DISUSUN OLEH
Kelompok 41.
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
BAB III...............................................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................10
3.2 Saran...................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahi.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, berkat rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Sholawat
beserta salam semoga tetap terlimpahakn kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya termasuk kami semua. Tidak lupa pula
penulis ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua yang ikut serta
dalam penulisan makalah ini.
Dalam makalah ini menjelaskan tentang “Sumber norma dan hukum Islam”. Penulis
menyadari akan kekurangan dari makalah ini. Oleh karena itu kritik dan masukan dari
berbagai pihak penulis harapkan untuk menyempurnakanmakalah ini dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat berguna bagi pembacanya.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Secara bahasa, hadits dapat berarti baru, dekat dan khabar (cerita). Sedangkan dalam
tradisi hukum Islam, hadits berarti segala perkataan, perbuatan dan keizinan Nabi
Muhammad SAW (aqwal, af’al wa taqrir). Akan tetapi para ulama Ushul Fiqh,
membatasi pengertian hadits hanya pada ”ucapan-ucapan Nabi Muhammad SAW
yang berkaitan dengan hukum”, sedangkan bila mencakup pula perbuatan dan taqrir
yang berkaitan dengan hukum, maka ketiga hal ini mereka namai dengan ”Sunnah”.
3. Kedudukan hadits ?
4. Hadits anjuran menuntut ilmu ?
5. Hadits tentang pendidikan dan pengajaran anak ?
ii
BAB II
PEMBAHASAN
ii
sebanyak periwayat hadist mutawir
c. Ahad, segala sesuatu yang datang dari Rasulullah yang periwayatnya tidak
sampai pada hadist masyue dan mutawir
C. Ditinjau dari segi kualitas hadist :
a. Shahih, hadist yang sehat; yang diriwayatkan oleh orang-orang yang
terpercaya dan kuat hafalannya, materinya baik, dan persambungan sanadnya
dapat dipertanggungjawabkan
b. Hasan, hadist yang diriwayatkan oleh perawi yang adil (dapat dipercaya),
tetapi kurang ketelitiannya, sanadnya bersambung sampai pada Nabi
Muhammad , tidak mempunyai cacat dan tidak pula bertentangan dengan
periwayatan yang disampaikan oleh orang yang terpercaya
c. Dha’if, hadist lemah; baik karena terputus salah satu sanadnya atau karena
salah seorang pembawanya yang kurang baik
d. Maudhu, hadist palsu; hadist yang dibuat oleh seseorang dan dikatakan
sebagai sabda atau perbuatan Rasul. (khon, 2008)
D. Ditinjau dari segi orang yang berbuat atau berkata :
a. Marfu’, hadist yang tegas dikatakan oleh seorang sahabat bahwa hadist
terebut didengar atau dilihat dan disetujui dari Rasulullah
b. Mauquf, sesuatu yang disandarkan kepada sahabat, baik dari pekerjaan,
perkataan, dan persetujuan, baik bersambung sanadnya maupun terputus
c. Maqtu, sesuatu yang disandarkan kepada seorang tabi’in atau orang
setelahnya, baik dari perkataan atau perbuatan
ii
Yang dimaksud dengan mentaati Rasul dalam ayat-ayat tersebut adalah
mengikuti apa-apa yang dilakukan atau dilakukan oleh Rasul sebagaimana
tercakup dalam Sunnahnya.
Dari ayat diatas jelaslah bahwa Hadits itu adalah juga wahyu. Bla wahyu
mempunyai kekuatan sebagai dalil hukum, maka hadits pun mempunyai kekuatan
hukum untuk dipatuhi. Kekuatan hadits sebagai sumber hukum ditentukan oleh dua
segi: pertama, dari segi kebenaran materinya dan keduadari segi kekuatan
penunjukannya terhadap hukum. Dari segi kebenaran materinya kekuatan hadits
mengikuti kebenaran pemberitaannya yang terdiri dari tiga tingkat,
yaitu: mutawatir, masyhur, danahad sebagaimana dijelaskan diatas.
Menuntut agama merupakan hal yang bersifat fardhu ‘ain atau wajib untuk
setiap person, bukan berupa fardhu kifayah atau kewajiban yang gugur jika ada
sebagian yang melaksanakan dan bukan pula sunnah atau mendapat pahala jika
melakukan dan tidak berdosa jika meninggalkan.Berdasarkan hadist riwayat dari
ibnu Hajar nomor 224 sebagaimana matan hadist dibawah ini.
Berikut hadist yang diriwayatkan oleh Turmudzi tentang kehidupan dunia akhirat
dengan ilmu.
ii
Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya
memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka
wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib
baginya memiliki ilmu”.
Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan
Allah hingga ia pulang”.
Hadist riwayat turmudzi bahwa orang yang menempuh jalan untuk
Artinya : ”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya
Allah memudahkannya ke jalan menuju surga”.
ii
Artinya: “Abu Hurairah r.a berkata : Nabi SAW. Bersabda:”tiap bayi dilahirkan
dalam keadaan fitrah(islami) ayah dan ibunya lah menjadikannya yahudi, nasrani
atau majusi. (HR.Bukhari)
Hikmah dari azan ini syaitan akan lari ketika mendengar azan, sedangkan syaitan
selalu mengintip anak itu sehingga dia dilahirkan. Maka syaitan mendengar apa
yang dapat melemahkan dan apa yang dibencinya pada saat dia terkait padanya.
b. Menyusui
Diriwayatkan dari Ummu Salamah ra, dia menceritakan Rasulullah SAW pernah
bersabda:
“Tidak haram karena penyusuan melainkan apa yang (seorang bayi) merasa
cukup dengannya dan dilakukan sebelum disapih dari penyusuan. (HR. Tarmidzi)
Dan Allah juga telah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat: 233
“Para ibu hendaknya menyusukan anak-anaknya selama 2 tahun penuh.Yaitu bagi
ingin menyempurnakan penyusuan. (QS. Al-Baqarah: 233)
ii
Allah SWT mewajibkan ibu menyusui anaknya selama 2 tahun, sebab Allah SWT
tahu bahwa periode ini merupakan periode yang sangat penting dari berbagai
aspek, baik kesehatan maupun kejiwaan bagi anak.
c. Aqiqah
Aqiqah adalah penyembelihan kambing pada hari ketujuh dari hari
lahirnya.Menurut bahasa, aqiqah berarti pemotongan.
Dalam Hadits Ibnu ‘Abbas dikatakan :
d. Mencukur Rambut
Mencukur rambut adalah anjuran Nabi yang sangat baik untuk dilaksanakan ketika
anak yang baru lahir pada hari ketujuh.
Imam Malik pernah meriwayatkan bahwa “Fatimah ra.menimbang rambut Hasan
dan Husain, demikian juga rambut Ummu Kultsum, lalu menyedekahkan perak
seberat rambut tersebut.”
e. Memberi Nama
Rasulullah bersabda : “Namai putra-putramu dengan menggunakan namaku
(Muhammad), namun jangan memakai julukanku (Abul Qasim). Karena
sesungguhnya aku adalah Qasim (pembagi), yang membagi diantara kalian.”
Dari Abi Rafi’ dia berkata: aku berkata: wahai RasulAllah apakah ada kewajiban
kita terhadap anak, seperti kewajiban mereka terhadap kita?, beliau menjawab:
ii
ya, kewajiban orang tua terhadap anak yaitu mengajarkan menulis, berenang,
memanah, mewariskan dan tidak memberikan rizki kecuali yang baik”. (hadits ini
dhoif, dari beberapa syeikh yang diingkari haditsnya. Di dhoifkan oleh Yahya bin
Mu’in, al-Bukhari dan lainya. Bab mengikat kuda untuk berperang dijalan Allah
azzawajalla)”.
a. Pendidikan menulis
Dalam pendidikan menulis, anak bisa menggunakan tangannya untuk berekspresi
dan mengenal huruf-huruf bacaan sehingga dapat mengembangkan wawasan anak.
b. Pendidikan berenang
Berenang dianjurkan agar anak dapat menjalankan kehidupan seimbang, untuk
mempertahankan hidup, dan melatih mental untuk bertahan dan melindungi diri
agar tidak tenggelam, tidak mudah menyerah.Sehingga dapat menanamkan
kesabaran anak.
c. Pendidikan memanah
Memanah dianjurkan untuk menanamkan rasa patriotisme dan bersungguh-
sungguh dalam mencapai tujuan hidup.
d. Pendidikan ekonomi
Pendidikan di mana orang tua di anjurkan dapat memberikan rizki yang halal,
karena rizki yang di dapat dan di nikmati oleh anak akan mempengaruhi terhadap
keadaan serta karakter di masa depannya atau masa yang akan datang.
ii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Definisi sunnah secara terminologi islam berarti perbuatan,perkataan dan keizinan
nabi Muhammad SAW. As sunna dalam pengertian istilah ialah segala yang
dipindahkan dari nabi Muhammmad SAW berupa perkataan,perbuatan ataupun
taqrir yang mempunyai kaitan dengan hukum.
ii
c. Maudhu, hadist palsu; hadist yang dibuat oleh seseorang dan dikatakan sebagai
sabda atau perbuatan Rasul
Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya
memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka
wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib
baginya memiliki ilmu”.
ii
c. Hadist tentang keutamaan mencari ilmu
Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan
Allah hingga ia pulang”.
Pesan Hadits:
3.2Saran
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini,tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan
pengetahuan, kurangnya rujukan dan referensi yang kami peroleh.Penulis banyak
ii
berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangundemi menyempurnakan makalah ini.Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para penulis dan para pembaca. Amin
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zainuddin. (2006). hukum islam (pertama; haka, ed.). Jakarta: Sinar Grafika.
Khon, Abdul. (2008). uumul hadis(pertama; fahmi syihab, ed.). Jakarta: Amzah Bumi
Aksara.
https://pontren.com/2019/10/03/hadist-menuntut-ilmu-latin-dan-artinya/
https://sumbar.kemenag.go.id/v2/post/1952/pengertian-kedudukan-dan-fungsi-hadits.html
https://dalamislam.com/landasan-agama/hadist/fungsi-hadist-dalam-islam
http://nafidzrifqi.blogspot.com/2014/03/pendidikan-dan-pengajaran-anak-dalam.html
https://schaizatul.blogspot.com/2014/12/hadits-tentang-pendidikan-anak.html
ii
ii