Anda di halaman 1dari 14

PAI DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SISWA

Diajukan untuk tugas kelompok dalam mata kuliah Pengajaran PAI di Pend.Dasar
Dosen pengampu: Imas Masruroh,M.pd

Penyusun :
Hamdi Restu Hudaya 18862081106
Putri Selviana 18862081074
Firman Hendrasyah

Institut Agama Islam Nasional LaaRoiba

Jl. Raya PemdaPajeleranSukahati No. 41 Cibinong Kabupaten Bogor


Kata Pengantar

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian serta
diberi kemudahan dan kelancaran dalam penulisan makalah dengan judul ” PAI DALAM
MEMBENTUK KEPRIADIAN SISWA”.
Makalah ini telah dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak juga dari
beberapa sumber makalah dan jurnal untuk menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan proposal penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
proposal penelitian ini terutama kepada dosen mata kuliah Pengajaran PAI di Pend.Dasar
Ibu Imas Masruroh,M.pd.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu, peneliti mengundang pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang bersifat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat peneliti harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Aamiin.

Bogor, 29 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Hal.
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………….….………………. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 1
C. Tujuan Masalah …………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………. 5
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ……………………………………………………………… 8
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A . Latar Belakang Masalah


Dalam era globalisasi saat ini, kemajuan IPTEK dan masuknya budaya-budaya asing
telah mempengaruhi bangunan dan kebudayaan serta gaya hidup manusia. Kenyataan
semacam itu, akan mempengaruhi nilai, moral, sikap, atau tingkah laku kehidupan individu
dan masyarakatnya. Karena itu Pendidikan semakin dibutuhkan oleh manusia, karena
Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan penuh dalam
membentuk generasi muda agar memiliki kepribadian yang baik dan utama. Maksudnya,
kepribadian yang memiliki sopan santun, prilaku atau akhlak dan moral yang baik. Guru atau
pendidik adalah salah satu faktor pendidikan. Dalam melaksanakan pendidikan Islam,
peranan pendidik sangat penting artinya dalam proses pendidikan, karena ia bertanggung
jawab dalam menentukan arah pendidikan tersebut. Pendidik sangat bertanggung jawab
dalam pembentukan pribadi peserta didik. Guru tidak hanya mengajar atau menyampaikan
materi pelajaran kepada peserta didik, tetapi juga bertanggung jawab terhadap pembentukan
pribadi anak sehingga sesuai dengan ajaran agama Islam.
Dalam kehidupan manusia, pendidikan memiliki peranan penting dalam membentuk
generasimendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manusia berkualitas,
bertanggung jawab, dan mampu mengantisipasi masa depan. Achmadi mendefinisikan
pendidikan agama Islam adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah
manusia serta sumber daya insan yang berada pada subjek didik menuju terbentuknya
manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam atau dengan istilah lain yaitu
terbentuknya kepribadian muslim.
Jelaslah bahwa pengertian pendidikan agama Islam diatas merujuk pada tujuan akhir dari
pendidikan Islam yaitu terbentuknya kepribadian muslim. Seperti telah disebutkan diatas,
penentuan tercapainya kepribadian muslim pada setiap orang tidaklah terletak dalam
pendidikanitu endiri,melainkan juga pada lembaga pendidikan.Dalam persepektif pendidikan,
terdapat tiga lembaga utama yang sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian
seorang anak yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

4
B . Rumusan Masalah
1. Apa itu pendidiikan agama islam ?
2. Bagaimana upaya guru dalam membentuk kepribadian siswa?
3. Apa saja faktor yang menunjang dan menghambat dalam membentuk kepribadian
siswa?
4. Bagaimana Metode Pembentukan Kepribadian Dalam Pendidikan Islam ?

C . Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pendidikan islam
2. Untuk mengetahui upaya guru dalam membentuk kepribadian siswa
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menunjang dan menghambat dalam
membentuk kepribadian siswa
4. Untuk mengetahui metode pembentukan kepribadian dalam pendidikan islam

5
BAB II
PEMBAHASAN

A . Pendidikan Agama Islam


Dalam GBHN (Tap. MPR No. IV/MPR/1978) ditegaskan bahwa “pendidikan
berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga sekolah, dan
masyarakat”. Oleh karena itu, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara
keluarga, masyarakat dan pemerintah.Menurut Abd. Ghani ‘Abud, dalam buku Mantep
Miharso, keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama bagi anak-anak, yang melalui
celah-celahnya anak menyerap nilai-nilai keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang ada
di dalamnya.
Dalam ajaran Islam telah dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam sabdanya yang
artinya: “Setiap anak dilahirkan berdasarkan fitrah, maka sesungguhnya kedua orang
tuanyalah yang menjadikan dia Majusi, Yahudi, atau Nasrani” (H.R. Muslim).Berdasarkan
hadits tersebut, orang tua memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak.
Anak dilahirkan dalam keadaan suci, adalah menjadi tanggungjawab orang tua yang
mendidiknya.Dalam hal ini pula Allah SWT telah berfirman yang artinya :“Hai orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka” (Q.S. At Tahrim(66): 6).
Disinilah letak tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya, karena anak
adalah amanat Allah yang diberikan kepada kedua orang tua yang kelak akan diminta
pertanggungjawaban atas pendidikan anak-anaknya.4Kadangkala banyak dijumpai anak
mengalami berbagai masalah atau kesulitan di dalam mengendalikan dirinya dan gejolak
hatinya, yang bukan saja bisa membahayakan diri anak itu sendiri, tapi juga orang lain.
Berkumpulnya remaja-remaja yang menyebabkan terganggunya orang-orang yang di
sekelilingnya, tindakan–tindakan seperti minum minuman keras, menelan obat-obat terlarang,
pemuasan nafsu seksual, dan egoisme pribadi yang mengakibatkan pelecehan terhadap hak-
hak orang lain menandai dunia yang semakin maju.
Bekal pendidikan agama yang diperoleh anak dari lingkungan keluarga akan memberinya
kesiapan untuk lebih kuat dalam menghadapi segala tantangan yang ada. Keluarga muslim
merupakan keluarga-keluarga yang mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam
mendidik generasi-generasinya untuk mampu terhindar dari berbagai bentuk tindakan yang
menyimpang. Oleh sebab itu, perbaikan pola pendidikan anak dalam keluarga merupakan

6
sebuah keharusan dan membutuhkan perhatian yang serius.Agamalah yang dapat membantu
mereka dalam mengatasi dorongan-dorongan dan keinginan-keinginan yang belum pernah
mereka kenal sebelumnya yang seringkali bertentangan dengan nilai-nilai agama yang dianut
oleh para orang tua atau lingkungan tempat mereka hidup
Ajaran agama Islam berintikan akidah, ibadah, dan akhlak yang sangat membantu dalam
mengatasi kehidupan remaja yang serba kompleks.Pembentukan kepribadian anak sangat erat
kaitannya dengan pembinaan iman dan akhlak. Secara umum para pakar kejiwaan
berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu mekanisme yang mengendalikan dan
mengarahkan sikap dan perilaku seseorang. Kepribadian terbentuk melalui semua
pengalaman dan nilai-nilai yang diserap dalam pertumbuhannya, terutama pada tahun-tahun
pertama dari umurnya.
Apabila nilai-nilai agama banyak masuk ke dalam pembentukan kepribadian seseorang,
tingkah laku orang tersebut akan diarahkan dan dikendalikan oleh nilai-nilai agama. Disinilah
letak pentingnya pengalaman dan pendidikan agama pada masa-masa pertumbuhan dan
perkembangan seseorang. Oleh sebab itu, keterlibatan keluarga dalam penanaman nilai dasar
keagamaan bagi anak semakin diperlukan.
Contohnya dalam hal akidah, banyak siswa yang datang terlambat ke sekolah. Agar tidak
dihukum, siswa mempunyai banyak alasan untuk bisa masuk ke kelas. Terkadang alasan yang
dibuatnya itu tidak sesuai dengan kenyataan. Ini mencerminkan bahwa siswa masih belum
menyadari bahwa ada malaikat yang selalu mencatat amal perbuatannya.Kemudian dalam hal
ibadah, banyak siswa yang tidak melaksanakan shalat dzuhur berjamaah. Dan yang terakhir
berkaitan dengan akhlak yaitu masih ada siswa yang kurang menghormati dan berbicara
kurang sopan kepada guru maupun teman-temannya.Perilaku menyimpang diatas, dapat
terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya karena kurangnya nilai-nilai agama yang ada
pada dirinya sehingga siswa cenderung memiliki kepribadian yang kurang baik.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam
membentuk kepribadian siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Guru Pendidikan Agama
Islam mengupayakan beberapa hal, di antaranya yaitu melalui: 1) Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, 2) penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan 3) Sikap dan Kepribadian Guru yang menjadi
panutan dalam menanamkan nilai-nilai ajaran agama, 4) Pendidikan Kebiasaan melakukan ibadah
yaumiyah 6) Pelatihan Kedisiplinan.

7
B . Bagaimana Upaya Guru Dalam Membentuk Kepribadian Siswa

Guru merupakan pendidik atau bisa dikatakan orang yang bertanggung jawab
memberi bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam mengembangkan apa-apa yang
dimiliki pesrta didik untuk mencapai kedewasaannya. Dalam konsep pendidikan tradisional
Islam, guru diposisikan begitu terhormat. 

Guru diposisikan sebagai orang yang alim, wara', shalih dan sebagai uswah bagi
peserta didik, sehingga guru dituntut harus beramal shalih sebagai aktualisasi diri keilmuan
yang dimilikinya. 

Tidak hanya itu, guru juga dianggap memiliki tanggung jawab kepada para siswanya,
tanggung jawab tersebut tidak hanya saat proses pembelajaran berlangsung, tetapi juga ketika
peserta didik berada di luar pembelajaran,. Oleh karena itu wajar bila guru diposisikan
sebagai orang-orang yang dimulyakan yang memiliki pengaruh besar pada masyarakat.

Menurut Husnul Chotimah, guru adalah orang yang memfasilitasi alih ilmu
pengetahuan dari sumber belajar kepada. Sementara di mata masyarakat guru dipandang
sebagai orang yang melaksankan pendidikan disekolah atau ditempat-tempat lainnya. 

Semua berpendapat bila guru memegang peran yang sangat penting dalam
mengembangkan sumber daya manusia melalui pedidikan.[1] Guru yang baik adalah guru
yang mampu menjadi panutan, menjadi teladan atau menjadi contoh dan selalu memberikan
ilmu seperti mata air yang terus mengalir dan takpernah habis airnya. Guru yang ideal juga
dapat juga dikatakan sebagai guru yang bisa memahami benar profesinya.

  Guru harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan dalam


pembelajaran para peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara maksimal.
Dalam hal ini guru harus mengetahui peran-peran guru, yaitu:

1. Korektor

Guru harus bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Guru harus jeli
melihat karakteristik siswanya, karakter siswa yang baik harus dipertahankan dan
karakter siswa yang buruk harus dibuang.

2. Inspirator

Guru harus memberikan petunjuk bagaimana belajar yang baik bagi siswanya.

8
3. Informator

Guru harus dapat memeberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan kepada siswa.

4. Motivator

Guru harus bisa memberikan dorongan atau motivasi kepada siswanya agar bisa aktif
belajar

5. Fasilitator

Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang bagus kepada siswanya untuk
kemudahan dalam kegiatan belajar.

6. Pembimbing

Guru sebagai pembimbing peserta didik bisa dikatakan guru harus memberi pengarahan
kepada peserta didik

Seorang guru diharapkan bisa menguasai beberapa peran guru, karena dengan menguasainya
guru akan semakin mudah dalam menjalankan perannya sebagai pendidik atau bisa dikatakan
sebagai orang tua kedua bagi siswa atau peserta didik. 

Guru sebagai teladan para sisiwanya harus bisa memberikan contoh yang baik agar
bisa mencetak karakter-karakter siswa-siswanya bisa menjadi lebih baik, apalagi guru Aqidah
Akhlak yang notabehnya disitu membahas tentang aklhak manusia, dan akhlak terbagi
menjadi dua yaitu akhlak baik dak akhlak buruk. 

Disini peran guru sangat penting untuk mencetak para sisiwanya bisa mempunyai
akhlak yang baik, jadi guru harus memerhatikan betul bagaimana karakteristik-karakteristik
para siswanya, baik buruknya siswa itu tergantung bagai mana cara guru menanamkan
karakter kepada siswanya. 

Dalam membentuk kepribadian siswa daapat dilakukan melalui sebuah proses


pembentukan terencana dan memiliki tujuan yang jelas. Salah satu cara membentuk
kepribadian siswa ialah dengan cara melakukan interaksi dengan siswa, dengan berinteraksi
dengan siswa guru dapat mengetahui bagaimana kepribadian masing-masing siswanya. 

9
Apakah ada yang harus diubah atau ada yang harus lebih ditingkatkan lagi.
Pembentukan karakter ini bukan hanya tanggungjawab guru aqidah akhlak saja melainkan
semua guru yang mengajar di sebuah sekolahan.

C.Faktor-faktor Yang Mendukung Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam


Membentuk Kepribadian Siswa

Faktor- Faktor yang menunjang

1. Adanya kerja sama antara guru pendidikan agama Islam dengan seluruh civitas
akademika MTsN .

2. Adanya kerjasama guru pendidikan Agama Islam dengan orang tua/ wali murid,

3. Adanya tata tertib siswa (TATIBSI) yang sudah mapan,

4. Adanya lingkungan keagamaan yang kondusif baik di sekolah maupun di rumah,

5. Adanya kegiatan keagamaan di luar jam pelajaran.

Faktor-faktor yang menghambat adalah

1. Kurangnya perhatian serta motivasi dari orang tua.

2. Kurangnya suri tauladan dari guru-guru.

3. Adanya unsur keterpaksaan dari diri siswa-siswi.

4. Adanya pengaruh media masa yang berdampak negatif bagi perkembangan


kepribadian siswa.

5. pengaruh lingkungan yang negatif.

6. kurangnya kerjasama dengan pihak kantin.

D . Metode Pembentukan Kepribadian Dalam Pendidikan Islam

Dalam pendidikan Islam banyak metode yang diterapkan dan digunakan dalam
pembentukan kepribadian. Menurut An-nahlawy metode untuk pembentukan kepribadian dan

10
menanamkan keimanan antara lain: Metode keteladanan, Metodepembiasaan, Metode
perumpamaan (mengambilpelajaran), Metode ibrah dan metode kedisiplinan,Metode targhib
dan tarhib.
1. Metode Keteladanan
Teladan ialah tindakan atau perbuatan pendidik yang disengaja dilakukan untuk ditiru
oleh anak didik.Metode keteladanan, yaitu suatu upaya untuk membumikan segenap teori
yang telah dipelajari kedalam diri seorang pendidik, yang tadi nya hanya berupa goresan tinta
atau pikiran menjadi terintegrasi dengan perilaku kesehariannya.Secara psikilogis manusia
memerlukan keteladanan untuk mengembangkansifat-sifatdanpotensinya.Pendidikan lewat
keteladanandengan memberi contoh-contoh konkrit kepada para siswa. Dalam pembentukan
kepribadian,pemberian contoh sangat ditekankan.Guru harus memberikan uswah yang baik
bagi para siswanya baik dalam ibadah ritual, kehidupan sehari-hari aupun yang
lainnya,karena nilai mereka dinilai dari aktualisasi nya terhadap apa yang disampaikan.
Semakin konsisten seorang guru menjaga tingkah lakunya, semakin didengar ajaran
dannasihat-nasihatnya.
2.MetodePembiasaan
Metode pembiasaan ini perlu diterapkan oleh guru dalam proses pembentukan
kepribadian, bila seorang anak telah terbiasa dengan sifat-sifat terpuji, impuls-impuls positif
menuju neokortek lalu tersimpan dalam sistem limbic otak sehingga aktifitas yang dilakuakn
oleh siswa tercover secara positif.
3.Mendidik melalui ibrah (mengambil pelajaran)
Ibrah ialah kondisi yang memungkinkan orang sampai dari pengetahuan yang konkrit
kepada pengetahuan yang abstrak. Maksudnya adalah perenungan dan tafakur.Tujuan
pedagogis dari Ibrah adalah mengantarkan pendengar kepada suatu kepuasan pikir akan salah
satu perkara aqidah, yang didalam kalbu menggerakkan, atau mendidik perasaan
Rabbaniyyah(Ketuhanan), sebagaimana menanamkan, mengokohkan dan menumbuhkan
akidah tauhid, petunjukkan kepada syara’ Allah dan kepatuhan kepadasegala perintah-Nya.26
4.Mendidik melalui mauidhzah (nasihat)
Mauidhah adalah pemberian nasehat dan pengingatan akan kebaikan dan kebenaran
dengan cara yang menyentuh kalbudan menggugah untuk mengamalkannya.Metode
mauidhzah harus mengandung tiga unsur, yakni: 1). Uraian tentang kebaikan dan kebenaran
yang harus dilakukan oleh seseorang. Hal ini siswa, misalnya sopan santun, keharusan
kerajinan dalam beramal.2).motivasi untuk melakukan kebaikan.3). Peringatan tentang dosa

11
atau bahaya yang akan muncul dari adanya larangan, bagi dirinaya sendiri maupun orang
lain.
5.Mendidik melalui targhib dan Tarhib
Metode ini terdiri atas dua metode sekaligus yang berkaitan satu sama lain; al-
targhibdanal-Tarhib.Al-targhib adalah janji-janji disertai dengan membuat senang terhadap
suatu maslahat, knikmatan, atau kesenangan akhirat yang pasti dan baik, serta bersih dari
segala kotoran yang kemudian diteruskan melakukan amal sholeh dan menjauhi kenikmatan
selintas yang mengandung bahaya atau perbuatan yang buruk. al-Tarhib adalah ancaman
dengan siksaan sebagai akibat melakukan dosa atau kesalahan yang dilarang olehAllah
6. Metode mendidik melalui kedisiplinan
Disiplin adalah adanya kesediaan untuk mematuhi ketentuanatau peraturan-peraturan
yang berlaku. Kepatuhan disini bukanlah karena paksaan tetapi kepatuhan akan dasar
kesadaran tentang nilai dan pentingnya mematuhi peraturan-peraturan itu.Metode ini identik
dengan pemberian hukuman atau sanksi. Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran siswa
apa yang dilakukan tersebut tidak benar, sehingga ia tidak mengulanginyalagi.

12
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa dalam membentuk kepribadian siswa 1 Guru Pendidikan Agama Islam mengupayakan
beberapa hal, di antaranya yaitu melalui: 1) Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 2)
penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan 3) Sikap dan Kepribadian Guru yang menjadi
panutan dalam menanamkan nilai-nilai ajaran agama, 4) Pendidikan Kebiasaan melakukan
ibadah yaumiyah 6) Pelatihan Kedisiplinan
Peran guru dalam membentuk kepribadian siswa meliputi peranan guru di kelas maupun
diluar kelas, yaitu: guru harus bisa menjadi korektor, inspirator, informator, motivator, fasilisator dan
pembimbing. 

Disemua peran ini bertujuan supaya terbentuknya pembelajran yang efektif yang bisa
menghasilkan hasil pembelajaran yang maksimal dan bisa merubah kepribadian siswa yang belum
baik menjadi baik dan yang baik menjadi lebih baik lagi.

13
Daftar Pustaka

Dinamika Belajar Siswa. Jogjakarta: CV. Budi Utama.Departemen Agama RI, 2007. Al-
Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: CV Diponogoro.Departemen Agama RI, 2004..
Hery Noer. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.An-Nahlawi. 1992.
Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam. Bandung: CV. Diponegoro.An-Nahlawi.2001.
Dalam Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: Rosda
Karya.Arifin, M.1994. Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Bumi Aksara.Arifin, M.2009Filsafat
Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Bumi Aksara.Aziz, Abd. 2009.Filsafat Pendidikan
Islam.Yogyakarta: Teras.Darmadi. 2017. Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran
Dalam

14

Anda mungkin juga menyukai