. Al-Baqarah: 233)

ii
Allah SWT mewajibkan ibu menyusui anaknya selama 2 tahun, sebab Allah SWT
tahu bahwa periode ini merupakan periode yang sangat penting dari berbagai
aspek, baik kesehatan maupun kejiwaan bagi anak.

c. Aqiqah
Aqiqah adalah penyembelihan kambing pada hari ketujuh dari hari
lahirnya.Menurut bahasa, aqiqah berarti pemotongan.
Dalam Hadits Ibnu ‘Abbas dikatakan :

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah


mengaqiqahi Al Hasan dan Al Husain, masing-masing satu ekor gibas (domba
jantan).”(HR.AbuDaud.

d. Mencukur Rambut
Mencukur rambut adalah anjuran Nabi yang sangat baik untuk dilaksanakan ketika
anak yang baru lahir pada hari ketujuh.
Imam Malik pernah meriwayatkan bahwa “Fatimah ra.menimbang rambut Hasan
dan Husain, demikian juga rambut Ummu Kultsum, lalu menyedekahkan perak
seberat rambut tersebut.”

e. Memberi Nama
Rasulullah bersabda : “Namai putra-putramu dengan menggunakan namaku
(Muhammad), namun jangan memakai julukanku (Abul Qasim). Karena
sesungguhnya aku adalah Qasim (pembagi), yang membagi diantara kalian.”

Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau


bersabda,
“Sesungguhnya nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan
Abdurrahman.” (HR. Muslim)

3. Hadits Abi Rafi’ tentang 4 aspek pendidikan

Dari Abi Rafi’ dia berkata: aku berkata: wahai RasulAllah apakah ada kewajiban
kita terhadap anak, seperti kewajiban mereka terhadap kita?, beliau menjawab:
ii
ya, kewajiban orang tua terhadap anak yaitu mengajarkan menulis, berenang,
memanah, mewariskan dan tidak memberikan rizki kecuali yang baik”. (hadits ini
dhoif, dari beberapa syeikh yang diingkari haditsnya. Di dhoifkan oleh Yahya bin
Mu’in, al-Bukhari dan lainya. Bab mengikat kuda untuk berperang dijalan Allah
azzawajalla)”.

a. Pendidikan menulis
Dalam pendidikan menulis, anak bisa menggunakan tangannya untuk berekspresi
dan mengenal huruf-huruf bacaan sehingga dapat mengembangkan wawasan anak.
b. Pendidikan berenang
Berenang dianjurkan agar anak dapat menjalankan kehidupan seimbang, untuk
mempertahankan hidup, dan melatih mental untuk bertahan dan melindungi diri
agar tidak tenggelam, tidak mudah menyerah.Sehingga dapat menanamkan
kesabaran anak.
c. Pendidikan memanah
Memanah dianjurkan untuk menanamkan rasa patriotisme dan bersungguh-
sungguh dalam mencapai tujuan hidup.
d. Pendidikan ekonomi
Pendidikan di mana orang tua di anjurkan dapat memberikan rizki yang halal,
karena rizki yang di dapat dan di nikmati oleh anak akan mempengaruhi terhadap
keadaan serta karakter di masa depannya atau masa yang akan datang.

ii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Definisi sunnah secara terminologi islam berarti perbuatan,perkataan dan keizinan
nabi Muhammad SAW. As sunna dalam pengertian istilah ialah segala yang
dipindahkan dari nabi Muhammmad SAW berupa perkataan,perbuatan ataupun
taqrir yang mempunyai kaitan dengan hukum.

2. A. Ditinjau dari segi bentuknya terbagi menjadi :


a. Fi’lii yaitu perbuatan Nabi
b. Qauli yaitu perkataan Nabi
c. Taqriri yaitu perizinan nabi

B. Ditinjau dari segi kualitas hadist :


a. Shahih, hadist yang sehat; yang diriwayatkan oleh orang-orang yang terpercaya
dan kuat hafalannya, materinya baik, dan persambungan sanadnya dapat
dipertanggungjawabkan
b. Dha’if, hadist lemah; baik karena terputus salah satu sanadnya atau karena salah
seorang pembawanya yang kurang baik

ii
c. Maudhu, hadist palsu; hadist yang dibuat oleh seseorang dan dikatakan sebagai
sabda atau perbuatan Rasul

C. Ditinjau dari segi orang yang berbuat atau berkata :


a. Marfu’, hadist yang tegas dikatakan oleh seorang sahabat bahwa hadist terebut
didengar atau dilihat dan disetujui dari Rasulullah
b. Mauquf, sesuatu yang disandarkan kepada sahabat, baik dari

pekerjaan, perkataan, dan persetujuan, baik bersambung sanadnya maupun


terputus
c. Maqtu, sesuatu yang disandarkan kepada seorang tabi’in atau orang setelahnya,
baik dari perkataan atau perbuatan

3. Hadist mempunyai kedudukan sebagai sumber hukum islam kedua. Di dalam Al


Quran juga telah dijelaskan berulang kali perintah untuk mengikuti ajaran
Rasulullah SAW, sebagaimana yang terangkum firman Allah SWT di surat An-
Nisa’ ayat 80.

4. a. Hadist Keutamaan Mempelajari alquran

Artinya : ”Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan


mengajarkannya”

b. Hadist Dunia dan akhirat dengan ilmu

Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya
memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka
wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib
baginya memiliki ilmu”.

ii
c. Hadist tentang keutamaan mencari ilmu

Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan
Allah hingga ia pulang”.

5.a.Anak Lahir Atas Dasar Fitrah


Artinya: “Abu Hurairah r.a berkata : Nabi SAW. Bersabda:”tiap bayi dilahirkan
dalam keadaan fitrah(islami) ayah dan ibunya lah menjadikannya yahudi, nasrani
atau majusi. (HR.Bukhari)

Pesan Hadits:

1) Anak Lahir dalam keadaan Fitrah


2) Atau anak lahir itu fitrah seperti kertas putih
3) Yang menulisi kertas putih itu, adalah kedua orang tuanya.

b. Hal-Hal Yang Dilakukan Terhadap Anak Yang Baru Lahir


1. Azan dan iqamah saat anak baru lahir
2. Menyusui
3. Aqiqah
4. Mencukur Rambut
5. Memberi Nama

c. Hadits Abi Rafi’ tentang 4 aspek pendidikan


1. Pendidikan menulis
2. Pendidikan berenang
3. Pendidikan memanah
4. Pendidikan ekonomi
.

3.2Saran
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini,tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan
pengetahuan, kurangnya rujukan dan referensi yang kami peroleh.Penulis banyak

ii
berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangundemi menyempurnakan makalah ini.Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para penulis dan para pembaca. Amin

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin. (2006). hukum islam (pertama; haka, ed.). Jakarta: Sinar Grafika.
Khon, Abdul. (2008). uumul hadis(pertama; fahmi syihab, ed.). Jakarta: Amzah Bumi
Aksara.
https://pontren.com/2019/10/03/hadist-menuntut-ilmu-latin-dan-artinya/
https://sumbar.kemenag.go.id/v2/post/1952/pengertian-kedudukan-dan-fungsi-hadits.html
https://dalamislam.com/landasan-agama/hadist/fungsi-hadist-dalam-islam
http://nafidzrifqi.blogspot.com/2014/03/pendidikan-dan-pengajaran-anak-dalam.html
https://schaizatul.blogspot.com/2014/12/hadits-tentang-pendidikan-anak.html

ii
ii

Anda mungkin juga menyukai