Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ULUMUL HADIST

Dosen Pengampuh :

Nurma Yunita ,M.HT.

Disusun Oleh :

Reta Rossalina

Rafita Ayu Ramanuzulia

TADRIS BAHASA INDONESIA

FAKULTAS TARBIAH DAN PENDIDIKAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI CURUP

TAHUN 2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

A.Latar belakang............................................................................................

B.Rumusan masalah.......................................................................................

C.Tujuan penulis............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

A. Pengertian hadist,sunah,khabar,atsar secara bahasa dan istilah................

B. struktur hadist (sanad,matan,dan muharrij) serta pengertian masing


masingnya......................................................................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................................

A. Kesimpulan ...............................................................................................

B. Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Hadits merupakan sumber hukum Islam kedua setelah al-Qur’an yang


diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umat Islam. Sebagai sumber hukum
kedua, kita sebagai umat Islam wajib mempelajarinya. Terkhusus kepada para pelajar
Muslim, kita harus mengetahui pula pengertian hadits dan istilah ilmu hadits lainnya
berupa sunnah, khabar, dan atsar, persamaan dan perbedaannya, serta bentuk-bentuk
hadits, agar kita dapat mengetahui isi dari hadits dengan baik, sehingga untuk
menularkannya kepada masyarakat pun bisa dilakukan dengan benar.

B.Rumusan masalah

1.Pengertian hadist,sunah,khabar,atsar secara bahasa dan istilah

2. struktur hadist (sanad,matan,dan muharrij) serta pengertian masing masingnya

C.Tujuan penulis

Semoga membantu pembaca dapat memahami dan mempelajari tentang Pengertian


hadist,sunah,khabar,atsar dan istilah dan struktur hadist (sanad,matan,dan muharrij) .
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian hadist,sunah khabar,atsar secara bahasa dan istilaH

1. Pengertian Hadits

Hadits menurut bahasa yaitu sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang dekat atau
waktu yang singkat. Hadits juga berarti berita yaitu sesuatu yang diberitakan,
diperbincangkan, dan dipindahkan dari seorang kepada orang lain.

Hadits menurut istilah syara’ ialah hal-hal yang datang dari Rasulullah SAW, baik itu
ucapan, perbuatan, atau pengakuan (taqrir). Berikut ini adalah penjelasan mengenai
ucapan, perbuatan, dan perkataan.

Jenis jenis hadist:

a) Hadits Qauliyah ( ucapan) yaitu hadits hadits Rasulullah SAW, yang


diucapkannya dalam berbagai tujuan dan persuaian (situasi).
b) Hadits Fi’liyah yaitu perbuatan-perbuatan Nabi Muhammad SAW,
seperti  pekerjaan melakukan shalat lima waktu dengan tatacaranya dan rukun-
rukunnya, pekerjaan menunaikan ibadah hajinya dan pekerjaannya mengadili
dengan satu saksi dan sumpah dari pihak penuduh.
c) Hadits Taqririyah yaitu perbuatan sebagian para sahabat Nabi yang telah
diikrarkan oleh Nabi SAW, baik perbuatan itu berbentuk ucapan atau
perbuatan, sedangkan ikrar itu adakalanya dengan cara mendiamkannya, dan
atau melahirkan anggapan baik terhadap perbuatan itu, sehingga dengan
adanya ikrar dan persetujuan itu. Bila seseorang melakukan suatu perbuatan
atau mengemukakan suatu ucapan dihadapan Nabi atau pada masa Nabi, Nabi
mengetahui apa yang dilakukan orang itu dan mampu menyanggahnya, namun
Nabi diam dan tidak menyanggahnya, maka hal itu merupakan pengakuan dari
Nabi.

Kedudukan Hadits

Dalam kedudukannya sebagai penjelas, hadits kadang-kadang memperluas hukum


dalam Al-Qur’an atau menetapkan sendiri hukum di luar apa yang ditentukan Allah
dalam Al-Quran.Kedudukan Hadits sebagai bayani atau menjalankan fungsi yang
menjelaskan hukum Al-Quran, tidak diragukan lagi dan dapat di terima oleh semua
pihak, karena memang untuk itulah Nabi di tugaskan Allah SWT. Namun dalam
kedudukan hadits sebagai dalil yang berdiri sendiri dan sebagai sumber kedua setelah
Al-Quran, menjadi bahan perbincangan dikalangan ulama. Perbincangan ini muncul di
sebabkan oleh keterangan Allah sendiri yang menjelaskan bahwa Al-Quran atau ajaran
Islam itu telah sempurna. Oleh karenanya tidak perlu lagi ditambah oleh sumber lain.

2.pengertian sunah

Definisi sunnah secara bahasa adalah berasal dari kata metode (thoriqoh), jalan
(sabiil),hal ini sesuai dengan dalil yang menunjukkan makna ini yaitu hadits dari Abu
‘Amr Jarir ibn ‘Abdillah Ra, bahwasannya Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Barang siapa yang mencontohkan dalam Islam sunnah atau perbuatan yang
baik, maka bagi dirinya pahalanya dan juga pahala orang yang mengamalkannya,
kemudian barang siapa yang mencontohkan sunnah yang jelek atau yang tidak baik,
maka atasnya dosa dan dosa orang yang mengerjakannya.”Di dalam bahasa Arab,
sunnah dapat diartikan dengan pengertian arus yang lancar dan mudah atau bisa disebut
juga dengan jalur aliran langsung. Sedangkan pengertian sunnah menurut syari’at ialah
segala sesuatu yang sumbernya dari Nabi Muhammad SAW, baik dalam bentuk qaul,
fi’li, maupun ketetapan, sifat tubuh serta akhlak bagi umat Islam.Ada arti lain mengenai
sunnah dalam bahasa Arab yakni “kebiasaan” atau biasa dilakukan. Atau jalan, atau
riwayat hidup. Sedangkan menurut Hafidz ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah
mengatakan:sunnah ialah jalan yang dilalui, termasuk berpegang teguh terhadap segala
sesuatu yang dijalankan oleh Rasulullah SAW.dan para Al-Khulafa Ar-Rasyidun,
berupa keyakinan, amalan dan ucapan. Itulah bentuk sunnah yang sempurna.

Definisi Sunnah Menurut Istilah .Adapun makna sunnah secara istilah, memiliki banyak
pengertian karena ada banyak kalangan yang memberikan makna sesuai konteks kajian
masing-masing, maka ada istilah menurut ulama ahli hadits, istilah menurut ulama ushul
fiqih dan istilah menurut ulama-ulama ahli fiqih serta ulama salaf atau terdahulu.

Macam macam sunah


a) Sunnah Qauliyah
Pengertian dari sunnah qauliyah adalah suatu ucapan dari Nabi Muhammad baik
ketika Nabi belum diutus untuk menjadi Nabi para umat Islam maupun sudah
diutus. Jadi maksudnya adalah segala sesuatu yang diucapkan oleh beliau.
Mengapa meskipun sebelum diutus sudah dapat dikategorikan sebagai sunnah
yang notebene dapat ditiru oleh semua orang generasi berikutnya? Karena
sebagai Rasul, Nabi Muhammad adalah maksum yaitu terjaga dari hal-hal
kemaksiatan baik itu dalam sebuah perkataan.
b) Sunnah Fi’liyah
Pengertian sunnah fi’liyah adalah segala perbuatan yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad baik itu saat Nabi telah diutus oleh Allah untuk menjadi Nabi-Nya
para umat terakhir, ataupun ketika Nabi Muhammad belum diutus. Sebagai
Nabi, Muhammad adalah sosok yang berakhlak baik, dan memiliki budi pekerti
yang dapat dicontoh oleh semua orang. Bahkan bukan dari golongan umat Islam.
Sunnah Fi’liyah merupakan perbuatan yang meliputi sikap dan sifat Nabi. Jadi
tidak hanya berupa kelakuan dari Nabi, tetapi sifat-sifat baik yang dimiliki Nabi
juga termasuk sunnah fi’liyah.

c) Sunnah Takririyah
Pengertian sunnah takririyah adalah sebuah sunnah yang bersumber dari Nabi
Muhammad tentang ketetapan. Maksudnya, Nabi Muhammad membiarkan apa
yang dilakukan oleh sahabat Nabi saat melakukan perbuatan yang tidak wajar.
Diamnya Nabi inilah yang dinamakan dengan ketetapan. Nabi Muhammad tidak
melarang ataupun mengatakan boleh teradap apa yang sedang dilihatnya.
Diamnya Nabi ini yang dianggap oleh kaum muslimin sebagai tindakan
membolehkan, tetapi belum tentu mendapat pahala.

3. khabar

Khabar secara bahasa berarti An-Naba’ yang berarti kabar atau berita. Adapun secara
istilah khabar ini semakna dengan hadits sehingga memiliki definisi yang sama dengan
hadits. Khabar menurut bahasa serupa dengan makna hadits, yakni segala berita yang
disampaikan oleh seseorang kepada orang lain. Untuk itu, dilihat dari sudut pendekatan
ini (sudut pendekatan bahasa), kata khabar sama artinya dengan hadits. Menurut istilah,
antara satu ulama degan ulama lainnya berbeda pendapat. Menurut Ibn Ajar Al-
Asqalani, yang dikutip As-Suyuthi, bahwa istilah hadits sama artinya dengan khabar,
keduanya dapat dipakai untuk sesuatu marfu’, mauquf’, dan maqthu’. Ulama lain
mengatakan bahwa khabar adalah sesuatu yang datang selain dari Nabi SAW, sedang
yang datang dari Nabi SAW disebut hadits. Ada juga yang mengatakan bahwa hadits
lebih umum dan lebih luas daripada khabar, sehingga tiap hadits dapat dikatakan
khabar, tetapi tidak semua khabar dapat dijadikan hadits.

4. Pengertian Atsar

Atsar menurut pendekatan bahasa berarti bekasan sesuatu, atau sesuatu, dan berarti
nukilan (yang dinukilkan). Sesuatu do’a umpamanya yang dinukilkan dari Nabi dinamai
do’a matsur. Secara istilah, terjadi perbedaan pendapat di antara ulama. Jumhur ahli
hadits mengatakan bahwa atsar sama dengan khabar, yaitu sesuatu yang disandarkan
kepada Nabi SAW, sahabat, dan tabi’in. Sedangkan menurut ulama khurasan, bahwa
atsar untuk yang mauquf’ dan khabar untuk yang marfu’.

B. struktur hadist (sanad,matan,dan muharrij)

1. Struktur Hadits

a) Sanad

a. Kata “sanad” menurut bahasa adalah “sandaran”, atau sesuatu yang kita
jadikan sandaran. Dikatakan demikian, karena hadits bersandar
kepadanya. Menurut istilah, terdapat perbedaan rumusan pengertian.

b. Al-Badru bin Jama’ah dan Al-Thiby mengatakan bahwa sanad adalah,


“Berita tentang jalan matan.” Yang lain mengatakan, “Silsilah orang-
orang (yang meriwayatkan hadits), yang menyampaikannya kepada matan
hadits.” Ada juga yang menyebutkan, “Silsilah para perawi yang
menukilkan hadits dari sumbernya yang pertama.”
c. Yang berkaitan dengan istilah sanad, terdapat kata-kata seperti, Al-Isnad,
Al-Musnid, dan Al-Musnad. Kata-kata ini secara terminologi mempunyai
arti yang cukup luas, sebagaimana yang dikembangkan oleh para ulama.

d. Kata Al-Isnad berarti menyandarkan, mengasalkan (mengembalikan ke


asal) dan mengangkat. Yang dimaksudkan disini, ialah menyandarkan
hadits kepada orang yang mengatakannya (raf’uhadits ila qa’ilih atau
’azwu hadits ilaqa’ilih). Menurut At-Thiby, sebenarnya kata Al-Isnad dan
Al-Sanad digunakan oleh para ahli hadits dengan pengertian yang sama.

e. Kata Al-Musnad mempunyai beberapa arti. Bisa berarti hadits yang


disandarkan atau diisnadkan oleh seesorang: bisa berarti dengan nama
suatu kitab yang menghimpun hadits-hadits dengan sistem penyusunan
berdasarkan mana-namaa para sahabat para perawi hadits, seperti Kitab
Musnad Ahmad; bisa juga berarti nama bagi hadits yang marfu’ dan
muttashil.

b) Matan

a. Kata “matan” atau “al-matn” menurut bahasa berarti mairtafa’la min al-
ardhi (tanah yang meninggi). Sedang menurut istilah adalah “Suatu
kalimat tempat berakhirnya sanad.”, “Lafadz-lafadz hadits yang di
dalamnya mengandung makna-makna tertentu.”

b. Ada juga reaksi yang lebih simple lagi, yang menyebutkan bahwa matan
adalah ujung sanad (gayah as-sanad). Dari semua pengertian diatas,
menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan matan, ialah materi atau
lafadz hadits itu sendiri.

c)Muharrij

Makna harfiah kata mukharrij yang berasal dari kata kharraja adalah orang yang
mengeluarkan. Makna tersebut juga bisa didatangkan dari kata akhraja dengan isin
fa’ilnya mukhrij. Menurut para ahli hadits, yang dimaksud dengan mukharrij adalah
sebagai berikut: (Mukhrij atau mukharrij: orang yang berperan dalam pengumpulan
hadits). Dapat juga didefinisikan Mukharrijul Hadits adalah orang yang menyebutkan
perawi hadits. Istilah ini berbeda dengan al-muhdits/al-muhaddits yang memiliki
keahlian tentang proses perjalanan hadits serta banyak mengetahui nama-nama perawi,
matann-matan dengan jalur-jalur periwayatannya, dan kelemahan hadits.
            Siapapun dapat disebut sebagai mukharrij ketika ia menginformasikan sebuah
hadits baik dalam bentuk lisan maupun tulisan dengan menyertakan sanadnya secara
lengkap sebagai bukti yang dapat dipertanggnung jawabkan tentang kesejarahan
transmisi hadits. Yang pasti, mukharrij merupakan perwi terakhir (orang yang terakhir
kali menginformasikan ) dalam silsilah mata
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Hadits merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an. Definisi hadits yang
paling komprehensif adalah segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi Saw., baik
ucapan, perbuatan, ketetapan, sifat diri atau sifat pribadi; atau yang dinisbahkan kepada
sahabat atau tabi’in. Sunnah adalah segala yang bersumber dari Nabi Muhammad saw.,
baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, perangai, budi pekerti, perjalanan hidup, baik
sebelum diangkat menjadi rasul maupun sesudahnya.Khabar berarti berita yang
disampaikan kepada seseorang, Adapaun atsar menurut pendekatan bahasa sama pula
artinya dengan khabar, hadits, dan sunnah.

Secara struktur, hadits terdiri atas tiga komponen, yakni sanad atau isnad (rantai
penutur), matan (redaksi hadits), dan mukharrij (rawi). Sanad ialah rantai penutur / isi
dari hadits. Mukhrij atau mukharrij adalah orang yang berperan dalam pengumpulan
hadits.

B. Saran

Setelah kita mempelajari pengertian dan struktur hadits semoga dapat menambah
wawasan dalam ilmu keagamaan, khususnya ilmu hadits.Mohon maaf atas segala
kekurangan dalam pembuatan makalah ini, kritik dan saran sangat dibutuhkan dalam
pembuatan makalah selanjutnya agar lebih baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Haidar alfin.” Pengertian hadist,sunah,khabar,atsar “.https://iqra.id/pengertian-hadits-


menurut-bahasa-dan-istilah-237110/ 12/10/2021 pukul 20.15 wib

“. struktur hadist (sanad,matan,dan muharrij) serta pengertian masing masingnya.”


https://aishahilmi.blogspot.com/2017/01/struktur-hadits-sanad-matan-rawi.html

Anda mungkin juga menyukai