Anda di halaman 1dari 10

KEPEMIMPINAN

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Perilaku dan Budaya Organisasi


Dosen Pembimbing : Dzulfikar Sholeh, M.Pd

Oleh :
Achmad Fuadi Rosyid (18030809)
Faza Khoirul Muna (18030808)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYUBBANUL WATHON
MAGELANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas izin dan
karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa suatu halangan
apapun.Sholawat serta salam selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliah menuju ke zaman
islamiah seperti sekarang ini dan semoga terlimpah pula kepada keluarga, sahabat,
dan umat beliau sampai akhir zaman. Makalah ini, telah disusun dengan sungguh -
sungguh untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perilaku dan Budaya
Organisasi pada bidang manajemen pendidikan islam di Sekolah Tinggi Agama
Islam Syubbanul Wathon Magelang.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah berkenan
memberikan masukan, bimbingan, dan saran-saran ataupun tenaga,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Semoga amal baik yang telah diberikan
yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan yang layak dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu segala kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun,
diterima dengan senang hati, demi kesempurnaan dan kemajuan bersama. Penulis
berharap semoga tulisan ini berguna bagi pembaca pada umumya. Aamiin
.
Wassalamualaikum wr.wb.

Magelang, 21 November 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................9
PENDAHULUAN...................................................................................................9
A. Latar Belakang..........................................................................................9
B. Rumusan Masalah.....................................................................................9
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................9
BAB II......................................................................................................................9
PEMBAHASAN......................................................................................................9
A. Pengertian Kepemimpinan........................................................................9
B. Teori Kepemimpinan...............................................................................10
C. Gaya Kepemimpinan...............................................................................11
D. Kekuasaan...............................................................................................12
BAB II....................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
Kesimpulan........................................................................................................14
Daftar Pustaka....................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu organisasi tidak terlepas dari yang namanya pemimpin. Seorang
pemimpin bertugas menjalankan roda organisasi untuk mewujudkan tujuan yang
telah ditetapkan. Seorang pemimpin yang baik tidak hanya mengatur dan selalu
menyuruh para bawahan, tetapi juga bisa melakukan komunikasi yang baik
terhadap bawahan serta menanamkan nilai nilai kepada anak buahnya. Seorang
pemimpin tidak mungkin bekerja sendiri tanpa bantuan sebuah tim. Seorang
pemimpin memerlukan cara bagaimana menggerakkan anak buah dalam bekerja
agar tujuan organisasi dapat terlaksana dengan baik. Cara menggerakan dan
memotivasi bawahan oleh setiap pemimpin berbeda beda. Hal ini bisa saja
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi pemimpin itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana yang dimaksud dengan kepemimpinan ?
2) Bagaimana yang dimaksud dengan kekuasaan ?

C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud kepemimpinan
2) Untuk mengetahui apa yang dimaksud kekuasaan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan
Definisi mengenai kepempinan begitu luas. Setiap ilmuan mendefinisikan
kepemimpinan dengan berbeda. Salahsatu definisi kepemimpinan menurut
Kreitner & Kinicki menyatakan bahwa kepemimpinan (leadership) didefinisikan
sebagai “Suatu proses pengaruh sosial dimana peran pemimpin untuk

9
mengusahakan partisipasi sukarela dari para bawahannya dalam suatu target guna
mencapai tujuan organisasi”.1 Sedangkan arti kepemimpinan berdasarkan A
Robert Baron dikutip dari Usep Deden Suherman, ialah “ Leadership is the
process whereby oone individual influences or her group members toward the
attainment of defined group or organizational goals. ”Kepemimpinan merupakan
proses dimana individu memberikan pengaruh anggota kelompok lain tentang
perolehan tujuan yang telah diputuskan oleh kelompok atau organisasi.2 Pendapat
lain menurut Handayaningrat dikutip Sahadi, dkk, mengemukakan bahwa :
“kepemimpinan merupakan kecakapan untuk menyakinkan orang-orang agar
mengusahakan secara tegas tujuan-tujuannya dengan penuh semangat. Orang-
orang atau bawahan tersebut akan melakukan tugasnya dengan dilakukan seorang
pemimpin organisasi akan berhasil bila didukung oleh kemampuan mengarahkan
dan mengendalikan organisasi dalam mencapai sasarannya”.3

B. Teori Kepemimpinan
Pada dasarnya, teori kompetensi kepemimpinan memiliki tiga macam yaitu:
(a) teori sifat, (b) teori perilaku, dan (c) teori lingkungan. Ketiga teori tersebut
dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

1. Teori Sifat
Teori ini mengatakan bahwa kepemimpinan diidentifikasikan
berdasarkan atas sifat atau ciri yang dimiliki oleh para pemimpin.
Pendekatan ini mengemukakan bahwa ada karakteristik tertentu seperti
fisik, sosialisasi, dan intelegens (kecenderungan) yang esensial bagi
kepemimpinan yang efektif, yang merupakan kualitas bawaan seseorang.4
2. Teori Perilaku
Teori ini berusaha menjelaskan apa yang dilakukan oleh seorang
pemimpin yang efektif, bagaimana mereka mendelegasikan tugas,
berkomunikasi dan memotivasi bawahan. Menurut teori ini, seseorang
bisa belajar dan mengembangkan diri menjadi seorang pemimpin yang
efektif, tidak tergantung pada sifat-sifat yang sudah melekat padanya. Jadi
seorang pemimpin bukan dilahirkan untuk menjadi pemimpin, namun
untuk menjadi seorang pemimpin dapat dipelajari dari apa yang dilakukan
oleh pemimpin yang efektif ataupun dari pengalaman.5
3. Teori Lingkungan
1
Kreitner, Robert and Kinicki, Angelo.2005. Perilaku Organisasi edisi 5. Jakarta. PT. Salemba
empat. 2005. hlm.372
2
Usep Deden Suherman, PENTINGNYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI, Jurnal
Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah, Volume I, No. 02, Bulan Juli 2019, hal. 262.
3
Sahadi, dkk, KARAKTER KEPEMIMPINAN IDEAL DALAM ORGANISASI, Jurnal
MODERAT,Volume 6, Nomor 3, Agustus 2020, hal. 515.
4
Sulthon Syahril, TEORI -TEORI KEPEMIMPINAN, RI’AYAH, Vol. 04, No. 02, Juli-Desember
2019, hal. 212.

10
Berdasarkan teori lingkungan, seorang harus mampu mengubah
model gaya kepemimpinannya sesuai dengan tuntutan dan situasi zaman.
Oleh karena itu, situasi dan kondisi yang berubah menghendaki gaya dan
model kepemimpinan yang berubah. Sebab jika pemimpin tidak
melakukan perubahan yang sesuai dengan kebutuhan zaman,
kepemimpinannya tidak akan berhasil secara maksimal.

4. Teori Implisit
Teori kepemimpinan implisit merupakan keyakinan dan asumsi
tentang karakteristik dari pemimpin yang efektif. Teori implisit biasanya
melibatkan stereotipe dan prototipe tentang ciri, keterampilan atau perilaku
yang relevan. Tujuan utamanya bisa untuk membedakan para pemimpin
diantara berbagai jenis pemimpin (misalnya manajer, politikus, perwira
militer). Teori ini dikembangkan dan dimurnikan seiring waktu sebagai
hasil dari pengalaman aktual dengan para pemimpin, keterpaparan
terhadap literatur tentanng pemimpin yang efektif, dan pengaruh sosial
budaya lainnya.6
5. Teori Transformasi
Teori ini didasari oleh hasil penelitian mengenai adanya perilaku
kepemimpinan dimana para pemimpin yang kemudian dikategorikan
sebagai pemimpin transformasi (transformational leader) memberikan
inspirasi kepada sumber daya manusia yang lain dalam organisasi untuk
mencapai sesuatu melebihi apa yang direncanakan oleh organisasi.
Pemimpin transformasi juga merupakan pemimpin visioner yang
mengajak sumber daya manusia organisasi bergerak menuju visi yang
dimiliki oleh pemimpin. Para pemimpin transformasi lebih mengandalkan
kharisma dan kewibawaan dalam menjalankan kepemimpinannya.7

C. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin atau leadership untuk
menjalankan kepemimpinannya terhadap suatu organisasi. Adapun beberapa gaya
kepemimpinan adalah sebagai berikut:

1. Gaya Kepemimpinan Demokratis


Gaya kepemimpinan demokratis adalah suatu kemampuan dalam
mempengaruh orang lain agar dapat bersedia untuk bekerja sama dalam
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan berbagai cara atau kegiatan
5
Connie Chairunnisa, Manajemen Pendidikan dalam Multi Perspektif, (Depok: PT. Rajagrafindo
Persada, 2016), h. 116.
6
Sulthon Syahril, Teori -Teori Kepemimpinan, Ri’ayah, Vol. 04, No. 02, Juli-Desember 2019, hal.
214.
7
Ismail Solihin, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 2009), hal. 142

11
yang dapat dilakukan dimana ditentukan bersama antara bawahan dan
pimpinan.
2. Gaya Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan delegatif merupakan sebuah gaya kepemimpinan
yang dijalankan oleh pimpinan untuk bawahannya yang mempunyai
kemampuan, agar bisa menjalankan aktivitasnnya yang untuk sementara
waktu tak bisa dilakukan oleh pimpinan dengan berbagai macam sebab.

3. Gaya Kepemimpinan Birokratis


Ciri gaya kepemimpinan birokratis ialah Pimpinan akan
menentukan segala keputusan yang berhubungan dengan seluruh pekerjaan
dan akan memerintahkan semua bawahan untuk bisa melaksanakannya;
Pemimpin akan menentukan semua standar tentang bagaimana bawahan
akan melakukan tugas; Adanya sanksi yang sangat jelas kalau seorang
bawahan tidak bisa menjalankan tugas sesuai dengan standar kinerja yang
sudah ditentukan.
4. Gaya Kepemimpinan Otoriter/ Authoritarian
Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya pemimpin yang telah
memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang ingin diambil dari
dirinya sendiri dengan secara penuh. Segala pembagian tugas dan
tanggung jawab akan dipegang oleh si pemimpin yang bergaya otoriter
tersebut, sedangkan para bawahan hanya sekedar melaksanakan tugas yang
sudah diberikan.
5. Gaya Kepemimpinan Kharismatik
Kelebihan dari gaya kepemimpinan karismatis ini ialah mampu
menarik orang. Mereka akan terpesona dengan cara berbicaranya yang
akan membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan memiliki
gaya kepribadian ini akan visionaris. Mereka sangat menyenangi akan
perubahan dan adanya tantangan.
6. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini terdapat di
penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali selalu melihat dari
satu sisi, yaitu pada sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi
keuntungan pada lawannya. Hanya pemimpin dengan menggunakan
kepribadian putih ini yang hanya bisa melihat kedua sisi dengan jelas, Apa
yang dapat menguntungkan dirinya dan juga dapat menguntungkan
lawannya.

D. Kekuasaan
Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut
kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut. Kekuasaan terdapat di

12
semua bidang kehidupan dan dijalankan. Kekuasaan mencakup kemampuan untuk
memerintah (agar yang diperintah patuh) dan juga memberi keputusan- keputusan
yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi tindakan-tindakan pihak
lainnya. Max Weber menyatakan bahawa kekuasaan adalah kesempatan seseorang
atau sekelompok orang untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan-
kemauannya sendiri sekaligus menerapkannya terhadap tindakan-tindakan
perlawanan dari orang-orang atau golongan- golongan tertentu.8

Kekuasaan dapat dilihat pada interaksi sosial antar manusia maupun antar
kelompok yang mempunyai beberapa unsur pokok, yaitu : 1. Rasa takut Perasaan
takut pada seseorang akan menimbulkan kepatuhan terhadap segala kemajuan dan
tindakan orang yang ditakuti tersebut. Rasa takut merupakan gejala universal yang
terdapat di segala tempat dan biasanya dipergunakan sebaik-baiknya dalam
masyarakat yang mempunyai pemerintahan otoriter. 2. Rasa Rasa cinta
menghasilkan perbuatan yang pada umumnya bersifat posesif, apabila ada suatu
reaksi positif dari masyarakat yang dikuasai maka sistem kekuasaan akan dapat
berjalan dengan baik dan teratur. 3. Kepercayaan Kepercayaan bisa timbul sebagai
hasil hubungan langsung antara dua orang atau lebih yang bersifat asosiatif. Soal
kepercayaan sangat penting demi kelanggengan kekuasaan. 4. Pemujaan Sistem
kepercayaan mungkin dapat disangkal oleh orang lain, tetapi sistem pemujaan
membawa seseorang dan kelompok untuk membenarkan segala sesuatu yang
dating dari penguasa tersebut.

Menurut Robbins dan Judge dikutip Maria Merry Marianti 9 sumber kekuasaan
biasanya dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:

1. Sumber kekuasaan antar individu (interpersonal sources of power).


a) Kekuasaan Formal (Formal Power) adalah kekuasaan yang didasarkan
pada posisi individual dalam suatu organisasi. Kekuasaan ini dapat
berasal dari kemampuan untuk memaksa (coercive power),
kemampuan untuk memberi imbalan (reward power), kekuatan formal
(legitimate power).
b) Kekuasaan Personal (Personal Power) adalah kekuasaan yang berasal
dari karakteristik unik yang dimiliki seorang individu. Kekuasaan ini
dapat berasal dari kekuasaan karena dianggap ahli (Expert Power),
kekuasaan karena dijadikan contoh (Referent Power).

8
Max Weber, Essay in Sociology, Oxford Univercity Press, 1946, hal.180, yang diterjemahkan
oleh Noorkholis dan Tim Penerjemah Promothea, Sosiologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2006
9
Maria Merry Marianti, Kekuasaan dan Taktik Mempengaruhi Orang Lain Dalam Organisasi,
Jurnal Administrasi Bisnis (2011), Vol.7, No.1, hal. 47.

13
2. Sumber kekuasaan struktural (structural sources of power). Kekuasaan ini
juga dikenal dengan istilah inter-group atau inter-departmental power yang
merupakan sumber kekuasaan kelompok.

BAB II

PENUTUP
Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan perilaku dimana seseorang dapat memotivasi,
dan mempengaruhi orang lain agar bekerja dengan semestinya untuk mencapai
tujuan sebuah organisasi. Kepemimpinan dimiliki setiap manusia dalam levelnya
masing-masing. Kepemimpinan juga memiliki karakteristik dan gaya tertentu
sesuai dengan karakter pemimpin itu sendiri.

Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain


menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut. Kekuasaan
terdapat di semua bidang kehidupan dan dijalankan. Kekuasaan mencakup
kemampuan untuk memerintah (agar yang diperintah patuh) dan juga memberi
keputusan- keputusan yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi
tindakan-tindakan pihak lainnya.

14
Daftar Pustaka

Chairunnisa, C. (2016). Manajemen Pendidikan Dalam Multi Perspektif. Depok:


PT. Rajagrafindo Persada.

Kreitner, Robert and Kinicki, & Angelo. (2005). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT.
Salemba empat.

Marianti, M. M. (2011). Kekuasaan dan Taktik Mempengaruhi Orang Lain Dalam


Organisasi. Administrasi Bisnis.

Solihin, I. (2009). Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Suhadi, d. (2020). Karakter Kepemimpinan Ideal Dalam Organisasi. Moderat.

Suherman, U. D. (2019). Pentingnya Kepemimpinan Dalam Organisasi. Ilmu


Akuntansi dan Bisnis Syariah.

Syahril, S. (2019). Teori-Teori Kepemimpinan . Ri'ayah.

15

Anda mungkin juga menyukai