Anda di halaman 1dari 8

KARAKTERISTIK PENDIDIKAN ISLAM

)‫(سمّات التربية االسالمية‬


Dalam kitab “Ushul at-Tarbiyah al-Islamiyah”

Disusun oleh:
AGUS SYAIKHONI
NIM.

Dosen Pengampu :
Dr. AHMAD MUNIR, M.Ag.

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO

2019
PROFIL KITAB USUL AT-TARBIYAH AL-ISLAMIYAH

A. Profil Penyusun

Nama sebenarnya adalah Khalid bin Hamid Al-Hazimi. Nama panggilanya Al-
Hazimi. Beliau dilahirkan di Kota Makkah.Untuk tanggal dan tahun kelahiranya tidak di
sebutkan secara jelas, sekitar abad 20 modern menurut Nasution. Beliau seorang Profesor
Studi Islam di Universitas Islam Madinah menerima primer, pendidikan menengah dan
menengah di Makkah meraih gelar sarjana dari King Abdul Aziz University di Jeddah.
Spesialisasi Manajemen umum. Lalu, beliau mendapat gelar master dari Universitas Umm
Al-Qura Spesialisasi manajemen dan perencanaan pendidikan. Kemudian beliau mendapat
Spesialisasi PhD pendidikan Islam di Universitas Islam Madinah.
Beliau mengajar beberapa Masters dan PhD dan mengawasi banyak tesis di MA
dan Ph.D.Pengawas situs pendidikan Nabi, dan sekaligus pemilik situs tersebut. Beliau
adalah seorang pendidik dan penasihat konsultan manajemen, sertaanggota badan
pengawas pada merger Yearbook of Teachers College Bobha. qubl dengan majalah
universitas. Dan memiliki banyak penelitian pendidikan yang diterbitkan dalam jurnal
ilmiah dan beliau telah menerbitkan banyak buku.
Khalid Bin Hamid Al-Hazimi merupakan ulama’ yang menguasai berbagi ilmu
diantara karya-karyanya adalah : (1) al fawa’id al sunniyyah min al sirah al nabawiyyah;
(2) al mujiz fi al sirah al nabawiyyah; (3) ushul al tarbiyyah al islamiyyah, ushul al akhlaq
al islamiyyah; (4) marahil al numuwwi fi dhoui al tarbiyyah al islamiyyah; (5) min ahdafi
al tarbiyyah al islamiyyah; (6) al musykilat al tarbawiyyah al usriyyah waasalibiha al-
ilajiyyah; (7) al hadaf al ta’limiywa al tsaqofi li tiqniyyati al ma’lumat; (8) al tarbiyyah al
ibdaiyyah fi al manhaj al islamiy; (9) al atsar al tarbawiyyah li dirasati al lughah al -
arabiyyah; (10) al sibq al tarbawiy mafhumuhu, waman hajuhu, wawama’alimuhu; (11)
musawi‟u al akhlaq waatsaruha ala al ummah; (12) mustaqbilu al ta’lim al aliy fi
takhossushot al-ulum al syar’iyyah; dan (13) tahqiqumahthuth al akhlaqadhodu al din al
iyji1

1
Khalid bin Hamid Al-Hazimi (2013). ‫السيرة‬ ‫الذا‬ ‫تية‬ http://www.tarbyatona .net/include/
plugins/article/article.php?action=s&id=43
B. Sekilas Kitab Al-usul At-Tarbiyah Al-Islamiyah

Kitab Al-usul At-Tarbiyah Al-Islamiyah merupakan kitab yang dikarang oleh


Khalid Bin Hamid Al-Hazimi, penerbit Darul Alam kutub lin Nasyr Wat-Tauzi pada tahun
2000 M, jumlah halaman 430 Halaman. Secara bahasa makna tarbiyah berkisar antara :
memperbaiki, berkembang dan bertambah, tumbuh dan terbimbing, memimpin dan
mengendalikan urusan, serta pengajaran. Adapun definisi tarbiyah secara istilah adalah
mendidik manusia setahap demi setahap dalam semua aspeknya untuk mewujudkan
kebahagiaan didunia dan akhirat sesuai dengan metodologi Islam. Allah SWT merupaka
pendidik seluruh manusia. Tarbiyah Allah SWT terhadap makhluknya terbagi menjadi dua
antara lain: pertama Tarbiyah Umum yang kedua Tarbiyah Khusus.
Khalid Bin Hamid adalah seorang ulama‟ besar sekaligus Dosen dari Studi Islam
di Universitas Islam Madinah Munawwarah. Beliau menamakan kitabnya dengan nama
Al-usul At-Tarbiyah Al-Islamiyah artinya Pokok-pokok pendidikan Islam yang
berlandaskan syari‟at Islam, sehingga anak didik bisa memahami tentang pokok-pokok
pendidikan Islam dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kitab ini merupakan
bagian dari kitab yang diambil dari kitab-kitab tentang pendidikan, Contohnya kitab Al-
Adab Al-Mufrod yang disusun oleh Imam Bukhari Rahimahullahu Ta‟ala .
Kitab ini disusun dengan didasari syari’at Islam, kemudian disamakan oleh
beberapa pengarang yang membahas tentang pendidikan Islam. Dan sebagian dari kitab ini
membahas tentang prilaku/akhlak yang sesuai dengan aturan syara‟ serta bahasanya
sistematis dan mudah dipahami oleh para pemula belajar, dan sebagian dari kitab ini
diringkas dari beberapa kitab yang menerangkan tentang belajar dan mengajar dan
sebagian kitab ini menerangkan tentang zuhud, yang menyebutkan sebagian dari kitab
tersebut dan dikuatkan dan dijelaskan tentang sejarah kitab tersebut2

2
Ibid
KARAKTERISTIK PENDIDIKAN ISLAM

Pendidikan Islam disifati dengan karakter yang sempurna, seimbang dan aktual,
didasarkan pada sistemnya yang komprehensif dalam semua aspek yang dibutuhkan manusia
dan pada segi yang selaras dengan fitrah kemanusiaan, dan sebagian dari karakter tersebut
sebagai berikut:
1. Rabbaniyah
2. Komprehensif dan Saling Melengkapi
3. Seimbang
4. Stabil dan Teruji
5. Aktual

1. Rabbaniyah
Yang dimaksud rabbaniyah adalah bahwa hukum-hukum Islam serta arah tujuannya
bersumber dan berasal dari Tuhan (Allah) ‘Azza wa Jalla dan bukan dari watak tabiat
keinginan manusia. Bahwa karakter rabbaniyah ini mengarahkan kepada Tuhan (Allah)
semata yang tiada sekutu bagi-Nya, dimana perintah dan larangan bersandar pada Al-Qur’an
dan Sunnah Nabi-Nya Muhammad Saw serta niatnya yang ikhlas karena Allah Ta’ala. Alloh
berfirman : “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam”3
Islam mengikat kehidupan seorang muslim dengan Tuhannya, sebagai ilustrasinya
yaitu mengikat antara iman dan cinta pada Allah. Etika akhlak terhadap kedua orangtua
dengan akhlak yang utama merupakan kategori ketaatan kepada Tuhan semesta alam. Firman
Allah: “dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.”4
Juga perilaku ihsan secara umum, firman-Nya: “...dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik.5
Juga menerapkan etika akhlaq adil dan bersikap amanah seperti firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya

3
QS. Al-An’am (6): 162.
4
QS. Al-Isra’ (17): 23
5
QS. Al-Baqarah (2): 195
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.6
Karakter Rabbani juga menyelaraskan manusia dalam mengutamakan akhlaq mulia
dan mengarahkannya hingga terbangun sebuah komunitas masyarakat yang berkeadilan,
amanah, ikhlas, kontrol diri, dan seluruh akhlak mulia, serta membersihkannya dari nilai-nilai
yang rendah yang dapat merobohkan semua keutamaan dan masyarakat, firman-Nya:
“Katakanlah: ‘Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak
ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang
benar" 7

2. Komprehensif dan saling melengkapi

Maksudnya karakter pendidikan Islam ini komprehensif dan saling melengkapi pada
semua hal yang dibutuhkannya baik dunia maupun akhirat. sifat komprehensif tersebut terkait
tematis, kemanusiaan, fitrah, berdimensi waktu, dan lokalitas. Bersifat tematis karena
tidak memisahkan antara agama dan keduniaan, bahkan mencakup sendi-sendi kehidupan di
dunia dan akhirat. Dan berdimensi waktu dikarenakan penerapannya bersifat abadi hingga
hari kiamat. Bersifat kemanusiaan, karena berdialog dengan manusia secara keseluruhan,
bersifat fitrah karena selaras dengan tuntutan kebutuhan ruh dan jasad. Bersifat lokal karena
baik untuk setiap waktu dan tempat dan bukannya khusus untuk waktu yang sempit dan
tempat yang berbatas.
Sifat komprehensif juga eksis dalam hubungan antara manusia dengan Tuhan yang
telah menciptakannya, hubungan dengan dirinya sendiri, keluarga, tetangga serta
masyarakatnya dimana ia tinggal, juga daya cakupannya pada arah tujuan Islam terhadap
kaum pria, kaum wanita maupun anak-anak, juga keseluruhan aspek kehidupan. Diantaranya
hal yang terkait hubungan suami istri, Islam mengarahkan untuk berinteraksi secara baik,8
9
terkait dengan hubungan dengan kedua orrangtua, terkait dengan perilaku ihsan bagi
masyarakat 10 terkait adab minta izin dan kunjungan 11

6
QS. An-Nisa’ (4): 58
7
QS. Al-A’raf (6): 33
8
QS. An-Nisa’ (4): 19
9
QS. Al-Ahqaf (46): 15
10
QS. Al-Isra’ (17): 26
11
QS. an-Nur (24): 27
Maka tidaklah ketika Islam menyajikan suatu aspek dari banyak aspek kehidupan
kecuali disediakan aturannya dan dijelaskan kepada kita sisi kebaikan dari hal buruk tersebut,
dan membersihkan dari kotoran, hal yang sah dari yang batal, dan sifat komprehensif yang
seperti ini yang ditempuh oleh syariat Islam karena ia dalam rangka pencapaian
kesempurnaan. Sebagaimana firman Allah: “....pada hari ini telah Kusempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu
Jadi agama bagimu.”12

3. Seimbang

Maksudnya pendidikan Islam memenuhi kebutuhan fitrah dan tabiat kemanusiaan,


Firman Allah : ”(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah
itu tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus.”13
Dan hal ini diprioritaskan melalui pendidikan pada seluruh aspek kemanusiaan yang
terdiri atas unsur akhlaq, jasmani, akal dan berimplikasi untuk mewujudkan keseimbangan
antara tuntutan kemanusiaan yang berupa fisik dan piritual. Maka ketika Allah
memerintahkannya untuk berperilaku dengan akhlaq yang utama, terhindarlah manusia dari
tindakan-tindakan yang rendah, serta menetapkan cara dan sarana bagi manusia untuk
menegakkan keseimbangan tersebut.
Bentuk-bentuk keseimbangan tersebut dapat kita contohkan diantaranya : Kebolehan
dalam pernikahan hingga memiliki istri empat orang itu sekaligus menghindarkannya dari
tindakan-tindakan zina, terkait dengan kebutuhan manusia akan harta, dihalalkan untuknya
usaha perdagangan serta mendorongnya untuk bekerja dan mengusahakan yang halal dan
mengharamkan riba,14 kebutuhan manusia akan makanan, untuknya dihalalkan rezeki yang
baik-baik dan diharamkan hal-hal yang buruk untuk dikonsumsi dari makanan dan minuman
yang ada.15
Maka dapat disimpulkan terkait ajaran Nabi Muhammad Saw tentang keseimbangan
antara tuntutan jasmani dan ruhani, dan keseimbangan terhadap makhluk ciptaan lain dalam
menunaikan hak-hak Allah, hak keluarga, hak tamu, dan hak diri sendiri, firman-Nya:

12
QS. Al-Maidah (5): 3
13
QS. Ar-Rum (31): 30
14
QS. Al-Baqarah (2): 275
15
QS. Al-Maidah (5): 4 dan QS. Al-A’raf (7): 157
“Artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.16

4. Stabil dan Teruji

Pendidikan Islam itu relatif stabil, tidak berubah-ubah, berganti atau terbuang. Ia
merupakan aturan universal serta landasan umum dan hukum-hukum partikular yang
melahirkan dalil-dalil (argumen) yang tidak mengalami perubahan dan pergantian seperti
kewajiban melaksanakan amanah kepada pemiliknya yang berhak, kewajiban melaksanakan
amar ma’ruf dan nahi munkar, kewajiban menolak kezhaliman dari pelakunya, pengharaman
pencurian dan penipuan, praktik riba dan praktik jual beli seorang muslim atas transaksi jual
beli saudaranya yang lain, hal-hal yang demikian tersebut tidak tersusupi perubahan dan
pergantian.
Keterujian terlihat pada kemampuan memosisikan kebebasan yang terjadi dalam
kehidupan manusia, “hal yang tidak tampak terkait keterujian syariah dan kebaikannya pada
setiap waktu dan tempat dan bahwa Islam hadir dengan membawa aturan yang universal
dengan tujuan serta landasan yang stabil tidak berubah dan tergantikan, lantas kemudian para
ulama mengarahkan pada aspek pandangan-pandangan tertentu serta berijtihad mengenai
permasalahan dan peristiwa kontemporer yang muncul dan dapat dijumpai dalam konteks
aturan-aturan dan landasan-landasan ini.

4. Kontekstual

Kontekstualitas pendidikan Islam jelas serta tampak untuk diamati dari hakikat
realitas, selaras dengan fitrah kemanusiaan, juga potensi kemanusiaan tidak semata dibarengi
paradigm kognisi semata, dan tidak ada contoh-contoh pendidikan yang tidak berkontribusi
bagi kehidupan manusia.
Pada konteks akhlak misalnya, kita akan mendapati bahwa manusia menyukai
individu yang memiliki sifat akhlak yang mulia, akan melihat pada diri individu tersebut suka
pada sifat kepercayaan, jujur, menahan diri, dan wara’, dan orang akan melemparkan sifat
munafik, pengadu domba, sementara Islam mengarahkan pada pusaran akhlak tersebut. Juga
pada semua problem kehidupan, mengarahkan manusia menuju pada keluhuran akhlak yang

16
QS. Al-Qashshash (28): 77
harmoni yang dikehendaki dan dicita-citakan manusia dengan dukungan fitrahnya yang lurus,
karena manusia pada realitasnya menyenangi keadilan dan sifat amanah, Islampun
memerintahkan hal tersebut.
Manusia pada realitasnya senang bila orang lain bersikap baik padanya, dan
17
Islampun memerintahkan untuk melakukannya, Manusia pada realitasnya tidak menyukai
keangkuhan, dan Islampun memerintahkan untuk bersikap tawadlu’, 18
Manusia pada
19
realitasnya membenci perbuatan ghibah seseorang, Islampum mengharamkannya, Manusia
membenci bila ada sesamanya yang menghinanya, dan Islampun melarang untuk dilakukan.20
Dengan demikian Islam bersifat kontekstual dalam pengarahan perilaku akhlak
karena ia diturunkan oleh Tuhan semesta alam, Yang Mahamengetahui kondisi makhluk-
Nya, Allah Mahalembut dan Mahapemberi berita, firman Allah: “Apakah Allah yang
menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha
Halus lagi Maha Mengetahui? 21

17
Q.S. Al-Baqarah(2): 195
18
Q.S. Luqman (31): 18
19
Q.S. Al-Hujurat(49): 12
20
Q.S. Luqman(49): 11
21
Q.S. Al-Mulk(67): 14

Anda mungkin juga menyukai