Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

’'Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam Kedua''


Dosen pengampu: Drs. Madi, M.A.

Disusun oleh:
Kelompok II
Fakiatu Rahma (042001019)
Resti (042001009)
Putri Devia Waluyan (042001002)
Mursalin Muhsin Alwan (0420010047)

Fakultas Agama Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam


Universitas Muhammadiyah Buton
Tahun Akademik 2022/2023
Baubau
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah


Subhana Wata’ala yang telah melimpahkan rahmat dan segala bentuk
kenikmatan-Nya kepada kita semua sehingga penulisan makalah ini dapat
terselesaikan sesuai dengan waktu yang diharapkan. Dan tak lupa pula
penulis mengirimkan salam dan shalawat atas junjungan kita Nabiullah
Muhammad shalallahu alaihi Wasallam sebagai rahmatan lil’alamin.

Penulisan makalah ini merupakan bentuk kewajiban dan


penyempurnaan nilai terhadap kami selaku mahasiswa. Makalah ini telah
kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa


masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini
dengan segenap keikhlasan dan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca .
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Baubau, Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................................

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A.Latar Belakang ............................................................................................................. 1

B.Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

C.Tujuan .......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

A.Pengertian Sunnah ...................................................................................................... 2

B.Dalil Keabsahan Sunnah sebagai Sumber Hukum ..................................................... 2

C.Perbedaan dan Persamaan Hadits dengan Sunnah ....................................................... 3

D.Jenis-Jenis Hadits dan Sunnah .................................................................................... 4

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 6

A.Kesimpulan ................................................................................................................. 6

B.Saran ............................................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sunnah menempati posisi penting dalam Islam yakni sebagai salah satu
sumber hukum setelah al-qur'an. Tidak semua masalah keagamaan ditemukan
jawabannya dalam al-qur'an. Maka dari itu, para ulama merujuk kepada sunnah
sebagai otoritas hukum kedua setelah al-qur'an. Sunnah juga sering disinonimkan
dengan hadits, meskipun memiliki beberapa persamaan namun keduanya memiliki
perbedaan. Oleh karena itu pada makalah ini akan dibahas terkait perbedaan
hadits dan sunnah serta keabsahan sunnah sebagai sumber hukum kedua setelah
al-qur’an.

B. Rumusan Masalah

Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini. Beberapa masalah tersebut antara lain:

1. Apa itu sunnah?


2. Sebutkan dalil keabsahan sunnah sebagai sumber hukum!
3. Sebutkan perbedaan dan persamaan hadits dan sunnah!
4. Sebutkan Jenis-jenis hadits dan sunnah!
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang tertera, maka tujuan dalam penulisan


makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui definisi sunnah.


2. Mengetahui dalil keabsahan sunnah sebagai sumber hukum.
3. Mengetahui perbedaan dan persamaan hadits dan sunnah.
4. Mengetahui Jenis-jenis hadits dan sunnah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sunnah

Secara etimologi, sunnah berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti
“kebiasaan” atau “biasa dilakukan”. Sementara itu, secara terminologi sunnah
dapat diartikan hal-hal yang datang dari Rasulullah SAW, baik ucapan, tindakan,
atau pengakuan (Taqrir). Menurut Muhadditsin, sunnah diartikan sebagai segala
sesuatu yang dinukilkan dari Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan,
maupun berupa taqrir, pengajaran, sifat, kelakukan, maupun perjalanan hidup
Nabi SAW.

Sedangkan As-Sunnah menurut para fuqaha' adalah suatu perintah yang


berasal dari Nabi SAW namun tidak bersifat wajib. Sunnah adalah satu dari
hukum takfili yang lima, yaitu wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah.
Sedangkan menurut para ulama ushul fikih menjelaskan, sunnah adalah apa yang
bersumber dari Nabi SAW selain al-qur’an, baik berupa perkataan, perbuatan,
atau pengakuan beliau.

B. Dalil Keabsahan Sunnah Sebagai Sumber Hukum

Al-qur’an memerintahkan kaum muslimin untuk menaati Rasulullah


seperti dalam surah An-nisa’/4:59 berikut ini:

Ada juga ayat yang menjelaskan bahwa pada diri Rasulullah terdapat
keteladanan yang baik sebagaimana firman Allah dalam surah Al-ahzab/33:21
berikut ini:

2
3

Bahkan dalam ayat lain Allah memuji Rasulullah sebagai orang yang
agung akhlaknya, yakni pada surah Al-qalam/68:4 berikut ini:

Dengan demikian, walaupun otoritas pokok bagi hukum islam adalah al-
qur’an, namun al-qur’an mengatakan bahwa rasulullah adalah sebagai penafsir
dari ayat-ayat al-qur’an, seperti disebutkan dalam surah An-nahl/16:44 berikut ini:

Ayat-ayat diatas secara tegas menunjukkan wajibnya mengikuti


Rasulullah, yang tidak lain adalah mengikuti sunnahnya. Berdasarkan beberapa
ayat tersebut, para sahabat semasa hidup nabi dan setelah wafatnya telah sepakat
atas keharusan menjadikan sunnah Rasulullah sebagai sumber hukum.

C. Perbedaan dan Persamaan Hadits dengan Sunnah

Hadits dan sunnah memiliki perbedaan yang penting untuk kita ketahui.
Perbedaan hadits dan sunnah lebih kepada pengertian mendasarnya. Hadits adalah
4

berita tentang peristiwa yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW. Sementara
itu, sunnah merupakan perbuatan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW secara
terus menerus. Selain itu, hadits juga mencakup segala peristiwa yang terjadi pada
Rasulullah SAW meski hanya dikerjakan sekali. Sunnah sendiri lebih pada
sesuatu yang diucapkan atau dilakukan secara konsisten oleh Rasulullah dari masa
ke masa.

Selain perbedaan, hadits dan sunnah juga memiliki persamaan, yaitu:

1. Sama–sama disandarkan kepada Rasulullah.


2. Untuk mengetahui kebenarannya maka sama-sama memerlukan Sanad,
matan dan Rawi yang kredibel dan terpecaya.
3. Sama-sama bernilai pahala besar bila diikuti oleh kaum muslimin

D. Jenis-Jenis Hadits dan Sunnah

Menurut Khusniati Rofiah dalam buku Studi Ilmu Hadits, hadits terbagi
menjadi:

1. Hadits Qouli
Hadits Qouli adalah segala perkataan Nabi SAW yang berisi berbagai
tuntutan dan petunjuk syara’, peristiwa-peristiwa dan kisah-kisah baik yang
berkaitan dengan aspek akidah, syariah maupun akhlak.
2. Hadits Fi’il
Hadits Fi’il adalah segala perbuatan Nabi SAW. yang menjadi anutan
perilaku para, sahabat pada saat itu, dan menjadi keharusan bagi semua umat
Islam untuk mengikutinya, seperti praktek wudlu, praktek salat lima waktu
dengan sikap-sikap dan rukun-rukunnya, praktek manasik haji, cara,
memberikan keputusan berdasarkan sumpah dan saksi, dan lainlain.
3. Hadits Taqriri
Hadits Taqriri adalah Hadits yang berupa, ketetapan Nabi SAW. terhadap
apa yang datang atau yang dikemukakan oleh para sahabatnya dan Nabi
SAW membiarkan atau mendiamkan perbuatan tersebut, tanpa, membedakan
penegasan apakah beliau membenarkan atau mempersalahkannya.
4. Hadits Hammi
Hadits Hammi adalah hadits yang berupa keinginan atau hasrat Nabi SAW
yang belum terealisasikan. Walaupun hal ini baru rencana dan belum
dilakukan oleh Nabi, para ulama memasukkannya pada hadis, karena Nabi
tidak merencanakan sesuatu kecuali yang benar dan dicintai dalam agama,
dituntut dalam syari’at Islam dan beliau diutus untuk menjelaskan syariat
Islam.
5

5. Hadits Ahwal
Hadits Ahwal adalah hadits yang berupa ihwal Nabi SAW yang tidak
temasuk ke dalam kategori ke empat hadits di atas. “hal ihwal”, ialah segala
pemberitaan tentang Nabi SAW, seperti yang berkaitan dengan sifat-sifat
kepribadiannya/perangainya (khuluqiyyah), keadaan fisiknya (khalqiyah),
karakteristik, sejarah kelahiran, dan kebiasaan-kebiasaanya.

Sunnah terbagi menjadi beberapa bagian yakni:

1. Sunnah Qauliyyah
Sunnah Qauliyyah adalah macam-macam sunnah yang berasal dari ucapan
Nabi Muhammad SAW. Sunnah Qauliyyah adalah ucapan Rasulullah yang
didengar atau disampaikan oleh seseorang atau beberapa sahabat. Macam
sunnah ini cenderung berisi tuntunan yang berkaitan dengan pembinaan
hukum agama.
2. Sunnah Fiiliyyah
Sunnah fiiliyyah adalah macam-macam sunnah yang berasal dari
perbuatan Nabi Muhammad SAW. Perbuatan ini dilihat, diketahui dan
disampaikan para sahabat kepada orang lain. Macam-macam sunnah ini
bersumber dari segala bentuk perbuatan Nabi.
3. Sunnah Taqriyyah
Sunnah Taqriyyah adalah macam-macam sunnah yang berasal dari
respons Rasulullah terhadap segala perbuatan sahabat yang diketahuinya.
Macam-macam sunnah ini berupa perbuatan atau ucapan sahabat yang
dilakukan di hadapan atau sepengetahuan Nabi. Tetapi Nabi hanya diam dan
tidak mencegahnya. Sikap diam dan tidak mencegah dari Nabi Saw
menunjukkan persetujuan (taqriri) Nabi Saw terhadap perbuatan sahabat
tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan materi diatas dapat disimpulkan bahwa sunnah merupakan


sumber hukum kedua setelah al-qur’an. Sunnah dan hadits memiliki perbedaan.
Hadits mencakup segala peristiwa yang terjadi pada Rasulullah SAW meski
hanya dikerjakan sekali, sedangkan Sunnah sendiri lebih pada sesuatu yang
diucapkan atau dilakukan secara konsisten oleh Rasulullah dari masa ke masa.

Hadits terbagi menjadi 5 yakni: hadits qouli, hadits fi’il, hadits taqriri,
hadits hammi serta hadits ahwal. Sedangkan Sunnah terbagi menjadi 3 bagian
yakni: sunnah qauliyyah, sunnah fiiliyyah serta sunnah taqriyyah.

B. Saran

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.

6
DAFTAR PUSTAKA

Merdeka.com. (2022, 5 Juni). Perbedaan Hadis dan Sunnah, Ini Penjelasan


Lengkapnya. Diakses pada 21 November 2022, dari

https://m.merdeka.com/jateng/perbedaan-hadis-dan-sunnah-ini-penjelasan-
lengkapnya-
kln.html#:~:text=Hadis%20adalah%20berita%20tentang%20peristiwa,SAW%20
meski%20hanya%20dikerjakan%20sekali.

DetikEdu. (2021, 3 Juli). Apa Perbedaan Sunnah dan Hadits? Berikut Ini
Penjelasannya. Diakses pada 21 November 2022, dari
https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/edu/detikpedia/d-5629141/apa-
perbedaan-sunnah-dan-hadits-berikut-ini-penjelasannya/amp

Liputan6.com. (2021, 18 November). Perbedaan Hadis dan Sunah, Pengertian,


Bentuk, dan Macamnya. Diakses pada 21 November 2022, dari
https://m.liputan6.com/hot/read/4714076/perbedaan-hadis-dan-sunah-pengertian-
bentuk-dan-macamnya

Anda mungkin juga menyukai