Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM DEPOK (IAID)
AL-KARIMIYAH
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalaamu ‘alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakaatuh
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
melimpahkan rahmat serta inayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan
makalah "Pengertian Sunnah, Khabar, dan Atsar" ini dan tak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Sarana penunjang
makalah ini kami susun berdasarkan referensi yang bermacam-macam. Hal ini dengan tujuan
untuk membantu para mahasiswa untuk mengetahui, memahami, bahkan menerapkannya.
Namun demikian, dalam penulisan makalah ini masih terdapat kelemahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak sangat di harapkan.
Akhirul kalam, semoga yang tersaji ini dapat memberikan bantuan kepada para
mahasiswa dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar dikampus. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wa Rahmatullaahi Wa Barakaatuh
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ……………………………………………………………………........ 8
Saran …………………………………………………………………….................. 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hadits Nabi merupakan sumber ajaran Islam, di samping al-Qur'an. "Hadits atau
disebut juga dengan Sunnah, adalah segala sesuatu yang bersumber atau didasarkan
kepada Nabi SAW., baik berupa perkataan, perbuatan, atau taqrir-nya. Hadits, sebagai
sumber ajaran Islam setelah al-Qur'an, sejarah perjalanan hadits tidak terpisahkan
dari sejarah perjalanan Islam itu sendiri.
Hadits Nabi yang berkembang pada zaman Nabi (sumber aslinya), lebih
banyak berlangsung secara hafalan dari pada secara tulisan. Penyebabnya adalah Nabi
sendiri melarang para sahabat untuk menulis hadits-nya, dan menurut penulis
karakter orang-orang Arab sangat kuat hafalannya dan suka menghafal, dan ada
kehawatiran bercampur dengan al-Qur'an. Dengan kenyataan ini, sangat logis sekali
bahwa tidak seluruh hadits Nabi terdokumentasi pada zaman Nabi secara
keseluruhan.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sunnah
Sunnah (نةCC )السsecara bahasa berarti As-Siirah Al-Muttaba’ah (يرة المتبعةCC )السyang
berarti jalan yang diikuti. Setiap jalan dan perjalanan yang diikuti dinamakan sunnah, baik
itu jalan yang baik maupun jalan yang buruk.
Para ahli berbeda-beda dalam memberikan definisi sunnah menurut istilah. Hal ini
lebih disebabkan perbedaan latar belakang, persepsi dan sudut pandang mereka terhadap diri
Rasulullah SAW. Yaitu :
1. ahli hadits
Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW, baik berupa perkataan,
perbuatan, ketetapan, perangai, budi pekerti, maupun perjalanan hidup, baik
sebelum diangkat Rasul maupun sesudahnya.
Dari definisi tersebut, dapat diambil kepemahaman bahwa para ahli hadits
membawa masuk semua bentuk kebiasaan Nabi SAW, baik yang melahirkan
hukum syara’ maupun tidak kedalam pengertian sunnah dan memiliki makna
sama dengan pengertian hadits.
Karna itu dari cakupan tradisi Nabi SAW yang dilakukan sebelum maupun
sesudah beliau terutus sebagai utusan, sehingga kandungan kata sunnah dapat
dijadikan sebagai dalil hukum syara’ meliputi semua bentuk perkataan, perbuatan,
penetapan, dan kebiasaan Nabi SAW. Akibatnya kandungan arti sunnah lebih luas
dari pada hadits, sebab sunnah melihatnya pada keberadaan beliau SAW sebagai
uswatun hasanah, sehingga yang melekat pada diri beliau secara utuh harus
diterima tanpa membedakan apakah yang telah diberitakan itu berhubungan
dengan hukum syara’ maupun tidak.
3
2. Ahli Ushul
Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW selain al-quran al-hikmah,
al-karim, baik berupa perkataan, perbuatan maupun ketetapan yang memng layak
untuk dijadikan sebagai dalil bagi hukum syara’
4
Guna menghindari kerancuan pengertian hadits dan sunnah perlu ditegaskan
perbedaannya. Hadits ialah segala peristiwa yang disandarkan kepada Nabi SAW, walaupun
selama hayat beliau hanya sekali terjadi, atau hanya diriwayatkan oleh seseorang. Adapun
sunnah adalah amaliah Nabi SAW yang mutawatir dan sampai kepada kita dengan cara
mutawatir pula. Nabi melaksanakannya bersama para sahabat, lalu para sahabat
melaksanakannya. Kemudian diteruskan oleh para tabi’in, waklaupun lafadz
ppenyampaiannya tidak mutawatir namun cara penyampaiaannya mutawatir.
Mungkin terjadi perbedaan lafadz dalam meriwayatkan suatu kejadia, sehingga
dalam segi sanad dia tidak mutawatir, akan tetapi dalam segi amaliahnya dia mutawatir.
Proses yang mutawatir itulah yang disebut sunnah.
Oleh karena itu dalam kehidupan kita sehari-hari sering para ulama menjelaskan
bahwa amalan ini telah sesuai dengsan sunnah Rasul.
Dapat dikatakan Hadis merupakan penuturan dan perilaku Rasulullah, sedangkan
sunnah adalah hukum yang disimpulkan dari penuturan tersebut. Sunnah sering berkaitan
dengan hukum syara’, sementara hadis mencakup hal yang lebih luas termasuk di dalam
maupun luar hukumnya.
Perbedaan hadis dan sunnah lebih kepada pengertian mendasarnya. Hadis adalah
berita tentang peristiwa yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW. Sementara itu, sunnah
merupakan perbuatan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW secara terus menerus.
Selain itu, hadis juga mencakup segala peristiwa yang terjadi pada Rasulullah SAW
meski hanya dikerjakan sekali. Sunnah sendiri lebih pada sesuatu yang diucapkan atau
dilakukan secara konsisten oleh Rasulullah dari masa ke masa.
5
B. Macam-Macam Sunnah
Terdapat penjelasan mengenai macam-macam sunnah Nabi Muhammad SAW,
diantaranya:
1. Sunnah Qauliyah
Sunnah qauliyah merupakan bentuk perkataan atau ucapan yang disandarkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Yang berisi berbagai tuntunan dan petunjuk syarak.
Yang dimaksud dengan pernyataan Nabi SAW adalah sabda Nabi dalam
merespon keadaan yang berlaku pada masa lalu. Masa kininya dan masa depannya
Kadang-kadang dalam bentuk dialog dengan para sahabat atau jawaban yang diajukan
oleh sahabat atau bentuk-bentuk ain seperti khutbah.
2. Sunnah Fi’liyah
Pengertian sunnah filiyah merupakan segala perbuatan yang di sandarkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Kualitas sunnah filiyah menduduki tingkat kedua
setelah sunnah qauliyah.
Filiyah juga dapat dimaknakan sunnah Nabi SAW yang berupa perbuatan
Nabi yang diberitakan oleh para sahabat mengenai perihal ibadah dan lain-lain.
3. Sunnah Taqririyah
Pengertian sunnah Taqririyah merupakan sunnah yang berupa ketetatapan
Nabi Muhammad SAW terhadap apa yang datang atau dilakukan para sahabatnya.
Nabi SAW tidak menegur atau melarangnya.
6
C. Pengertian Khabar
Khabar ( )الخبرsecara bahasa berarti An-Naba’ ( )النبأyang berarti kabar atau berita.
Adapun secara istilah khabar ini semakna dengan hadits sehingga memiliki definisi yang
sama dengan hadits.
Namun, menurut pendapat yang lain menyatakan bahwa khabar ini lebih umum dari
pada hadits. Sehingga definisi khabar adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam dan juga kepada selain beliau. Syaikh Utsaimin
mengatakan :
صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوِإلَى َغي ِْر ِه ِ ْال َخبَ ُر َما ُأ
َ ضيْفُ ِإلَى النَّبِ ِّي
Khabar adalah segala sesuatu yang disandarkan pada Nabi shallallaahu ‘alaihi
wasallam dan juga disandarkan kepada selainnya.
Contoh khabar yaitu Perkataan Ali bin Abi Thalib r.a : “Termasuk sunnah, ialah
meletakkan tangan di bawah pusar sewaktu melakukan shalat” (HR. Abu Dawud).
D. Pengertian Atsar
Atsar ( )األثرsecara bahasa berarti Baqiyyatu Asy-Syaii’ ( )بقية الشيءyang berarti sisa
dari sesuatu, atau jejak. Adapun secara istilah, atsar adalah :
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Hadits terbatas pada perkataan, perbuatan, takrir yang bersumber pada Nabi SAW,
sedangkan sunnah segala yang bersumber dari Nabi SAW baik berupa perkataan,
perbuatan, takrir, tabiat, budi pekerti atau perjalanan hidupnya, baik sebelum di
angkat menjadi rasulmaupun sesudahnya.
b. Khabar: sebagian ulama hadits berpendapat bahwa khabar sebagai suatu yang
berasal atau disandarkan kepada selain nabi SAW., ada juga hadits sebagai sesuatu
yang berasal atau disandarkan pada Nabi SAW.
c. Atsar: jumhur ulama berpendapat bahwa atsar sama artinya dengan khabar dan
hadits. Ada juga ulama yang berpendapat bahwa atsar sama dengan khabar, yaitu
sesuatu yang disandarkan pada Nabi SAW, sahabat dan tabiin.
B. Saran
Demikian tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan, harapan kami
dengan adanya tulisan ini lebih mengenali dan memahami. Khususnya pada mata kuliah
Studi Hadits kita bisa membedakan Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar.
Kami sadar dalam makalah ini masih banyak kesalahan dalam penulisan maupun
dalam penyampaian. Untukitu, kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan
guna memperbaiki makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amiin.
8
Daftar Pustaka
https://shafta.sch.id/pengertian-hadits-sunnah-khabar-atsar-dan-hadits-qudsi/
https://m.mediaindonesia.com/humaniora/595968/pengertian-sunah-menurut-ahli-fikih-hadis-
dan-kalam
https://dalamislam.com/info-islami/macam-macam-sunnah
https://aziikkk.wordpress.com/2017/09/22/hadits-sunnah-khabar-dan-atsar/
http://hasankhariri.blogspot.com/2017/06/pengertian-hadits-sunnah-khabar-atsar.html