Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Pengembangan Media Pembelajaran SPI


“Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran SPI”

Dosen:
Ajun Rois, M. Pd

Disusun Oleh:
Fitri Rahmah (18862081078)

FAKUKLTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM BASIONAL (IAI-N) LAA ROIBA BOGOR
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hanturkan kepada Allah SWT. Karena berkat rahmat dan
pertolongan-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik baiknya. Shalawat
serta salam tetap kita curahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Karena
dengan perjuangan dan jihad dari dakwah beliau sekarang kita bisa merasakan nikmatnya
iman dan islam dari agama yang beliau sebarkan. Dan semoga kelak kita mendapat syafa’at
darinya di yaumil akhir.
Makalah ini dibuat dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran SPI”
diharapkan bisa membuat pembaca mengerti tentang pendekatan dalam bimbingan koseling,
serta mengetahui cara-caranya.
Makalah ini masih sangat sederhana dan masih banyak sekali kekurangan baik isi ,
atau kata yang kurang tepat dalam penyajiannya dan kami sangat mengharap kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Demikian sebagai pengantar makalah ini, semoga dapat
bermanfaat bagi para pembacanya.

Cibinong ,14 November 2020

Penyusun
Fitri Rahmah

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………….…1
B. Rumusan masalah……………………………………………...…………………..1
C. Tujuan Masalah…………………………………………………...……………….2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep media pembelajaran pendidikan Islam………………………..……….…..3


1. Definisi media pembelajaran pendidikan Islam…………………..……….….3
2. Perkembangan media pendidikan……………………………….……………4
3. Kegunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar……..……….....5
B. Pengembangan Media Pembelajaran…………………………………………..……
9
1. Media Berbasis
Manusia……………………………………………………....9
2. Media Berbasis Cetakan……………………………………………………...10
3. Media Berbasis Visual…………………………………………………..……10
4. Media Berbasis Audio-
Visual………………………………………………...10
5. Media Berbasis Komputer……………………………………………………10

C. Pengaruh Media Pembelajaran dalam Pendidikan Islam………….…………...…


11

D. Pentingnya Media Pendidikan Islam…………………………………………...…


12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………….13
B. Saran………...……………………………………………………………………13

Daftar Pustaka……………………….……………………………………………….15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Islam merupakan proses mendidik yang di dalamnya terjadi interaksi
antara guru dan murid yang membahas tentang materi-materi keislaman. Proses belajar-
mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum pada
suatu lembaga pendidikan, dengan visi agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan
pendidikan Islam yang telah ditetapkan oleh lembaganya.
Terkait pada tujuan pendidikan Islam berlandaskan pada tujuan Allah menciptakan
manusia di muka bumi ini, yakni untuk mengabdi kepada-Nya. Abdul Fattah Jalal
mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba
Allah. Pengabdian pada Allah sebagai realisasi dari keimanan yang diwujudkan dalam
amaliah di dunia untuk mencapai derajat orang yang taqwa di sisi-Nya. Allah menciptakan
manusia sebagai “khalifah fil ardh“ untuk melaksanakan tugasnya. Khalifah dituntut
menjadikan sifat-sifat Allah bagian dari karakteristik keperibadiannya untuk mendukung
terwujudnya kemakmuran. Pengabdian dan ketaqwaan kepada Allah merupakan jembatan
untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Dalam kaitannya dengan usaha mencapai tujuan pendidikan Islam, alat/media
pendidikan atau pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Alat/ media merupakan
sarana yang membantu proses pembelajaran. Adanya alat/media bahkan dapat mempercepat
proses pembelajaran murid karena memudahkan murid untuk tanggap terhadap pelajarannya,
karena tidak hanya mendengarkan guru berceramah, namun melihat langsung dengan panca
indera melalui alat / media pembelajaran tersebut.
Dengan adanya alat / media maka tradisi lisan maupun tulisan dalam proses
pembelajaran dapat dilengkapi dengan berbagai variasi teknik pengajaran, sehingga membuat
suasana tidak membosankan. Selain itu guru dengan mudah dapat menciptakan berbagai
situasi yang berbeda dan menciptakan iklim yan emosional dan sehat di antara murid-
muridnya.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sangat mempengaruhi
sistem pendidikan. Sehingga dewasa ini media teknologi informasi menjadi peran utama
dalam proses pembelajaran. Guru lebih dapat mengefesienkan dan mengefektifkan waktu
dalam pengajarannya. Banyak sekali pengaruh positif seiring dengan datangnya teknologi ke
dunia pendidikan. Namun disamping itu juga ada pengaruh negatifnya. Ini merupakan tugas
utama guru untuk bisa mengolah/mengemas dan mengenalkan teknologi informasi dengan
mengambil langkah positif dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa permasalahan yang muncul dan
perlu dijawab, yaitu:
1. Bagaimana konsep media pembelajaran pendidikan Islam?

1
2. Bagaimana pengembangan media pembelajaran pendidikan Islam?
3. Bagaimana pengaruh media pembelajaran dalam pendidikan Islam?
4. Bagaimana pentingnya media pembelajaran dalam pendidikan Islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep media pembelajaran pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui pengembangan media pembelajaran pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran dalam pendidikan Islam.
4. Untuk mengetahui pentingnya media pembelajaran dalam pendidikan Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep media pembelajaran pendidikan Islam


1. Definisi media pembelajaran pendidikan Islam
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jama’ dari kata medium
yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Gagne media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkingan siswa yang dapat merangsangnya untuk
belajar. Sementara itu menurut Briggs, media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Jadi, pada umumnya media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan,
minat, dan perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Pendidikan Islam adalah bimbingan secara tidak sadar dari pendidik (orang dewasa)
kepada anak yang masih dalam proses pertumbuhannya, berdasarkan norma-norma islami,
agar terbentuk kepribadiannya menjadi kepribadian muslim.[1]
Dengan demikian alat/media pendidikan memiliki peran yang penting dalam
pengajaran khususnya dalam proses pendidikan yaitu sebagai perantara atau alat untuk
memudahkan proses belajar-mengajar agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan
efisien.
Terkait dalam pendidikan Islam, alat/media pendidikan Islam memiliki arti segala
benda/bentuk yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. Alat ini mencakup
apa saja yang dapat digunakan termasuk di dalamnya metode pendidikan Islam. Alat
pendidikan Islam yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menuntun atau
membimbing anak didik/siswa dalam masa pertumbuhannya agar kelak menjadi manusia
berkepribadian muslim yang diridhai Allah Swt. Oleh karena itu, alat/media pendidikan ini
harus searah dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah dan tidak boleh bertentangan dengan koridor
agama Islam.
Diantara yang termasuk dalam alat pendidikan Islam adalah sebagai berikut[2]:
1. Pendidik.
2. Lembaga pendidikan yang memberikan tempat untuk dapat terlaksananya pendidikan
formal atau informal.
3. Sarana dan prasarana pendidikan yang membantu kelancaran pelaksanaan pendidikan,
terutama dalam proses belajar-mengajar.
4. Perpustakaan, yakni buku-buku referensi yang memberikan informasi ilmu
pengetahuan kepada pendidik dan peserta didik.
5. Kecakapan atau kompetensi pendidik sehingga memberikan pengajaran yang
professional dan sesuai dengan kapabilitasnya.

3
6. Metodologi pendidikan dan pendekatan sistem pengajaran yang digunakan, misal
menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan, atau pengajaran
lainnya.
7. Manajemen pendidikan yang mengolah pelaksanaan pendidikan. Ini merupakan alat
yang amat penting dalam pendidikan, seperti pengaturan jadwal mata pelajaran,
penempatan pendidik dalam mata pelajaran tertentu, peraturan lama mengajar,
pemenuhan gaji atau honorarium pendidik, penentuan rapat-rapat pendidik dan
sebagainya.
8. Strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan belajar siswa dalam lembaga
pendidikan tertentu, karena setiap lembaga pendidikan masing-masing memiliki visi
misi yang berbeda-beda.
9. Evaluasi pendidikan dan evaluasi belajar.
10. Alat-alat bantu dalam pendidikan dapat berupa pengembangan teknik belajar-
mengajar, diantaranya sebagai berikut :
 Mengajar dengan menggunakan teknik kuis, sehingga terjadi persaingan
dalam menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh pendidik.
 Pertanyaan secara lisan di kelas.
 Tugas individu.
 Tugas kelompok.
 Ulangan semester.
 Ulangan kenaikan.
 Laporan kerja praktik lapangan.
 Responsi atau ujian praktik yang dipakai untuk mata pelajaran yang ada
kegiatan praktikumnya.
Metode-metode dalam pendidkan Islam juga merupakan bagian dari alat-alat
pendidikan. Semua metode dan alat-alat pendidikan dalam pendidikan Islam harus didasarkan
pada nilai-nilai ajaran Islam yang terkandung dalam Al-quran dan As-Sunnah, sesuai yang
telah dipaparkan di atas berkenaan dengan pencapaian tujuan pendidikan Islam.

2. Perkembangan media pendidikan


Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching
aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual yaitu gambar, model, objek dan alat-
alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi, belajar serta mempertinggi
daya serap belajar siswa. Akan tetapi, guru kurang memperhatikan aspek desain,
pengembangan pembelajaran produksi dan evaluasinya karena terlalu berpusat pada alat
bantu visual.
Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke 20 alat
visual untuk mengkonkritkan ajaran ini dilengkapi dengan digunakannya alat video sehingga
kita kenal adanya alat video visual atau audio visual aids (AVA).
Pada masa permulaan islam, alat-alat yang digunakan dalam pengajaran amat
sederhana. Pengajaran diberikan dirumah. Kadang-kadang di mesjid atau halaman mesjid.
Rumah Rasulullah pernah digunakan untuk tempat belajar. Rumah Arqam bin Abi Arqam

4
pernah digunakan oleh para sahabat untuk mempelajari pokok-pokok ajaran islam dan
pengajaran hafalan al-Qur’an.
Pada zaman Abbasiyah, kaum muslimin banyak bergaul dengan bangsa lain yang
memiliki kebudayaan. Kebudayaan itu mempengaruhi kaum muslimin. Orang muslim ingin
mengetahui kebudayaan asing itu. Maka buku-buku asing diterjemahkan kedalam bahasa
Arab, mencakup filsafat orang Romawi serta sainsnya. Ulama-ulama Islam berlomba-lomba
mengumpulkan karangan dari luar Islam. Mereka mengumpulkannya di perpustakaan
terjemahan. Maka muncullah ulama besar di kalangan muslim seperti Muhammad ibnu Musa
al-Khuwarizmi dan Abu Ja’far Muhammad.[3]

3. Kegunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar


Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata
tertulis atau lisan belaka).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap
pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
1) Menimbulkan kegairahan belajar
2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan
dan kenyataan
3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya
d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman
yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap
siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu diatasi sendiri.
Apalagi latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi
dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:
1) Memberikan perangsang yang sama
2) Mempersamakan pengalaman
3) Menimbulkan persepsi yang sama
4) Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain :
landasan filosofis, psikologis, teknologis dan empiric.
a. Landasan Filosofis
Digunakannya berbagai jenis media hasil tekonologi baru di dalam kelas, dapat
mengakibatkan proses pembelajaran yang kurang manusiawi (karena anak dianggap seperti
robot yang dapat belajar sendiri dengan mesin) atau dehumanisasi. Tapi dengan adanya
berbagai media pembelajaran itu justru anak atau siswa dapat mempunyai banyak pilihan
yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya. Atau dengan kata lain siswa dihargai

5
dengan harkat kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara
maupun alat sesuai dengan kemampuannya, jadi penerapan teknologi tidak berarti
dehumanisasi.
Yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran.
Jika guru mengenggap siswa sebagai manusia yang mempunyai karakter dan kemampuan
yang berbeda, maka baik menggunakan media hasil teknologi atau tidak, proses pembelajaran
tetap dilakukan dengan pendekatan humanisme.
b. Landasan Psikologis
Dari hasil kajian psikologis tentang proses belajar yang terkait dengan penggunaan
media pembelajaran, dapat dikemukakan antara lain hal-hal berikut:
1) Belajar adalah proses kompleks dan unik
Dalam mengelola proses pembelajaran harus diusahakna dapat memberikan fasilitas belajar
(juga media dan metode pembelajaran) harus sesuai dengan perbedaan individual siswa.
2) Persepsi
Persepsi adalah mengenal sesuatu melalui alat indera. Orang akan memperoleh pengertian
dan pemahaman tentang dunia luar dengan jelas jika ia mengalami proses persepsi yang jelas
juga. Hal-hal yang mempengaruhi kejelasan persepsi antara lain ialah: keadaan alat indera
(mata, telinga, dsb), perhatian, minat, dan pengalaman, serta kejelasan objek yang diamati.
c. Landasan Teknologis
1) Teknologi dalam pembelajaran
Istilah teknologi dalam pembelajaran ini artinya ialah memanfaatkan kemajuan teknologi
untuk mengefektifkan proses pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran (pendidikan).
2) Teknologi pembelajaran
Teknologi pembelajaran adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan, dan organisasi, untuk menganalisis masalah, mencari cara
pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan maslah-maslah dalam
situasi dimana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol.
d. Landasan Empiris
Dalam landasan ini menekankan pada pemilihan dan penggunaan media belajar itu
berdasarkan karakteristik orang yang belajar dan medianya. Hal ini didasarkan atas
pengalaman yang dimana kita mengenal para peserta didik itu bermacam-macam. Ada yang
gaya belajarnya visual dan auditif bahkan ada juga audio visual. Nah dari gaya belajar itulah
kita dapat memahami dalam pemilihan media belajar.[4]
5. Jenis Alat atau Media Pendidikan Islam
Dalam perspektif Ilmu Pendidikan Islam, yang mengutamakan ilmu pengetahuan
(knowledge) dan penanaman nilai (value) sudah barang tentu memerlukan alat yang relevan.
Para ahli telah mengklasifikasikan alat atau media pendidikan kepada dua bagian yaitu: alat

6
pendidikan yang bersifat benda (materil) dan alat pendidikan yang bukan benda (non
materil).
a. Alat pendidikan yang bersifat benda
Menurut Zakiah Drajat, alat pendidikan yang berupa benda yaitu:
1) Media tulis, sperti al-Qur’an, hadits, Tauhid, Fiqh, sejarah.
2) Benda-benda alam seperti hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan dsb.
3) Gambar-gambar yang dirancang seperti grafik.
4) Gambar yang diproyeksikan, seperti video.
5) Audi recording (alat untuk didengar) seperti kaset, tape, radio.
b. Alat pendidikan yang bukan benda
Alat atau media yang bukan berupa benda diantaranya yaitu
1) Keteladanan
Dalam hal ini M. Ngalim Purwanto, mengatakan bahwa dalam berbagai hal
pendidikan, keteladanan pendidik merupakan alat yang sangat penting bahkan paling utama.
Seperti yang terdapat di dalam Psikologi kita ketahui bahwa anak-anak mempunyai dorongan
meniru terutama terhadap orang tua dan gurunya. Jadi di sinilah para pendidik dituntut untuk
mencerminkan akhlak yang mulia di manapun berada, maka dari itu posisi pendidik
merupakan teladan yang baik yang dikategorikan sebagai alat atau media pendidikan yang
dapat ditiru.
Untuk memenuhi keinginan tersebut Allah SWT mengutus Muhammad menjadi
teladan bagi manusia. Kemudian kita diperintahkan untuk mengikuti Rasul, di antaranya
memberikan teladan yang baik. Untuk menjadi sosok yang diteladani, Allah SWT
memerintahkan kepada manusia selaku khalifah di bumi mengerjakan perintah Allah SWT
dan rasul sebelum mengerjakannya kepada orang yang dipimpinnya. Termasuk dalam hal ini
sosok pendidik yang dapat diteladani oleh anak didik.
Pendidik dalam konteks ilmu pendidikan islam, berfungsi sebagai warasatul al-
Anbiya yang pada hakikatnya mengemban misi sebagai rahmatan lil ‘alamin, yakni suatu
misi yang mengajak manusia untuk tunduk dan taat kepada hukum-hukum Allah SWT.
Menurut al-Ghazali, seperti yang disitir oleh Fatihah Hasan Sulaiman, terdapat beberapa sifat
penting yang harus dimiliki oleh guru sebagai orang yang diteladani, yaitu:
Ø Amanah dan tekun bekerja
Ø Bersifat dan lemah lembut dan kasih sayang terhadap murid
Ø Dapat memahami dan berlapang dada dalam ilmu serta orang-orang yang mengajarkannya.
Ø Tidak rakus pada materi.
Ø Berpengetahuan luas.
Ø Istiqomah dan memegang teguh prinsip.

7
Al-Ghazali juga menambahkan bahwa terdapat beberapa sifat penting yang harus
terinternalisasi dalam diri murid, yaitu:
Ø Rendah hati
Ø Mensucikan diri dari segala keburukan
Ø Taat dan istiqomah
2) Perintah atau larangan
Sebagai seorang muslim diberi oleh Allah SWT tugas dan tanggung jawab yaitu
melaksanakan “amar ma’ruf nahyi munkar”. Amar ma’ruf nahyi munkar merupakan alat
dalam pendidikan. Perintah adalah suatu keharusan untuk berbuat atau melakukan sesuatu.
Tiap-tiap perintah dan pengaturan mengandung norma-norma kesusilaan, jadi bersifat
memberi arah atau mengandung tujuan ke arah perbuatan susila. Dalam hal ini perintah itu
bukan hanya apa yang keluar dari mulut seseorang yang harus dikerjakan oleh orang lain,
tetapi termasuk pula anjuran, pembiasan dan peraturan-peraturan umum yang harus ditaati
oleh peserta didik.
Dalam memberikan perintah terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Ø Jangan memberikan perintah kecuali diperlukan
Ø Hendaknya perintah itu dengan ketetapan hati dan niat yang baik
Ø Jangan memerintahkan kedua kalinya jika perintah pertama belum dilaksanakan
Ø Perintah hendaknya benar-benar dipertimbangkan akan akibatnya
Ø Perintah hendaknya bersifat umum, bukan bersifat khusus
Larangan, sebenarnya sama saja dengan perintah. Kalau perintah merupakan suatu
keharusan untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat, maka larangan merupakan keharusan
untuk tidak melakukan sesuatu yang merugikan. Di dalam keluarga umumnya larangan itu
merupakan alat mendidik yang banyak dipakai oleh para ibu dan bapak. Namun demikian
baik bagi pendidik maupun bagi orang tua, hendaknya melarang anak itu sekali saja, sebab
anak yang selalu dilarang dalam segala perbuatan dan permainannya sejak kecil, akan dapat
menghambat perkembangan dirinya. Oleh karena itu larangan itu seharusnya tidak terlalu
sering, tetapi pada saat-saat yang diperlukan saja. Di dalam Al-Qur’an banyak ayat yang
dapat diambil sebagai dasar konsep larangan sebagai alat. Firman Allah SWT , yang artinya:
“Janganlah kamu dekati kejahatan itu, baik yang terang maupun yang tersembunyi”.
Larangan mendekati perbuatan tercela berarti pula saran untuk kejahatan itu harus
disingkirkan sebab dalam diri manusia ada fitrah ingin tahu, ingin mencoba. Disinilah letak
peran pendidik, untuk mengarahkan keingintahuan anak pada hal-hal yang negatif dengan
jalan memberikan pengertian dan kesadaran.
3) Ganjaran dan hukuman
Ganjaran adalah sesuatu yang menyenangkan yang dijadikan sebagai hadiah bagi
anak yang berprestasi baik dalam belajar, dalam sikap perilaku. Yang terpenting dalam

8
ganjaran hanya hasil yang dicapai seorang anak, dan dengan hasil tersebut pendidikan dapat
membentuk kata hati dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras pada anak itu.
Ganjaran itu dapat dilakukan oleh pendidik dengan cara bermacam-macam antara
lain:
Ø Guru mengangguk-anggukkan kepala tanda senang dan membiarkan suatu jawaban yang
diberikan oleh seorang anak.
Ø Guru memberikan kata-kata yang menggembirakan (pujian)
Ø Guru memberikan benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak-anak dan
sebagainya.
Selain ganjaran, hukuman juga merupakan alat pendidik. Amir Daien Indra Kusuma,
mendefinisikan hukuman sebagai tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan
sengaja sehingga menimbulkan nestapa, sehingga anak akan menjadi sadar dan berjanji tidak
akan mengulanginya.[5]
Dalam islam hukuman disebut dengan iqab. Abdur Rahman An-Nahrawi
menyebutnya dengan “tarhib” yang berarti ancaman atau intimidasi melalui hukuman karena
melakukan sesuatu yang dilarang. Dengan demikian dipahami bahwa hukuman diberikan
karena ada pelanggaran sedangkan tujuan pemberian hukuman adalah agar tidak terjadi
pelanggaran secara berulang.
Di bidang pendidikan , hukuman itu dilaksanakan karena dua hal, yaitu:
Ø Hukuman diadakan karena ada pelanggaran. Adanya kesalahan yang diperbuat
Ø Hukuman diadakan dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran
Asam Hasan Fahmi menjelaskan tentang ciri-ciri hukuman dalam perspektif pendidikan
Islam yakni:
Ø Hukuman diberikan untuk memperoleh kebaikan dan pengarahan
Ø Memberikan kesempatan kepada anak memperbaiki kesalahannya sebelum dipukul anak
yang belum berusia 10 tahun tidak boleh dipukul, kalaupun dipukul tidak boleh lebih dari tiga
kali.
Ø Pendidik harus tegas dalam melaksanakan hukuman, artinya sikap keras pendidik telah
dianggap perlu maka harus dilaksanakan dari sikap lunak dan kasih sayang.
Selain ganjaran, hukuman juga merupakan alat pendidik. Amir Daien Indra Kusuma,
mendefinisikan hukuman sebagai tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan
sengaja sehingga menimbulkan nestapa, sehingga anak akan menjadi sadar dan berjanji tidak
akan mengulanginya.[6]

B. Pengembangan Media Pembelajaran


Media pembelajaran yang akan dibahas diantaranya yaitu media berbasis manusia
(guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok, dan lain-lain), media berbasis

9
cetakan (buku, penuntun, buku kerja/latihan, dan lembaran lepas), media berbasis visual
(buku, charts, grafik, peta, figur/ gambar, transparansi, film bingkai atau slide), media
berbasis audio-visual (video, film, slide bersama tape, televisi), dan media berbasis komputer
(pengajaran dengan bantuan komputer dan video interaktif).
1. Media Berbasis Manusia
Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan
dan mengomunikasikan pesan atau informasi. Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan
kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan
pembelajaran siswa. Misalnya, media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses
belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang
terjadi pada lingkungan belajar.
2. Media Berbasis Cetakan
Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks,
buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menuntut enam
elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi,
daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong.
3. Media Berbasis Visual
Media berbasis visual ( image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat
penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya
melalui elaborasi struktur dan organisasi) dapat memperkuat ingatan. Visual dapat pula
menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran
dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang
bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan
terjadinya proses informasi.
Bentuk visual bisa berupa: (a) gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto
yang menunjukan bagaimana tampak suatu benda; (b) diagram yang melukiskan hubungan-
hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materia; (c) peta yang menunjukan hubungan-
hubungan rusang antara unsur-unsur dalam isi materi; (d) grafik seperti tabel, grafik, dan
chart (bagan) yang menyajikan gambaran/ kecenderungan data atau antar hubungan
seperangkat gambar atau angka-angka.
4. Media Berbasis Audio-Visual
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan
tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam
media audio-visual penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang
banyak, rancangan, dan penelitian.
Pada awal pelajaran media harus mempertunjukan sesuatu yang dapat menarik semua
perhatian siswa. Hal ini diikuti dengan jalinan logis keseluruhan program yang dapat
membangun rasa berkelanjutan sambung-menyambung dan kemudian menuntun kepada
kesimpulan atau rangkuman. Kontinuitas program dapat dikembangkan melalui penggunaan
cerita atau permasalahan yang memerlukan pemecahan.
5. Media Berbasis Komputer
10
Dewasa ini komputer memilki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan
dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal
dengan nama Computer Managed Instruction (CMI). Ada pula peran komputer sebagai
pembantu tambahan dalam belajar; pemanfaatanya meliputi penyajian informasi isi materi
pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai Computer Assisted
Instruction (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah
penyampai utama materi pelajaran. Komputer dapat menyajikan informasi dan tahapan
pembelajaran lainnya disampaikan bukan dengan media komputer.[7]
Ø Bentuk interaksi media komputer yang dapat diaplikasikan
 Praktek dan latihan (drill & practice)
 Tutorial
 Permainan (games)
 Simulasi (simulation)
 Penemuan (discovery)
 Pemecahan Masalah (Problem Solving).[8]

C. Pengaruh Media Pembelajaran dalam Pendidikan Islam


Di dalam Pendidikan Islam, alat atau media itu jelas diperlukan. Sebab alat atau
media pengajaran itu mempunyai peranan yang besar yang berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan pendidikan yang diinginkan.
Terdapat pendapat beberapa ahli pendidikan mengenai manfaat atau kegunaan dari
alat/media ini dalam pendidikan atau dalam proses belajar mengajar. Yusuf Hadi Miarso dkk,
menyatakan bahwa alat/media itu mempunyai nilaI-nilai praktis yang berupa kemampuan
antara lain :
1. Membuat konkret konsep yang abstrak
2. Membawa obyek yang sukar didapat ke dalam lingkungan belajar siswa
3. Menampilkan obyek yang terlalu besar
4. Menampilkan obyek yang tak dapat diamati dengan mata telanjang
5. Mengamati gerakan yang terlalu cepat
6. Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa
7. Membangkitkan motivasi belajar
8. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun di samping
menurut kebutuhan.[9]
Abu Bakar Muhammad berpendapat, bahwa kegunaan alat atau media itu antara lain ialah:
1. Mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang sulit.
2. Mampu mempermudah pemahaman, dan menjadikan pelajaran lebih hidup dan menarik.

11
3. Merangsang anak untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan menelaah (belajar)
dan menimbulkan kemauan keras untuk mempelajari sesuatu.
4. Membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat, memperhatikan dan
memikirkan suatu pelajaran.
5. Menimbulkan kekuatan perhatian (ingatan) mempertajam, indera, melatihnya,
memperhalus perasaan dan cepat belajar.[10]

D. Pentingnya Media Pendidikan Islam


Pentingnya alat pendidikan Islam itu di dasari oleh hadits Nabi SAW, yaitu: “kami
para Nabi diperintahkan untuk menempatkan seseorang pada posisinya, berbicara kepada
mereka sesuai dengan kemampuan akhirnya.”
Dari hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pendidik dalam menyampaikan
materi atau bahan pendidikan Islam kepada anak didik harus benar-benar disesuaikan dengan
keadaan dan kemampuan anak didik. Kita tidak boleh mementingkan materi atau bahan
dengan mengorbankan anak didik. Sebaliknya, kita harus mengusahakan dengan jalan
menyusun materi tersebut sedemikian rupa sesuai dengan taraf kemampuan anak, tetapi
dengan cara serta gaya yang menarik.[11]

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alat/media pendidikan Islam memiliki arti segala benda/bentuk yang digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan Islam. Alat ini mencakup apa saja yang dapat digunakan
termasuk di dalamnya metode pendidikan Islam. Alat pendidikan Islam yaitu segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menuntun atau membimbing anak didik/siswa dalam masa
pertumbuhannya agar kelak menjadi manusia berkepribadian muslim yang diridhai Allah
Swt. Oleh karena itu, alat/media pendidikan ini harus searah dengan Al-Qur'an dan As-
Sunnah dan tidak boleh bertentangan dengan koridor agama Islam.
Pada masa permulaan Islam, alat-alat yang digunakan dalam pengajaran amat
sederhana. Pengajaran diberikan dirumah. Kadang-kadang di mesjid atau halaman mesjid.
Beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain : landasan
filosofis, psikologis, teknologis dan empiric.
Para ahli telah mengklasifikasikan alat atau media pendidikan kepada dua bagian
yaitu: alat pendidikan yang bersifat benda (materil) dan alat pendidikan yang bukan benda
(non materil). Media pembelajaran yang akan dibahas diantaranya yaitu media berbasis
manusia (guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok, dan lain-lain), media
berbasis cetakan (buku, penuntun, buku kerja/latihan, dan lembaran lepas), media berbasis
visual (buku, charts, grafik, peta, figur/ gambar, transparansi, film bingkai atau slide), media
berbasis audio-visual (video, film, slide bersama tape, televisi), dan media berbasis komputer
(pengajaran dengan bantuan komputer dan video interaktif).
Pendidik dalam menyampaikan materi atau bahan pendidikan Islam kepada anak
didik harus benar-benar disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan anak didik. Kita tidak
boleh mementingkan materi atau bahan dengan mengorbankan anak didik. Sebaliknya, kita
harus mengusahakan dengan jalan menyusun materi tersebut sedemikian ruap sesuai dengan
taraf kemampuan anak, tetapi dengan cara serta gaya yang menarik.

13
B. Saran
Sehubungan dengan hasil diskusi yang penulis lakukan, kiranya dapat memberikan
saran sebagai berikut:
1. Untuk pendidik, hendaknya dalam menyampaikan materi menggunakan metode
pengajaran yang menyenangkan agar peserta didik tidak merasa bosan dalam kegaiatan
belajar mengajar dan dapat memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang
disampaikan. Misalnya seperti metode demonstrasi, dimana peserta didik terlibat langsung
dalam pembelajaran.
2. Untuk orang tua, hendaknya mengarahkan, membimbing dan mengajarkan kepada anak-
anaknya bagaimana menentukan media pembelajaran dalam pendidikan Islam yang benar dan
baik.
3. Untuk pembaca, dengan adanya makalah ini diharapkan nantinya dapat memahami media
pembelajaran dalam pendidikan Islam yang baik dan benar. Sehingga dapat menjadi bekal
pengetahuan dimasa yang akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press


Basri, Hasan dan Beni Ahmad Saebani. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung : CV Pustaka
Setia.
Jennah, Rodhatul. 2009. Media Pembelajaran. Banjarmasin: Antasari Pers
Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional,2005, Departemen Agama, Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam .
Ramayulis. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia
Sudiyono, Muhammad. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Rienka Cipta.
Tafsir, Ahmad. 2012. Ilmu Pendidikan Islami. Bandung: Rosda
http://teknologipendidikan.wordpress.com/2006/03/21/prinsip-pengembangan-media-
pendidikan-sebuah-pengantar/.html diakses di Kudus pada tanggal 20 Mei 2016.

[1] M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:PT Rienka Cipta, 2009), Ct. ke-1, hlm.
180.
[2]Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam ( Bandung : CV Pustaka
Setia, 2010 ), hlm. 138.
[3]Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islami,(Bandung: Rosda, 2012), hlm. 142-143.
[4]Rodhatul Jennah, Media Pembelajaran, (Banjarmasin: Antasari Pers, 2009), Ct. ke-1, hlm.
5.
[5] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), Ct. ke-6, hlm. 204-211.
[6] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), Ct. ke-6, hlm. 204-211.

15
[7]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), hlm 79-93.
[8] http://teknologipendidikan.wordpress.com/2006/03/21/prinsip-pengembangan-media-
pendidikan-sebuah-pengantar/.html diakses di Kudus pada tanggal 20 Mei 2016.
[9]Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional,2005, Departemen Agama, Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam .
[10] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), Ct. ke-6, hlm. 204-
211.
[11] M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:PT Rienka Cipta, 2009), Ct. ke-1, hlm.
180.

16

Anda mungkin juga menyukai