Anda di halaman 1dari 9

Makalah

Posisi sentral hadist dalam studi islam

Dosen pengampu :

DR. MOHAMMAD ARIF,M.A

Disusun oleh :

Nur fadilah utami 21101005

KELAS SAA ( A )

PROGAM STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDIN DAN DAKWAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI IAIN KEDIRI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat allah SWT atas segala rahmat-nya sehingga
makalah ini yang berjudul “ posisi sentral dalam studi hadist “. dapat tersusun sampai
dengan selesai. Tidak pula kami mengucapakan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusu merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusun
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi ksempurnaan makalah
ini.

Surabaya, 27 september 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................

A. Latar belakang............................................................................................
B. Rumusan masalah.....................................................................................
C. Tujuan .......................................................................................................

BAB II PMEBAHASAN

1. Pengertian hadist......................................................................................
2. Fungsi hadist dalam studi islam................................................................
3. Kedudukan hadist dalam studi islam ........................................................

BAB III PENUTUP .. ..............................................................................................

 kesimpulan.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA... ...........................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam khazanah ilmu-ilmu keIslaman, istilah hadits sering disebut dengan sunnah yang
menurut bahasa berarti jalan yang dijalani. Sunnah pada dasarnya sama dengan hadits, namun
dapat dibedakan dalam pemaknaannya. Hadits konotasinya ialah segala peristiwa yang
dinisbatkan kepada Nabi walaupun hanya sekali beliau mengucapkannya atau
mengerjakannya. Adapun sunnah, adalah sesuatu yang secara terus-menerus dilakukan oleh
Nabi yang dinukilkan dari masa ke masa dengan jalan mutawatir.

Sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah Al-Qur’an, keberadaan hadits, di
samping telah mewarnai masyarakat dalam berbagai bidang kehidupannya, juga telah
menjadi bahasan kajian yang menarik dan tiada henti-hentinya. Memahami hadits merupakan
bagian yang paling rumit, karena hadits adalah segala sesuatu yang dinisbatkan pada Nabi
Muhammad saw., baik ucapan, perbuatan maupun ketetapannya dalamstatusnya sebagai
utusan Allah, sehingga meng-imitasi Muhammad saw.merupakan perwujudan konsensus
agung. Nabi Muhammad sebagai rasul akhir zaman, aturannya pun mestinya untuk sepanjang
zaman, padahal kenyataannya Nabi Muhammad itu hidup pada waktu tertentu dan tempat
tertentu pula.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud hadist dalam studi islam ?
2. Apa yang dimaksud fungsi hadist dalam studi islam ?
3. Apa yang dimaksud kedudukan hadist dalam studi islam ?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui hadist dalam studi Islam
2. Untuk mengetahui fungsi hadist dalam studi islam
3. Untuk mengetahui kedudukan hadist dalam studi Islam
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Hadits

Hadist berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata hadasa, yahdusu, hadtsan, hadisan dengan
pengertian yang bermacam-macam. Kata tersebut dapat berarti al-jadid min al-asy ya’ sesuatu
yang baru, sebagai lawan lawan dari kata al-qodim yang artinya sesuatu yang kuno atau
klasik. Penggunaan kata al-hadist  dalam arti demikia dapat kita jumpai pada ungkapan hadist
al bina dengan arti jadid al-bina artinya bangunan baru.

Menurut istilah hadis adalah perkataan, perbuatan, dan taqrir Nabi Muhammad Saw yang
sudah tertulis. Sebelum tertulis kita sebut saja al-sunnah, tetapi setelah al-sunnah tersebut
diriwayatkan oleh para sahabat dan generasi selanjutnya secara bersambung, itulah al-
hadis[1].

Selanjutnya, kata hadis dapat pula berarti al-qarib yang berarti menunjukan pada waktu
yang dekat atau waktu yang singkat. Kata al hadis dapat pula berarti al-khabar yang berarti
ma yutabaddats bih wa yunqal, yaitu sesutau yang di perbincangkan, dibicarakan, atau
diberitakan. Dari ketiga arti kata al hadist tersebut, namapaknya yang banyak digunakan
adalah pengertian ketiga, yaitu sesuatau yang diperbincangkan[2]. Banyak istilah-istilah
untuk Al-Hadis menurut para Muhadditsin, baik yang termasuk aliran moderen maupun yang
termasuk aliran kuno (salaf), berpendapat bahwa istilah Al-Hadis, Al-Khabar, Al-Atsar dan
As-Sunnah merupakan sebuah muradif (sinonim).[3]

Dengan demikian secara garis besar hadis merupakan segala perkataan (sabda, perbuatan
dan ketetapan danpersetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun
hukum dalam agama islam. Hadis dijadikan sebagai

sumber hukum dalam agam islm selain la-quran, ijma’ dan qiyas.
FUNGSI HADIST DALAM STUDI ISLAM

1.      Hadis Terhadap Al-Quran

Hadis berfungsi untuk menguatkan dan mengaris bawahi apa yang terjadi dalam al-quran
utntuk menetapakan dan memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh al-quran sehingga
al-quran dan hadis menjadi sumber-sumber hukum agama islam.

Adapun fungsi yang kedua dari hadis adalah untuk memperjelas, memperinci, bahkan
membatasi pengertian lahirnya al-quran yaitu memberikan perincian dan penafsiran ayat-ayat yang
masih umum, memberikan persyratan ayat-ayat al-quran yang masih asli dan memberiakan
penentuan khusus dan memmberikan penetuan khusus pada ayat-ayat alquran yang masih umum,
al hadis sebagai sunnah Nabi Saw merupakan wujud konkret pelaksanaan hukum ketetapan dari
spirit Al-Quran[4]. Misalnya perintah mengerjakan sholat, membayar zakat, dan menunaikan ibadah
haji, di dalam al-quran tidak di jelaskan jumlah rakaat dan bagaimana cara-cara melaksanakannya;
tidak di perincikan tentang nisab-nisab zakat, dan juga tidak di paparkan cara-cara melaukan ibadah
haji. Tetapi semuanya itu telah di terangkan secara terperinci dan di tafsirkan sejelas-jelasnya oleh
hadis.

a.       Al-Hadis memperkokoh isi kandungan Al-Quran

Allah berfiman dalam surah Al-Baqarah ayat 185

‫ان فَ َم ْن َش ِه َد‬ ِ َ‫ت ِمنَ ْالهُدَى َو ْالفُرْ ق‬ ٍ ‫اس َوبَيِّنَا‬ِ َّ‫آن هُدًى لِلن‬ُ ْ‫ضانَ الَّ ِذي ُأ ْن ِز َل فِي ِه ْالقُر‬ َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
‫ص ْمهُ َو َم ْن َكانَ َم ِريضًا َأوْ َعلَى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِم ْن َأي ٍَّام ُأ َخ َر ي ُِري ُد هَّللا ُ بِ ُك ُم ْاليُس َْر َوال‬ ُ َ‫ِم ْن ُك ُم ال َّشه َْر فَ ْلي‬
َ‫ي ُِري ُد بِ ُك ُم ْال ُع ْس َر َولِتُ ْك ِملُوا ْال ِع َّدةَ َولِتُ َكبِّرُوا هَّللا َ َعلَى َما هَدَا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُون‬
Artinya: 

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan aal-quran, sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu pembeda (antara yaang benar dan yang
batil). Karena itu barang siapa dianatara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa
sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantiya), sebaiknya hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghedaki kesukaranmu bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan
Allah atas petunjuk-nya yang di berikan kepadamu, agar kamu bersyukur. 

Untuk memperkuat ayat di atas rasullah SAW bersabda:

 )‫مسلم‬ ‫ (رواه‬.‫صوموا لؤبته وافطروا لؤبته فإن غم عليكم فاقدروا‬


Artinya:
Apabila kalian melihat (ru’yah) bulan maka berpuasalah, juga apabila melihat (ru’yah) itu maka
berbukalah (H.R.Muslim).

b.      Al-Hadis memberi rincian terhadap ayat-ayat yang bersifat umum

Allah berfirman dalam Al-Quran surah Al-Baqarah a yat 43

َ‫َوَأقِي ُموا الصَّالةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َوارْ َكعُوا َم َع الرَّا ِك ِعين‬
Artinya:

Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.

Ayat diatas berbicara secara umum tentang shalat, sedangkan tata cara pelaksanaan shalat tidak di
jelaskan dalam ayat tersebut, maka rasullah SAW di dalam bersabda dalam hadis yang berbunyi:

)‫مسلم‬ ‫صلوا كما رايتمونى اصلى (رواه‬


Artinya: shalatlah sebagimana kamu melihat aku shalat.

Kedudukan hadist dalam studi islam

  Umat islam sepakat bahwa hadis merupakan sumber ajaran islam kedua setelah al-qur’an.
Kesepakatan mereka didasarkan pada nas, baik terdapat dalam al-qur’an maupun hadist[5]. Seluruh
umat islam telah sepakat bahawa hadist merupakan salah satu sumber ajaran islam.  Ia menempati
kedudukan yang sangat penting setelah Al-Quran. Kewajiban mengikuti hadist bagi umat islam sama
wajibnya mengikuti Al-Quran. Hal ini karena hadist merupakan mubayyin terhadap AlQuran [6].
Pentepan hadits sebagai sumber kedua ditunjukan oleh tiga hal, yaitu Al qur`an sendiri, kesepakatan
(ijma`) ulama, dan logika akal sehat (ma`qul).

Al qur`an menunjuk nabi sebagai orang yang harus menjelaskan kepada manusia apa yang
diturunkan Allah, karena itu apa yang disampaikan Nabi harus diikuti, bahkan perilaku Nabi sebagai
rasul harus diteladani kaum muslimin sejak masa sahabat sampai hari ini telah bersepakat untuk
menetapkan hukum berdasarkan sunnah Nabi, terutama yang berkaitan dengan petunjuk
operasional.

Keberlakuan hadits sebagai sumber hukum diperkuat pula dengan kenyataan bahwa Al-qur`an
hanya memberikan garis- garis besar dan petunjuk umum yang memerlukan penjelasan dan rincian
lebih lanjut untuk dapat dilaksanakan dalam kehidupan manusia. Karena itu, keabsahan hadits
sebagai sumber kedua secara logika dapat diterima.
 Al-qur`an sebagai sumber pokok dan hadits sebagai sumber kedua mengisyaratkan pelaksanaan
dari kenyataan dari keyakinan terhadap Allah dan Rasul-Nya yang tertuang dalam dua kalimat
syahadat. Karena itu menggunakan hadits sebagai sumber ajaran merupakan suatu keharusan bagi
umat islam.

 Setiap muslim tidak bisa hanya menggunakan Al-qur`an, tetapi ia Alqur`an dan hadits
merupakan rujukan yang pasti dan tetap bagi segala macam perselisihan yang timbul di kalangan
umat islam sehingga tidak melahirkan pertentangan dan permusuhan. Apabila perselisihan telah
dikembalikan kepada ayat dan hadits, maka walaupun masih terdapat perbedaan dalam
penafsirannya, umat islam seyogyanya menghargai perbedaan tersebut.

Firman allah dalam surah An-Nisa’ ayat 80 :

 ‫َم ْن ي ُِط ِع ال َّرسُو َل فَقَ ْد َأطَا َع هَّللا َ َو َم ْن ت ََولَّى فَ َما َأرْ َس ْلنَاكَ َعلَ ْي ِه ْم َحفِيظًا‬
Artinya:

Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa
yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi
mereka.

Firman allah dalam surah Al-Hasyr ayat 7:

ِ ‫َو َما آتَا ُك ُم ال َّرسُو ُل فَ ُخ ُذوهُ َو َما نَهَا ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَهُوا َواتَّقُوا هَّللا َ ِإ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد ْال ِعقَا‬
‫ب‬
Artinya:

Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.

Dari penjelasan kedua ayat di atas jelaslah bahwa umat Islam harus menjadikan Hadits dan Al-
Qur’an sebagai pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Al Qur’an adalah sebagai sumber berbagai ilmu keislaman, karena al qur’an merupakan
pokok ajaran islam, maka segala studi keislaman tidak boleh bertentangan dengan sumber pokok ini.
 Al Qur’an sebagai sumber yang direalisasikan dalam kehidupan masyarakat, kalau isi serta
kandungannya itu belum dapat dipahami dengan baik. Karena isi serta kandungan al qur’an harus
dilaksanakan dalam kehidupan sehari hari. Didalam al qur’an terdapat berbagai macam persoalan
persoalan yang tidak hanya menyangkut tentang pribadi saja, tetapi meliputi juga persoalan teologi,
persoalan kemasayarakatan, persoalan yang menyangkut dengan kebutuhan hidup manusiaseperti
ilmu dan teknologi.
Hadist adalah sumber pokok ajaran islam kedua yang disandarkan kepada sunnah-sunnah
Nabi. Yang mana dalam hal ini sebagai penjelas dari isi-isi kandungan ayat Al Qur’an  sebagai
pedoman hidup manusia, juga sebagai penambah hukum dalam keilmuan, teologi, kemasyarakatan
dan lain lain.

Anda mungkin juga menyukai