Susanti(21220003)
Ida Sajidah(21220009)
YA’MAL TANGERANG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB II Pembahasan.............................................................................. 3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini pemakalah ingin sedikit
membahasTentang pendidikan pada masa orde baru.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian pendidikan islam pada masa orde
baru?
2. Bagaimana keadaan pendidikan islam pada masa orde baru?
3. Bagaimana pendidikan islam dan sistem pendidikan
nasional ?
4. Apa saja faktor-faktor pendukung kemajuan pendidikaan
islam?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendidikan islam pada masa orde
baru.
1
2. Mengetahui keadaan pendidikan islam pada masa orde
baru.
3. Mengetahui pendidikan islam dan sistem pendidikan
nasional.
4. Mengetahui faktor-faktor pendukung kemajuan
pendidikaan islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
meminta untuk menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto melalui
surat perintah 11 Maret (Supersemar) yang antara lain
memberikan kepercayaan dan mandat kepada Soeharto agar
mengambil langkah- langkah pemulihan keamanan dan
ketertiban, dan dengan demikian Soekarno tidak lagi melakukan
tugas-tugas sebagai kepaak negara, la didemisionerkan dan
diberdayakan serta menjadikannya sebagai tahanan rumah hingga
akhir hayatnya.Kejatuhan Soekarno juga sejalan dengan adanya
tiga tuntutan rakyat (TRITURA), yaitu bubarkan PKI, turunkan
harga barang dan bersihkan para pejabat dari antek-antek PKI.
4
1. Sikap mental yang positif untuk menghentikan dan
mengoreksi segala
5
untuk membersihkan sisa-sisa mental G. 30 S/PKI. Dalam
keputusannya, bidang pendidikan agama telah mengalami
kemajuan. Dengan demikian, sejak tahun 1966 pendidikan agama
menjadi hak wajib mulai dari sekolah dasar (SD) sampai
Perguruan Tinggi Umum Negeri diseluruh Indonesia.Sejak tahun
1966 telah terjadi perubahan besar pada bangsa Indonesia, baik
menyangkut kehidupan sosial agama maupun politik. Periode itu
disebut zaman Orde Baru dan zaman munculnya angkatan baru
yang disebut angkatan '66. Pemerintahan Orde Baru bertekad
sepenuhnya untuk kembali kapada UUD 1945 dan
melaksanakannya secara murni dan konsekuen.
Pemerintah dan rakyat membangun manusia seutuhnya
dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Berdasarkan tekad dan
semangat tersebut, kehidupan beragama dan pendidikan agama
khususnya, makin memperoleh tempat yang kuat dalam struktur
organisasi pemerintahan dan dalam masyarakat pada umumnya.
Dalam sidang-sidang MPR yang menyusun GBHN sejak tahun
1973 hingga sekarang, selalu ditegaskan bahwa pendidikan
agama menjadi mata pelajaran wajib disekolah-sekolah negeri
dalam semua jenjang pendidikan, bahkan pendidikan agama
sudah dikembangkan sejak Taman Kanak-kanak (Bbab V pasal 9
ayat PP nomor 27 tahun 1990 dalam UU nomor 2 tahun
1989).Pembangunan nasional memang dilaksanakan dalam
rangka pembangunan manusia Indonesia dan masyarakat
Indonesia seutuhnya.
Hal ini berarti adanya kekerasan keseimbangan dan
keselarasan antara pembangunan bidang jasmani dan rohani,
antara bidang material dan spiritual, antara bekal keduniaan dan
ingin berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan
sesama manusia dan dengan lingkungan hidupnya secara
seimbang Pembangunan seperti itu menjadi pangkal tolak
pembangunan bidang agama.Sasaran pembangunan jangka
panjang dalam bidang agama adalah terbinanya keimanan bangsa
Indonesia Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam kehidupan yang
selaras, seimbang dan serasi antara lahiriah dan rohaniah,
mempunyai jiwa yang dinamis dan semangat gotong royong
6
sehingga bangsa Indonesia sanggup meneruskan perjuangan
untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional
7
mulai dari taman kanak- kanak hingga perguruan negeri
sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional yang berhak
mendapatkan perlakuan yang sama dalam bidang regulasi,
bantuan keuangan dan SDM.
3. Pembaruan madarasah dan pesantren, baik pada aspek fisik
maupun non fisik. Pada aspek fisik pembaruan dilakukan
pada peningkatan dan perlengkapan infra struktur, sarana
prasarana dan fasilitas seperti buku, perpustakaan dan
peralatan laboratorium. Adapun pada aspek non fisik
meliputi pembaruan bidang kelembagaan, menejemen
pengelolaan, kurikulum, mutu SDM, proses belajar
mengajar, jaringan information teknologi (IT) dan lain
sebagainya. Pembaruan madarasah dan pesantren ini
ditujukan agar selain mutu madarasah dan pesantren
tidaklah dengan mutu sekolah umum, juga agar para
lulusannya dapat memasuki dunia kerja yang lebih luas.
Dengan demikian umat islam tidak hanya menjadi obyek
atau penonton pembangunan, melainkan dapat berperan
sebagai pelaku atau agen pembaharuan dan pembangunan
dalam segala bidang, dengan cara demikian umat islam
dapat meningkatkan kesejahteraannnya dalam bidang
ekonomi dan lain sebagainya. Usaha pembaharuan
pendidikan madrasah dan pesantren ini tampak cukup
berhasil, karena tamatan madrasah dan pesantren tersebut
tidak hanya dapat melanjutkan studi keperguruan tinggi
islam, melainkan juga dapat memasuki perguruan tinggi
agama dan umum yang bergengsi baik didalam maupun luar
negeri.
4. Pemberdayaan pendidikan islam nonformal Pada zaman
orde baru pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam
nonformal yang dilaksanakan atas inisiatif masyarakat
mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Pendidikan
islam nonformal tersebut antara lain dalam bentuk majelis
ta'lim baik untuk kalangan masyarakat islam kelompok,
masyarakat biasa maupun bagi masyarakat menengah
keatas. Berbagai majelis ta'lim baik yang diselenggarakan
8
lembaga-lembaga kajian, maupun majelis ta'lim mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Pada zaman orde baru ini
misalnya telah muncul ribuan majelis ta'lim kaum ibu yang
selanjutnya tergabung dalam BKMT (Badan Kontak Majelis
Ta'lim) mulai dari tingkat pusat sampai dengan kabupaten,
kota dan kecamatan Melalui lembaga pendidikan islam
nonformal ini, menyebabkan islam semakin melesat
kedalam kehidupan masyarakat, dan mendorong lahirnya
masyarakat kota semakin religius.
5. Peningkatan atmosfer dan suasana praktek sosial
keagamaan. Dalam kaitan ini, pemerintah orde baru telah
mendukung lahirnya berbagai pranata ekonomi, sosial,
budaya, dan kesenian islam Lahimnya Ikatan Cendekiawan
Muslim Seindonesia (ICMI). Bank Muamalat Indonesia
(BMI), Harian Umum Republika, UU Peradilan Agama,
festival iqlal, bayt al-qur'an, dan lainnya adalah lahir pada
zaman orde baru
9
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Nilai-nilai dan aspek-aspek tujuan pendidikan
nasional tersebut sepenuhnya adalah nilai-nilai dasar ajaran
islam dan tidak ada yang bertentangan dengan tujuan
pendidikan islam. Oleh karena itu, perkembangan
pendidikan islam mempunyai peran yag menentukan
dalam keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan nasional
tersebut.
3. Pada pasal 10 dinyatakan bahwa pendidikan keluarga
merupakan bagian dari jalur pendidikan har sekolah yang
diselenggarakan dalam keluarga dan memberikan
keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan
keterampilan. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan
lembaga pendidikan yang pertama dan utama, menurut
ajaran islam Dengan masuknya lembaga pendidikan
keluarga menjadi bagian dasar sistem pendidikan nasional,
maka pendidikan keluarga muslim pun menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari Sistem Pendidikan Nasional.
4. Pasal 11 ayat 1 disebutkan jenis pendidikan yang termasuk
jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum,
pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan
kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik
dan peendidikan profesional" Yang dimaksudkan dengan
pendidikan agama sebagaimana dijelaskan pada ayat
tersebut adalah,"pendidikan yang mempersiapkan peserta
didik untuk menjalankan peranan yang menuntut
penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama
yang bersangkutan." Setiap orang islam berkepentingan
dengan pengetahuan tentang ajaran-ajaran islam, Terutama
yang berhubungan dengan nilai-nilai keagamaan, moral
dan sosial budayanya. Oleh karena itu, pendidikan islam
dengan lembaga-lembaganya tidak bisa dipisahkan dari
Sistem Pendidikan Nasional.
10
5. Pada pasal 39 ayat 2 dinyatakan, isi kurikulum setiap jenis
dan jalur serta jenjang pendidikan wajib memuat
pendidikan Pancasila, pendidikan agama, dan pendidikan
kewarganegaraan. Dalam hal ini, dijelaskan bahwa
pendidikan agama. Termasuk pendidikan agama islam
merupakan bagian dari dasar dan inti kurikulum
pendidikan nasional. Dengan demikian, pendidikan agama
islam pun terpadu dalam sistem pendidikan nasional
6. Kemudian pada pasal 47, terutama ayat 2 dinyatakan bahwa
ciri khas satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat tetap diperhatikan. Dengan pasal ini, satuan-
satuan pendidikan islam, baik yang berada pada jalur
sekolah maupun pada jalur huar sekolah tetap tumbuh dan
berkembang secara terarah dan terpadu dalam sistem
pendidikan nasional Sehubungan dengan satuan
pendidikan yang terciri khas ini, pada PP nomor 28 tahun
1990, Tentang Pendidikan Dasar, pasal 4 ayat 3
menegaskan bahwa SD dan SLTP yang berciri khas agama
islam, diselenggarakan oleh Departemen Agama, masing-
masing disebut Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs). Dengan demikian, madrasah diakui
sama dengan sekolah umum dan merupakan satuan
pendidikan yang terintegrasi dalam Sistem Pendidikan
Nasional.
D. Faktor-faktor Pendukung Kemajuan Pendidikan Islam
11
terkadang diwarnai konflik dan peristiwa berdarah, sebagai
mana yang terlihat pada kasus tanjung priuk, pembajakan
pesawat yang diduga dilakukan oleh kelompok islam garis
keras yang bersebrangan dengan pemerintah. Ketegangan
tersebut antara lain disebabkan oleh akar-akar islam
idiologis politik ynag ingin mejnjadikan islam sebagai dasar
negara, sebagaimana yang diperlihatkan oleh sebagian tokoh
Masyumi dan gerakan yang ingin mendirikan negara islam
B. Semakin membaiknya ekonomi nasional. Pada zaman
pemerintahan orde baru, usaha pembangunan ekonomi
menjadi primadona dan pilihan utama. Dalam kaitan ini,
sumberdaya alam Indonesia berupa minyak, hasil tambang,
dan lainnya diberdayakan dengan maksimal. Melalui hasil
penjualan minyak Indonesia dapat menghimpun dana yang
amat besar bagi pembangunan nasional. Selain itu, kegiatan
dibidang industri, perdagangan jasa, dan lainnya yang
dilakukan para investor asing juga meningkat tajam,
sehingga pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 7%.
melalui dana yang besar inilah, pemerintah orde baru dapat
membantu program pembaruan pendidikan islam.
C. Semakin stabil dan amannya pemerintahan. Pada zaman orde
baru, Indonesia dikenal sebagai negara yang aman dan stabil
dikawasan asia tenggara. Melalui program penataran P-4
(Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila),
masyarakat Indonesia tampak semakin rukun dan damai.
Keadaan ini selanjutnya telah mengundang para investor
asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dan
berbagai kegiatan pembangunan dalam bidang pendidikan
islam dapat berjalan dengan keadaan yang lebih baik dari
keadaan sebalumnya.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14