SURAT AL-ASHR
MUHAMAD HATA
NIM: 134031013
OLEH:
MUHAMAD HATTA
NIM: 19013254
PASCASARJANA
TAHUN 2019
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin. Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, taufik, dan hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “Konsepsi Manajemen Pendidikan Islam
Perspektif Surat Al-Ashr”. Shalawat dan salam selalu tercurahkan pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, Rasul terakhir yang membawa risalah Islamiyah, penyejuk dan penerang
hati umat kepada jalan yang diridhai Allah SWT sehingga selamat dan bahagia dunia dan
akhirat, serta pemberi syafa‟at di yaumul qiyamah.
Dalam penyusunan ini, penulis mengalami beberapa kesulitan. Akan tetapi berkat
adanya bantuan, bimbingan, motivasi, dan masukan dari banyak pihak dapat mempermudah
dan memperlancar penyelesaian pembuatan makalah daam rangka tugas mata kuliah Landasan
Pendidikan.
Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan apa-apa. Hanya ucapan terima kasih
dengan tulus serta iringan do‟a semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dan
melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT
penulis berdo‟a, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat dan mendapat ridha dari-Nya.
Amiin yarabbal ‘alamin.
Penulis
MUHAMAD HATTA
NIM: 19013254
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 5
A. Landasan Teori 5
B. Dasar-dasar Manajemen Pendidikan Islam 6
C. Ciri-ciri Manajemen Pendidikan Islam 8
D. Unsur-unsur Pendidikan Islam 8
E. Fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan Islam 9
F. Prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan Islam 12
A. Kesimpulan 16
B. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam konteks lembaga pendidikan Islam, sumber daya manusia adalah tenaga
atau personel kependidikan yang terdiri dari kepala sekolah, tenaga pendidik, pegawai tata
usaha sampai dengan pesuruh1. Semua personel pendidikan tersebut harus dikelola secara
profesional sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. Manajemen merupakan
salah satu bidang ilmu pengetahuan yang telah berkembang dan diterapkan dalam berbagai
tatanan organisasi, baik pemerintah, perusahaan, sosial, maupun pendidikan. Dengan
penerapan ilmu manajemen tersebut, maka organisasi maupun lembaga dapat mencapai
tujuan-tujuannya secara efektif dan efisien, serta menghasilkan produktivitas yang tinggi.
Kendatipun ilmu manajemen itu berasal dari barat, dan telah berkembang ke seluruh dunia,
namun sesungguhnya melalui Al-Qur’an, Islam telah meletakkan dasar-dasar manajemen,
dari mulai kehidupan personal, social sampai pada memanaj kehidupan secara lebih luas.
Akan tetapi, dikarenakan ada sebagian umat Islam yang tidak lagi mau menggali
kandungan Al-Qur‟an sebagaimana pada zaman Islam klasik, maka pada saat ini ilmu
pengetahuan, peradaban, termasuk ahli-ahli manajemen lebih banyak lahir dari dunia barat.
1
Hasbullah, Otonomi Pendidikan; Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2006), hal 111.
2
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an; Tafsir Maudlu’i atas pelbagai persoalan Umat, (Bandung:
Mizan. 1996), hal 3.
2
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
(QS. Al Hasr: 18)
Surat Al ‘Ashr merupakan sebuah surat dalam Al Qur‟an yang banyak dihafal oleh
kaum muslimin karena pendek dan mudah dihafal. Namun sayangnya, sangat sedikit di
antara kaum muslimin yang dapat memahaminya. Padahal, meskipun surat ini pendek, akan
3
M.Ahmad Abdul Jawwad, Manajemen Rasulullah; Panduan Sukses Diri dan Oerganisasi, (Bandung:
PT Syamil Cipta Media, 2004), hal 1.
4
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press. 2005), hal 186.
3
tetapi memiliki kandungan makna yang sangat dalam. Sampai-sampai Imam Asy Syafi‟i
rahimahullah dalam tafsir Ibnu Katsir (8/499) berkata:
َ س ْو َرة ُ لَ ْو
س َعتْ ُه ْم ُ َّلَ ْوتَدَب ََّر الن
ُّ اس َه ِذ ِه ال
Artinya: ”Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan
mencukupi untuk mereka.”
Dengan demikian, dari makna surat Al-‘Ashr banyak isyarat yang dapat dijadikan
sebagai konsep dalam penyelenggaraan manajemen, khususnya konsep manajemen dalam
mengelola pendidikan disiplin. Konsep-konsep yang diisyaratkan dari makna surat Al-‘Ashr
dalam konteks manajemen pendidikan disiplin antara lain bahwa dalam mengelola
pendidikan disiplin harus benar-benar memanfaatkan waktu secara efektif dan produktif.
Amal perbuatan dalam melakukan pekerjaan harus profesional dilandasi dengan rasa
keimanan dan harus mempertanggungjawabkannya bukan hanya kepada pimpinan, lebih
dari itu harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah Subhanahu wata‟ala.
Pimpinan lembaga harus selalu memberikan bimbingan, arahan serta pengawasan untuk
mengingatkan agar dalam melaksanakan tugas tidak menyimpang dari aturanaturan yang
sudah ditentukan, serta dilakukan dengan penuh ketekunan dan kesabaran, memberikan
keteladanan.
Demikian beberapa konsep yang terdapat dalam surat Al-‘Ashr yang kemudian
akan dijadikan sebagai landasan penulisan makalah “Konsep Manajemen Pendidikan Islam
Perspektif Surat Al-‘Ashr”.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah penulisan makalah fokus dalam
memahami ayat-ayat dalam Al-Qur‟an surat Al-‘Ashr yang mengandung konsepsi
manajemen pendidikan Islam. Secara spesifik masalah yang diteliti meliputi:
1. Apa dan Bagaimana Konsepsi Manajemen Pendidikan Islam Perspektif Surat Al-‘Ashr?
2. Apa dan Bagaimana pandangan para ulama tentang surat Al-‘Ashr terkait dengan
Konsepsi Manajemen Pendidikan Islam?
4
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Konsepsi
Konsepsi berasal dari bahasa Inggris “concept” yang berarti “ide yang mendasari
sekelas sesuatu objek”, dan “gagasan atau ide umum”. Kata tersebut juga berarti
gambaran yang bersifat umum atau abstrak dari sesuatu.
Dari segi bahasa manajemen berasal dari bahasa Inggris yang merupakan
terjemahan langsung dari kata management yang berarti pengelolaan, ketata laksanaan,
atau tata pimpinan. Sementara dalam kamus Inggris Indonesia karangan John M. Echols
dan Hasan Shadily5 management berasal dari akar kata to manage yang berarti
mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan.
5
Echlos, John M, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Penerbit: Gramedia, 2005), hal 372.
6
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, Penerbit: Kalam Mulia, 2008), hal 362.
7
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2012), hal 1.
6
yang dimiliki (ummat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya) baik perangkat keras
maupun lunak. Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan orang lain
secara efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan
baik di dunia maupun di akhirat.8 Sedangkan menurut Mujamil Qomar Manajemen
Pendidikan Islam adalah suatu proses pengelolaan lembaga Pendidikan Islam secara
Islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait
untuk mencapai tujuan pendidikan islam secara efektif dan efisien.9
Dasar manajemen pendidikan Islam secara garis besar ada 3 (tiga) yaitu: Al-
Qur‟an, As-Sunnah dan Atsaar serta perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.12
1. Al-Qur‟an
8
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, Penerbit: Kalam Mulia, 2008), hal 260.
9
Mujamil Qomar, Manajemen pendidikan Islam. (Erlangga. 2007), hal 10.
10
Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam Perspektif, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999), hal
5-6.
11
Ali Muhammad Taufik, Praktik Manajemen Berbasis Al-Quran, (Jakarta: Gema Insani. 2004), hal
65.
12
Ali, M. Natsir, Dasar-dasar Ilmu Mendidik, (Jakarta: Mutiara. 1997), hal 42.
7
َ َو َما َكانَ ٱ ۡل ُم ۡؤ ِمنُونَ ِليَن ِف ُرواْ َكآَٰفَّ هة فَ َل ۡو َل نَفَ َر ِمن ُك ِل ِف ۡرقَة ِم ۡن ُه ۡم
طا َٰٓ ِئفَة
١٢٢ َِين َو ِليُنذ ُِرواْ قَ ۡو َم ُه ۡم إِذَا َر َجعُ َٰٓواْ ِإلَ ۡي ِه ۡم َل َعلَّ ُه ۡم َي ۡحذَ ُرون
ِ ِل َيتَفَقَّ ُهواْ فِي ٱلد
Artinya:”Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”
(QS. At-Taubah: 122).
2. As-Sunnah
Rasulullah SAW adalah juru didik dan beliau juga menjunjung tinggi
terhadap pendidikan dan memotivasi umatnya agar berkiprah dalam pendidikan
dan pengajaran. Rasulullah SAW bersabda:
13
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Bandung: Fokus Media, 2003.
8
a. Pimpinan
1) Manusia (man)
14
Mujamil Qomar. Manajemen pendidikan Islam. (Jakarta: Erlangga. 2007), hal 20.
15
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: CV.Pustaka Setia. 2012), hal 04.
9
2) Uang (money)
3) Bahan-bahan (materials)
4) Mesin (mechine)
5) Metode (method)
6) Pasar (market)
16
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras. 2009), hal 26.
10
١٣٢ ََو ِل ُكل دَ َر َجت ِم َّما َع ِملُو هاْ َو َما َرب َُّك ِبغَ ِف ٍل َع َّما َيعۡ َملُون
Artinya:”Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang)
dengan apa yang dikerjakannya” (QS. Al-An’an: 132).
17
Ibid. hal 26.
11
5. Evaluasi (Evaluating)
18
Muwahid Shulhan, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras. 2013), hal 33.
12
Ada dua misi yang harus ditempuh dalam pendidikan Islam, pertama
menanamkan pemahaman Islam secara komprehenship agar peserta didik mampu
mengetahui ilmu-ilmu Islam sekaligus mempunyai kesadaran untuk
mengamalkannya. Pendidikan Islam tidak semata-mata mengajarkan pengetahuan
Islam secara teoritik sehingga hanya menghasilkan seorang Islamolog, tetapi
pendidikan Islam juga menekankan pada pembentukan sikap dan perilaku yang
Islami dengan kata lain membentuk manusia Islamist. Kedua, memberikan bekal
kepada peserta didik agar nantinya dapat berkiprah dalam kehidupan masyarakat
yang nyata, serta siap untuk menghadapi tantangan kehidupan melalui cara-cara
yang benar.
Menurut Al-Attas, ada lima faktor yang menjiwai budaya dan peradaban Barat,
pertama, menggunakan akal untuk membimbing kehidupan manusia; kedua, bersikap
dualitas terhadap realitas dan kebenaran; ketiga, menegaskan aspek eksistensi yang
memproyeksikan pandangan hidup sekular; keempat, menggunakan doktrin humanisme;
dan kelima, menjadikan drama dan tragedy sebagai unsur-unsur yang dominan dalam
13
fitrah dan eksistensi kemanusiaan. Kelima faktor ini amat berpengaruh dalam pola pikir
para ilmuwan Barat sehingga membentuk pola pendidikan yang ada di Barat.
Ini semua memberikan stimulasi baru untuk memperkokoh posisi waktu dan
kemudian memunculnya dalam makna yang mendalam yaitu berupa kecepatan.
Kecepatan, saat ini telah menjadi standar social, dimanamana kecepatan telah menjadi
buah bibir dalam berbagai lapangan kehidupan, kecepatan seolah telah menjadi
kekuatan baru. dalam makna kecepatan itu pula manusia berhubungan dalam berbagai
dimensi kehidupan. Sehingga untuk berpacu dalam kecepatan, manusia harus
berkompetisi. Maka kompetisi kemudian menjadi fenomena sosial. Manusia saling
berkompetisi dalam semua bidang kehidupan. Dalam kondisi seperti ini, keunggulan
menjadi ambisi setiap orang. Pada makna kompetisi dan keunggulan ini, ilmu dan
14
Tidak ada yang salah pada makna-makna itu; kompetisi, kecepatan dan
keunggulan. Ini adalah nilai yang senantiasa menyertai kehidupan manusia.Walaupun
konteks kehidupan modern telah memberikan pengertian yang lain terhadap makna-
makna tersebut. Dalam surat Al-‘Ashr Allah menjelaskan ciri orang yang selamat dari
kerugian dan meletakkannya dalam konteks waktu. Dalam konteks waktu pula, berkali-
kali Al-Qur‟an menegaskan makna kompetisi. Fastabiqul khairat, was saabiquunal
awwaluuna. Kompetisi itu perlu ditegaskan karena Allah membuat kewajiban ibadah
yang sangat benyak melebihi waktu yang dimiliki per individu.
Mengelola waktu (managing the time) dapat dilaksanakan jika seorang bersikap
konsisten dengan rencana-rencana yang telah dibuatnya sendiri, dan karena setiap
kegiatan sudah direncakan dengan batas waktunya sendiri, maka ia harus mengerjakan
sesuai dengan waktunya agar tidak terjadi tumpang tindih (over lapping) dalam
pelaksanaan suatu kegiatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Konsepsi Manajemen Pendidikan Islam perspektif surat Al’ Ashr menurut peneliti ada 2
pilar yitu waktu dan iman yang harus benar-benar menjadi landasan utama dalam
sebuah lembaga pendidikan Islam guna untuk mencapai tujuan yang jauh lebih baik.
Bagi seorang manajer dia harus pandai dalam memenej waktu dengan tepat/disiplin, di
dalam mendisiplinkan waktu dia harus bisa melakukan perencanaan, pengorganisasian,
pemberian motivasi, pengawasan dan evaluasi, sedangkan iman harus diaplikasikan
dalam bentuk amal sholeh, amar ma’ruf, dan kesabaran. Di dalam beramal sholeh harus
ada rasa mujahadah, muraqabah, muhasabah, muaqobah serta istiqomah.. Seorang
manajer harus mampu bertindak adil dan bijak di dalam menegakan amar
ma’ruf/menasehati bawahannya, juga dalam diri seorang manajer harus bisa bersikap
sabar dalam situasi dan kondisi apapun yang dihadapinya.
2. Konsepsi Manajemen Pendidikan Islam perspektif surat Al’ Ashr menurut para ulama
(Ahmad Musthofa Al-Maraghi, Ibnu Katsir, Sayyid Quthub, Buya
Hamka, M. Quraish Shihab) yang dapat penulis simpulkan adalah: 1) Disiplin dalam
artian konsisten dengan waktu yang dianugerahkan Allah, diambil dari ayat pertama
ِ ( َوٱل َعDemi masa), 2) Keimanan, diambil dari penggalan ayat: ِْإ َّل ٱلَّذِينَ َءا َمنُوا
صر
(Kecuali orang-orang yang beriman), 3) Beramal shalih, diambil dari penggalan ayat
ت َّ ع ِملُواْ ٱل
ِ ص ِل َح َ ( َوDan beramal shalih), 4) Saling menasehati dalam kebenaran, diambil
dari penggalan ayat ke tiga ِ ص ۡواْ بِٱ ۡل َح
ق َ َوتَ َوا (nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran), saling menasehati satu sama lain dalam kebaikan bukan keburukan,5)
Saling menasehati dalam kesabaran, diambil dari penggalan ayat ke tiga ْص ۡوا
َ َوت ََوا
ص ۡب ِر
َّ ( ِبٱلnasehat menasehati supaya menetapi kesabaran). Di samping saling menasehati
dalam kebaikan di anjurkan juga untuk saling menasehati dalam kesabaran, karena tidak
menuntut kemungkinan satu sama lain saling membutuhkan nasehat. Hal ini di
maksudkan bahwa dalam diri seorang manajer harus bisa disiplin waktu, berlandaskan
keimanan yang kemudian direlisasikan dalam wujud amal sholeh, nasehat-menasehati
dalam kebaikan dan kesabaran.
B. Saran
17
2. Tumbuhkan dalam diri kita persaan “harsul ilmi”/haus akan ilmu, sehingga kita akan
berupaya selalu belajar dan terus belajar.
DAFTAR PUSTAKA
18
Abdur Rahman, 2008, Dokumen rahasia alam kubur, Penerbit: Az-Zahra Mediatama.
BoyPolali.
Abu Fida‟ Ismail Al-Hafidz Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qura’an Al-‘Adziim, Maktabat Misykat Al-
Islamiyyah, 1424, Juz I,
Ahmad Ibrahim Abu Sinin, 2006, Al-Idarah fi al-Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
terj. Dimyauddin Djuwaini, Manajemen Syariah; Sebuah Kajian
Al-Attas, 1994. Konsep Pendidikan Dalam Islam, Suatu Pembinaan Filsafat Pendidikan Islam,
terj. Haidar Baqir. cet. IV. Bandung: Mizan
Ali Muhammad Taufik, 2004, Praktik Manajemen Berbasis Al-Quran, Jakarta: Gema Insani.
Al-Maraghy, Ahmad Musthafa, 1985. Tafsir Al-Maraghy, Juz XXX, Mesir; Musthafa al-Babal-
Halaby, 1390/1970 (terj. Bahrun Abu Bakar); Toha Putra: Semarang.
Ariesandi, 2008, Rahasia Mendidik Anak Agar Sukses dan Bahagia, Tips dan Terpuji
Melejitkan Potensi Optimal Anak, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
http/islamagamaku.Wordpress.com/2009/07/…/pengertian-iman,2009.
A.S. Hornby, A.P. Cowie (Ed), AS. Hornby. 1990. Oxford Edvanced Dictionary ofEnglish.
London.
19
Asy Syanqithi, 2011, Tafsir Adhwa’ul Bayan, Jakarta Selatan: Pustaka Azzam.
Azyumardi Azra. 1999: Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisi dan Modernisasi.
Jakarta: Logos.
Badri Khaeruman, 2004, Otentitas Hadis, Penerbit: Pt. Remaja Rasdakarya, Bandung
Boedi Abdullah, 2012, Manajemen Pendidikan Islam, Jawa Barat: Pustaka Setia
Fakhruddin al-Razi, 1990, Atl-Tafsîr al-Kabîr aw Mafâtîh al-Ghayb. Beirut: Dar alKutub al-
Ilmiyyah.
Hasbullah, 2006, Otonomi Pendidikan; Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Hasibuan, 2001, Manajemen: Dasar, Pengertian Dan Masalah,Penerbit: Bumi Putra, Jakarta.
Mahmudi, 2013, Konsep Manajemen Pendidikan Islam Berbasis Al-Qur’an, Tesis, Program
Studi Manajemen Pendidikan Islam, Pasca IAIN Surakarta.
Manna‟ al-Qaththan, 2006, pengantar studi ilmu Al-Qur’an, terjemahan Ainurrafiq, Jakarta :
pustaka al-Kautsar
Mestika, 2008, Metode Penelitian Kepustakaan, Penerbit: Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
M.Ahmad Abdul Jawwad, 2004, Manajemen Rasulullah; Panduan Sukses Diri dan
Oerganisasi, Bandung: PT Syamil Cipta Media.
Muh. Alif Maulana, 2010, Karakteristik Manajemen Menurut Al-Qur’an Surat An Nisa Ayat
58, Tesis, Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Pasca IAIN Walisongo
Semarang.
M. Arifin, 2000, Ilmu Pendidikan Islam, Penerbit: Pt. Bumi Aksara, Jakarta.
Muhammad bin Shalih al –Utsaimin dan Nashiruddin al-Albani, 2005 Belajar mudah ilmu
tafsir, terjemah Fariid Qusy, Jakarta: Daarus sunnah.
Muh. Halim, 2011, Manajemen Organisasi Dalam Al-Qur’an Studi atas Surat Ash Shaff, Tesis,
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Pasca Universitas Darul Ulum
Jombang.
Mohamad Natsir, Mohd. Nasir Omar .2005. Akhlak dan kaunseling Islam. KualaLumpur
Malaysia: Utusan Publicatins & Distrobutors Sdn Bhd, Terbitan1954,
M. Quraish Shihab, 1996, Wawasan Al-Qur’an; Tafsir Maudlu’i atas pelbagai persoalan
Umat, Bandung: Mizan.
Nasrudin Baidan, 1998, Metode Penafsiran Al Qur’an, Penerbit: Pustaka Pelajar Offset,
Yogyakarta.
Ngalim Purwanto dan Sutaji Djojo Pranoto, 1998, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Mutiara
Sumber Widya.
Petter F.Drucker. 2001. The Essential Drucker: Selections From the Management Works
ofPeter F. Drucker. Harper Collins Publisher.
Qardhawi, Yusuf, 1980. Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna, (terj. Bustani
A.Gani dan Zainal Abidin Ahmad), Jakarta: Bulan Bintang.
Sedarmayanti Dan Syarifuddin Hidayat, 2011, Metode Penelitian, Penerbit: Mandar Maju,
Bandung,
Shalih bin Fauzan, 1998, Kitab Tauhid, Penerbit: Darul Haq, Jakarta.
Jakarta.
Intermedia, Jakarta.
Tatang, M. Amirin, 2000, Menyusun Rencana Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
Taufik Adnan Amal, 1994, Islam dan Tantangan Modernitas; Studi atas Pemikiran Hukum
Fazlur Rahman, Bandung: Mizan.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.