Disusun oleh:
1. Ahmad sukur NIM : 1118135
2. Sri Wahyuni NIM : 1118158
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr. wb
segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
dalam mata kuliah PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI yang membahas
tentang “KOMPONEN PENGEMBANGAN KURIKULUM”.
Kami menyadari bahwa penyusunan dalam tugas ini banyak kekurangan
baik dari segi isi, penulisan, dan kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala
kritikan dan saran yang bersifat membangun guna memperbaiki makalah ini.
Akhirnya, meskipun dalam penulisan makalah ini kami telah
mencurahkan semua kemampuan, namun kami menyadari bahwa penulisan
makalah ini jauh dari sempurna, dikarenakan keterbatasan data dan referensi
maupun kemampuan kami.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Apabila komponen yang membantu sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan
dengan yang lainnya maka sistem kurikulum akan terganggu pula.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas kami ingin memperjelas dengan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa saja komponen Pengembanga n kurikulum ?
2. Bagaimana Keterkaitan antara Komponen Kurikulum?
3. Bagaimana Pengembangan Kurikulum?
C. TUJUAN
1. Mengetahui apa saja komponen pengembangan kurikulum.
2. Mengetahui bagaimana keterkaitan antara komponen kurikulum.
3. Mengetahui bagaimana pengembangan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Tabrani Rusyan komponen kurikulum terdiri dari 3 komponen yaitu : (1)
Komponen Tujuan, (2) Komponen Struktur Program, (3) Komponen Strategi
Pelasanaan.2
Sedangan Menurut S. Nasution komponen Kurikulum yaitu (1) Tujuan pelajaran, umum
dan spesifik, (2) Bahan pelajaran yang tersusun sistematis, (3) Strategi belajar-mengajar
serta kegiatan-kegiatannya, (4) Sistem Evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan
tercapai.3
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa komponen
pengembangan kurikulum terdiri dari 4 komponen, yaitu :
a) Komponen Tujuan
b) Komponen Struktur Program dan Materi
c) Komponen Strategi
d) Dan komponen Evaluasi.
1
Hamid Syarif, Pengembangan kurikulum, (Pasuruan: Garoeda Buana Indah, 1993), hal 96
2
Tabrani Rusyan, Strategi Penerapan Kurikul um Di Sekolah,(Jakarta:Bina Mulia), hal 4-7
3
S.Nasution, Kurikulum Dan Pengajaran,(Jakarta:Bima Aksara,1989),hal 5
4
S.Nasution.Asas-Asas Kurikulum,(Jakarta:Bumi Aksara,1994), hal 17
1. KOMPONEN TUJUAN
Tujuan pendidikan memegang peranan peting dalam pendidikan, sebab tujuan akan
memberikan arah bagi segala kegiatan pendidikan. Dalam penyusunan kurikulum ,
perumusan tujuan ditetapkan terlebih dahulu sebelum menetapkan komponen lainnya.
Tujuan pendidikan suatu negara tidak bisa dipisahkan dan merupakan penjabaran dari
tujuan negara atau filsafat negara. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan alat
untuk mencapai tujuan negara, yakni membentuk manusia seutuhnya berdasarkan UUD
1945 yang bersumber dari Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia .5
a) Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional ini bersumber dari Pancasila dan UUD 45 dirumuskan
oleh pemerintah sebagai pedoman bagi pengembangan tujuan-tujuan pendidikan yang
lebih khusus.
- Seluruh Program pendidikan terutama Pendidikan Umum dan bidang studi Ilmu
Pengetahuan Sosial, harus berisikan Pendidikan Moral Pancasila dan unsur-unsur yang
cukup untuk meneruskan jiwa nilai-nilai 1945 kepada generasi muda.
b) Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan.
Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang
5
Tabrani Rusyan,Op.Cit., hal 5
6
S.Nasution.Asas-Asas Kurikulum, Op.Cit.,hal 37
dirumuskan, berupa kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, kejuruan, dan pendidikan tinggi.
c) Tujuan Kurikuler
Tujuan Kurikuler ialah tujuan yang diemban dan harus dicapai oleh setiap bidang
studi pada lembaga pendidikan tertentu. Artinya kualifikasi atau kemampuan yang harus
dicapai oleh setiap siswa setelah ia menyelesaikan program bidang studi yang
bersangkutan.7
d) Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional adalah tujuan yang paling rendah tingkatannya sebab yang
langsung berhubungan dengan anak didik. Tujuan instruksional berkenaan dengan tujuan
setiap pertemuan. Artinya, kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa
setelah ia menyelesaikan pengalaman belajar suatu pertemuan. Tujuan instruksional di
bedakan ke dalam dua jenis yakni tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan
instruksional khusus (TIK). Perbedaan TIU dan TIK terdapat dalam hal perumusannya,
TIU dirumuskan dengan kata-kata tingkah laku yang bersifat umum, sedangkan TIK
menggunakan kata-kata yang tingkah laku yang bersifat khusus, artinya dapat diukur
setelah pelajaran itu selesai.
Tujuan Instruksional
I. Tujuan Istruksional Umum
Agar siswa menegetahui serta memahami Produksi Nasional dan Pendapatan Nasional.
7
Tabrani Rusyan,Op.Cit., hal 5
8
Tabrani Rusyan,Op.Cit., hal 42
Komponen berikutnya telah menetapkan struktur dan materi program pendidikan.
Struktur pendidikan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan lembaga pendidikan
mencakup alokasi waktu yang diberikan untuk setiap studi dalam setiap minggunya.
Ada beberapa jenis struktur program pendidikan dalam kurikulum, yaitu :
a. Pendidikan Umum.
Pendidikan umum ialah program pendidikan yang bertujuan membina siswa agar
menjadi warga negara yang baik. Sifat pendidikan umum ini adalah wajib diikuti oleh
setiap siswa pada semua lembaga pendidikan dan tingkatannya. Bidang studi-bidang studi
yang termasuk dalam kelompok pendidikan umum misalnya pendidikan Agama. PMP,
Olah raga kesehatan, Kesenian dan Bahasa Indonesia.
b. Pendidikan Akademik
3. KOMPONEN STRATEGI
Komponen ketiga dari kurikulum ialah penetapan strategi pelaksanaan kurikulum.
Komponen ini tidak lain ialah pengaturan pelaksanaan kurikulum yang terdiri atas :
9
Tabrani Rusyan,Op.Cit., hal 7
a) Sistem penyampaian/proses belajar mengajar ialah penetapan sistem belajar yang
efektif dan berdayaguna. Dalam kurikulum yang berlaku ditetapkan bahwa sistem
penyampaian pelajaran harus menggunakan prosedur pengembangan sistem
instruksional (PPSI) dan satuan pelajaran (Stapel).
b) Penilaian sebagai strategi pelaksanaan kurikulum artinya penetapan pola-pola dan
cara-cara yang betul-betul memadai sebagai alat ukur keberhasilan pengajaran.
Melalui penilaian formatif dan sumatif, diharapkan hasil-hasil yang diperoleh dapat
diakui secara obyektif dan komprehensif. Penilaian adalah tolak ukur proses belajar
mengajar.
c) Bimbingan dan pelayanan merupakan kegiatan sebagai upaya bantuan kepada peserta
didik yang mengalami kesulitan atau masalah dalam belajar, agar ia dapat membantu
pengembangan dirinya sendiri. Dengan bimbingan dan pelayanan ini, diharapkan
hasil yang akan tercapai peserta didik dapat ditingkatkan. Oleh sebab itu, program
bimbingan dan penyuluhan antara lain merupakan bagian strategi pelaksanaan
kurikulum. Kegiatan-kegiatan antara lain terutama mengatur kegiatan program,
menetapkan sarana dan mekanisme pelaksanaan, mengembangkan instrumen yang
diperlukan guna pelaksanaan bimbingan penyuluhan di sekolah.
d) Administrasi dan supervisi pendidikan sebagai bagian strategi pelaksanaan kurikulum
di sekolah. Tugas utamanya menunjang kelancaran pelaksanaan proses belajar
mengajar, dan merupakan bagian kurikulum. Ruang lingkup administrasi kesiswaan,
administrasi keuangan, dan administrasi material (perlengkapan pengajaran).
Supervisi ditekankan pada usaha bimbingan dan bantuan kepada guru dalam rangka
perbaikan proses belajar-mengajar melalui teknik-teknik supervisi seperti rapat-rapat,
homevisite, diskusi, wawancara, observasi kelas, dan lain-lain.
Kesemuanya itu adalah upaya untuk mendukung pelaksanaan kurikulum sekolah. 10
Dengan menggunakan strategi yang tepat dan akurat proses belajar mengajar dapat
memuaskan pendidik dan peserta didik khususnya pada proses transfer ilmu yang dapat
ditangkap para peserta didik. 11
4. KOMPONEN EVALUASI
Untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum, maka
diperlukan evaluasi. Mengingat komponen evaluasi ini sangat berhubungan erat dengan
semua komponen lainnya, maka denagan cara evaluasi atau penilaian ini akan
mengetahui tingkat keberhasilan dari semua komponen.
10
Tabrani Rusyan,Op.Cit., hal 7-8
11
Abdulloh, Pengembangan KurikulumTeori dan Praktek, (Yogyakarta: Ar -ruzz Media, 2010), hal
56
Evaluasi merupakan proses yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan
formal. Mengapa demikian? Bagi guru evaluasi dapat menentukan efektivitas kinerjanya
selama ini; sedangkan bagi pengembang kurikulum evaluasi dapat memberikan informasi
untuk perbaikan kurikulum yang sedang berjalan. 12
1) Mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan ke arah tujuan yang telah
ditentukan.
2) Menilai efektivitas kurikulum.
3) Menentukan faktor biaya, waktu, dan tingkat keberhasilan kurikulum. 13
Makna Evaluasi Kurikulum
Konsep nilai dan arti, dalam konteks penilaian terhadap suatu kurikulum memiliki makna
yang berbeda. Pertimbangan nilai adalah pertimbangan yang ada dalam kurikulum itu
sendiri. Contohnya berdasarkan proses pertimbangan tertentu, evaluator memberikan nilai
: apakah kurikulum yang dinilai itu dapat dimengerti oleh guru sebagai pelaksana
kurikulum; apakah setiap komponen yang terdapat dalam kurikulum itu memiliki
hubungan yang serasi; apakah kurikulum yang dinilai itu dianggap sederhana dan mudah
dilaksanakan oleh guru; dan lain sebagainya. Berbeda dengan nilai, arti berhubungan
dengan kebermaknaan suatu kurikulum. Misalkan, apakah kurikulum yang dinilai
memberikan arti untuk meningatkan kemampuan berpikir siswa; apakah kurikulum itu
dapat mengubah cara belajar siswa kepada yang lebih baik; apakah kurikulum itu dapat
lebih meningkatkan pemahaman siswa terhadap lingkungan sekitar; dan lain
sebagainya.14
Evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pengembangan kurikulum
itu sendiri. Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti suatu kurikulum, sehingga
dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dipertahankan atau
tidak dan bagian-bagian mana yang harus disempurnakan.
Evaluasi dikelompokkan kedalam dua jenis :
Tes adalah alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran.
Non tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek
tingkah laku termasuk sikap, minat dan motifasi. 15
12
Wina Sanjaya,Kurikulum Pembelajaran,(Jakarta:Kencana,2008), hal 338
13
S.Nasution.Kurikulum Dan Pengajaran, Op.Cit, hal 88
14
S.Nasution.Kurikulum Dan Pengajaran, Op.Cit, hal 341
15
http://anisroiyatunisa.blogspot.com/2013/02/komponen-komponen-pengembangan-
kurikulum.html.Diakses pada tanggal 28 Maret 2021 jam 23.00 wib
1. KETERKAITAN ANTARA KOMPONEN KURIKULUM
Keempat komponen itu saling berhubungan. Setiap komponen berkaitan erat
dengan komponen lainnya. Tujuan menentukan bahan apa yang akan dipelajari,
bagaimana proses belajarnya dan apa yang harus dinilai. Demikian pula penilaian dapat
mempengaruhi komponen lainnya. Pada saat dipentingkannya evaluasi dalam bentuk
ujian, misalnya UN, SBMPTN, maka timbul kecenderungan untuk menjadikan bahan
ujian sebagai tujuan kurikulum, proses belajar mengajar cenderung mengutamakan
latihan dan hafalan.16
Bila salah satu komponen berubah, misalnya ditonjolkanya tujuan yang baru, atau cara
penilaian, maka semua komponen lainnya turut mengalami perubahan. Kalau tujuannya
jelas, maka bahan pelajaran, PBM, maupun evaluasi pun lebih jelas.
Ada dua macam relevansi, yaitu relevansi internal dan relevansi eksternal. Relevansi
internal adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian antara komponen-
komponennya, yaitu keserasian antara tujuan yang harus dicapai, isi, materi atau
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategi atau metode yang digunakan serta
alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan. Relevansi internal ini menunjukan
keutuhan suatu kurikulum. 19
16
S.Nasution.Asas-Asas Kurikulum. Op.Cit.,hal 18
17
Tabrani Rusyan, Op.Cit.,hal 4
18
Oemar,Malik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,(Bndung:PT.Remaja Rosdakarya,2010),
hal 117
19
Wina Sanjaya,Op.Cit.,hal 39
Relevansi eksternal berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi, dan proses belajar
siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Ada
tiga macam relevansi eksternal dalam pengembangan kurikulum:
pertama, relevan dengan lingkungan hidup peserta didik. Artinya, bahwa proses
pengembangan dan penetapan isi kurikulum hendaknya disesuaikan dengan kondisi
lingkungan sekitar siswa.
Kedua, relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun dengan yang akan
datang. Artinya, isi kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang
berkembang. Selain itu juga apa yang diajarkan kepada siswa harus bermanfaat untuk
kehidupan siswa pada waktu yang akan datang.
Ketiga, relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan. Artinya, bahwa apa yang diajarkan
disekolah harus mampu memenuhi dunia dunia kerja.
b. Prinsip Fleksibilitas.
Prinsip Fleksibilitas memiliki dua sisi: (1) Fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum
harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya
sesuai dengan kondisi yang ada. (2) fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus
menyediakan berbagai kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minta
siswa.
c. Prinsip Kontiunitas
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa perlu dijaga saling keterkaitan dan
kesinambungan antara materi pelajaran pada berbagai jenjang dan jenis program
pendidikan. Dalam penyusunan materi pelajaran perlu dijaga agar apa yang diperlukan
untuk mempelajari suatu materi pelajaran pada jenjang yang lebih tinggi telah diberikan
dan dikuasai oleh siswa pada waktu mereka berada pada jenjang sebelumnya. Prinsip ini
sangat penting bukan hanya untuk menjaga agar tidak terjadi pengulangan-pengulangan
materi pelajaran yang memungkinkan program pengajaran tidak efektif dan efisien, akan
tetapi juga untuk keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran pada jenjang
pendidikan tertentu.Untuk menjaga agar prinsip kontiunitas itu berjalan, maka perlu ada
kerja sama antara pengembang kurikulum pada setiap jenjang pendidikan, misalkan para
pengembang kurikulum pada jenjang sekolah dasar, jenjang SLTP, SLTA dan bahkan
dengan para pengembang di perguruan tinggi.
d. Efektifitas.
Prinsip efektivitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan
dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat dua sisi efektivitas dalam
suatu pengembangan kurikulum. (1) efektivitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam
melaksanakan tugas mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas. (2) Efektivitas
kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. Efektivitas kegiatan guru
berhubungan dengan keberhasilan mengimplementasikan program sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun.
e. Efisiensi
Prinsip efisiensi berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, suara,
dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. Kurikulum dikatakan tingkat
efisiensi yang tinggi apabila dengan sarana, biaya yang minimal dan waktu yang terbatas.
Dapat memperoleh hasil yang maksimak. Betapapun bagus dan idealnya suatu
kurikulum, manakala menuntut peralatan, sarana dan prasarana yang sangat khusus, serta
mahal pula harganya, maka kurikulum itu btidak praktis dan sukar untuk
dilaksanakan. Kurikulum harus dirancang untuk dapat digunakan dalam segala
keterbatasan. 20
2. Landasan Pengembangan Kurikulum
a. Landasan Filosofis dalam Pengembangan Kurikulum.
Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dalam mengantar anak didik sesuai
dengan harapan dan tujuan pendidikan. Secara psikologis, anak didik memiliki keunikan
dan perbedaan-perbedaan baik perbedaan minat, bakat, maupun potensi yang dimilikinya
sesuai dengan tahapan perkembangannya. Dengan alasan itulah, kurikulum harus
memperhatikan kondisi psikologis perkembangan dan psikologi belajar anak. Pemahaman
tentang anak bagi seorang pengembang kurikulum sangatlah penting. Kesalahan persepsi
atau kedangkalan pemahaman tentang anak, dapat menyebabkan kesalahan arah dan
kesalahan praktik pendidikan.21
20
Wina Sanjaya,Op.Cit.,hal 40-43
21
Wina Sanjaya,Op.Cit.,hal 48
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
http://anisroiyatunisa.blogspot.com/2013/02/komponen-komponen pengembangan-
kurikulum .html.Diakses pada tanggal 28 Maret 2021 jam 23.00 wib