Anda di halaman 1dari 26

SISTEM, PROBLEMATIKA DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN

DI MESIR
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perbandingan
Pendidikan
Dose Pengampu : Nizar Abdullah Suja’i, S.Pd.I., M.Pd.
Oleh :
Tri Widodo NIM. 11.2018.1.164
Yunus Sanjaya NIM. 11.2018.1.113
Moch. Hafiz Haidar NIM. 11.2019.3.174

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AZHARY

Jln. K.H. Abdullah Bin Nuh Panembong Cianjur tlp/fax (0263 260 200)

email: stai_alazhary@gmail.com

2021/1443 H
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah, atas rahmat-Nya. Sholawat dan salam
semoga dilimpahkan atas Rosulullah serta sahabat atas seruannya serta pedoman
dan petunjuk yang diberikan.
Alhamdulillah hirobbil ‘alamin, kami dapat menyelesaikan tugas kami tepat pada
waktunya. Sebagai pemenuhan tugas yang diberikan oleh pembimbing kami
Bapak Nizar Abdullah Suja’I, S.Pd,I.,M.Pd. Semoga Allah SWT memberikan
kemanfaatan dan dilimpahkan pertolongan serta kebenaran kepada kita semua.
Amin..
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT. Yang telah memberi pertolongan dan kemudahan untuk dapat
menyelesaikan tugas ini.
2. Bapak Nizar Abdullah Suja’I, S.Pd,I.,M.Pd. selaku dosen pembimbing
3. Dan teman-teman yang telah membantu demi selesainya tugas ini
Kritik yang membangun serta saran pembaca kami nantikan sebagai bahan
perbaikan bagi kami selanjutnya. Sesungguhnya tidak ada yang sempurna
melaikan Allah SWT. Mudah-mudahan Allah SWT menjadikan sebagai amal
yang shaleh, dan bermanfaat.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Cianjur, 6 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................


DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................................
C. Tujuan .......................................................................................................
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN .......................................................................
A. Pengertian Sistem Pendidikan ..................................................................
B. Kebijakan Pendidikan ...............................................................................
C. Problematika Pendidikan ..........................................................................
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................
A. Sistem Pendidikan Di Negara Mesir ........................................................
B. Kebijakan Bidang Pendidikan Di Negara Mesir ......................................
C. Problematika Pendidikan Yang Dihadapi ................................................
BAB IV PENUTUP ..............................................................................................
Kesimpulan ...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental
secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia 1. Usaha
tersebut untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif
dalam kehidupannya untuk hidupnya sekarang maupun yan akan datang.
Untuk itu setiap negara pasti memiliki sebuah sistem pendidikan nasional, di
mana sistem tersebut mempunyai acuan bagi setiap pendidikan yang ada
dalam suatu negara.
Dalam memahami sistem pendidikan di suatu negara, kita perlu
mengaitkannya dengan latar belakang di mana sistem pendidikan itu diseleng-
garakan. Latar belakang penyelenggaraan sistem pendidikan berupa keadaan
historis, politis, ekonomis, dan sosio- logis dari suatu negara penyelenggara
sistem pendidikan amat berpengaruh kepada potret penyelenggaraan sistem
pendidikan di suatu negara yang bersangkutan. Hal itu seperti disebutkan Isaac
Leon Kandel (dalam Rohman, 2010) bahwa guna memahami pendidikan di
suatu negara, baiknya juga mem- pelajari latar belakang sosial, ekonomi, dan
kebudayaannya.2
Latar belakang sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan tersebut
sesungguhnya memiliki pengaruh kuat terhadap penyelenggaraan sistem pen-
didikan. Faktor-faktor di luar sistem pendidikan yang mempunyai pengaruh
terhadap penyelenggaraan pendidikan tersebut oleh Isaac Leon Kandel disebut
sebagai intangible factors. Faktor-faktor intangible itu penting untuk
dipelajari, selain mempelajari sistem pendidikan yang ada dalam suatu negara-
bangsa.
Hal ini dilakukan dalam rangka untuk lebih dapat dimengerti dan dipahami
tentang potret penyelenggaraan sistem pendidikan dalam suatu negara-bangsa
tersebut.
Misalnya, sistem pendidikan di Mesir. Republik Arab Mesir adalah sebuah
negara yang sebagian wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut. Mesir
terkenal dengan peradaban dan beberapa monumen kuno termegah di dunia
serta diakui secara luas sebagai pusat budaya dan politikal utama di wilayah
Arab dan Timur Tengah. Moder- nisasi pendidikan di Mesir berawal dari

1
https://www.silabus.web.id/pengertian-pendidikan-dan-makna-pendidikan/
2
Yunitasari, Dukha. 2017. “Memetik Pelajaran Dari Sistem Pendidikan Mesir Untuk Peningkatan
Pendidikan Indonesia.”Jurnal PPKn & Hukum hal.102

1
pengenalan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh Napoleon
Bonaparte pada saat penaklukan Mesir. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dicapai Napoleon Bonaparte yang berkebangsaan Perancis ini
memberikan inspirasi yang kuat bagi para pembaharu Mesir untuk melakukan
modernisasi pendidikan di Mesir yang dianggapnya diam di tempat.
Sementara itu ekonomi Mesir sangat tergantung pada pertanian, peternakan,
pertambangan, perindustri- an, perdagangan, dan pariwisata.
Mesir sangat terkenal sebagai salah satu pusat kebudayaan dunia pada zaman
kuno. Peninggalan-peninggalan kebudayaan Mesir seperti piramida, sphinx,
obelisk, dan hiroglif. Piramida terdapat di Giza dan Sakara. Sphinx terdapat di
Sakara. Sphinx dibangun 5000 tahun yang silam. Piramida merupakan
kuburan para raja. Sphinx adalah patung berkepala manusia dan berbadan
singa, yang dimaksudkan untuk melindungi makam para raja. Obelisk adalah
tugu segi empat yang terbuat dari batu. Hiroglif adalah tulisan dan lukisan
pada peninggalan kuno. Kehidupan sosial masyarakat Mesir menawarkan
ajaran Islami yang penuh kasih sayang, pemaaf. Islam telah membentuk
peradaban dalam sosial- budaya dan bahasa mereka.
Mesir yang terkenal dengan sebutan ardhul anbiya (negeri para nabi) memang
telah menjadi kiblat keilmuan keislaman dunia. Selain mempunyai segudang
peradaban, negeri seribu menara ini juga merupakan gudang segala ilmu.
Negara ini seakan memiliki magnet ter sendiri. Terbukti, Mesir telah memikat
jutaan hati para pelajar dari berbagai penjuru dunia, termasuk dari Indonesia,
untuk menimba ilmu di sana. Tentunya, semua ini tidak lepas dari peran Al-
Azhar sebagai pusat pendidikan tertua yang telah melahirkan banyak ulama
dunia.
Karena itu menarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang: bagaimana
sesungguhnya potret sistem pendidikan Mesir? Bagaimana perbandingannya
dengan sistem pendidikan Indonesia atau- pun negara lain? Lalu, apa pelajaran
yang bisa dipetik dari praktek penyelenggaraan sistem pendidikan di Mesir
tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia? Ketiga
permasalahan itu akan dielaborasi lebih mendalam.
Setiap negara memiliki sistem pendidikan yang berbeda-beda, begitu juga
dengan Mesir yang terkenal dengan sebutan ardhul anbiyâ (negeri para nabi),
memang telah menjadi pusat keilmuan keislaman dunia. Di samping
mempunyai segudang peradaban, negeri seribu menara ini juga merupakan
gudang segala ilmu. Negara ini seakan memiliki magnet tersendiri. Terbukti,
Mesir telah menarik jutaan hati para pelajar dari berbagai penjuru dunia untuk
mencari ilmu di sana. Dalam kesempatan ini, pemakalah akan
mendeskripsikan sistem pendidikan yang ada di negara Mesir.

2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem penjenjangan pendidikan di Negara Mesir?
2. Apa saja kebijakan bidang pendidikan di Negara Mesir?
3. Bagaimanakah pengembangan kurikulum dan pengembangan tenaga
kependidikan serta problematika yang dihadapi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem penjenjangan pendidikan di Negara Mesir
2. Untuk mengetahui kebijakan bidang pendidikan di Negara Mesir
3. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum dan pengembangan
tenaga kependidikan serta problematika yang dihadapi

3
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN

A. Pengertian Sistem Pendidikan


Menurut Tohari Musnamar istilah sistem berasal dari bahasa Yunani,
yaitu System yang berarti hubungan fungsional yang teratur antara unit-
unit atau komponen-komponen.3 Untuk mempertegas dan memperjelas
pengertian sistem, penulis mengemukakan beberapa definisi sistem yang
dekat dengan dunia pendidikan, khususnya dengan sistem pendidikan di
lingkungan akademik
1. Sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan,
sehingga membentuk suatu totalitas, susunan yang teratur dari
pandangan, teori, asas dan sebagainya.4
2. Sistem adalah kumpulan komponen yang berinteraksi satu dengan
lainnya membentuk satu kesatuan dengan tujuan jelas.5
3. Sistem merupakan cara untuk mencapai tujuan tertentu di mana
dalam penggunaannya bergantung pada berbagai faktor yang erat
hubungannya dengan usaha pencapain tujuan tersebut,6
Dengan demikian, sistem merupakan himpunan komponen-komponen atau
bagian-bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk
mencapai suatu tujuan.
Pendidikan merupakan sebuah kegiatan yang kompleks, meliputi berbagai
komponen yang berkaitan satu sama lain. Jika pendidikan ingin
dilaksanakan secara terencana dan teratur, maka berbagai elemen yang
terlibat dalam kegiatan pendidikan perlu dikenali. Untuk itu diperlukan
pengkajian usaha pendidikan sebagai suatu sistem. Selanjutnya secara total
bahwa pendidikan merupakan suatu sistem yang memiliki kegiatan cukup
kompleks, meliputi berbagai komponen yang berkaitan satu sama lain. Jika
menginginkan pendidikan terlaksana secara teratur, berbagai elemen
(komponen) yang terlibat dalam kegiatan pendidikan perlu dikenali
terlebih dahulu. Untuk itu diperlukan pengkajian usaha pendidikan sebagai
suatu sistem yang dapat dilihat secara
mikro dan makro. Secara mikro pendidikan dapat dilihat dari hubungan
elemen peserta didik, pendidik, dan interaksi keduanya dalam usaha
3
Tohari Musnamar, Bimbingan dan Wawanwuruk Sebagai Suatu Sistem, Yogyakarta: Cendekia Sarana
Informatika, 1985, 38.
4
Armai Arief, Pengantar Ilmu Penddidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, 69.
5
Purwadarminta, Kamus Umum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976, 955.
6
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Islam dan Umum), Jakarta : Bumi Aksara, 1993, 245.

4
pendidikan. Adapun secara makro menjangkau elemen-elemen yang lebih
luas7
Sistem Pendidikan adalah totalitas interaksi dari seperangkat unsur-unsur
pendidikan yang bekerjasama secara terpadu, dan saling melengkapi satu
sama lain menuju tercapainya tujuan pendidikan yang telah menjadi cita-
cita bersama pelakunya8
Dari paparan di atas, maka yang dimaksud dengan sistem pendidikan
adalah dapat diartikan sebagai suatu keseluruhan unsur-unsur atau elemen-
elemen pendidikan yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain serta
saling mempengaruhi, dalam satu kesatuan menuju tercapainya tujuan
pendidikan.
B. Kebijakan Pendidikan
Riant Nugroho (2008:35-36) mengatakan bahwa kebijakan pendidikan
adalah kebijakan publik bidang pendidikan. Kebijakan pendidikan
berkenaan dengan kumpulan hukum atau aturan yang mengatur
pelaksanaan sistem pendidikan, yang tercakup di dalamnya tujuan
pendidikan dan bagaimana mencapai tujuan tersebut.
kebijakan merupakan petunjuk dan batasan secara umum yang menjadi
arah dari tindakan yang dilakukan dan aturan yang harus diikuti oleh para
pelaku dan pelaksana kebijakan karena sangat penting bagi pengolahan
dalam mengambil keputusan atas perencanaan yang telah dibuat dan
disepakati bersama. Dengan demikian kebijakan menjadi sarana
pemecahan masalah atas tindakan yang terjadi.
Perspektif teoretis, kajian kebijakan Pendidikan merupakan bagian dari
kajian kebijakan publik dibidang Pendidikan mengatur regulasi yang
berkaitan penyerapan anggaran,alokasi sumber daya, distribusi sumber,
dan tata tertib perilaku pendidik (Arif Rohman, 2009;107). Oleh karena
itu, kebijakan Pendidikan ditingkatan makro menjadi aplikasi ilmu
pendidikan sekaligus bagian dari applied sciences bidang pendidikan di
sekolah dan luar sekolah. Prinsip yang dimiliki ilmu pendidikan tidak
berbeda dengan prinsip dan konsep kebijakan publik pada
umumnya.Fungsi pendidikan menjadi rangkaian dari rumusan kebijakan
public, termasuk penerapan administrasi pendidikan yang diarahkan.9

7
Rochaety, Sistem Informasi, 7.
8
Mastuhu, Dinamika Sistem, 26.
9
Arwildayanto, Analisis Kebijakan Pendidikan,( Bandung : Cendikia Press 2018) h.14

5
Dari uraian di atas dapat disimpulkan kebijakan penidikan merupakan
suatu keputusan yang dibuat oleh pemerintah atau penyelenggara dalam
bidang pendidikan sebagai reaksi dari munculnya berbagai permasalahan
pendidikan yang menjadi perhatian publik, juga sebagai pedoman
bertindak dan solusi serta inovasi guna mencapai visi dan misi pendidikan
oleh pemerintah maupun aktor lainnya yang mengurusi pendidikan.10 Dan
kebijakan Pendidikan merupakan suatu sikap dan tindakan yang di ambil
seseorang atau dengan kesepakatan kelompok pembuat kebijakan sebagai
upaya untuk mengatasi masalah atau suatu persoalan dalam dunia
pendidikan.
C. Problematika Pendidikan
Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris ‘Problem”
artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu
ketidak tentuan. Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai
macam, namun secara umum ada yang mendefinisikan bahwa, pendidikan
adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar
suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang
memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang
menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara lebih
khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di
bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakat nya,
kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa
pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-
daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif
(daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotoriL (aspek
ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang individu. Adapun yang dimaksud
dengan problematika pendidikan adalah, persoalan persoalan atau
permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan.11
Menurut Suharso, dkk (2009: 391) problematika adalah sesuatu yang
mengandung masalah. Permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu
yang menghalangi tercapainya tujuan. Secara umum, suatu masalah
didefinisikan sebagai keadaan atau kesenjangan antara harapan dan
kenyataan. Masalah sebagai gap antara kebutuhan yang dinginkan dan
kebutuhan yang ada. Problematika dalam sastra adalah masalah dalam diri
satu tokoh, permasalahan antara dua tokoh, dan permasalahan bisa saja
terjadi karena dorongan dasar dari sendiri, dapat juga dari lingkungan
keluarga ataupun masyarakat dan sebagainya.

10
Ibid ; halaman 15
11
Mochtar Buchori. 1994. Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia. Yogyakarka: Tiara Wacana
Yogya, hal 46-47

6
Problematika Pendidikan tidak luput dari masalah masalah yang berada
saat pembelajaran, baik dari segi bahan materi pengajaran atau teknik
penyampaian ilmu oleh tenaga pendidik. Oleh sebab itu, munculah
problematika pembelajaran, Sebagaimana yang diungkapkan oleh Dimyati
dan Sudjiono bahwa Problematika Pembelajaran adalah kesukaran atau
hambatan yang menghalangi terjadinya belajar.12
Menurut Burhanuddin (2014) problematika pembelajaran adalah suatu
keadaan yang tidak diharapkan oleh kita sebagai penyimpangan kecil
dalam belajar yang kita alami. Ada dua faktor yang menjadi penyebab
masalah belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
yaitu yang berasal dari dalam diri peserta didik meliputi kurangnya
motivasi dalam belajar, kurangnya minat dalam belajar, intelegensi, bakat
serta kesehatan mental. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar
peserta didik meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat atau sosial.13

12
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 296
13
Burhanuddin, 2008. Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar – Ruzz Media

7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sistem Pendidikan Di Mesir
1. Sistem Pendidikan Formal
Sistem pendidikan mesir mempunyai dua struktur parallel:struktur
sekuler dan struktur keagamaan Al-Azhar. Struktur sekuler diatur oleh
Kementrian Pendidikan. Struktur Al-Azhar dilaksanakan oleh kementrian
Agama di negara- negara lain.Selain dari kedua struktur ini, ada pula jenis
sekolah yang diikuti sejumlah kecil anak-anak. Misalnya, anak cacat
masuk ke sekolah-sekolah khusus, bagi yang ingin menjadi militer msuk
ke sekolah militer, dan ada pula genrasi muda yang meninggalkan
sekolahnya dan mendaftar pada program-program nonformal yang
diselenggarakan oleh berbagai badan atau lembaga. Berdasarkan Statistik
tahun 1988, hanya 92% anak-anak pada umur tertentu yang masuk
sekolah. Hanya 62% anak- anak kelompok kelompok umur sekolah
menengah yang masuk ke sekolah menengah (Grades 6- 11).Tetapi, dari
92% anak-anak yangmasuk sekolah, 3,6% diantaranya masuk jalu Al
Azhar.
2. Sistem Sekolah Sekuler Pendidikan
Sistem Sekolah Sekuler Pendidikan wajib di mesir berlaku sampai
Grade 8 yang ingin dikenal sebagai pendidikan dasar. Ada pendidikan
taman kanak-kanak dan play group yang mendahului pendidikan dasar,
tapi jumlahnya sangat kecil dan kebanyakan berada di kota-kota.
Pendidikan dasar ini dibagi menjadi dua jenjang. Jenjang pertama yang
dikenal denga "Sekolah Dasar" mulai dari "Grade" 1 samapai "Grade"5 ,
dan jenjang kedua, yang dikenal dengan "Sekolah Persiapan", mulai dari
"Grade 6" sama "Grade" 8. Sekolah persiapan ini baru menjadi pendidikan
wajib dalam tahun 1984, sehingga nama"Sekolah Persiapan" tidak tepat
lagi. Setelah mengikuti pendidikan dasar selama delapan tahun, murid-
muriI unya empat pilihan:tidak bersekolah lagi, memasuki sekolah
menengah umum,memasuki sekolah tekhnik menengah tiga tahun, atau
memasuki sekolah tekhnik lima tahun. Pada sekolah umum tahun pertama
(Grade 9) adalah kelas pertama pada Grade 10 murid harus memilih murid
harus memilih antara bidang sains dan non sains (IPA vs Non IPA) untuk
Grade 10 dan 11.
Pendidikan tinggi di universitas institusi spesialisasi lainya menikuti
pendidikan akademik umum. Pendidikan pada sebagian lembagaa
pendidikan tinggi berlangsung selama dua, empat atau lima tahun
tergantung pada program dan bidang yang dipilih. Semenjak tahun 1951

8
sebagaian tamatan sekolah tekhnik dibolehkan melanjutkan ke pendidikan
tinggi. Pada level pendidikan tinggi, setruktur sekuler mempunyai 220
fakultas dan intitusi pendidikan lainnya dengan 16.000 staf pengajar dan
695.736 mahasiswa.14
3. Sistem Sekolah Al-Azhar
Sistem sekolah ini hampir sama dengan sistem sekolah sekuler ada
tingkatan sekolah dasar. Perbedaannya ialah bahwa pendidikan agama
Islam lebih mendapat tekanan. Tetapi, untuk mata pelajaran kurikulumnya
seperti pada sistem sekolah sekuler.Grade 10 dan Grade 11 sama untuk
semua murid. Pada akhir Grade 11, murid boleh memilih apakah ingin
masuk ke sekolah umum dua tahunlagi atau masuk ke sekolah agama
selama dua tahun. Pada level universitas fakultas-fakultasnya sama dengan
yang ada pada pendidikan sekuler tetapi kurikulumnya lebih menekankan
kepadakeagamaan. Selanjutnya, seluruh pendidikan guru untuk pendidikan
keagamaan hanya diselenggarakan dalam lingkungan sistem Al-
Azhar.Sekolah-sekolah Al Azhar lebih sedikit muridnya dibandingkan
dengan jumlah murid sekolah sistem sekuler.Dalam tahun1988, persentase
murid pada sekolah Al-Azhar hanya 3,6% dari seluruh murid dalam sistem
sekuler. Pada tingkat pendidikan tinggi, jumlah mahasiswa pada jalur Al-
Azhar adalah 14,3% dari jumlah mahasiswa pada kedua jalur pada tahun
1988 lebih besar jumlah tamatan dari jalur Al-Azhar yang masuk ke
pendidikan tinggi dibandingkan dengan tamatan sistem sekolah sekuler.
Perlu dicatat bahwa bahwa pendidikan tekhnik pada sistem Al-Azhar.

4. Pendidikan Vokasional dan teknik Upaya untuk memperluas pendidikan


Tujaun (Vokasional) dan pendidikan teknik dimulai tahun 1950 an.
Jumlah sekolah vokasional dan teknik meningkat dari 134 (dengan
310.800 siswa) dalam tahun 1952 menjadi 456 buah (dengan siswa
115.600) dalam tahun 1960. Antara 1970 dan 1988 jumlah siswa ada
kedua jenis sekolah ini naik dari 275.300 orang menjadi 978.800. ini
berarti kenaikan 19% dan 40% ada kedua periode tersebut. Dalam tahun
1988, mesir memilki 563 buah sekolah vokasional dan teknik yang berarti
48,7% dari seluruh sekolah yang ada. Jumlah murid pada sekolah-sekolah
ini melampai jumlah sekolah menengah umum. Pada sekolah vokasional
dan teknik pada tahun 1988 jumlah murid adalah 759.700 orang,
sedangkan jumlah murid sekolah menengah umum 564.688 orang. Jumlah
murid wanita yang terdaftar pada sekolah vokasional dan tekhnik
meningkat cukup tinggi pada tahun 1970. Pada tingkat pendidikan
14
Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara (Bandung: Tim Lubuk Agung, 2001),
229-232.

9
tinggi,dalam tahun 1988, terdaat 34 institut tekhnik dengan jumlah
mahasiswa 59.400 berdaarkan catatan the national center for educational
recarce. Ini sama dengan 7,5% dari total mahasiswa pendidikan tinggi.
Jumlah guru sekolah menengah vokasional dan teknik naik dari 130.700
orang ( 14% wanita ) tahun 1970 menjkadi 42.800 orang (26% wanita)
tahun 1987 yang berarti 23,6% dan 28,7% dari guru-guru sekolah
menengah walaupun jumlah siswa vokasional dan teknik naik cukup besar
namun rasio murid-guru bertambah kecil dari 20:1 mejadi 8:1 pada eriode
1970 – 1988. Pada level pendidikan tinggi staf pengajar pada institusi
teknik pengajar berjumlah 690 orang dalam tahun 1988, yaitu 4,3% dari
seluruh staf pengajar pendidikan tinggi.
5. Pendidikan Nonformal
Pendidikan Nonformal didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan
pendidikan terencana diluar sistem pendidikan ini dimaksudkan untuk
melayani kebutuhan pendidikan bagi kelompok-kelompok orang tertentu
apakah itu anak-anak,generasi muda, atau orang dewasa; apakah mereka
laki-laki atau perempuan, petani, pedagang, atau pengrajin; apakah mereka
dari keluarga orang kaya atau keluarga miskin. Di mesir, pendidikan
nonformal terutama dikaitkan dengan penghapusan ilistrasi. Dengan
demikian, kebanyakan program lebih dikonsentarikan pada pendidikan
nonformal ada dalam asfek itu. Berdasakan hasil sensus 1960 mesir, 70%
diatas usia 10 tahun adalah buta hurup. Dalam tahun 1976, mesir mencatat
13,6 juta orang dewasa (diatas 15) yang buta hurup atau 61,8% dari total
penduduk orang dewasa pada tahun 1986 jumlah itu malah meningkat
menjadi 17,2 juta orang, tetapi persentasenya menurun menjadi 49,9%.
Tingkat iliterasi wanita lebih tinggi dari tengkat iliterasi pria. Pada tahun
1976,77,6% wanita dewasa Mesir tidak dapat menulis dan membaca
sedangkan pria dewasa hanya 46,4%. Tahun 1986, persentase itu menurun
menjadi 61,8 wanita, dan 37,8% pria.
Pendidikan wajib di Mesir berlaku sampai grade 8 yang dikenal sebagai
pendidikan dasar. Ada pendidikan Taman Kanak-kanak dan play group
sebelum anak memasuki pendidikan dasar. Akan tetapi karena jumlahnya
yang relatif kecil dan kebanyakan berada di kota-kota, pendidikan dasar ini
akhirnya dibagi menjadi dua jenjang. Jenjang pertama dikenal dengan
“Sekolah Dasar” mulai dari “Grade” 1 sampai “Grade” 5, dan jenjang
kedua, yang dikenal dengan “Sekolah Persiapan”, mulai dari “Grade” 6
sampai “Grade” 8 yang berlaku sejak tahun 1984.
Setelah mengikuti pendidikan dasar selama delapan tahun, murid-murid
punya empat pilihan, yakni:
a) Tidak bersekolah lagi

10
b) Memasuki sekolah menengah umum
c) Memasuki sekolah teknik menengah tiga tahun, atau
d) Memasuki sekolah teknik lima tahun.
Pada sekolah menengah umum, tahun pertama (Grade 9) adalah kelas
bersama. Pada Grade 10 murid harus memilih antara bidang sains dan non
sains (IPA vs Non-IPA) untuk Grade 10 dan 11. Sedangkan pendidikan
tinggi di universitas dan institusi spesialisasi lainnya mengikuti pendidikan
akademik umum. Pendidikan pada sebagian lembaga perguruan tinggi
berlangsung selama dua, empat atau lima tahun tergantung pada bidang
dan program yang dipilih.
Pada level pendidikan tinggi, struktur sekuler mempunyai 220 fakultas dan
institusi pendidikan tinggi lainnya dengan 16.000 staf pengajar, dan
695,736 mahasiswa (628,820 pria dan 66,916 wanita).

B. Kebijakan Bidang Pendidikan di Negara Mesir


Kebijakan pendidikan di Mesir memiliki kemiripan dengan
pendidikan di Indonesia, khususnya dalam menyiapkan lulusan pendidikan
yang memiliki daya kompetitif global.
Kurikulum di ambil berdasarkan kondisi yang ada yang masuk di
dalamnya al-Quran dan pengajaran keagamaan (ada mata pelajaran
alternatif bagi murid non muslim), bahas Arab, pendidikan
Kewarganegaraan, Matematika, Geometry terapan, Sejarah Geografi, Ilmu
Pengetahuan Alam Dan Ilmu Dasar. Kesehatan, menggambar olah raga,
kerajinan tangan untuk laki- laki dan ilmu tata boga bagi anak perempuan,
kesenian. Kurikulumnya menekanankan pendidikan keagamaan bahasa
Arab dan Sejarah serta masuk di dalamnya sain dan bahasa Inggris sebagai
bahasa asing. SMP yang untuk 3 tahun di telah dibagi setelah yang
pertama ke dalam bagaian literasi dan saintifik dengan ketentun untuk 2
bahasa asing biasanya ingris dan prancis. Walaupun dalam teorinya murid
dalam hal literasi dapat memilih bahasa jerman italia spanyol atau rusia.
Dari tipe sekolah menengah inilah universitas telah merekrut mahasiswa.
(Sukino 2016:33)
Metode pengajaran. Di Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim
kurikulum ini terdiri dari konsultan, supervisior, para ahli, para profesor
pendidikan, dan guru- guru yang berpengalaman. Biasanya ada se buah
panitia untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran, dan ketua-
ketua panitia diundang rapat sehingga segala keputusan dapat
dikoordinasikan. Kurikulum yang sudah dihasilkan oleh panitia diserahkan
kepada Dewan Pendidikan Pra Universitas yang secara resmi

11
mengesahkannya untuk dimplementasikan. Berdasarkan peraturan,
kurikulum dapat dirubah dan disesuai kan untuk mengakomodasikan
kondisi setempat atau hal-hal khusus. Pusat Penelitian Pendidikan
Nasional bertanggung jawab mengumpulkan informasi mengenai materi
pengajaran berdasarkan kurikulum dan mengenai implementasinya di
lapangan. Hasil penelitian itu disalurkan ke Dewan
Kesekretariatan, dan apabila diperlukan perubahan, sebuah panitia
dibentuk dan diserahi tugas untuk mempelajarinya dan merumuskan
perubahan-perubahan itu. Ada berbagai cara untuk terjaminnya relevansi
dan diseminasi program baru. Sejumlah besar supervisior, konsultan dari
semua level bertemu secara reguler dengan guru-guru guna memberikan
bimbingan dan untuk mengumpulkan informasi. Ada berbagai pusat
latihan, sekolah percobaan, dan sekolah percontohan, yang bertujuan
untuk pembaharuan kurikulum serta perbaikan metode mengajar.
(Yunitasari 2017:126)15
Biasanya ada sebuah panitia untuk setiap mata pelajaran atau kelompok
pelajaran, dan ketua-ketua panitia ini diundang rapat sehingga segala
keputusan dapat di koordinasikan. Kurikulum yang sudah dihasilkan oleh
panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan Para universtias yang secara
resmi mengesahkan untuk diimplementasikan. Berdasarkan peraturan,
kurikulum dapat diubah dan disesuaikan untuk mengakomodasikan
kondisi setempat atau hal-hal khusus.
bagaimana dengan Kebijakan negara terhadap pendidikan agama Islam?
Agama Islam adalah agama negara di Mesir, dan bahasa Arab bahasa
resmi Negara. Cita-cita demokrasi terus dikembangkan dengan berbagai
cara untuk menentang feodalisme, monopoli, dan eksploitasi. Pendidikan
wajib selama 5 tahun pada pendidikan dasar, dan dapat ditambah ke
tingkat pendidikan yang tinggi. Pendidikan adalah gratis pada sekolah-
sekolah negeri. Negara mengawasi seluruh kegiatan pendidikan dan
menjamin otonomi universitas dan pusat-pusat penelitian dengan cacatan
bahwa semua kegiatan itu diarahkan pada usaha-usaha keperluan
masyarakat dan pada peningkatan produktivitas. Penghapusan buta huruf
(iliterasi) merupakan tugas nasioanal, dan Islam adalah pelajaran dasar
dalam kurikulum. 16
Dalam pendidikan agama Islam, Mesir mempunyai kebijakan sebagaimana
berikut:

15
Yunitasari, Dukha. 2017. “Memetik Pelajaran Dari Sistem Pendidikan Mesir Untuk Peningkatan
Pendidikan Indonesia.”hal.126
16
Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara (Bandung: Tim Lubuk Agung,
2001)hal.227

12
“Agama Islam adalah agama negara di Mesir, dan bahasa Arab bahasa
resmi Negara. Cita-cita demokrasi terus dikembangkan dengan berbagai
cara untuk menentang feodalisme, monopoli, dan eksploitasi. Pendidikan
wajib selama 5 tahun pada pendidikan dasar, dan dapat ditambah ke
tingkat pendidikan yang tinggi. Pendidikan adalah gratis pada sekolah-
sekolah negeri. Negara mengawasi seluruh kegiatan pendidikan dan
menjamin otonomi universitas dan pusat-pusat penelitian dengan cacatan
bahwa semua kegiatan itu diarahkan pada usaha-usaha keperluan
masyarakat dan pada peningkatan produktivitas. Penghapusan buta huruf
(iliterasi) merupakan tugas nasioanal, dan Islam adalah pelajaran dasar
dalam kurikulum”. 17
C. Problematika Pendidikan Yang Dihadapi
Di Negara Mesir, kurikulum Merupakan hasil pekerjaan tim. Tim
kurikulum terdiri dari konsultan, supervisor, para ahli, para profesor
pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman. Biasanya ada sebuah
panitia untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran. Ketua-ketua
panitia ini kemudian diundang rapat untuk mengkoordinasikan dengan
tujuan untuk memutusan perumusan kurikulum tersebut. Kurikulum yang
sudah dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan Pra
universtias yang secara resmi mengesahkan untuk diimplementasikan.
Berdasarkan peraturan, kurikulum dapat diubah dan disesuaikan untuk
mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus.
Pusat Penelitian pendidikan Nasional bertanggung jawab mengumpulkan
informasi mengenai materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan
mengenai implementasinya dilapangan. Hasil penelitian itu disalurkan ke
dewan kesekretariatan dan apabila diperlukan perubahan, sebuah
penelitian, maka dibentuk dan dibagi tugas untuk mempelajarinya dan
merumuskan perubahan-perubahan itu. Sejumlah besar supervisor
konsultan dari semua level bertemu secara reguler dengan guru-guru guna
memberikan bimbingan dan mengumpulkan informasi. Ada berbagai pusat
latihan, sekolah percobaan, dan sekolah percontohan, yang bertujuan
untuk pembaharuan kurikulum serta perbaikan metode mengajar.
Kurikulum pendidikan dikembangkan dengan menggunakan standar
pendidikan nasional berdasarkan kebutuhan pengembangan pendidikan di
Mesir. Standar nasional ini berlaku untuk semua jenjang dan jenis
pendidikan. Namun demikian pada tingkat implementasi kurikulum,
kementrian pendidikan mesir lebih bertanggung jawab untuk
pengembangan pendidikan ditingkat secondary education dan tanggung
jawab juga sampai pada penyelenggaraan ujian nasional. Sementara itu

17
Loc.cit, h.227

13
untuk pengembangan dan implementasi pendidikan pada jenjang
pendidikan Pre-School dan Elementary Educatin menjadi tanggungjawab
tingkat distrik, dan pada tingkat Preparatory Education pada tigkat states
atau tingkat propinsi.
Garis besar kurikulum tersebut ditentukan sebuah tim kecil mirip dengan
tim yang diterangkan diatas dibentuk untuk menulis buku teks. Buku tes
menurut kurikulum tidak persis sama dengan kurikulum yang
dilaksanakan. Perbedaannya disebabkan oleh faktor seperti kondisi kelas,
kurangnya alat peraga dan perlengkapan lainnya, dan kualitas guru
bertentangan dengan apa yang digariskan dalam kurikulum, kebanyakan
pengajaran masih berorientasi verbal. 18
Pada penjabaran di atas, salah satu faktor penghambat berkembangnya
kurikulum secara merata yaitu kualitas guru yang bertetangan dengan apa
yang digariskan kurikulum. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
dan pengetahuan guru yang dilakukan di Mesir lebih mengarah pada
pemenuhan standar kompetensi yang tidak hanya untuk memenuhi standar
nasional, tetapi juga untuk peningkatan kemampuan standar internasional.
Arah kebijakan ini mempunyai nilai strategis dalam penyiapan SDM guru
yang mampu mengawal pendidikan yang berkualitas di masa mendatang.
19
Sesuai dengan kebijakan negara Mesir di bidang pendidikan yang telah
dijelaskan sebelumnya, tenaga kependidikan di Mesir diatur dengan sistem
status guru sebagai assistant teacher, teacher, senior teacher, sampai
master teacher. Jenjang status guru seperti itu dapat berpengaruh positif
terhadap jenjang karier guru dan pembinaan profesi guru yang lebih
terstruktur.
Dalam proses pelaksanaan pengembangan kurikulum agar mencapai
pendidikan yang direncakanakan, nampaknya tidak semudah yang telah
direncanakan. Timbul berbagai kendala Dan problematika, di antaranya
adalah masalah pertumbuhan penduduk yang begitu cepat di Republik
Arab Mesir. Hal ini berdampak meningkatnya tuntutan atas pendidikan,
dan seterusnya, meningkat pula jumlah murid. Peningkatan jumlah murid
ini sebagai pengaruh dari kenyataan bahwa semenjak Revolusi tahun 1952,
Mesir selalu berjuang memperluas pendidikan sebagai salah satu prasyarat
untuk pembangunan sosial dan ekonomi.
Problem lain yang ditimbulkan yakni sistem birokrasi dan administrasi
yang carut marut, infrastruktur yang belum memadai, sehingga tak
memungkinkan bagi semua mahasiswa untuk masuk dalam kelas; dengan
jumlah mahasiswa yang membludak, namun ruang kelas belum bisa
menampungnya secara sempurna. Barangkali ini juga yang menyebabkan
18
Ibid hal 234-235
19
Ibid hal 229

14
absen kuliah tak lagi penting di univ. al-Azhar. Bisa dikata, dari segi satu
ini, mungkin kita bisa sedikit berbangga. Karena setidaknya sebagian
sekolah atau universitas kita di Indonesia, mempunyai sistem birokrasi dan
administrasi yang lebih tertata, walau masih banyak juga yang keadaannya
masih sangat memprihatinkan.
Dari sini dapat ditarik sebuah simpulan kecil bahwa setiap negara bahkan
itu negara maju sekalipun memiliki sebuah permasalahan khususnya
dalam bidang pendidikan yang masih saja terdapat kendala-kendala. Untuk
itu perlu kiranya kita mengambil pelajaran yang bisa kita petik dari corak
pendidikan Mesir tersebut, dan mencoba membandingkan dengan
pendidikan yang ada di Indonesia. Mengambil segi positifnya dan
mengubahnya menjadi lebih baik.

D. ANALISIS
Dalam salah satu pemberitaan media, Kamaruddin (Direktur
Jenderal Pendidikan Islam) mengatakan kerjasama dengan Pyramid Land.
Namun, Kamaruddin mengaku prihatin dengan situasi politik di sana.
Selain itu, tidak mudah bagi guru besar Perguruan Tinggi Agama Islam
(PTKI) yang tidak memiliki gelar magister di negara-negara Arab untuk
menempuh pendidikan doktor di Mesir.
Sistem pendidikan Mesir memiliki banyak kelemahan, termasuk
kurangnya guru yang berkualitas, program yang tidak memadai, tingkat
putus sekolah yang tinggi, jumlah gedung sekolah yang tidak mencukupi,
dan rasio murid-murid yang tinggi. Selain itu, pengangguran cenderung
meningkat di kalangan lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Upaya negara Mesir untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dunia
seringkali gagal karena masih banyak masyarakat yang buta huruf.
Masalah ini memiliki banyak dimensi, termasuk sumber daya, bangunan,
dukungan guru, kurikulum, dan sebagainya.
Pendidikan juga menghadapi kenyataan bahwa guru tidak lagi
menyampaikan informasi dan siswa adalah penerima informasi yang pasif.
Siswa harus berkembang menjadi pribadi yang positif dan mandiri yang
dapat berpikir kreatif dan efektif.
Peningkatan jumlah pengajar & sekolah, pemugaran alat-alat & kenaikan
harga (termasuk kenaikan gaji) sudah mengakibatkan kenaikan belanja
pendidikan. 23 juta pound mesir (US$77 juta) yg dianggarkan dalam tahun
1952 naik sebagai E126 juta pound (US$420 juta) tahun 1969. Pada
periode yg sama investasi warga dalam pendidikan semakin tinggi
menurut E2,lima juta pound (US$8,4 juta) sebagai E33,tiga juta pound
(US$111,dua juta). Sesudah tahun 1970, alokasi dana buat pendidikan

15
mulai semakin tinggi menggunakan jumlah yg lebih akbar dibandingkan
alokasi sebelumnya.
Mesir mendapat donasi menurut Bank Dunia, UNICEF, UNESCO &
negara-negara teman misalnya Amerika Serikat, German, Kerajaan Inggris
(UK) & negara-negara Arab. Walaupun jumlah donasi itu relatif itu relatif
akbar, tetapi masih poly lagi yg wajib dicapai pada bidang pendidikan,
terutama pada menaikkan efisiensi manajemen & belanja pendidikan.
Sistem pendidikan waktu ini mempertimbangkan sekolah persiapan
(sekolah menengah pertama) menjadi jenjang terakhir buat harus belajar.
Ini berarti peningkatan porto . Gaji pengajar-pengajar dalam seluruh level
pendidikan sudah naik begitu akbar antara tahun 1981 & 1988
dibandingkan kenaikan sebelumnya. Sejak ekspansi bebas harus belajar
aturan dalam tahun 1981 maka diadakan peraturan baru yg isinya sekitar
yaitu bebas porto harus belajar bagi sekolah persiapan atau sekolah dasar.
Sedangkan buat perguruan tinggi atau pasca pendidikan sekunder negeri,
hanya membayar porto registrasi saja.
Perguruan tinggi swasta di mesir juga menerima dana negara dan tidak
hanya tergantung pada sumber daya mereka yaitu dari yayasan dan
masyarakat. Namun uang sekolah dan biaya lain-lain untuk pendidikan
relatif mahal jika dibandingkan dengan sekolah negeri, yaitu mulai dari $
2000.
keuntungan kuliah di Mesir bagi mahasiswa asing :

Kualitas Pendidikan
Mesir menawarkan pendidikan berkualitas di semua tingkat pendidikan:
pendidikan pra-sekolah dasar, dasar, menengah dan tinggi. Universitas
Mesir menawarkan banyak program studi bagi siswa. Ini merupakan salah
satu alasan dan keuntungan kuliah di Mesir bagi mahasiswa Internasional.

Belajar dan Hidup Terjangkau


Di Mesir, biaya hidup dan belajar rendah. Ini adalah tempat yang tidak
mahal untuk ditinggali, dengan transportasi, makanan dan hal-hal lain
yang tidak mahal. Ini merupakan salah satu alasan dan keuntungan kuliah
di Mesir bagi mahasiswa Internasional.
Lingkungan Multikultural
Siswa yang belajar di Mesir dapat menjelajahi budaya yang sangat berbeda
dengan budaya mereka sendiri. Menjembatani Afrika timur laut dan
wilayah Timur Tengah, dan dengan garis pantai Mediterania, Mesir
memberikan perpaduan unik antara budaya dan tradisi Afrika, Arab, dan
Mediterania. Ini merupakan salah satu alasan dan keuntungan kuliah di
Mesir bagi mahasiswa Internasional.
Ada banyak program beasiswa yang ditawarkan kepada pelajar
Internasional dan Mesir. Ada beasiswa federal dan program yang didanai

16
swasta. Ini merupakan salah satu alasan dan keuntungan kuliah di Mesir
bagi mahasiswa Internasional. Saat belajar di Mesir, kamu bisa belajar
bahasa Arab. kamu dikelilingi oleh bahasa setiap hari, sehingga belajar
menjadi mudah. Ini merupakan salah satu alasan dan keuntungan kuliah di
Mesir bagi mahasiswa Internasional.
Bangsa Mesir telah menjadi landasan dunia Arab selama ribuan tahun,
sejak irigasi sungai Nil memungkinkan tumbuh-tumbuhan tumbuh subur
dan peradaban berkembang. Hingga hari ini, tempat ini menjadi pusat
budaya, dengan orang-orang yang melakukan perjalanan dari seluruh
dunia untuk acara seperti Festival Matahari Abu Simbel, dan perayaan
tahunan nasional pada festival suci Islam Idul Fitri.
Mesir telah menjadi rumah bagi orang-orang ulet yang telah meninggalkan
monumen menakjubkan dari piramida hingga Sphinx. Bahkan di zaman
kuno, orang bepergian ke sana untuk melihat keajaiban yang telah
dibangun. Saat ini, Mesir berdiri sebagai salah satu negara modern yang
menyandingkan masa lalu dan masa kini mereka dengan cara yang
mencolok. Bangunan-bangunan modern bercampur aduk dengan desa-
desa kecil dan reruntuhan dari masa lampau, semuanya diatur dengan latar
belakang gurun, Sungai Nil, dan monumen Mesir yang terkenal.
Kekayaan seni dan arsitektur yang terakumulasi selama ribuan tahun
berada di sana. Bersiaplah untuk kagum.
Jika ingin melanjutkan studi tentang islam, maka tidak perlu mencari lagi.
Mesir dan Kairo khususnya memiliki banyak guru yang tersedia untuk
membawa siswa dari yang mengetahui dasar-dasar alfabet ke bahasa Arab
tingkat lanjut. Dalam banyak kasus, akan lebih baik bagi seorang siswa
untuk mempelajari dasar-dasar tata bahasa Arab di negara asalnya dan
kemudian datang ke Mesir.
Kairo adalah rumah bagi salah satu lembaga pembelajaran Islam tertua di
dunia, Universitas Al – Azhar, yang telah melahirkan sarjana dari generasi
ke generasi. Oleh karena itu, tidak ada kekurangan guru, tetapi kuncinya
adalah membangun hubungan yang baik dengan guru dan siswa sehingga
kamu tahu ke mana atau kepada siapa harus pergi ketika membutuhkan
guru untuk mata pelajaran tertentu.
Salah satu hal hebat tentang Mesir adalah bahwa begitu seorang siswa
memiliki tingkat kemampuan bahasa Arab yang cukup baik, mereka
biasanya dapat memilih buku yang ingin mereka pelajari dan mencari guru
yang kompeten dalam mata pelajaran tersebut untuk diduduki. Secara
umum, mata pelajaran apa pun dalam ilmu Islam dapat dipelajari di sini
dari tingkat dasar hingga lanjutan.
Di bawah ini beberapa mata kuliah yang dapat dipelajari siswa di Mesir.
Tata Bahasa Arab (Nahw) dan Morfologi (Sarf) dan Bahasa Arab Umum
untuk Pemula Ini adalah spesialisasi yang paling umum dan hampir semua
guru kompeten dalam tata bahasa Arab seperti yang diajarkan kepada

17
siswa selama masa sekolah mereka serta Universitas untuk spesialis dalam
bahasa Arab bahasa dan sastra. Secara umum, saya menemukan bahwa
saya mendapatkan banyak manfaat dari lulusan Fakultas Dar-al-Ulum,
Universitas Kairo atau dari Fakultas Bahasa Arab di Universitas Al-Azhar.
Namun, sebagai siswa pemula, sebagian besar akan menemukan guru yang
kompeten meskipun mereka belum pernah kuliah di dua universitas di
atas. Jika seorang siswa ingin menyelamatkan diri dari kerumitan mencari
guru, mereka dapat memilih untuk menghadiri program bahasa Arab
terstruktur di sebuah Institut yang akan mencakup dasar-dasar tata bahasa
Arab, morfologi, retorika, bahasa dan sastra.
Retorika (Balaagha) dan Sastra Arab (Adab) Beberapa orang paling hebat
di dunia Islam belajar dan menghabiskan waktu di Mesir. Beberapa karya
umum yang dikenal baik di kalangan kalangan intelektual, ulama dan
masyarakat umum adalah karya Syekh Ali Al-Tantawi dan Mustafa Sadiq
al-Rafi’i. Selain sarjana kontemporer ini, kita dapat menemukan guru
untuk duduk bersama, belajar dan mendiskusikan gaya sastra, retorika
ulama modern dan lama.
Fikih Islam (Fiqih) dan Prinsip Fikih (Usul al-Fiqh) Seorang siswa dapat
menemukan guru dan ulama yang sangat berkualifikasi dalam Hukum
Islam, apapun bentuknya. Beberapa siswa tingkat lanjut bahkan dapat
duduk dengan seorang ulama di rumah mereka dan mengerjakan buku-
buku Fiqh dan Usul. Ada jadwal yang dipublikasikan di Universitas Al-
Azhar dan di halaman facebook mereka di mana seorang siswa akan
menemukan informasi yang diperlukan mengenai hari-hari di mana
pelajaran diadakan, waktu, dan mata pelajaran yang diajarkan.
Ada juga Lembaga selain Universitas Al-Azhar di Kota Nasr, Muqattam
serta Kairo Baru di mana kelas-kelas pengajaran Fiqh dan Usul al-Fiqh
diadakan.
Ilmu Tafsir dan Hadits,Hafalan Alquran dan Tajwid,Hafalan adalah
sesuatu yang sangat bergantung pada upaya siswa sendiri. Namun,
melalui program terstruktur dan akuntabilitas kepada seorang guru,
seseorang dapat menghafal Alquran dengan baik. Ada Lembaga seperti
Institut Ma’sarawi yang terkenal, yang terletak di kota Nasr serta banyak
lembaga lain yang tersebar di Kairo yang memberikan pelajaran untuk
menghafal dan tajwid. Mayoritas institusi ini juga akan memberikan
Ijaaza setelah menyelesaikan studi.
Logika (Mantiq), Teologi Skolastik Islam (Ilm-al-Kalam) dan Akidah
Islam (Aqidah) Tanpa menggali terlalu banyak detail jika seseorang
mencari mata pelajaran di atas mereka juga dapat menemukan guru di
Universitas Al-Azhar dan di tempat lain. Al-Azhar cenderung lebih fokus
pada Asy’ari aqidah tetapi Mesir adalah tempat yang sangat beragam dan
kamu dapat menemukan ulama dan mahasiswa dari seluruh dunia.

18
Akibatnya, jika seorang siswa mencari keyakinan tertentu, dia akan
menemukan seorang guru untuk sudut pandang tersebut.
Manfaat belajar di Mesir saat ini adalah pilihan yang bagus bagi siswa
terutama karena harga hidup.Makanan dan akomodasi cukup murah dan
biaya kuliah pribadi juga sangat masuk akal. Seorang siswa yang datang
untuk belajar di Mesir juga terikat untuk bertemu dengan sekelompok
siswa yang beragam, beberapa di antaranya mungkin berasal dari latar
belakang yang sangat berbeda. Ini adalah kesempatan bagus untuk
memahami sudut pandng lain dan melakukan diskusi yang sehat dengan
siswa lain.

19
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Pendidikan wajib di Mesir berlaku sampai grade 8 yang dikenal
sebagai pendidikan dasar. Yang kemudian dilanjutkan pada sekolah
menengah umum, tahun pertama (Grade 9), selanjutnya Grade 10 murid
harus memilih antara bidang sains dan non sains (IPA vs Non-IPA) untuk
Grade 10 dan 11.
Jasa terpenting yang disumbangkan mesir bagi kemajuan umat islam
adalah hasil kegiatan bidang pengetahuan. Sejak masa pemerintahan
dinasti fatimiyah, mesir khususnya kairo telah menjadi pusat intelektual
muslim dan kegiatan ilmiah lainnya. Kegiatan pendidikan biasanya banyak
dilakukan dilakukan di masjid-masjid maupun tempat-tempat keramaian.
Tumbuhnya mesir sebagai pusat ilmu keislaman di dukung oleh para
penguasanya yang sepanjang sejarah menaruh minat besar pada bidang
pengetahuan.
Mesir memiliki sistem pendidikan secara keseluruhan terbesar di Timur
Tengah dan telah berkembang dengan pesat sejak awal 1990-an. Dalam
beberapa tahun terakhir Pemerintah Mesir telah diberikan prioritas yang
lebih besar dalam memperbaiki sistem pendidikan. Menurut Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), Mesir menempati peringkat 116 di IPM.
Dengan bantuan Bank Dunia dan organisasi-organisasi multilateral lainnya
Mesir bertujuan untuk meningkatkan akses pada perawatan anak usia dini
dan pendidikan serta masuknya ICT di semua tingkat pendidikan, terutama
pada tingkat tersier.
Kuttab, masjid, dan madrasah merupakan lembaga pendidikan utama di
Mesir dan kawasan Timur Tengah pada umumnya. Pada periode
berikutnya, institusi tersebut berkembang menjadi sekolahsekolah modern
seperti yang dapat kita saksikan dewasa ini. Kuttab, pada dasarnya berarti
anak yang belajar kitab, tetapi dipahami secara populer dengan arti maktab
sebagai tempat belajar kitab dan Al-Qur’an. Kata kuttab dan maktab sama-
sama dipergunakan untuk menentukan tempat pendidikan pertama.
Goldziher menerjemahkan kata kuttab dengan maktab dengan elementry
school yang bertujuan untuk memberikan pendidikan tingkat pertama
kepada anak didik.

20
Kebijakan pendidikan di Mesir dalam menyiapkan lulusan pendidikan
memiliki daya kompetitif yang global, yang kesemuanya bertujuan untuk
meninglkatkan SDM dan perekonomian.
Di Negara Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum
terdiri dari konsultan, supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan
guru-guru yang berpengalaman yang dikoordinir oleh pusat penelitian
pendidikan Nasional untuk mengumpulkan informasi, yang kemudian
dikembangkan dengan menggunakan standar pendidikan nasional. Selain
itu juga dilakukan pengembangan keterampilan dan pengetahuan guru juga
dilakukan yang mengarah pada pemenuhan standar kompetensi yang tidak
hanya untuk memenuhi standar nasional, tetapi juga untuk peningkatan
kemampuan standar internasional.
Meskipun Mesir tercatat sebagai negara maju yang dengan jargonnya
universitas al-Azhar, namun hal tersebut tidak sesempurna yang kita
bayangkan, buktinya masih terjadi problemtika sistem birokrasi dan
administrasi yang carut marut, infrastruktur yang belum memadai,
sehingga tak memungkinkan bagi semua mahasiswa untuk masuk dalam
kelas.
B. SARAN
Sistem pendidikan mesir adalah tanggung jawab kementrian negara.
Kementrian pendidikan bertanggung jawab mulai dari pendidikan
prasekolah sampai ke pendidikan tinggi dalam aspek perencanaan,
kebijakan, kontrol kualitas, kordinasi dan pengembangannya. Pejabat-
pejabat pendidikan di tingkat governorat bertanggung jawab atas
pengimplementasiannya.
Sebuah sistem harus ada pengontrol untuk menjadi pengawas sekaligus
evaluator, karena masih banyak mekanisme dan teknik pembelajaran yang
kurang efektif bahkan sulit diterima di masyarakat mesir.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://www.silabus.web.id/pengertian-pendidikan-dan-makna-pendidikan/
Tohari Musnamar. Bimbingan dan Wawanwuruk Sebagai Suatu Sistem,
Yogyakarta: Cendekia Sarana Informatika 1985, 38.
Armai Arief, Pengantar Ilmu Penddidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, 69.
Purwadarminta, Kamus Umum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976, 955.
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Islam dan Umum), Jakarta : Bumi
Aksara, 1993, 245.
Arwildayanto, Analisis Kebijakan Pendidikan,( Bandung : Cendikia Press 2018)
h.14
Mochtar Buchori. Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia. Yogyakarka:
Tiara Wacana Yogya 1994, hal 46-47
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
296
Burhanuddin. Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta 2008: Ar – Ruzz Media
Ali, Hasan. Studi Tentang Potret Sistem Pendidikan di Mesir 2011.
Nur, Agustiar Syah. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara. Bandung:
Tim Lubuk Agung 2001.
Subkiyyah, Siti ‘Abidah. Al-Azha:; Meneropong Potret Pendidikan di Mesir 2011,
(http://www.ispi.or.id/2011/07/30/al-azhar-meneropong-potret-pendidikan-di-
mesir/, diakses tanggal 21 Oktober 2014).
Sukino, Arief.“Dinamika Pendidikan Islam Di Mesir Dan Implikasinya Terhadap
Transformasi Keilmuan Ulama Nusantara.” (Ilmiah Pendidikan 2016 )10(1):28–
39.

22
Yunitasari, Dukha. “Memetik Pelajaran Dari Sistem Pendidikan Mesir Untuk
Peningkatan Pendidikan Indonesia.” Tahun 2017 12(2):102–28.

23

Anda mungkin juga menyukai