Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


DALAM ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Syariah

Dosen Pengampu : Faruq Lamusa, S.E., M.M

OLEH :
Fatika syakila C20122136
Putri Zalsabila Irni C20122137
Kerina Masda C20122138
Muh. Fahlewi C20122196
Rejeki Tri Diva C20122232
Abdul Razzaaq C20122238
Aulia Rido Ivanka C20122198

PROGRAM STUDI EKONOMI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat

menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Manajmen Syariah dengan judul

“Kepemimpinan dan pengambilan keputusan dalam islam”. Tak lupa serta

sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

Shallallahu’alaihi wa sallam beserta keluarganya, sahabatnya dan sampai kepada

kita selaku umatnya.

Makalah ini telah kami susun dengan bantuan dari berbagai pihak dan

berbagai sumber bacaan. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih

kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu sangat diperlukan saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami

dapat memperbaiki makalah-makalah selanjutnya. Akhir kata kami berharap

semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Palu, 27 September 2023

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

Sampul Depan.......................................................................................................i

Kata Pengantar......................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................2

C. Tujuan Penelitian..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Kepemimpinan........................................................................................4

B. Karakteristik Kepemimpinan Ideal Sesuai Al-Quran dengan Hadist...............5

C. Definisi Pengambilan Keputusan.....................................................................11

D. Prinsip Pengambilan Keputusan.......................................................................12

E. Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan.....................................................14

F. Peran Pemimpin Dalam Pengambilan Keputusan.............................................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam

hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan.

Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam

kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk

menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling

menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang

teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang

harmonis adalah tugas manusia. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola

dengan baik, kehidupan sosial manusia pun perlu dikelola dengan baik.

Apalagi Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai macam suku,

budaya, dan agama, sehingga sangat menjunjung tinggi pluralisme. Walaupun

mayoritas warga negara Indonesia adalah beragama Islam, namun tidak semudah

itu konsep islam dapat berkembang luas disetiap daerah di Indonesia. Pancasila

sebagai ideologi Bangsa Indonesia memang sudah merujuk pada prinsip-prinsip

islam dan sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Apabila konsep islam

tersebut di paksakan, besar adanya peperangan antar agama, jika terjadi demikian

maka misi islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin bisa dikatakan gagal.

Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber

daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.

Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan

1
lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif

pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil

keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.Seorang pemimpin yang

menanamkan syariat – syariat Islam, yakni sesuai dengan Al Quran dan Hadits.

Dalam pandangan islam, kepemimpinan merupakan amanah dan tanggung

jawab yang tidak hanya dipertanggung jawabkan kepada para anggota yang

dipimpin, namun juga akan dipertanggungjawabkan secara langsung dihadapan

Allah SWT.

B. Rumusan Masalah

Pada makalah ini penulis akan menjelaskan masalah :

1. Apa itu teori kepemimpinan ?

2. Bagaimana karakteristik kepemimpinan ideal sesuai dengan Al-Qur'an

dan hadist ?

3. Apa definisi pengambilan keputusan ?

4. Apa saja prinsip pengambilan keputusan ?

5. Bagaimana langkah-langkah pengambilan keputusan ?

6. Bagaimana peran pemimpin dalam pengambilan keputusan ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka manfaat dari penulisan


makalah ini adalah :
1. Mengetahui teori kepemimpinan

2. Mengetahui karakteristik kepemimpinan ideal sesuai dengan Al-Qur'an

dan hadist

2
3. Mengetahui definisi pengambilan keputusan

4. Mengetahui prinsip pengambilan keputusan

5. Mengetahui langkah-langkah pengambilan keputusan

6. Mengetahui peran pemimpin dalam pengambilan keputusan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Kepemimpinan

Terdapat beberapa teori kepemimpinan yang dapat penulis uraikan sebagai

berikut :

a. Teori Sifat

Teori yang berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik khas (fisik,

mental, kepribadian) yang dikaitkan dengan keberhasilan kepemimpinan. Teori ini

menekankan pada atribut-atribut pribadi dari para pemimpin. Teori ini didasarkan

pada asumsi bahwa beberapa orang merupakan pemimpin

alamiah yang dianugerahi beberapa ciri yang tidak dipunyai orang lain seperti energi

yang tiada habis-habisnya, intuisi ini yang mendalam, pandangan masa depan yang

luar biasa dan kekuatan persuasif yang tidak tertahankan. Teori kepemimpinan ini

menyatakan bahwa keberhasilan manajerial disebabkan karena memiliki

kemampuan-kemampuan luar biasa dari seorang pemimpin.

b. Teori Kepribadian Perilaku

Di akhir tahun 1940-an para peneliti mulai mengekplorasi pemikiran bahwa

bagaimana perilaku seseorang dapat menentukan keefektifan kepemimpinan

seseorang. Dan mereka menemukan sifat-sifat, mereka meneliti pengaruhnya pada

prsetasi dan kepuasan dari pengkut-pengikutnya.Teori perilaku ini didasarkan pada

hukum pengaruh (law effect) yang menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan

konsekuensi pemuasan cenderung diulang, sedangkan perilaku yang diikuti

konsekuensi hukuman cenderung tidak diulang.

4
c. Teori Kepemimpinan Situasional

Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa

pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan situasi sebelum

menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu. Pendekatan ini mensyaratkan

pemimpin untuk memiliki keterampilan diagnostis dalam perilaku manusia.

B. Karakteristik kepemimpinan ideal sesuai dengan Al-Qur'an dan

hadist

a. Dalam kepemimpinan selalu berhadapan dua belah pihak Pihak pertama

disebut pemimpin dan pihak lainnya adalah orang-orang yang dipimpin.

Jumlah pemimpin tentunya lebih sedikit dari pada yang dipimpin.

Kepemimpinan merupakan gejala sosial, yang berlangsung sebagai

interaksi antar manusia di dalam kelompoknya, baik berupa kelompok

besar yang melibatkan banyak orang, maupun kelompok kecil dengan

jumlah orang yang terlibat di dalamnya sedikit.

b. Kepemimpinan sebagai perihal memimpin berisi kegiatan menuntun,

membimbing, memandu menunjukkan jalan, mengepalai dan melatih agar

orang-orang yang dipimpin dapat mengerjakan sendiri. Selanjutnya juga

dijelaskan bahwa kepemimpinan dalam Islam adalah kepemimpinan yang

mempraktekkan nilai-nilai ajaran Islam dalam mengelola suatu organisasi,

seperti sifat amanah (dapat dipercaya), ”adalah (keadilan), syura’

(musyawarah) dan lain sebagainya.

Dalam pandangan Islam kepemimpinan merupakan amanah dan tanggung

jawab yang tidak hanya dipertanggung-jawabkan kepada anggota-anggota

5
yang dipimpinnya saja tetapi juga akan dipertanggung-jawabkan di

hadapan Allah SWT. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-

Mu’minun ayat 8 – 11 yang berbunyi :

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫َو ا َّلِذ ْيَن ُهْم َاِل ٰم ٰن ِتِه ْم َو َع ْهِدِهْم َر ا ُع ْو ن‬

wallaziina hum li-amaanaatihim wa 'ahdihim roo'uun

"Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanah-amanah dan

janjinya," (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 8)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

‫َو ا َّلِذ ْيَن ُهْم َع ٰل ى َص َلٰو ِتِه ْم ُيَح ا ِفُظْو َن‬

wallaziina hum 'alaa sholawaatihim yuhaafizhuun

"serta orang yang memelihara sholatnya."

(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 9)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

‫ُاوٰٓلِئَك ُهُم اْلَو ا ِرُثْو َن‬

ulaaa-ika humul-waarisuun

"Mereka itulah orang yang akan mewarisi,"

(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 10)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫اَّلِذ ْيَن َيِرُثْو َن اْلِفْر َدْو َس ۗ  ُهْم ِفْيَها ٰخ ِلُد ْو َن‬

allaziina yarisuunal-firdauus, hum fiihaa khooliduun

"(yakni) yang akan mewarisi (Surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya."

(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 11)

6
Masalah moral dan kriteria pemimpin menjadi topik pembicaraan yang

aktual dewasa ini, terutama dalam mewujudkan aparatur yang bersih dan

berwibawa. Keinginan untuk menyukseskan pembangunan di segala bidang tidak

akan berhasil apabila para pemikir, pelaksana, dan penanggungg jawab

pembangunan secara tumpang tindih menjadi subjek dan objek pembangunan

sekaligus.

Jika pemimpin bangsa menjalankan amanatnya dengan baik dan

semestinya, artinya bisa berbuat adil, maka tentunya rakyat tidak akan menentang,

bahkan justru mendukungnya. Namun ketika pemimpin berbuat salah, rakyatpun

tidak langsung menentang bahkan menumbangkannya, karena hal yang mungkin

terjadi bahwa ia melakukannya saat ia khilaf, yang tidak diinginkannya.

Seharusnya persatuan diutamakan. Selama hukum dan keadilan ditegakkan, maka

itu berarti pengurus negara masih menjalankan amanatnya dengan baik, sehingga

rakyatpun harus mentaatinya.

Khalifah Umar bin Khattab r.a. memiliki pemikiran yang cukup unik

terkait dengan gaya kepemimpinan. Beliau berkata: “Sesungguhnya persoalan ini

tidak patut dan layak, kecuali orang yang lembut tapi tidak lemah. Orang yang

kuat tapi tidak sewenang-wenang ataupun korupsi”. Saat dilantik sebagai khalifah,

Umar menyampaikan pidato yang menarik “Wahai manusia demi Allah, tidak ada

seorangpun dari kalian yang lebih kuat dihadapanku dari orang yang lemah

sehingga saya mengambil haknya, dan tidak ada orang yang lebih lemah

dihadapanku dari orang yang kuat sehingga aku mengambil hak darinya.”

7
Tasmara (1995), menyatakan bahwa ajaran Islam selalu runtut,

mempunyai tahapan yang sistemiatis dalam setiap harokahnya. Begitu juga

dengan kepemimpinan, maka salah satu nilai atau pandangan yang harus

dikerjakan pertama kali adalah menuju pada diri sendiri (ibda’ binafsik). Gerakan

apapun dalam langkah-lah seorang muslim akan dimulai dengan pembenahan

dirinya (ibda’ binafsik) yang kemudian secara bersamaan memberikan

pengaruhnya kepada pihak lain yang merupakan suatu gerakan magnit. Sikap-

sikap kepemimpinan yang harus tumbuh subur dalam diri seorang muslim adalah

satu kesatuan yang kuat antara iman dan amal, antara niat dan realita yang

kemudian mewujudkan satu ketauladanan (uswatun hasanah). Dalam mewujudkan

kepemimpinan yang efektif sebagai orang yang beriman harus menampilkan sikap

dan perilaku yaitu sebagai berikut :

1. Khilafah (kholifah), yaitu orang tampil dimuka sebagai panutan, dan

kadang-kadang dibelakang untuk memberikan dorongan sekaligus

mengikuti kehendak dan arah yang diinginkan oleh pemimpinnya, hal ini

dilakukan sepanjang sesuai dengan tujuan organisasi yang dipimpinnya.

Selanjutnya pada suatu saat ia harus siap digantikan dan mencarikan

penggantinya. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu

2. Imamah (Imam), yaitu orang yang mampu menjadi tauladan bagi anggota-

anggotanya, mempunyai tujuan dan orientasi yang jelas kemana arah

organisasi yang dipimpinnya. Dalam kaitannya dengan imamah,

Rasulullah pernah mengatakan bahwa ada tujuh golongan yang kelak

diberikan perlindungan oleh Allah SWT yaitu;

8
1) Pemimpin yang adil,

2) Pemuda yang hidup/tumbuh dalam peribadatan Allah SWT,

3) Orang yang hatinya rindu dengan mesjid,

4) Dua orang yang saling mencintai, bertemu, serta berpisah karena Allah

SWT,

5) Orang yang menolak diajak berbuat maksiat karena takut kepada Allah

SWT,

6) Orang yang menyembunyikan dalam bersedekah, dan

7) Orang yang berzikir kepada Allah SWT dalam kesunyian lalu kedua

matanya mencucurkan air mata karena menyesali perbuatan dosanya.

(H.R. Al-Bukhari)

3. Ulul Amri adalah orang yang diangkat untuk diserahi suatu urusan

(amanah), agar dapat mengelola suatu organisasi dengan sebaik-baiknya.

Allah menjelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 59 sebagai

berikut :
‫ٰۤي‬
‫ـَاُّيَها اَّل ِذ ْيَن ٰا َم ُن ْۤو ا َاِط ْيـُعوا َهّٰللا َو َا ِط ْيـُعوا الَّرُس ْو َل َو ُا وِلى اَاْل ْم ِر ِم ْنُك ْم ۚ  َف ِا ْن َتَن ا َز ْعُتْم ِفْي َش ْي ٍء‬

‫َفُر ُّد ْو ُه ِاَلى ِهّٰللا َو ا لَّرُسْو ِل ِاْن ُكْنـُتْم ُتْؤ ِم ُنْو َن ِبا ِهّٰلل َو ا ْلَيـْو ِم اٰاْل ِخ ِر ۗ  ٰذ ِلَك َخْيٌر َّو َاْح َس ُن َتْأِوْياًل‬

yaaa ayyuhallaziina aamanuuu athii'ulloha wa athii'ur-rosuula wa ulil-amri

mingkum, fa ing tanaaza'tum fii syai-ing fa rudduuhu ilallohi war-rosuuli

ing kungtum tu-minuuna billaahi wal-yaumil-aakhir, zaalika khoiruw wa

ahsanu ta-wiilaa

"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul

(Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu.

9
Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka

kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika

kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih

utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 59)

Ayat tersebut memberikan penjelasan bahwa Allah memerintahkan

kepada orang yang beriman untuk taat Allah dan Rasul –Nya serta ulil

amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang

sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul

(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari

kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya.

4. Ri’ayah (Ro’in), yaitu pemimpin (ro’in) itu harus mempunyai sifat

pengembala (mengayomi) para anggotanya dan memelihara secara baik

kelangsungan hidup organisasi yang dipimpinnya. Dalam kaitannya

dengan ro’in, Rosulullah SAW pernah mengatakan bahwa ”setiap kalian

adalah ro’in (pengembala, pemimpin), dan setiap pemimpin akan diminta

pertanggung-jawaban atas kepemimpinannya (H.R. Al-Bukhari).

Quraish Shihab menjelaskan bahwa ketika Allah menyampaikan berita

kepada para malaikat bahwa "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan

seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau

hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat

kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa

bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"

10
Sesungguhnya Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui

apa yang tidak kamu ketahui."

C. Definisi Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan kegiatan pemimpin yang dapat

dijumpai pada semua tingkatan dan semua bidang manajemen, termasuk dalam

bidang manajemen dakwah. Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka

menyelesaikan/memecahkan permasalahan atau persoalan (problem solving).

Sebagian besar kegiatan analisis masalah dan hasil pemecahan masalah

dianalisis melalui tekhnik-tekhnik kuantitatif. Namun di sisi lain, khususnya di

bidang sosial dan dakwah, pengambilan keputusan pada umumnya didasarkan

pada pendapat dan pertimbangan. Hadari Nawawi mendefenisikan bahwa

keputusan pada dasarnya berarti hasil akhir dalam mempertimbangkan sesuatu

yang akan dilaksanakan secara nyata. Keputusan juga dapat diartikan sebagai hasil

terbaik dalam memilih satu diantara dua atau beberapa alternatif yang dihadapi.

Sementara itu, pengambilan keputusan merupakan proses atau rangkaian kegiatan

menganalisis berbagai fakta, informasi, data dan teori/pendapat yang akhirnya

sampai pada satu kesimpulan yang dinilai paling baik dan tepat. Proses

pengambilan keputusan ini dapat dilakukan sendiri dan dapat pula dilaksanakan

dengan bantuan atau pengikutsertaan orang lain.

Gatot Suradji dan Engelbetus Martono mendefenisikan bahwa keputusan

merupakan proses pemikiran yang menetapkan satu pilihan diantara alternatif

pilihan guna memecahkan suatu masalah. Sementara itu, pengambilan keputusan

merupakan proses analisis informasi.

11
D. Prinsip Pengambilan Keputusan

1. Prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Prinsip berpikir berbasis rasa peduli adalah pengambilan keputusan sesuai

pemikiran diri sendiri, dan yang orang lain lakukan kepada kita. Prinsip ini

cenderung mengandalkan rasa peduli kepada sesama dalam proses

pengambilan keputusan. Prinsip Care-Based Thinking cocok diterapkan

oleh para pemimpin yang memiliki empati tinggi, rasa kasih sayang, dan

kepedulian.

2. Prinsip Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

Prinsip berpikir berbasis peraturan adalah pengambilan keputusan sesuai

aturan-aturan yang diterapkan, terutama di lingkungan organisasi. Prinsip

Rule-Based Thinking dapat diterapkan untuk para pemimpin yang

berorientasi pada sikap jujur dan komitmen yang kuat untuk tunduk pada

peraturan.

3. Prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

Prinsip berpikir berbasis hasil akhir adalah pengambilan keputusan dengan

tujuan membahagiakan sebagian orang yang terdampak. Prinsip Ends-

Based Thinking tepat diterapkan oleh para pemimpin yang reflektif dan

memiliki jiwa sosial tinggi.

Dalam Islam, pengambilan keputusan didasarkan pada prinsip-prinsip

yang mencerminkan ajaran agama. Beberapa prinsip pengambilan keputusan

dalam Islam meliputi:

12
1. Tawakal (Bergantung kepada Allah): Meskipun manusia harus melakukan

usaha dan pertimbangan yang matang, mereka juga harus meyakini bahwa

hasil akhir adalah kehendak Allah. Oleh karena itu, tawakal (bergantung

kepada Allah) adalah prinsip utama dalam pengambilan keputusan.

2. Shura (Musyawarah): Prinsip ini menekankan pentingnya berkonsultasi

dengan orang lain, terutama yang memiliki pengetahuan atau pengalaman

dalam masalah yang sedang dipertimbangkan. Musyawarah adalah metode

untuk mencapai keputusan yang bijak dan adil.

3. Ijma (Kesepakatan Umat): Ijma merujuk pada kesepakatan umat Islam

atau para ulama dalam sebuah masalah hukum atau keputusan. Ini adalah

sumber hukum Islam yang diakui.

4. Qiyas (Analogi): Qiyas adalah metode berpikir analogi yang digunakan

dalam hukum Islam untuk menjalankan prinsip-prinsip syariah pada situasi

yang belum diatur dalam Al-Quran atau hadist dengan merujuk pada

prinsip-prinsip yang ada.

5. Istikhara (Doa Penentu Keputusan): Istikhara adalah doa khusus yang

dilakukan untuk meminta bimbingan Allah dalam pengambilan keputusan

yang penting. Setelah berdoa, seseorang diharapkan untuk melihat tanda-

tanda atau perasaan yang mungkin muncul sebagai petunjuk.

6. Adil dan Keadilan: Keadilan adalah prinsip fundamental dalam Islam.

Keputusan harus diambil dengan adil dan tidak melanggar hak-hak

individu atau kelompok.

13
7. Etika dan Moralitas: Pengambilan keputusan harus sesuai dengan etika

dan moralitas Islam. Tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam

harus dihindari.

E. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan

1. Perumusan Masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu merumuskan masalah yang
ada di dalam suatu organisasi.Perumusan masalah dimulai dengan
mengkaji fakta-fakta yang ada.Sering kali hal yang kedengarannya
sederhana ini menjadi sumber kegagalan pengambilan keputusan.Masalah
yang sering muncul dalam pengkajian fakta adalah pemimpin dan orang
yang ada di sekitarnya sering membaurkan fakta dengan tafsiran tentang
fakta tersebut tanpa bukti yang nyata.Sebaiknya agar menghasilkan
keputusan yang tepat maka perlu melakukan langkah-langkah perumusan
masalah yang baik serta mengidentifikasikan semua elemenelemen yang
relevan, elemen apa yang absen, dan elemen apa yang perlu ditambahkan.

2. Pengumpulan dan Penganalisis Data


Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan mengana-lisis data yang
dapat membantu memecahkan masalah yang ada.Fase pengumpulan
data/fakta meliputi kegiatan mendefinisikan masalah serta mengumpulkan
masalah serta meng-analisis data yang penting. Satu cara untuk
meningkatkan kemampuan pengumpulan data adalah dengan mulai dulu
melihat masalah yang ada secara luas dan kemudian melan-jutkannya
dengan menentukan sub masalah yang ada.Dalam hal ini, diperlukan
kemampuan untuk membedakan antara gejala dari masalah yang
sebenarnya.

Fase penemuan ide meliputi kegiatan pengumpulan ide-ide yang mungkin


dipakai dan kemudian mencari ide yang terbaik. Dapat saja berbagai ide
yang ada dimodifikasi dan dikom-binasikan.Fase penemuan solusi ini
meliputi kegiatan mengidentifi-kasi dan mengevaluasi pemecahan yang

14
mungkin dilakukan dan bagaimana cara melakukan. Kegiatan dalam fase
ini meliputi penentuan pendapat, analisis dan penerimaan/pemberian
kritik. Setiap ide yang ada diberi nilai/bobot masing- masing.

3. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan


Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu
dipikirkan cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu
diusahakan adanya alternatif-alter- natif beserta konsekuensinya, baik
positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus dapat
mengadakan perkiraan sebaik-baiknya.Untuk mengadakan perkiraan
dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang
baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam :

a) Perkiraan dalam arti proyeksi, perkiraan yang mengarah pada


kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun secara
kronologis.

b) Perkiraan dalam arti prediksi, perkiraan yang dilakukan dengan


menggunakan analisis sebab akibat.

c) Perkiraan dalam arti konjeksi, perkiraan yang didasarkan pada kekuatan


intuisi (perasaan). Intuisi di sini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari
kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan.

4. Pemilihan salah satu alternatif terbaik

Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan


masalah tertentu dilakukan atas dasar pertim- bangan yang matang atau
rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama
karena hal ini menentukan alternatif yang dipakai akan berhasil atau
sebaliknya.Pengambilan keputusan oleh pimpinan, kaitannya dengan
pemilihan alternatif pemecahan masalah, akan melibatkan semua pihak yang
terlibat dalam lembaga pendidikan. Hal ini karena kekuasaan pimpinan
tidak dapat dioperasionalkan apa- bila tidak didukung dan dibantu oleh

15
seluruh personal yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-
beda.

Dalam Hikmat (2009) Pimpinan harus mengembangkan konsep kerja sama


antar personal agar pelaksanaan alternatif pemecahan masalah lebih cepat
dan mudah. Kerja sama dapat diciptakan jika pimpinan memiliki
keterampilan manusiawi.

5. Pelaksanaan keputusan

Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu


menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang
negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain. Pelaksanaan
pengambilan keputusan sering menjadi masalah karena keputusan yang
mesti ditanggapi oleh banyak orang malah ditangani oleh sedikit orang.

6. Pemantauan dan Pengevaluasian Hasil Pelaksanaan

Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak


dari keputusan yang telah dibuat. Penilaian ulang perlu diadakan. Faktor-
faktor penentu yang akan dinilai harus diputuskan sejak awal dan tidak
setelah pelaksanaan ber-jalan. Dengan cara ini memang akan mudah terjadi
debat yang hangat, namun akurasi akan lebih terjamin.Berdasarkan pendapat
pada ahli di atas, maka disimpulkan langkah langkah pengambilan
keputusan adalah:

1) Perumusan masalah,

2) Penentuan kriteria pemecahan masalah,

3) Pengidentifikasian alternatif pemecahan masalah,

4) Penilaian terhadap alternatif peme- cahan masalah,

5) Pemilihan alternatif yang terbaik,

6) penetapan keputusan atau pengimplementasian alternatif yang dipilih.

16
F. Peran Pemimpin Dalam Pengambilan Keputusan

Peran pemimpin dalam mengambil keputusan. Berdasarkan hasil

pembahasan bahwasanya seorang pemimpin harus memahami dasar-dasar

mengambil keputusan, termasuk memiliki intuisi yang kuat, pengalaman,

membuat penilaian yang didukung oleh fakta, dan tentu saja membuat keputusan

yang tidak merugikan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam kapasitasnya

sebagai pembuat keputusan, yang memainkan peran sebagai pengusaha pemecah

masalah, negosiator, dan manajer alokasi sumber daya. Seseorang dalam posisi

otoritas strategis dan mengambil keputusan harus membuat beberapa argumen ini.

Dari argumen tersebut di atas harus jelas bahwa seorang pemimpin

memiliki tanggung jawab yang melekat untuk bertindak dalam mengambil

keputusan dalam sebuah organisasi demi kepentingan terbaik organisasi dan

menjaga kelangsungan hidupnya dalam semua tindakan dan tugasnya. Pemimpin

dapat memperkuat komitmen organisasi dengan pilihan.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa beberapa orang merupakan

pemimpin alamiah yang dianugerahi beberapa ciri yang tidak dipunyai orang lain

seperti energi yang tiada habis-habisnya, intuisi ini yang mendalam, pandangan

masa depan yang luar biasa dan kekuatan persuasif yang tidak tertahankan.

Saat dilantik sebagai khalifah, Umar menyampaikan pidato yang menarik

“Wahai manusia demi Allah, tidak ada seorangpun dari kalian yang lebih kuat

dihadapanku dari orang yang lemah sehingga saya mengambil haknya, dan tidak

ada orang yang lebih lemah dihadapanku dari orang yang kuat sehingga aku

mengambil hak darinya.” Tasmara (1995), menyatakan bahwa ajaran Islam selalu

runtut, mempunyai tahapan yang sistemiatis dalam setiap harokahnya.

Dalam kaitannya dengan imamah, Rasulullah pernah mengatakan bahwa

ada tujuh golongan yang kelak diberikan perlindungan oleh Allah SWT yaitu; 1)

Pemimpin yang adil, 2) Pemuda yang hidup/tumbuh dalam peribadatan Allah

SWT, 3) Orang yang hatinya rindu dengan mesjid, 4) Dua orang yang saling

mencintai, bertemu, serta berpisah karena Allah SWT, 5) Orang yang menolak

diajak berbuat maksiat karena takut kepada Allah SWT, 6) Orang yang

menyembunyikan dalam bersedekah, dan 7) Orang yang berzikir kepada Allah

SWT dalam kesunyian lalu kedua matanya mencucurkan air mata karena

menyesali perbuatan dosanya.

18
Pendefinisian masalah serta identifikasi informasi yang dibutuhkan yang

berkaitan dengan persoalan yang dihadapi serta keputusan yang akan diambil.

Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian: a) perkiraan dalam

arti proyeksi, perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah

terkumpul dan tersusun secara kronologis; b) perkiraan dalam arti prediksi,

perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat; c)

perkiraan dalam arti konjeksi, perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi

(perasaan).

Namun, dengan mengikuti prosedur yang runut dan rinci dan berorientasi

pada penyelesaian masalah, dapat diyakini akan mengahsilkan keputusan yang

memuaskan.Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk

memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang

atau rekomendasi.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/amp/s/amp.tirto.id/contoh-penerapan-prinsip-
pengambilan-keputusan-guru-penggerak-gP6y

http://repository.iainkudus.ac.id/2992/2/5.%20BAB%20II.pdf

https://j-innovative.org/index.php/Innovative

Takuana : Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Vol. 01 No. 2, Oktober 2022,

102-112

Anda mungkin juga menyukai