Dosen Pengampuh :
Disusun Oleh :
Reta Rossalina
TAHUN 2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A.Latar belakang............................................................................................
B.Rumusan masalah.......................................................................................
C.Tujuan penulis............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan masalah
C.Tujuan penulis
1. Pengertian Hadits
Hadits menurut bahasa yaitu sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang dekat atau
waktu yang singkat. Hadits juga berarti berita yaitu sesuatu yang diberitakan,
diperbincangkan, dan dipindahkan dari seorang kepada orang lain.
Hadits menurut istilah syara’ ialah hal-hal yang datang dari Rasulullah SAW, baik itu
ucapan, perbuatan, atau pengakuan (taqrir). Berikut ini adalah penjelasan mengenai
ucapan, perbuatan, dan perkataan.
Kedudukan Hadits
2.pengertian sunah
Definisi sunnah secara bahasa adalah berasal dari kata metode (thoriqoh), jalan
(sabiil),hal ini sesuai dengan dalil yang menunjukkan makna ini yaitu hadits dari Abu
‘Amr Jarir ibn ‘Abdillah Ra, bahwasannya Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Barang siapa yang mencontohkan dalam Islam sunnah atau perbuatan yang
baik, maka bagi dirinya pahalanya dan juga pahala orang yang mengamalkannya,
kemudian barang siapa yang mencontohkan sunnah yang jelek atau yang tidak baik,
maka atasnya dosa dan dosa orang yang mengerjakannya.”Di dalam bahasa Arab,
sunnah dapat diartikan dengan pengertian arus yang lancar dan mudah atau bisa disebut
juga dengan jalur aliran langsung. Sedangkan pengertian sunnah menurut syari’at ialah
segala sesuatu yang sumbernya dari Nabi Muhammad SAW, baik dalam bentuk qaul,
fi’li, maupun ketetapan, sifat tubuh serta akhlak bagi umat Islam.Ada arti lain mengenai
sunnah dalam bahasa Arab yakni “kebiasaan” atau biasa dilakukan. Atau jalan, atau
riwayat hidup. Sedangkan menurut Hafidz ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah
mengatakan:sunnah ialah jalan yang dilalui, termasuk berpegang teguh terhadap segala
sesuatu yang dijalankan oleh Rasulullah SAW.dan para Al-Khulafa Ar-Rasyidun,
berupa keyakinan, amalan dan ucapan. Itulah bentuk sunnah yang sempurna.
Definisi Sunnah Menurut Istilah .Adapun makna sunnah secara istilah, memiliki banyak
pengertian karena ada banyak kalangan yang memberikan makna sesuai konteks kajian
masing-masing, maka ada istilah menurut ulama ahli hadits, istilah menurut ulama ushul
fiqih dan istilah menurut ulama-ulama ahli fiqih serta ulama salaf atau terdahulu.
c) Sunnah Takririyah
Pengertian sunnah takririyah adalah sebuah sunnah yang bersumber dari Nabi
Muhammad tentang ketetapan. Maksudnya, Nabi Muhammad membiarkan apa
yang dilakukan oleh sahabat Nabi saat melakukan perbuatan yang tidak wajar.
Diamnya Nabi inilah yang dinamakan dengan ketetapan. Nabi Muhammad tidak
melarang ataupun mengatakan boleh teradap apa yang sedang dilihatnya.
Diamnya Nabi ini yang dianggap oleh kaum muslimin sebagai tindakan
membolehkan, tetapi belum tentu mendapat pahala.
3. khabar
Khabar secara bahasa berarti An-Naba’ yang berarti kabar atau berita. Adapun secara
istilah khabar ini semakna dengan hadits sehingga memiliki definisi yang sama dengan
hadits. Khabar menurut bahasa serupa dengan makna hadits, yakni segala berita yang
disampaikan oleh seseorang kepada orang lain. Untuk itu, dilihat dari sudut pendekatan
ini (sudut pendekatan bahasa), kata khabar sama artinya dengan hadits. Menurut istilah,
antara satu ulama degan ulama lainnya berbeda pendapat. Menurut Ibn Ajar Al-
Asqalani, yang dikutip As-Suyuthi, bahwa istilah hadits sama artinya dengan khabar,
keduanya dapat dipakai untuk sesuatu marfu’, mauquf’, dan maqthu’. Ulama lain
mengatakan bahwa khabar adalah sesuatu yang datang selain dari Nabi SAW, sedang
yang datang dari Nabi SAW disebut hadits. Ada juga yang mengatakan bahwa hadits
lebih umum dan lebih luas daripada khabar, sehingga tiap hadits dapat dikatakan
khabar, tetapi tidak semua khabar dapat dijadikan hadits.
4. Pengertian Atsar
Atsar menurut pendekatan bahasa berarti bekasan sesuatu, atau sesuatu, dan berarti
nukilan (yang dinukilkan). Sesuatu do’a umpamanya yang dinukilkan dari Nabi dinamai
do’a matsur. Secara istilah, terjadi perbedaan pendapat di antara ulama. Jumhur ahli
hadits mengatakan bahwa atsar sama dengan khabar, yaitu sesuatu yang disandarkan
kepada Nabi SAW, sahabat, dan tabi’in. Sedangkan menurut ulama khurasan, bahwa
atsar untuk yang mauquf’ dan khabar untuk yang marfu’.
1. Struktur Hadits
a) Sanad
a. Kata “sanad” menurut bahasa adalah “sandaran”, atau sesuatu yang kita
jadikan sandaran. Dikatakan demikian, karena hadits bersandar
kepadanya. Menurut istilah, terdapat perbedaan rumusan pengertian.
b) Matan
a. Kata “matan” atau “al-matn” menurut bahasa berarti mairtafa’la min al-
ardhi (tanah yang meninggi). Sedang menurut istilah adalah “Suatu
kalimat tempat berakhirnya sanad.”, “Lafadz-lafadz hadits yang di
dalamnya mengandung makna-makna tertentu.”
b. Ada juga reaksi yang lebih simple lagi, yang menyebutkan bahwa matan
adalah ujung sanad (gayah as-sanad). Dari semua pengertian diatas,
menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan matan, ialah materi atau
lafadz hadits itu sendiri.
c)Muharrij
Makna harfiah kata mukharrij yang berasal dari kata kharraja adalah orang yang
mengeluarkan. Makna tersebut juga bisa didatangkan dari kata akhraja dengan isin
fa’ilnya mukhrij. Menurut para ahli hadits, yang dimaksud dengan mukharrij adalah
sebagai berikut: (Mukhrij atau mukharrij: orang yang berperan dalam pengumpulan
hadits). Dapat juga didefinisikan Mukharrijul Hadits adalah orang yang menyebutkan
perawi hadits. Istilah ini berbeda dengan al-muhdits/al-muhaddits yang memiliki
keahlian tentang proses perjalanan hadits serta banyak mengetahui nama-nama perawi,
matann-matan dengan jalur-jalur periwayatannya, dan kelemahan hadits.
Siapapun dapat disebut sebagai mukharrij ketika ia menginformasikan sebuah
hadits baik dalam bentuk lisan maupun tulisan dengan menyertakan sanadnya secara
lengkap sebagai bukti yang dapat dipertanggnung jawabkan tentang kesejarahan
transmisi hadits. Yang pasti, mukharrij merupakan perwi terakhir (orang yang terakhir
kali menginformasikan ) dalam silsilah mata
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Hadits merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an. Definisi hadits yang
paling komprehensif adalah segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi Saw., baik
ucapan, perbuatan, ketetapan, sifat diri atau sifat pribadi; atau yang dinisbahkan kepada
sahabat atau tabi’in. Sunnah adalah segala yang bersumber dari Nabi Muhammad saw.,
baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, perangai, budi pekerti, perjalanan hidup, baik
sebelum diangkat menjadi rasul maupun sesudahnya.Khabar berarti berita yang
disampaikan kepada seseorang, Adapaun atsar menurut pendekatan bahasa sama pula
artinya dengan khabar, hadits, dan sunnah.
Secara struktur, hadits terdiri atas tiga komponen, yakni sanad atau isnad (rantai
penutur), matan (redaksi hadits), dan mukharrij (rawi). Sanad ialah rantai penutur / isi
dari hadits. Mukhrij atau mukharrij adalah orang yang berperan dalam pengumpulan
hadits.
B. Saran
Setelah kita mempelajari pengertian dan struktur hadits semoga dapat menambah
wawasan dalam ilmu keagamaan, khususnya ilmu hadits.Mohon maaf atas segala
kekurangan dalam pembuatan makalah ini, kritik dan saran sangat dibutuhkan dalam
pembuatan makalah selanjutnya agar lebih baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA