Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN ISLAM DI MASA ORDE BARU

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah


Pendidikan Islam II

Dosen Pengampu: Dr. Maddais, S.Pd,I., MA

Disusun Oleh Kelompok 2:

Susanti(21220003)

Ida Sajidah(21220009)

Umu Lutfiatul Azizah(21220001)

PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

YA’MAL TANGERANG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala


Kemampuan Rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat
Menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “tasawuf dan
Tarekat” pada mata kuliah akhlak tasawuf. Kami dapat
menyadari Bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, Oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran
dan kritik Untuk membangun makalah ini lebih baik lagi.
Demikian yang Dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah
ini dapat Memberikan manfaat bagi kita.

Tangerang, 14 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................ ii

BAB I Pendahuluan .............................................................................. 1

a. Latar Belakang .................................................................................. 1


b. Rumusan Masalah ............................................................................ 2

BAB II Pembahasan.............................................................................. 3

a. pendidikan Islam pada masa orde baru ............................................. 3


b. Keadaan pendidikan Islam pada zaman orde baru ........................... 5
c. Pendidikan Islam dan sistem pendidikan nasional .......................... 9
d. Faktor-faktor pendukung kemajuan pendidikan Islam ..................... 11

BAB III Kesimpulan ............................................................................. 12

Daftar pustaka ....................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa sejarah islam merupakan salah satu dari periodesasi


perjalanan pendidikan sejarah pendidikan islam di Indonesia. Hal
ini karena lahirnya kerajaan islam yang disertai berbagai
kebijakan dari penguasaannya. Saat itu sangat mewarnai sejarah
islam dindonesia. Terlebih-lebih agama islam juga pernah
dijadikan sebagai agama resmi Negara kerajaan pada saat
itu.Perjalanan sejarah pendidikan islam di Indonesia tidak bisa
mengesampingkan keadaan islam pada masa kerajaan islam ini.
Pendidikan islam itu menjadi tolak ukur bagaimana islam dan
umatnya telah Memainkan peranannya dalam berbagai aspek
sosial, politik, maupun budaya.Untuk melacak sejarah pendidikan
islam di Indonesia dengan periodesasinya, baik dalam pemikiran,
isi, maupun pertumbuhan organisasi dan kelembagaannya. Tidak
mugkin dilepaskan dari fase-fase yang dilaluinya.

Oleh karena itu pada kesempatan kali ini pemakalah ingin sedikit
membahasTentang pendidikan pada masa orde baru.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian pendidikan islam pada masa orde
baru?
2. Bagaimana keadaan pendidikan islam pada masa orde baru?
3. Bagaimana pendidikan islam dan sistem pendidikan
nasional ?
4. Apa saja faktor-faktor pendukung kemajuan pendidikaan
islam?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendidikan islam pada masa orde
baru.

1
2. Mengetahui keadaan pendidikan islam pada masa orde
baru.
3. Mengetahui pendidikan islam dan sistem pendidikan
nasional.
4. Mengetahui faktor-faktor pendukung kemajuan
pendidikaan islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam Pada Masa Orde Baru

Orde baru secara harfiyah adalah masa yang baru yang


menggantikan masa kekuasaan orde lama. Namun sacara politis,
orde baru diartikan suatu masa untuk mengembalikan negara
replubik Indonesia ke dalam sebuah tatanan yang sesuai dengan
hakuan negara sebagaimana yang terdapat dalam UUD 1945 serta
falsafah negara Pancasila secara murni dan konsekuen. Upaya ini
ditempuh berdasarkan hasil analisis yang mendalam dan seksama,
bahwa berbagai kebijakan pemerintah orde lama sudah
melenceng dari UUD 1945 dan Pacasila tersebut, pemerintahan
orde lama misalnya sudah mengganti UUD 1945 dengan ISDEK,
dan mengganti Pancasila dengan Nasakom (Nasionalisme,
Agama, dan Komunis) yang secara logika sulit dipertemukan
antara ketiganya. Pancasila misalnyaa mengakui adanya Tuhan,
sedangkan komunis tidak bertuhan.

Orde baru melihat bahwa jika pemerintahan orde lama


diteruskan, maka tujuan dan cita-cita proklamasi kemerdekaan,
yakni menciptakan maasyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, tidak akan tercapai.
Perpindahan kekuasaan dari orde lama ke orde baru ini
menemukan momentumnya ketika Soekarno presiden pertama
replublik Indoneesia dituduh terlibat dalam gerakan 30
September partai komunis Indonesia (G30-S-PKI) yang menelan
korban tujuh orang jenderal dan satu orang putri jenderal Abdul
Hariss Nasution, bernama Ade Irma Suryani. Dengan keterlibatan
dalam peristiwa tersebut. Soekarno dianggap sudah menghianati
Pancasila yang dibuatnya sendiri, dan karenanya ia harus
melepaskan jabatannya sebagai presiden RI. Untuk itu. Soekarno

3
meminta untuk menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto melalui
surat perintah 11 Maret (Supersemar) yang antara lain
memberikan kepercayaan dan mandat kepada Soeharto agar
mengambil langkah- langkah pemulihan keamanan dan
ketertiban, dan dengan demikian Soekarno tidak lagi melakukan
tugas-tugas sebagai kepaak negara, la didemisionerkan dan
diberdayakan serta menjadikannya sebagai tahanan rumah hingga
akhir hayatnya.Kejatuhan Soekarno juga sejalan dengan adanya
tiga tuntutan rakyat (TRITURA), yaitu bubarkan PKI, turunkan
harga barang dan bersihkan para pejabat dari antek-antek PKI.

Tuntutan ini demikian kuat seiring dengan terjadinya


kesulitan ekonomi, tekanan PKI, dan berbagai masalah lainnya
sebagai akibat dari kebijakan Pemerintah. Berbagai elemen
masyarakat, khususnya mahasiswa,ABRI, dan ormas Islam
seperti Himpunan Mahasiswa Islam, Pegerakan Mahasiswa Islam
Indonesia, Ikatan Muhammadiyah, dan lainnya menggalang aksi
bubarkan PKI dan antek- anteknya.

Selanjutnya melalui Sidang Majelis Permusyawaratan


Sementara (MPRS) Socharto ditetapkan sebagai presiden RI
dengan tugas memulihkan keamanan dan kesetabilan Negara
dalam berbagai bidang serta menyelenggarakan pemilihan umum
(Pemilu). Untuk kepentingan ini Soeharto dkk membentuk
organisasi politik golongan karya yaang terdiri dari unsur pejabat
yang progesif, ABRI, dan beberapa tokoh elit politik yang
mengedepankan kerja nyata dari pada berwacana. Pada pemilu
tahun 1970an Golkar keluar sebagai pemenang yang selanjutnya
memudahkan bagi Soeharto untuk dipilih oleh MPR yang
mayoritas Golkar untuk menjadikan Presiden selama lima
periode, atau sekitar 32 tahun, yakni sejak tahun 1967-1998.Sejak
ditumpaskannya peristiwa G.30 S/PKI pada tanggal 1 oktober
1965. Bangsa indonesia telah memasuki fase baru yang diberi
nama orde baru. Orde Baru adalah:

4
1. Sikap mental yang positif untuk menghentikan dan
mengoreksi segala

Penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945. 2.


Memperjuangkan adanya suatu masyarakat yang adil dan
makmur, baik material Maupun spiritual melalui pembangunan.

2. Sikap mental mengabdi kepada kepentingan rakyat dan


melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.

Dengan demikian, Orde Baru bukanlah merupakan


golongan tertentu, sebab Orde Baru bukan berupa
pengelompokkan fisik. Perubahan Orde Lama (sebelum 30
september 1965) menjadi Orde Baru berlangsung melalui
kerjasama erat antara pihak ABRI atau tentara dan gerakan-
gerkan pemuda, yang disebut angkatan 1966. Para pemuda itu
bergabung dalam KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia)
dan KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda dan Pelajar Indonesia).
Dalam KAMI yang memegang peranan penting adalah Himpunan
Mahasisiwa Islam (HMI) yang sangat kuat serta mempunyai
hubungan yang tidak resmi dengan masyumi dan organisasi islam
lainnya. Sejak tahun 1966, para mahasiswa ini mulai melakukan
demonstrasi di jalan-jalan, sebagian secara spontan, sebagian lagi
atas perencanaan pihak lain. Mula- muk mereka memproses
segala macam penyalahgunaan kekuasaan, harga yang mengikat,
korupsi yang merajalela dan sebagainya.

Dalam bulan-bulan berikutnya,kampanye tersebut


berkembang menjadi protes terhadap sockamo, dengan cara
penghinaan yang sebelumnya tidak terbayang akan dialamatkan
kepadanya.

B. Keadaan Pendidikan Islam Pada Zaman Orde Baru


Sebagaimana mana dikemukakan diatas, pada tahun 1966
MPRS telah bersidang Pada waktu itu sedang dilakukan upaya

5
untuk membersihkan sisa-sisa mental G. 30 S/PKI. Dalam
keputusannya, bidang pendidikan agama telah mengalami
kemajuan. Dengan demikian, sejak tahun 1966 pendidikan agama
menjadi hak wajib mulai dari sekolah dasar (SD) sampai
Perguruan Tinggi Umum Negeri diseluruh Indonesia.Sejak tahun
1966 telah terjadi perubahan besar pada bangsa Indonesia, baik
menyangkut kehidupan sosial agama maupun politik. Periode itu
disebut zaman Orde Baru dan zaman munculnya angkatan baru
yang disebut angkatan '66. Pemerintahan Orde Baru bertekad
sepenuhnya untuk kembali kapada UUD 1945 dan
melaksanakannya secara murni dan konsekuen.
Pemerintah dan rakyat membangun manusia seutuhnya
dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Berdasarkan tekad dan
semangat tersebut, kehidupan beragama dan pendidikan agama
khususnya, makin memperoleh tempat yang kuat dalam struktur
organisasi pemerintahan dan dalam masyarakat pada umumnya.
Dalam sidang-sidang MPR yang menyusun GBHN sejak tahun
1973 hingga sekarang, selalu ditegaskan bahwa pendidikan
agama menjadi mata pelajaran wajib disekolah-sekolah negeri
dalam semua jenjang pendidikan, bahkan pendidikan agama
sudah dikembangkan sejak Taman Kanak-kanak (Bbab V pasal 9
ayat PP nomor 27 tahun 1990 dalam UU nomor 2 tahun
1989).Pembangunan nasional memang dilaksanakan dalam
rangka pembangunan manusia Indonesia dan masyarakat
Indonesia seutuhnya.
Hal ini berarti adanya kekerasan keseimbangan dan
keselarasan antara pembangunan bidang jasmani dan rohani,
antara bidang material dan spiritual, antara bekal keduniaan dan
ingin berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan
sesama manusia dan dengan lingkungan hidupnya secara
seimbang Pembangunan seperti itu menjadi pangkal tolak
pembangunan bidang agama.Sasaran pembangunan jangka
panjang dalam bidang agama adalah terbinanya keimanan bangsa
Indonesia Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam kehidupan yang
selaras, seimbang dan serasi antara lahiriah dan rohaniah,
mempunyai jiwa yang dinamis dan semangat gotong royong

6
sehingga bangsa Indonesia sanggup meneruskan perjuangan
untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional

Ringkasnya bahwa ditinjau dari segi falsafah Negara


Pancasila, dari konstitusi UUD 1945, dan dari keputusan-
keputusan MPR tentang GBHN, maka kehidupan beragama
dalam pendidikan agama di Indonesia sejak Proklamasi
Kemerdekaan pada tahun 1945 sampai berakhirnya pelaksanaan
Pembangunaan Jangka Panjang Tahap 1 dan memasuki PJP 11
semakin mantap.

Begitu juga teknik pelaksaan pendidikan agama


disekolah-sekolah umum mengalami perubahan-perubahan
tertentu, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perubahan sistem proses belajar mengajar,
misalnya tentang materi pendidikaan agama diadakan
pengintegrasian dan pengelompokan, yang tampaknya lebih
terpadu dan diadakan pengurangan alokasi waktu.

Pada dasarnya seluruh kebijakan yang lain pada zaman


orde baru, termasuk dalam bidang pendidikan, diarahkan pada
upaya menopang pembangunan dalam bidang ekonomi yang
ditopang oleh stabilitas ekonomi dengan pendekatan yang
sentralistik, monoloyalitas dan monopoli Kebijakan dalam bidang
politik selanjutnya bisa dilihat sebagai berikut:

1. Masuknya pendidikan Islam kedalam sistem pendidikan


nasional. Hal ini dimulai dengan lahirnya surat keputusan
bersama tiga menteri (SKB 3 Mentri), yaitu menteri
pendidikan nasional, menteri agama, dan menteri dalam
negeri. Didakım SKB.
2. Menteri tersebut antara lain menyatakan bahwa lulusan
madarasah dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan umum
dan sebaliknya, berhak mendapatkan bantuan sarana dan
prasarana, biaya dan diakui ijazahnya. Selain itu, lahir pula
UU no 2 tahun 1989 yang memasukkan pendidikan Islam

7
mulai dari taman kanak- kanak hingga perguruan negeri
sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional yang berhak
mendapatkan perlakuan yang sama dalam bidang regulasi,
bantuan keuangan dan SDM.
3. Pembaruan madarasah dan pesantren, baik pada aspek fisik
maupun non fisik. Pada aspek fisik pembaruan dilakukan
pada peningkatan dan perlengkapan infra struktur, sarana
prasarana dan fasilitas seperti buku, perpustakaan dan
peralatan laboratorium. Adapun pada aspek non fisik
meliputi pembaruan bidang kelembagaan, menejemen
pengelolaan, kurikulum, mutu SDM, proses belajar
mengajar, jaringan information teknologi (IT) dan lain
sebagainya. Pembaruan madarasah dan pesantren ini
ditujukan agar selain mutu madarasah dan pesantren
tidaklah dengan mutu sekolah umum, juga agar para
lulusannya dapat memasuki dunia kerja yang lebih luas.
Dengan demikian umat islam tidak hanya menjadi obyek
atau penonton pembangunan, melainkan dapat berperan
sebagai pelaku atau agen pembaharuan dan pembangunan
dalam segala bidang, dengan cara demikian umat islam
dapat meningkatkan kesejahteraannnya dalam bidang
ekonomi dan lain sebagainya. Usaha pembaharuan
pendidikan madrasah dan pesantren ini tampak cukup
berhasil, karena tamatan madrasah dan pesantren tersebut
tidak hanya dapat melanjutkan studi keperguruan tinggi
islam, melainkan juga dapat memasuki perguruan tinggi
agama dan umum yang bergengsi baik didalam maupun luar
negeri.
4. Pemberdayaan pendidikan islam nonformal Pada zaman
orde baru pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam
nonformal yang dilaksanakan atas inisiatif masyarakat
mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Pendidikan
islam nonformal tersebut antara lain dalam bentuk majelis
ta'lim baik untuk kalangan masyarakat islam kelompok,
masyarakat biasa maupun bagi masyarakat menengah
keatas. Berbagai majelis ta'lim baik yang diselenggarakan

8
lembaga-lembaga kajian, maupun majelis ta'lim mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Pada zaman orde baru ini
misalnya telah muncul ribuan majelis ta'lim kaum ibu yang
selanjutnya tergabung dalam BKMT (Badan Kontak Majelis
Ta'lim) mulai dari tingkat pusat sampai dengan kabupaten,
kota dan kecamatan Melalui lembaga pendidikan islam
nonformal ini, menyebabkan islam semakin melesat
kedalam kehidupan masyarakat, dan mendorong lahirnya
masyarakat kota semakin religius.
5. Peningkatan atmosfer dan suasana praktek sosial
keagamaan. Dalam kaitan ini, pemerintah orde baru telah
mendukung lahirnya berbagai pranata ekonomi, sosial,
budaya, dan kesenian islam Lahimnya Ikatan Cendekiawan
Muslim Seindonesia (ICMI). Bank Muamalat Indonesia
(BMI), Harian Umum Republika, UU Peradilan Agama,
festival iqlal, bayt al-qur'an, dan lainnya adalah lahir pada
zaman orde baru

C. Pendidikan Islam dan sistem pendidikan Nasional


Adanya peluang dan kesempatan untuk berkembangnya
pendidikan islam secara terintegrasi dalam sistem pendidikan
nasional tersebut, dapat kita lihat dari beberapa pasal, yaitu:

1. Pasal 1 ayat 2 yaitu, pendidikan nasional adalah


pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD
1945. Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan islam, baik
sebagai sistem maupun institusinya, merupakan warisan
budaya bangsa, yang berurat akar pada masyarakat bangsa
Indonesia. Dengan demikiaan, jelaslah bahwa pendidikan
islam merupakan bagian integrasi dari sistem pendidikan
nasional.
2. Pasal 4 tentang tujuan pendidikan nasional yaitu,
pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

9
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Nilai-nilai dan aspek-aspek tujuan pendidikan
nasional tersebut sepenuhnya adalah nilai-nilai dasar ajaran
islam dan tidak ada yang bertentangan dengan tujuan
pendidikan islam. Oleh karena itu, perkembangan
pendidikan islam mempunyai peran yag menentukan
dalam keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan nasional
tersebut.
3. Pada pasal 10 dinyatakan bahwa pendidikan keluarga
merupakan bagian dari jalur pendidikan har sekolah yang
diselenggarakan dalam keluarga dan memberikan
keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan
keterampilan. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan
lembaga pendidikan yang pertama dan utama, menurut
ajaran islam Dengan masuknya lembaga pendidikan
keluarga menjadi bagian dasar sistem pendidikan nasional,
maka pendidikan keluarga muslim pun menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari Sistem Pendidikan Nasional.
4. Pasal 11 ayat 1 disebutkan jenis pendidikan yang termasuk
jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum,
pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan
kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik
dan peendidikan profesional" Yang dimaksudkan dengan
pendidikan agama sebagaimana dijelaskan pada ayat
tersebut adalah,"pendidikan yang mempersiapkan peserta
didik untuk menjalankan peranan yang menuntut
penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama
yang bersangkutan." Setiap orang islam berkepentingan
dengan pengetahuan tentang ajaran-ajaran islam, Terutama
yang berhubungan dengan nilai-nilai keagamaan, moral
dan sosial budayanya. Oleh karena itu, pendidikan islam
dengan lembaga-lembaganya tidak bisa dipisahkan dari
Sistem Pendidikan Nasional.

10
5. Pada pasal 39 ayat 2 dinyatakan, isi kurikulum setiap jenis
dan jalur serta jenjang pendidikan wajib memuat
pendidikan Pancasila, pendidikan agama, dan pendidikan
kewarganegaraan. Dalam hal ini, dijelaskan bahwa
pendidikan agama. Termasuk pendidikan agama islam
merupakan bagian dari dasar dan inti kurikulum
pendidikan nasional. Dengan demikian, pendidikan agama
islam pun terpadu dalam sistem pendidikan nasional
6. Kemudian pada pasal 47, terutama ayat 2 dinyatakan bahwa
ciri khas satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat tetap diperhatikan. Dengan pasal ini, satuan-
satuan pendidikan islam, baik yang berada pada jalur
sekolah maupun pada jalur huar sekolah tetap tumbuh dan
berkembang secara terarah dan terpadu dalam sistem
pendidikan nasional Sehubungan dengan satuan
pendidikan yang terciri khas ini, pada PP nomor 28 tahun
1990, Tentang Pendidikan Dasar, pasal 4 ayat 3
menegaskan bahwa SD dan SLTP yang berciri khas agama
islam, diselenggarakan oleh Departemen Agama, masing-
masing disebut Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs). Dengan demikian, madrasah diakui
sama dengan sekolah umum dan merupakan satuan
pendidikan yang terintegrasi dalam Sistem Pendidikan
Nasional.
D. Faktor-faktor Pendukung Kemajuan Pendidikan Islam

Terjadinya berbagai pertumbuhan dan perkembangan


pendidikan islam dizaman orde baru sebagai mana tersebut
diatas, disebabkan karena berbagai faktor sebagai berikut:

A. Semakin membaiknya hubungan dan kerjasama antara umat


islam dan pemerintah. Pemerintah orde baru dibawah
pimpinan presiden soeharto berkuasa lebih kurang 32 tahun
yang dapat dibagi kedalam dua bagian. Selama 16 tahun
pertama hubungan antara umat islam dan perintah orde baru
dalam keadaan tidak harmonis, tegang saling curiga, bahkan

11
terkadang diwarnai konflik dan peristiwa berdarah, sebagai
mana yang terlihat pada kasus tanjung priuk, pembajakan
pesawat yang diduga dilakukan oleh kelompok islam garis
keras yang bersebrangan dengan pemerintah. Ketegangan
tersebut antara lain disebabkan oleh akar-akar islam
idiologis politik ynag ingin mejnjadikan islam sebagai dasar
negara, sebagaimana yang diperlihatkan oleh sebagian tokoh
Masyumi dan gerakan yang ingin mendirikan negara islam
B. Semakin membaiknya ekonomi nasional. Pada zaman
pemerintahan orde baru, usaha pembangunan ekonomi
menjadi primadona dan pilihan utama. Dalam kaitan ini,
sumberdaya alam Indonesia berupa minyak, hasil tambang,
dan lainnya diberdayakan dengan maksimal. Melalui hasil
penjualan minyak Indonesia dapat menghimpun dana yang
amat besar bagi pembangunan nasional. Selain itu, kegiatan
dibidang industri, perdagangan jasa, dan lainnya yang
dilakukan para investor asing juga meningkat tajam,
sehingga pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 7%.
melalui dana yang besar inilah, pemerintah orde baru dapat
membantu program pembaruan pendidikan islam.
C. Semakin stabil dan amannya pemerintahan. Pada zaman orde
baru, Indonesia dikenal sebagai negara yang aman dan stabil
dikawasan asia tenggara. Melalui program penataran P-4
(Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila),
masyarakat Indonesia tampak semakin rukun dan damai.
Keadaan ini selanjutnya telah mengundang para investor
asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dan
berbagai kegiatan pembangunan dalam bidang pendidikan
islam dapat berjalan dengan keadaan yang lebih baik dari
keadaan sebalumnya.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bangsa indonesia telah memasuki fase baru yang diberi


nama dengan orde baru. Dengan demikian Orde Baru bukanlah
merupakan golongan tertentu sebab orde baru bukan berupa
pengelompokan fisik.Sebagaimana dikemukakan diatas MPRS
pada tahun 1966 telah bersilang Pada waktu itu sedang dilakukan
upaya untuk membersihkan sisa-sisa mental G 30 S/ PKI. Dalam
keputusannya bidang pendidikan agama telah mengalami
kemajuan Dengan demikian sejak tahun 1966 pendidikan agama
menjadi hak wajib mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan
Umum Negeri di seluruh Indonesia.

Sejak tahun 1966 telah terjadi perubahan besar pada


bangsa Indonesia, baik menyangkut kehidupan sosial, agama
maupun politik. Periode ini disebut zaman Orde Baru dan zaman
munculnya angkatan baru yang disebut angkatan 66. Pemerintah
Orde Baru bertekad sepenuhnya untuk kembali kepada UUD
1945 dan melaksanakannya secara murni dan konsekuen.
Pemerintah dan rakyat membangun manusia seutuhnya dan
masyarakat Indonesia seluruhnya. Berdasarkan tekad dan
semangat tersebut, kehidupan beragama dan pendidikan agama
khususnya, makin memperoleh tempat yang kuat dalam struktur
organisasi pemerintahan dan dalam masyarakat pada umumnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah. 2001.Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia Lintas


Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan. (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada).

Nata, Abuddin. 2011.sejarah pendidikan islam. (Jakarta:


kencana).

14

Anda mungkin juga menyukai