Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PRINSIP DAN AJARAN ISLAM DALAM PENERAPAN


ILMU MANAJEMEN
Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
AIK III, yang diampu oleh Bapak Dr. Abdul Kholid Achmad, S.Hum., M.Pd.

Disusun oleh:
Alifiya Ayu Firnanda (200301070)
Debby Puspita Sari (200301072)

\
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2020 / 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT. Yang memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan selesainya makalah yang memaparkan tentang Prinsip dan
Ajaran Islam dalam Penerapan Ilmu Manajemen, penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, antara lain:
1. Bapak Dr. Tumirin, S.E., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis.
2. Ibu Maulidyah Amalina Rizqi, S.E., M.M, selaku Kaprodi Manajemen.
3. Bapak Dr. Abdul Kholid Achmad, S.Hum., M.Pd, selaku Dosen Mata
Kuliah AIK III.
4. Teman-teman, serta semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Semoga atas jerih payah dan sumbangsih pemikirannya diterima oleh
Allah SWT, Amin, dan penulis berharap, semoga makalah ini bagi pembaca
dapat dijadikan sebagai sumber bacaan yang berguna untuk memperdalam
ilmu pengetahuan terkait prinsip dan ajaran islam dalam penerapan ilmu
manajemen.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
demi perbaikan penulisan selanjutnya.

Gresik, 25 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................3
1.4 Manfaat..................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................4
PEMBAHASAN..................................................................................................4
2.1 Definisi Manajemen Islam.....................................................................4
2.2 Prinsip dan Ajaran Islam dalam Penerapan tentang Perencanaan
(Planning).........................................................................................................5
2.3 Prinsip dan Ajaran Islam dalam Penerapan tentang Pengorganisasian
(Organizing).....................................................................................................8
2.4 Prinsip dan Ajaran Islam dalam Penerapan tentang Pelaksanaan
(Actuating)......................................................................................................12
2.5 Prinsip dan Ajaran Islam dalam Penerapan tentang Penerapan Kontrol
(Controlling)...................................................................................................14
BAB III..............................................................................................................17
PENUTUP.........................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN
3.1 Latar Belakang

Al Qur’an yang merupakan sumber pokok agama Islam mengandung

segudang pelajaran serta hikmah yang berfungsi sebagai pembimbingan jalan

kehidupan manusia. Dalam sejarah masa Nabi Muhammad SAW., hidup, subtansi

dari al-Quran diamalkan oleh Nabi dan disampaikan kepada para sahabatnya.

Disamping Al Qur’an, perbuatan, ucapan dan sikap dari Nabi Muhammad SAW.,

juga menjadi rujukan dalam kehidupan umat muslim baik menyangkut hubungan

dengan Tuhan, sesama manusia maupun alam atau bisa disebut dengan Al Hadis.

Al Qur’an dan Al Hadis diyakini mengandung prinsip-prinsip dasar

menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Penafsiran serta penjelasan atas Al

Qur’an dan Al Hadis perlu senantiasa dilakukan sebab pada satu sisi wahyu dan

kenabian telah berakhir sedangkan pada sisi lain, kondisi zaman selalu berubah

seiring dengan perkembangan pemikiran manusia dan tetap mutlak diperlukannya

petunjuk yang benar bagi manusia. Disamping itu, juga peran manusia dikenal

sebagai makhluk sosial, sehingga eksistensinya dipengaruhi oleh interaksi

terhadap manusia lain.

Dalam berinteraksi antar individu hingga yang lebih luas mustahil tanpa

adanya kiat-kiat atau manajemen. Sudah menjadi kepastian umum bahwa Al

Qur’an dan Al Hadis menjadi rujukan dan pandangan hidup dalam aspek

kehidupan umat Islam seperti manajemen. Sehingga, memunculkan pertanyaan

penelitian bagaimana peranan Islam dalam Manajemen

4
Terminologi islami yang secara khusus menyebutkan istilah manajemen

belum ada yang popular. Namun, pada istilah bahasa Arab dapat dikemukakan

disini bahwa kata “yudabbiru” diartikan “mengarahkan”, mengelola,

melaksanakan, menjalankan, mengatur atau mengurusi. Asal katanya adalah dari

“dabbara” yang artinya mengaturkan dan “mudabbir” artinya orang yang pandai

mengatur atau “pengatur dan “mudabbar” yang diatur.

Prestasi kerja atau kinerja seseorang harus dihargai sebagai gambaran

profesionalitasnya dalam menjalankan amanah pekerjaan. Oleh sebab itu, dalam

islam profesionalitas menjadi syarat mutlak kelangsungan hidup sebuah

organisasi. Bertitik tolak dari konsep “tauhid”,”khalifah” dan “amanah”, perlu

dibangun suatu paradigma manajemen islami untuk dikembangkan oleh para

manajer muslim dan berbagai organisasi baik perusahaan, industri, bisnis maupun

lembaga pendidikan untuk menjadi kerangka dasar konseptual dalam melahirkan

atau membangun dasar- dasar manajemen islami. Manajemen islami adalah

konsep pengurusan atau pengelolaan organisasi dan atau kegiatan tertentu untuk

mencapai tujuan yang sesuai dengan pencapaian kebaikan, keselamatan dan

kesejahteraan umat manusia.

3.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, terdapat

beberapa rumusan masalah yang perlu untuk dibahas lebih lanjut, yakni:

1. Apa Definisi Manajemen Islam?

2. Apa Prinsip dan Ajaran Islam Tentang Perencanaan (planning)?

3. Apa Prinsip dan Ajaran Islam Tentang Pengorganisasian (organizing)?

5
4. Apa Prinsip dan Ajaran Islam Tentang Pelaksanaan (actuating)?

5. Apa Prinsip dan Ajaran Islam Tentang Penerapan Kontrol (controlling)?

3.3 Tujuan

Berdasarkan permasalahan di atas, adapun tujuan penulis sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui definisi manajemen islam.

2. Untuk mengetahui prinsip dan ajaran islam tentang perencanaan (planning).

3. Untuk mengetahui prinsip dan ajaran islam tentang pengorganisasian

(organizing).

4. Untuk mengetahui prinsip dan ajaran islam tentang pelaksanaan (actuating).

5. Untuk mengetahui prinsip dan ajaran islam tentang penerapan kontrol

(controlling).

3.4 Manfaat

Berdasarkan, beberapa tujuan diatas, adapun manfaat yang dapat diambil,

yakni antara lain:

1. Bagi penulis, materi prinsip dan ajaran islam dalam penerapan ilmu

manajemen dapat memperdalam pengetahuan akan pengertian manajemen

islam itu sendiri dan pemfokusan prinsip dan ajaran islam tentang beberapa

penerapan POAC.

2. Bagi pembaca, materi materi prinsip dan ajaran islam dalam penerapan ilmu

manajemen dapat menjadi ilmu baru yang nantinya dapat diterapkan di

kehidupan sehari-hari.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Manajemen Islam.

Manajemen menurut bahasa berarti pemimpin, direksi, pengurus, yang

diambil dari kata kerja manage yang berati mengemudikan, mengurus, dan

memerintah. Manajemen merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

dalam memanage organisasi, lembaga, maupun perusahaan. Sedangkan, dalam

islam sendiri manajemen merupakan agama yang didalamnya terdapat

keteraturan, islam mengatur kehidupan manusia sampai kepada hal-hal yang

besar, bahkan mengatur kehidupan masa kini (dunia) dan kehidupan masa depan

(akhirat).

Proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh

seorang manajer/pimpinan, yaitu:

a. Perencanaan (Planning)

b. Pengorganisasian (Organizing)

c. Pelaksanaan (Actuating)

d. Pengawasan (Controling)

Manajemen islam memiliki dua makna yaitu manajemen sebagai ilmu

maksudnya, manajemen dipandang sebagai salah satu ilmu umum yang tidak

berkaitan dengan nilai dan peradaban manapun. Sehingga hukum

7
memperlajarinya adalah fardhu kifayah. Lalu, manajemen sebagai aktivitas yaitu,

manajemen terikat pada aturan syara’ (nilai islam).

2.2 Prinsip dan Ajaran Islam dalam Penerapan tentang Perencanaan

(Planning)

Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan

pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang

hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Perencanaan adalah salah satu

fungsi awal dari aktivitas manajemen dalam mencapai tujuan secara efektif dan

efisien. Anderson memberikan definisi perencanaan adalah pandangan masa

depan dan menciptakan kerangka kerja untuk mengarahkan tindakan seseorang di

masa depan.

Menurut F. E. Kast dan Jim Rosenzweig, perencanaan adalah suatu kegiatan

yang terintegrasi yang bertujuan untuk memaksimalkan efektifitas keseluruhan

usaha-usaha, sebagai suatu sistem sesuai dengan tujuan organisasi yang

bersangkutan. Fungsi perencanaan antara lain, untuk menetapkan arah dan strategi

serta titik awal kegiatan agar dapat membimbing serta memperoleh ukuran yang

dipergunakan dalam pengawasan untuk mencegah pemborosan waktu dan faktor

produksi lainnya.

Hiks dan Guelt menyatakan bahwa perencanaan berhubungan dengan:

1. Penentuan dan maksud – maksud organisasi.

2. Perkiraan- perkiraan lingkungan di mana tujuan hendak dicapai.

3. Penentuan pendekatan dimana tujuan dan maksud organisasi hendak dicapai.

8
Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat

dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam

proses perencanaan. Ketiga kegiatan itu adalah:

1. Perumusan tujuan yang ingin dicapai.

2. Pemilihan program untuk mencapai tujuan itu.

3. Identifikasi dan pengarahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.

Perencanaan yang baik dilakukan untuk mencapai:

1) “Protective benefits” yaitu menjaga agar tujuan-tujuan, sumber dan

teknik/metode memiliki relevansi yang tinggi dengan tuntutan masa depan

sehingga dapat mengurangi resiko keputusan.

2) “Positive benefits” yaitu produktivitas dapat meningkat sejalan dengan

dirumuskannya rencana yang komprehensif dan tepat.

Mengenai pentingnya suatu perencanaan, ada beberapa konsep yang tertuang

dalam Al Qur’an dan Al Hadits. Di antara ayat Al Quran yang terkait dengan

fungsi perencanaan adalah:

- Surat Al-Hasyr ayat 18:

َ‫اَيُّهَا الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡوا اتَّقُوا هّٰللا َ َو ۡلت َۡـنظُ ۡـر ن َۡـفسٌ َّما قَ َّد َم ۡت لِ َغ ٍ‌د ۚ َواتَّقُوا هّٰللا َ‌ؕ اِ َّن هّٰللا َ خَ بِ ۡي ۢ ٌر بِ َما ت َۡع َملُ ۡون‬

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah

setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok

(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Hasyr ayat 18).

9
Perencanaan merupakan aspek penting dari pada manajemen. Keperluan

merencankan ini terletak pada kenyataan bahwa manusia dapat mengubah masa

depan menurut kehendaknya. Manusia tidak boleh menyerah pada keadaan dan

masa depan yang belum pasti, tetapi bagaimana cara menciptakan masa depan itu.

Dengan demikian, landasan dasar perencanaan adalah kemampuan manusia

untuk secara sadar memilih alternatif masa depan yang akan dikehendakinya dan

kemudian mengarahkan daya upayanya untuk mewujudkan masa depan yang

dipilihnya. Dalam hal ini, manajemen yang akan diterapkan seperti apa, sehingga

dengan dasar itulah maka suatu rencana akan terealisasikan dengan baik.

Adapun kegunaan perencanaan adalah sebagai berikut:

1. Karena perencanaan meliputi usaha untuk memetakan tujuan atau

memformulasikan tujuan yang dipilih untuk dicapai, maka perencnaan

haruslah bisa membedakan poin pertama yang akan dilaksanakan terlebih

dahulu.

2. Dengan adanya perencanaan maka memungkinkan kita mengetahui tujuan-

tujuan yang akan di capai.

3. Dapat memudahkan kegiatan untuk mengidentifikasikan hambatan–

hambatan yang akan mngkin timbul dalam usaha mencapai tujuan.

Suatu contoh perencanaan yang gemilang dan terasa sampai sekarang

adalah peristiwa khalwat dari Rasulullah di gua Hira. Tujuan Rasulullah SAW

berkhalwat dan bertafakkur dalam gua Hira tersebut adalah untuk

mengidentifikasi masalah yang terjadi pada masyarakat Mekkah. Selain itu, beliau

juga mendapatkan ketenangan dalam dirinya serta obat penawar hasrat hati yang

10
ingin menyendiri, mencari jalan memenuhi kerinduannya yang selalu makin

besar, dan mencapai ma’rifat serta mengetahui rahasia alam semesta.

Pada usia 40 tahun, dalam keadaan khalwat Rasulullah Saw menerima wahyu

pertama. Jibril memeluk tubuh Rasulullah SAW ketika beliau ketakutan.

Tindakan Jibril tersebut merupakan terapi menghilangkan segala perasaan takut

yang terpendam di lubuk hati beliau. Pelukan erat itu mampu membuat Rasulullah

SAW tersentak walau kemudian membalasnya. Sebuah tindakan refleks yang

melambangkan sikap berani. Setelah kejadian itu, Rasulullah SAW tidak pernah

dihinggapi rasa takut, apalagi bimbang dalam menyebarkan Islam ke seluruh

pelosok dunia.

Pendidikan Islam mempunyai kedudukan yang tinggi, ini dibuktikan dengan

wahyu pertama di atas yang disampaikan Rasulullah SAW bagi pendidikan.

Beliau menyatakan bahwa pendidikan atau menuntut ilmu itu wajib bagi setiap

orang, laki-laki dan perempuan. Rasulullah SAW diutus dengan tujuan untuk

menyempurnakan akhlak manusia. Itulah, yang menjadi visi pendidikan pada

masa Rasulullah SAW.

2.3 Prinsip dan Ajaran Islam dalam Penerapan tentang Pengorganisasian

(Organizing)

Setelah mendapat kepastian tentang tujuan, sumber daya dan teknik/metode

yang digunakan untuk mencapai tujuan, lebih lanjut manajer melakukan upaya

pengorganisasian agar rencana tersebut dapat dikerjakan secara sukses.

Pengorganisasian adalah proses mengatur, mengalokasiakan dan

mendistribusiakan pekerjaan, wewenang dan sumber daya diantara anggota

11
organisasi. Stoner menyatakan bahwa mengorganisasikan adalah proses

mempekerjakan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam cara terstruktur

guna mencapai sasaran spesipik atau beberapa sasaran.

Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah, melainkan

lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan secara rapi.

Organisasi lebih menekankan pada pengaturan mekanisme kerja.

Organisasi adalah sistem kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan

bersama. Dalam sistem kerjasama ini diadakan pembagian untuk menetapkan

bidang-bidang atau fungsi-fungsi yang termasuk ruang lingkup kegiatan yang

akan diselenggarakan.

Sistem ini, harus senantiasa mempunyai karakteristik antara lain yakni:

1. Ada kominikasi antara orang yang bekerja sama.

2. Individu dalam organisasi tersebut mempunyai kemampuan untuk bekerja

sama.

3. Kerja sama itu ditunjukan untuk mencapai tujuan.

Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala

sesuatu secara terorganisir dengan rapi. Sebab, bisa jadi suatu kebenaran yang

tidak terorganisir dengan rapi, akan dengan mudah bisa diluluhlantakkan oleh

kebatilan yang tersusun rapi.

Ali Bin Talib berkata:

“Kebenaran yang tidak terorganisasi dapat dikalahkan oleh kebatilan

yang terorganisasi”.

12
Proses organizing yang menekankan pentingnya tercipta kesatuan dalam segala

tindakan sehingga tercapai tujuan, sebenarnya telah dicontohkan di dalam Al-

Qur’an. Firman Allah dalam surat Ali imran ayat 103 menyatakan:

‫ـل هّٰللا ِ َج ِم ْي ًعــا َّواَل تَفَ َّرقُــوْ ا َۖو ْاذ ُكـ رُوْ ا نِ ْع َمتَ هّٰللا ِ َعلَ ْي ُك ْم اِ ْذ ُك ْنتُ ْم اَ ْعـ د َۤا ًء‬ ِ ‫َصـ ُموْ اـ بِ َح ْبـ‬ ِ ‫َوا ْعت‬
‫ار فَا َ ْنقَـ َذ ُك ْم‬
ِ َّ‫ـر ٍة ِّمنَ الن‬ َ ‫ـه اِ ْخ َوانً ۚـا َو ُك ْنتُ ْم ع َٰلى َشـفَا ُح ْف‬ ٓ ٖ ِ‫فَاَلَّفَ بَ ْينَ قُلُوْ بِ ُك ْم فَاَصْ بَحْ تُ ْم بِنِ ْع َمت‬
َ‫ِّم ْنهَا ۗ َك ٰذلِكَ يُبَي ُِّن هّٰللا ُ لَ ُك ْم ٰا ٰيتِ ٖه لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْهتَ ُدوْ ن‬

Artinya: Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan

janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu

dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga

dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu

berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana.

Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat

petunjuk.

Selanjutnya Al-Qur'an memberikan petunjuk agar dalam suatu wadah, tempat,

persaudaraan, ikatan, organisasi, kelompok, janganlah timbul pertentangan,

perselisihan, percekcokan yang mengakibatkan hancurnya kesatuan, runtuhnya

mekanisme kepemimpinan yang telah dibina. Firman Allah:

‫اص ـبِرُوْ ۗا اِ َّن هّٰللا َ َمـ َع‬ ‫هّٰللا‬


َ ‫َواَ ِط ْيعُوا َ َو َر ُس ـوْ لَهٗ َواَل تَنَــازَ ُعوْ ا فَتَ ْف َش ـلُوْ ا َوتَـ ْـذه‬
ْ ‫َب ِر ْي ُح ُك ْم َو‬

َ‫صبِ ِر ْي ۚـن‬
ّ ٰ ‫ال‬

Artinya: Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang

menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah.

Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar. (Q.S. An-Anfal 46)

13
Dalam sebuah organisasi tentu ada pemimpin dan bawahan. Sementara itu

pengorganisasian dalam kaitannya dengan pendidikan Islam, Ramayulis

menyatakan bahwa “Pengorganisasian dalam pendidikan Islam adalah proses

penentuan struktur, aktivitas, interkasi, koordinasi, desain struktur, wewenang,

tugas secara transparan, dan jelas. Dalam lembaga pendidikan Islam, baik yang

bersifat individual, kelompok, maupun kelembagaan. Sebuah organisasi dalam

manajemen pendidikan Islam akan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai

dengan tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip yang mendesain perjalanan

organisasi yaitu kebebasan, keadilan, dan musyawarah. Jika kesemua prinsip ini

dapat diaplikasikan secara konsisten dalam proses pengelolaan lembaga

pendidikan Islam akan sangat membantu bagi para manajer pendidikan Islam”.

Dalam kaitannya dengan pengorganisasian, Rasulullah SAW telah

mencontohkan ketika memimpin perang uhud. Ketika pasukan Islam pimpinan

Nabi Muhammad SAW berhadapan dengan angkatan perang kafir Quraish di

dekat gunung Uhud. Nabi SAW mengatur strategi peperangan dengan sempurna

dalam hal penempatan pasukan. Beberapa orang pemanah ditempatkan pada suatu

bukit kecil untuk menghalang majunya musuh. Pada saat perang berkecamuk,

awalnya musuh menderita kekalahan. Mengetahui musuh kocar-kacir, para

pemanah muslim meninggalkan pos-pos mereka di bukit untuk mengumpulkan

barang rampasan. Pada sisi lain, musuh mengambil kesempatan ini dan

menyerang angkatan perang muslim dari arah bukit ini. Banyak dari kaum

Muslim yang mati syahid dan bahkan Nabi SAW mengalami luka yang sangat

parah. Orang kafir merusak mayat-mayat kaum Muslim dan menuju Makkah,

dengan merasa suatu kesuksesan.

14
Dari cerita sejarah Nabi Muhammad SAW yang tertulis di atas, dapat diketahui

suatu tindakan pengorganisasian. Nabi Muhammad memerintahkan kepada

pasukan pemanah untuk tetap berada di atas bukit dalam keadaan apapun.

Ternyata pasukan pemanah lalai dari perintah atasan, kemudian mereka

meninggalkan tempat tugasnya dari atas bukit untuk mengambil harta rampasan

ketika musuh lari kocar-kacir. Tanpa disadari musuh menyerang balasan dari

sebelah bukit yang berakibat pada kekalahan pasukan muslim. Kalau pasukan

pemanah memperhatikan dan melaksanakan perintah pimpinan (Nabi Muhammad

SAW) tentu ceritanya akan lain.

2.4 Prinsip dan Ajaran Islam dalam Penerapan tentang Pelaksanaan

(Actuating)

Pelaksanaan kerja merupakan aspek terpenting dalam fungsi manajemen.

Karena, merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua

anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai terbawah berusaha mencapai

sasaran organisasi sesuai dengan rencana yang ditetapkan semula, dengan cara

yang baik dan benar. Adapun istilah yang dapat dikelompokkan kedalam fungsi

pelaksanaan ini adalah directing commanding, leading dan coornairing.

Karena tindakan pelaksanaan tersebut, maka proses ini juga memberikan

motivating untuk memberikan penggerakan dan kesadaran terhadap dasar dari

pada pekerjaan yang mereka lakukan, yaitu menuju tujuan yang ingin dicapai,

disertai memberikan motivasi–motivasi baru, bimbingan atau pengarahan,

sehingga mereka bisa menyadari dan timbul kemauan untuk bekerja dengan tekun

dan baik.

15
Menurut Hadari Nawawi bimbingan berarti memelihara, menjaga dan

menunjukkan organisasi melalui setiap personal, baik secara struktural maupun

fungsional, agar setiap kegiatan tidak terlepas dari usaha mencapai tujuan. Dalam

realitasnya, kegiatan bimbingan dapat berbentuk sebagi berikut:

1. Memberikan dan menjelaskan perintah.

2. Memberikan petunjuk melaksanakan kegiatan.

3. Memberikan kesempatan meningkatkn pengetahuan, ketrampilan/kecakapan

dan keahlian agar lebih efektif dalam melksnakan berbagai kegiatan orgnisasi.

4. Memberikan kesempatan ikut serta menyumbangkan tenaga dan fikiran untuk

memajukan organisasi berdasarkan inisiatif dan kreativits masing – masing.

5. Memberikan koreksi agar setiap personal melakukan tugas-tugasnya secara

efisien.

Al-Qur’an dalam hal ini sebenarnya telah memberikan pedoman dasar terhadap

proses pembimbingan, pengarahan ataupun memberikan peringatan dalam bentuk

actuating ini. Allah berfiman dalam surat Al–Kahfi ayat 2 sebagai berikut:

‫ت اَ َّن لَهُ ْم‬ ّ ٰ َ‫قَيِّ ًما لِّيُ ْن ِذ َر بَْأ ًسـا َشـ ِد ْيدًا ِّم ْن لَّ ُد ْنـهُ َويُبَ ِّشـ َر ْال ُمـ ْؤ ِمنِ ْينَ الَّ ِذ ْينَ يَ ْع َملُـوْ ن‬
ِ ‫الصـلِ ٰح‬

‫اَجْ رًا َح َسنً ۙا‬

Artinya: Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang

sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang

mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat balasan

yang baik.

16
Suatu contoh pelaksanaan dari fungsi manajemen dapat ditemukan pada

pribadi agung, Nabi Muhammad SAW. Ketika ia memerintahkan sesuatu

pekerjaan, beliau menjadikan dirinya sebagai model dan teladan bagi umatnya.

Rasulullah SAW adalah Al Qur’an yang hidup (the living Qur’an). Artinya, pada

diri Rasulullah SAW tercermin semua ajaran Al-Qur’n dalam bentuk nyata.

Beliau adalah pelaksana pertama semua perintah Allah dan meninggalkan semua

larangan-Nya. Oleh karena itu, para sahabat dimudahkan dalam mengamalkan

ajaran Islam yaitu dengan meniru perilaku Rasulullah SAW.

2.5 Prinsip dan Ajaran Islam dalam Penerapan tentang Pengawasan

(Controlling)

Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian. Pengendalian

adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila

perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan

ke jalan yang benar dengan maksud dan tujuan yang telah digariskan semula.

Pengawasan/pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas

sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Proses pengendalian dapat

melibatkan beberapa elemen yaitu:

1. Menerapkan standar kinerja.

2. Mengukur kinerja.

3. Membandingkan unjuk kerja dengan standar yang ditetapkan.

4. Mengambil tindakan korektif saat terdeteksi penyimpangan.

17
Dalam al Quran pengawasan bersifat transendental, jadi dengan begitu akan

muncul inner dicipline (tertib diri dari dalam). Itulah sebabnya di zaman generasi

Islam pertama, motivasi kerja mereka hanyalah Allah. Kendatipun dalam hal-hal

keduniawian yang saat ini dinilai cenderung sekuler sekalipun.

Mengenai fungsi pengawasan, Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran

sebagai berikut:

‫ك اِاَّل ْالبَ ٰل ُغ َۗواِنَّٓا اِ َذٓا اَ َذ ْقنَا ااْل ِ ْن َسانَ ِمنَّا‬


َ ‫فَا ِ ْن اَ ْع َرضُوْ ا فَ َمٓا اَرْ َس ْل ٰنكَ َعلَ ْي ِه ْم َحفِ ْيظًا ۗاِ ْن َعلَ ْي‬

ْ ‫ص ْبهُ ْم َسيَِّئةٌ ۢبِ َما قَ َّد َم‬


‫ت اَ ْي ِد ْي ِه ْم فَا ِ َّن ااْل ِ ْن َسانَ َكفُوْ ٌر‬ ِ ُ‫َرحْ َمةً فَ ِر َح بِهَا ۚ َواِ ْن ت‬

Artinya: Jika mereka berpaling, maka (ingatlah) Kami tidak mengutus engkau

sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan

(risalah). Dan sungguh, apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat

dari Kami, dia menyambutnya dengan gembira; tetapi jika mereka ditimpa

kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar),

sungguh, manusia itu sangat ingkar (kepada nikmat). (Q.S. Asy-Syura 48)

Contoh pengawasan dari fungsi manajemen dapat dijumpai dalam hadits yang

diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai berikut:

Al Bukhari Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Suatu malam aku

menginap di rumah bibiku, Maimunah. Setelah beberap saat malam lewat, Nabi

bangun untuk menunaikan shalat. Beliau melakukan wudhu` ringan sekali

(dengan air yang sedikit) dan kemudian shalat. Maka, aku bangun dan berwudhu`

seperti wudhu` Beliau. Aku menghampiri Beliau, dan berdiri di sebelah kirinya.

18
Beliau memutarku ke arah sebelah kanannya dan meneruskan shalatnya sesuai

yang dikehendaki Allah …”.

Dari peristiwa di atas dapat ditemukan upaya pengawasan Nabi Muhammad

SAW terhadap Ibnu Abbas yang melakukan kesalahan karena berdiri di sisi kiri

Beliau saat menjadi makmum dalam shalat bersama Beliau. Karena seorang

makmum harus berada di sebelah kanan imam, jika ia sendirian bersama imam.

Beliau tidak membiarkan kekeliruan Ibnu Abbas dengan dalih umurnya yang

masih dini, namun Beliau tetap mengoreksinya dengan mengalihkan posisinya ke

kanan Beliau. Dalam melakukan pengawasan, beliau langsung memberi arahan

dan bimbingan yang benar.

19
BAB III

PENUTUP
3.5 Kesimpulan

Berdasarkan paparan pada bab pembahasan sebelumnya, penulis dapat

menarik beberapa kesimpulan, diantaranya, yakni:

1. Dalam islam, manajemen merupakan agama yang didalamnya terdapat

keteraturan, islam mengatur kehidupan manusia sampai kepada hal-hal yang

besar, bahkan mengatur kehidupan masa kini (dunia) dan kehidupan masa

depan (akhirat).

2. Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan

pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan

yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Suatu contoh

perencanaan yang gemilang dan terasa sampai sekarang adalah peristiwa

khalwat dari Rasulullah di gua Hira.

3. Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah, melainkan

lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan secara rapi.

Organisasi lebih menekankan pada pengaturan mekanisme kerja. Ajaran

Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala

sesuatu secara terorganisir dengan rapi. Sebab, bisa jadi suatu kebenaran yang

tidak terorganisir dengan rapi, akan dengan mudah bisa diluluhlantakkan oleh

kebatilan yang tersusun rapi. Kaitannya dengan pengorganisasian, Rasulullah

SAW telah mencontohkan ketika memimpin perang uhud

20
4. Pelaksanaan kerja merupakan aspek terpenting dalam fungsi manajemen.

Karena, merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar

semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai terbawah berusaha

mencapai sasaran organisasi sesuai dengan rencana yang ditetapkan semula,

dengan cara yang baik dan benar. Contoh pelaksanaan dari fungsi manajemen

dapat ditemukan pada pribadi agung, Nabi Muhammad SAW. Ketika ia

memerintahkan sesuatu pekerjaan, beliau menjadikan dirinya sebagai model

dan teladan bagi umatnya.

5. Pengawasan/pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas

sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Dalam al Quran

pengawasan bersifat transendental, jadi dengan begitu akan muncul inner

dicipline (tertib diri dari dalam).

21
DAFTAR PUSTAKA

Ghoffar, Abdul. (2006). Manajemen Dalam Islam (Perspektif Al-Qur’an dan


Hadits), diakses pada 24 Maret 2022 dari
https://media.neliti.com/media/publications/290449-manajemen-dalam-islam-
perspektif-al-qura-ebacc34e.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai