Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEFEKTIFAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM


Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Leadership Dan Keorganisasian Islam
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Encep Syarifudin, M.Pd.

Disusun oleh :
Zulfikar 182420122

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA STRATA DUA
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN)
SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN
2019 M/1441 H
1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.


Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak
ditentukan oleh tingkat kompetensi, profesionalisme juga komitmen terhadap bidang yang
ditekuninya. Suatu komitmen organisasional menunjukkan suatu daya dari sesorang dalam
mengidentifikasikan keterlibatan dalam suatu organisasi. Oleh karena itu komitmen
organisasional akan menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi pekerja
terhadap organisasi. Terjadinya perubahan-perubahan dalam organisasi juga mempunyai
dampak pada terjadinya perubahan dalam tugas dan kewajiban pegawai. Para pegawai
diharapkan menjadi lebih kreatif mencari cara baru untuk memperbaiki efektivitas dan
efisiensi kerja di organisasi. Ketika organisasi mengurangi jumlah pegawai, organisasi itu
akan lebih tergantung pada pegawai yang tetap tinggal untuk melakukan hal-hal melebihi
apa yang ditugaskan kepada mereka.
Demikian halnya dengan sikap pada budaya organisasi yang juga dipandang
sebagai faktor yang memberi pengaruh terhadap peningkatan efektivitas organisasi. Budaya
organisasi memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar
dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang
akan datang. Budaya organisasi dapat dibentuk oleh mereka yang terlibat dengan organisasi
dengan mengacu pada etika organisasi, peraturan kerja, dan struktur organisasi. Bersama-
sama dengan struktur organisasi, budaya organisasi membentuk dan mengendalikan
perilaku organisasi dan perilaku pegawainya. Berkaitan dengan nilai profesional yang
dianut, maka pegawai seharusnya adaptif terhadap perubahanperubahan nilai budaya
organisasi. Sikap terhadap budaya organisasi menjadi lebih bermakna dalam mempercepat
atau memperlambat kemampuan adaptif ini. Apabila pegawai memiliki nilai individual
yang bertentangan dengan budaya organisasi, hal ini menunjukkan tingkat afeksi yang
rendah, demikian pula sebaliknya. Dalam hal ini harus ada fakta yang jelas bagaimana sikap
pegawai terhadap budaya organisasi yang berlaku.

2
B. Rumusan Masalah.
1. Apa yang disebut dengan efektivitas organisasi?
2. Bagaimana konsep efektivitas organisasi pendidikan dalam membangun perilaku
organisasi?
3. Bagaaimana ciri efektivitas organisasi pendidikan dalam membangun perilaku
organisasi?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Efektivitas Organisasi Pendidikan.


Efektifitas berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu effectiveness yang
berarti efektifitas, keefektifan, kemujaraban, kemanjuran, dan keampuhan. Effectiveness
sendiri erat kaitannya dengan kata effect dan effective. Effect berarti efek, akibat, kesan,
kemanjuran, dampaknya, dan pengaruh. Effective berarti efektif, manjur, ampuh, berlaku,
mujarab, berpengaruh, dan berhasil guna.
Terdapat banyak rumusan efektifitas, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
dikemukakan efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau
mujarab, dapat membawa hasil. Masih menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, definisi
efektifitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur,
membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan. 1
Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas juga berhubungan dengan masalah
bagaimana pencapaian tujuan atau hasil yang diperoleh, kegunaan atau manfaat dari hasil
yang diperoleh, tingkat daya fungsi unsur atau komponen, serta masalah tingkat kepuasaan
pengguna/client.
Berdasarkan Ensiklopedi Umum Administrasi, Efektivitas berasal dari kata
kerja Efektif, berarti terjadinya suatu akibat atau efek yang dikehendaki dalam perbuatan.
Setiap pekerjaan yang efektif belum tentu efisien, karena mungkin hasil dicapai dengan
penghamburan material, juga berupa pikiran, tenaga, waktu, maupun benda lainnya. 2
Kata efektivitas sering diikuti dengan kata efisiensi, dimana kedua kata
tersebut sangat berhubungan dengan produktivitas dari suatu tindakan atau hasil yang
diinginkan. Suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gunung Agung: 1992), hal. 219
2 Ensiklopedi Umum Administrasi, (Jakarta: Gunung Agung, 1979)

4
efisien belum tentu efektif. Dengan demikian istilah efektif adalah melakukan pekerjaan
yang benar dan sesuai serta dengan cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan yang telah
direncanakan. Sedangkan efisien adalah hasil dari usaha yang telah dicapai lebih besar dari
usaha yang dilakukan.
Dari pengertian diatas, efektivitas dapat dikatakan sebagai keberhasilan
pencapaian tujuan organisasi dari dua sudut pandang. Sudut pandang pertama, dari segi
‘hasil’ maka tujuan atau akibat yang dikehendaki telah tercapai. Kedua, dari segi ‘usaha’
yang telah ditempuh atau dilaksanakan telah tercapai, sesuai dengan yang ditentukan.
Dengan demikian pengertian efektivitas dapat dikatakan sebagai taraf tercapainya suatu
tujuan tertentu, baik ditinjau dari segi hasil, maupun segi usaha yang diukur dengan mutu,
jumlah serta ketepatan waktu sesuai dengan prosedur dan ukuran–ukuran tertentu
sebagaimana yang telah digariskan dalam peraturan yang telah ditetapkan.
Menurut Pendapat Steers: “Sebuah organisasi yang betul-betul efektif adalah
suatu organisasi dimana orang-orang yang berada di dalamnya tidak hanya melaksanakan
pekerjaan yang telah dibebankan saja tetapi juga membuat suasana supaya para pekerja
lebih bertanggung jawab, bertindak secara kreatif demi peningkatan efisiensi dalam usaha
mencapai tujuan.” 3
Pernyataan Steers menunjukkan bahwa efektivitas tidak hanya berorientasi
pada tujuan melainkan berorientasi juga pada proses dalam mencapai tujuan.
Sedangkan Gibson mengelompokkan efektivitas menjadi tiga perspektif: 4
1. Efektifitas dari perspektif individu
2. Efektifitas dari perspektif kelompok
3. Efektifitas dari perspektif organisasi.
Efektivitas individu berada pada bagian dasar dalam konteks organisasi.
Perspektif individu menekankan pada penampilan setiap anggota dalam melaksanakan
tugasnya. Kemampuan individu dalam melaksanakan tugasnya secara efektif sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: keterampilan, pengetahuan, kecakapan, sikap,
motivasi, dan tekanan atau stress.

3 Richard M. Steers, Efektivitas Organisasi (Jakarta: Erlangga, 1985), hal.176.


4 Ivancevich Donnely Gibson, Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 1997), hal. 25.

5
Sedangkan efektivitas organisasi, seperti dinyatakan di atas, merupakan
perspektif yang ke tiga. Hal ini terjadi karena adanya individu-individu dan kelompok. Oleh
karena itu tercipta karena adanya efektivitas efektivitas organisasi individu dan kelompok.
Walaupun demikian, efektivitas organisasi tidak hanya kumpulan efektivitas individu dan
kelompok, melainkan karena organisasi merupakan suatu sistem kerja sama yang komplek,
maka efektivitas ditentukan juga oleh faktor-faktor seperti lingkungan, teknologi, strategi,
struktur, proses dan iklim kerjasama.

B. Konsep Efektivitas Organisasi Pendidikan dalam Membangun Perilaku


Organisasi.
Konsep Efektivitas Organisasi (tak terkecuali organisasi pendidikan) selama
ini melihat pada kinerja dari sistem input (masukan), proses transformasi, output (keluaran),
yang kemudian ada feedback dari output kepada input kembali, serta outcomes (dampak)
dari suatu output.
Kriteria keberhasilan pendidikan selama ini hanya mencakup aspek proses
pembelajaran (learning or academic process), belum menunjuk kepada keberhasilan
pengelolaan (managerial or administrative process and activities), sehingga efisiensi dan
efektivitas internal maupun eksternal dari lembaga pendidikan tersebut belum dapat dilihat
secara lebih jelas. Kriteria keberhasilan organisasi umum dapat pula diterapkan untuk
mengukur keberhasilan lembaga pendidikan.
Efisiensi pendidikan dapat dijadikan pijakan untuk mengukur keberhasilan suatu lembaga
pendidikan seperti yang dikemukakan Muljani A. Nurhadi yang menjelaskan dari segi unsur
sistem sebagai berikut: 5
1. Komponen masukan (input), fokus pada tingkat ketersediaan dan pendayagunaan
masukan instrumental dan masukan lingkungan (environmental) sebagai bahan
pokok yang digunakan dalam proses pembelajaran atau pelatihan. Masukan
instrumental mencakup antara lain tenaga kependidikan, fasilitas dan peralatan
pendidikan, bahan pelajaran, dana dan kemampuan administratif atau manajerial.
Masukan environmental (lingkungan) antara lain berupa daya dukung orangtua atau
masyarakat, kondisi dan situasi lingkungan fisik dan sosial.

5 Muljani A. Nurhadi, Pendidikan dan Pembangunan Era Industrialisasi. Pidato Dies disampaikan pada
Upacara Dies Natalis XXVIII IKIP Muhammadiyah Yogyakarta 19 Nopember 1988

6
2. Pengukuran proses, melihat dari tingkat efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pembelajaran dan pelatihan, yang mencakup antara lain perilaku manajemen,
alokasi waktu efektif untuk pembelajaran atau pelatihan, dan tingkah laku peserta
didik.
3. Keluaran (output), melihat dari tingkat pencapaian (attainment) lembaga dan hasil
belajar (achievement) peserta didik, seperti intake atau enrollment yang semakin
meningkat, jumlah tinggal kelas, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh dari hasil belajar atau berlatih, dan perubahan sikap dan tingkah laku.
4. Segi outcomes, melihat dari dampak, hasil tidak langsung atau jangka panjang
sebagai akibat dari hasil proses pembelajaran atau pelatihan yang diperoleh oleh
peserta didik, penerimaan dan keberhasilan studi di jenjang pendidikan yang lebih
tinggi, keberhasilan memperoleh pekerjaan, dan jumlah penghasilan yang diperoleh.
Ukuran keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang lebih luas dan utuh
telah dikemukakan Thomas yang memandang sekolah sebagai suatu sistem terbuka, dan
menyatakan bahwa sekolah yang produktif adalah sekolah yang memiliki keseimbangan
yang baik antara input dan output, yang dapat dilihat dari segi:
1) Fungsi produksi administrator, yang menunjuk pada kuantitas dan kualitas input
seperti: ukuran kelas, kualifikasi pendidikan guru, konstruksi bangunan, ukuran dan
isi perpustakaan, dan peralatan laboratorium. Outputnya adalah pelayanan-
pelayanan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan siswa.
2) Fungsi produksi psikologis, yaitu perubahan tingkah laku siswa, termasuk
penambahan ilmu pengetahuan, pemahaman nilai-nilai dan peningkatan
kemampuan berkomunikasi atau berhubungan dengan orang lain.
3) Fungsi produksi ekonomis, yakni penghasilan tambahan yang diperoleh dari
peningkatan suatu jenjang sekolah dibandingkan dengan investasi untuk sekolah
yang bersangkutan. 6

6 Thomas, J. Alan. 1971. The Productive School: A System Analysis Approach to Educational Administration.
John Wiley & Sons, Inc. New York.

7
C. Ciri-ciri Efektivitas Organisasi Pendidikan dalam Membangun Perilaku
Organisasi.
Katz dan Kahn mengatakan bahwa untuk memastikan keberhasilan akhir suatu
organisasi harus dapat memenuhi tiga persyaratan perilaku penting yaitu : 7
1. Organisasi harus mampu membina dan mempertahankan suatu armada kerja yang
mantap terdiri dari personil trampil.
2. Organisasi harus dapat menikmati prestasi peranan yang dapat diandalkan dari para
personilnya, dalam hal ini setiap personil bukan saja dituntut untuk bersedia berkarya,
tetapi juga harus melaksanakan tugas khusus yang menjadi tanggung jawab utamanya.
3. Para personil harus mengusahakan bertingkah laku yang spontan dan inovatif, dengan
demikian setiap personil jangan hanya bertingkahlaku secara pasif saja.
Bila pendapat tersebut diperhatikan, maka syarat pertama yang diajukan
berkisar pada masalah keterikatan pada organisasi, sedangkan persyaratan kedua dan ketiga
berhubungan dengan tingkat dan kualitas prestasi kerja dalam organisasi. Aspek-aspek
tersebut merupakan suatu proses yang didasarkan pada perilaku dan struktur organisasi dan
kemudian diarahkan pada pencapaian hasil yang diinginkan.
Dari kacamata administrasi dan manajemen, dalam suatu organisasi selalu ada
seseorang atau beberapa orang yang bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan sejumlah
orang untuk bekerjasama dengan segala aktivitas dan fasilitasnya, dan organisasi itu sendiri
terdiri dari individu-individu dan kelompok karena efektivitas organisasi juga terdiri dari
individu dan kelompok, tetapi efektivitas organisasi lebih sekedar penjumlahan efektivitas
individu dan kelompok melalui efek sinergi, organisasi mendapatkan tingkat efektivitas
yang lebih tinggi dibandingkan penjumlahan bagian-bagiannya.
Campbell mengemukakan beragam kriteria, sebagai sebagian daftar ukuran
univariasi efektivitas organisasi, yang dapat dituliskan secara ringkas dan relevan dengan
organisasi pendidikan sebagai berikut: 8

7 Richard M. Steers, Efektivitas Organisasi (Jakarta: Erlangga, 1985), hal. 135


8 Ricard M. Steers, Efektivitas Organisasi (Kaidah Tingah Laku) (Jakarta: Erlangga, 1980), hal. 43-44.

8
Efektivitas Sejauhmana organisasi melaksanakan seluruh tugas
Keseluruhan pokoknya atau mencapai semua sasarannya.
Kualitas Kualitas dari program-program yang dihasilkan oleh
Organisasi pendidikan
Pertumbuhan Penambahan dalam hal-hal seperti siswa, sarana
prasarana pendidikan, kompetensi tenaga pendidik dan
kependidikan,dan inovasi program pendidikan.
Pemanfaatan Keberhasilan organisasi berinteraksi dengan
lingkungan lingkungannya
Stabilitas Pemeliharaan struktur, fungsi dan sumberdaya
sepanjang waktu, khususnya dalam periode-periode
sulit.
Semangat kerja Kecenderungan anggota organisasi berusaha lebih keras
untuk tujuan sasaran organisasi, termasuk perasaan
terikat.
Motivasi Kekuatan kecenderungan seorang individu melibatkan
diri dalam kegiatan yang berarahkan sasaran dalam
pekerjaan (perasaan rela bekerja).
Kepuasan Tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas
peranan atau pekerjaannya dalam organisasi.
Penerimaan Tujuan Diterimanya tujuan-tujuan organisasi oleh setiap
Organisasi pribadi dan oleh unit-unit dalam organisasi.
Kepaduan – konflik Kepaduan --- para anggota organisasi saling menyukai
satu sama lain, bekerjasama dengan baik,
berkomunikasi sepenuhnya dan secara terbuka dan
mengkoordinasikan usaha kerja mereka.
Keluwesan Adaptasi Kemampuan organisasi untuk mengubah prosedur
standar operasinya jika lingkungan berubah.

9
Penilaian oleh pihak Penilaian mengenai organisasi atau unit organisasi oleh
luar. individu atau kelompok (organisasi) lain di lingkungan
sekitar organisasi ybs.

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, Lembaga Pendidikan dikatakan berhasil dapat dikur
dari individu, kelompok dan organisasi. Selain itu ditentukan juga oleh faktor-faktor seperti
lingkungan, teknologi, strategi, struktur, proses dan iklim.
Konsep Lembaga pendidikan yang efektif adalah sebagai berikut:
1. Komponen masukan (input) dan lingkungan (environmental). Mencakup antara lain
tenaga kependidikan, fasilitas dan peralatan pendidikan, bahan pelajaran, dana dan
kemampuan administratif atau manajerial. Masukan environmental mencakup
dukungan orangtua atau masyarakat, kondisi dan polusi.
2. Pengukuran proses, mencakup antara lain perilaku manajemen, alokasi waktu efektif
untuk pembelajaran atau pelatihan, dan tingkah laku peserta didik.
3. Keluaran (output), melihat dari tingkat pencapaian (attainment) lembaga dan hasil
belajar (achievement) peserta didik, seperti intake atau enrollment yang semakin
meningkat, jumlah tinggal kelas, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh dari hasil belajar atau berlatih, dan perubahan sikap dan tingkah laku.
4. Segi outcomes, seperti keberhasilan studi di jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
keberhasilan memperoleh pekerjaan, dan jumlah penghasilan yang diperoleh.
Ciri-ciri keberhasilan suatu organisasi yaitu :
1) Mampu membina dan mempertahankan personil trampil.
2) Menikmati prestasi peranan yang dapat diandalkan dari para personilnya.
3) Personil harus mengusahakan bertingkah laku yang spontan dan inovatif.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alan, Thomas, J. 1971. The Productive School: A System Analysis Approach to Educational

Administration. John Wiley & Sons, Inc. New York.

Ensiklopedi Umum Administrasi, (Jakarta: Gunung Agung, 1979)

Gibson, Ivancevich Donnely, Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 1997).

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gunung Agung: 1992).

Nurhadi, Muljani A., Pendidikan dan Pembangunan Era Industrialisasi. Pidato Dies

disampaikan pada Upacara Dies Natalis XXVIII IKIP Muhammadiyah Yogyakarta 19

Nopember 1988.

Steers, Richard M., Efektivitas Organisasi (Jakarta: Erlangga, 1985).

_______________, Efektivitas Organisasi (Kaidah Tingah Laku) (Jakarta: Erlangga, 1980).

12

Anda mungkin juga menyukai