Disusun Oleh:
1. Merinda Nur Oktafia NIM : 224120500019
2. Abdul Gina Arrouf Muammarulloh NIM 2241120500020
Penyusun
II
DAFTAR ISI
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sekolah merupakan suatu lembaga yang terdiri dari komponen
pendidikan yang harus dikelola oleh seorang manajer dan pemimpin dalam
lembaga pendidikan, dalam hal ini kepala sekolah. Kepala sekolah harus
memiliki peran aktif dan memberikan pengaruh atas segala permasalahan
yang berkaitan dengan kebutuhan guru, staff dan siswa di sekolah. Selain itu
kepala sekolah juga memiliki tanggung jawab ats keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan dengan cara melaksanakan administrasi sekolah
dan seluruh substansinya serta kualitas sumber daya manusianya agar mereka
mampu berfungsi sesuai tugas yang telah diberikan.
Kepemimpinan yang diharapkan adalah kepemimpinan yang efektif
agar tercapai tujuan yang telah ditentukan. Untuk itu diperlukan sebuah
pemahaman tentang pendekatan dan studi dalam kepemimpinan sekolah
Islam agar manajer atau kepala sekolah mampu melaksanakan tugasnya dan
juga bisa mencapai tujuan yang dicita-citakan. Pendekatan-pendekatan
tersebut diantaranya pendekatan sifat, kekuasaan dan situasi.
Dengan mengetahui berbagai pendekatan-pendekatan yang ada dalam
kepemimpinan diharapkan dapat mampu menerapkan pendekatan mana yang
sesuai dengan apa yang dibutuhkan sehingga tercipta kepemimpinan yang
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan sekolah dan membawa kepada hal
yang lebih baik lagi tentu saja sesuai dengan ajaran Islam dan karakter
teladan kepemimpinan yang dimiliki oleh teladan kita, Rasulullah SAW.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep dan prinsip kepemimpinan sekolah Islam?
1
2. Bagaimana pendekatan dan studi yang ada dalam kepemimpinan sekolah
Islam?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan pembahasan
makalah yang dibuat adalah:
1. Mengetahui konsep dan prinsip kepemimpinan sekolah Islam.
2. Mengetahui pendekatan dan studi yang ada dalam kepemimpinan sekolah
Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), Hal. 249
3
kepemimpinan merupakan inti manajemen yakni sebagai motor penggerak
bagi sumber-sumber dan alat-alat organisasi.2
Sikap kepemimpinan dari seorang pemimpin dituntut untuk
mempunyai tanggung jawab dan rasa melindungi bawahan atau
pengikutnya, hal ini tercerminkan dari sikap tanggung jawab Rasulullah
kepada ummatnya yang hingga akhir hayatnya beliau masih memikirkan
nasib ummatnya.
Oleh sebab ini sikap tanggung jawab dan melindungi dalam
kepemimpinan sangat diperhitungkan oleh sebuah organisasi. Selain
tanggung jawab dan melindungi, pemimpin hendaklah menjadi suri
tauladan yang baik bagi para pengikutnya agar pemimpin bisa memotivasi
dan membimbing mereka kearah yang lebih baik, sehingga dengan kerja
sama ini terciptalah sebuah organisasi yang satu kesatuan dan dapat
berkembang.
2. Prinsip Kepemimpinan Sekolah Islam
Ada tiga prinsip dalam kepemimpinan Islam menurut (Mustofiah.,
2015), yaitu :
a. Musyawarah
Prinsip yang paling utama dan tidak boleh ditinggalkan dalam
kepemimpinan Islam adalah musyawarah, karena pada saat
musyawarah wajib dengan orang yang berpengetahuan maupun orang
yang memiliki pandangan yang baik. Allah swt berfirman :
ۖ ۖ
ﺼٰﻠﻮَة َواَْﻣُﺮُﻫْﻢ ُﺷْﻮٰرى ﺑـَْﻴـﻨَـُﻬْﻢ َوِﳑﱠﺎ َرَزﻗْـٰﻨـُﻬْﻢ ﻳـُْﻨِﻔُﻘْﻮَن
ِْﻢ َواَﻗَﺎُﻣﻮا اﻟ ﱠ5َِّواﻟﱠِﺬﻳَْﻦ اْﺳﺘََﺠﺎﺑـُْﻮا ﻟَِﺮ
“Dan bagi orang-orang yang menerima seruan Tuhannya dan mendirikan shalat,
sedang urusan mereka diputuskan dengan musyawarah antara mereka dan
mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka
(QS Asy-Syura : 38)
2
Abdul Aziz Wahab, Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2008) Hal. 83
4
Melalui musyawarah memungkin seluruh anggota turut serta
berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan dan menjadikan
musyawarah berfungsi sebagai tempat mengawasi tingkah laku para
pemimpin apabila tidak sesuai dengan tujuan semula.
b. Adil
Setiap pemimpin seharusnya memiliki sikap adil kepada seluruh
anggotanya dan tidak berat sebelah serta tidak memihak. Terlepas dari
bangsa, warna kulit, keturunan, suku, agama, ras dan antar golongan
pada masyarakat. Perintah Allah swt di dalam Al Quran
memerintahkan setiap muslim harus berlaku adil bahkan kepada
penentang mereka. Allah SWT berfirman :
c. Kebebasan Berpikir
Akibat manusia tidak mengindahkan peringatan dari Allah swt,
maka Allah swt berfirman didalam surat Al Kahfi ayat 54 :
ﺻﱠﺮﻓْـﻨَﺎ ِ ْﰲ ٰﻫَﺬا اﻟُْﻘْﺮاِٰن ﻟِﻠﻨﱠﺎِس ِﻣْﻦ ُﻛِّﻞ َﻣﺜَ ٍۗﻞ َوَﻛﺎَن اِْﻻﻧَْﺴﺎُن اَْﻛﺜَـَﺮ َﺷْﻲٍء َﺟَﺪًﻻ
َ َوﻟََﻘْﺪ
5
“Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini
bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak
membantah” (QS Al-Kahfi : 54)
3
Barra Bahtiar Aziz, dkk, Kepemimpinan Islami (Studi Fenomenologi pada Kepala Sekolah SMA
Batik 1 Surakarta), Jurnal Studi Manajemen Organisasi, (Universitas Diponegoro), hlm,
47-48
6
“the heredity appoach status that leaders are born and note made that
leaders do not acquire the ability to lead, but in here it”4
Artinya, pimpinan adalah dilahirkan bukan dibuat, bahwa
pimpinan tidak dapat memperoleh kemampuan untuk memimpin, tetapi
mewarisinya.
Adapun menurut pendapat ini keberhasilan atau kegagalan
seseorang pemimpin banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh sifat-sifat
yang dimiliki oleh pribadi seorang pemimpin. Sifat-sifat itu ada pada
seseorang karena pembawaan dan keturunan.5 Jadi, seseorang menjadi
pemimpin karena sifat-sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan karena
dibuat atau dilatih.
Selama ini, berbagai penelitian telah dilakukan namun para peneliti
hingga sekarang belum menemukan sifat yang konsisten membedakan
pemimpin dengan bukan pemimpin. Selain itu, pada dasarnya pemimpin
yang efektif tidak didasarkan pada sifat manusia tertentu tetapi terletak
seberapa jauh sifat seorang pemimpin dapat mengatasi keadaan yang
dihadapinya dan untuk mengatasi keadaan tersebut diperlukan adanya
kecakapan atau keterampilan dalam pibadi pemimpin.
2. Pendekatan Kekuasaan (Power Approach)
Orang-orang yang berada dalam pucuk pimpinan dalam suatu
organisasi seperti manajer, direktur, kepala dan sebagainya memiliki
kekuasaan 9power) dalam konteks mempengaruhi perilaku orang-orang
yang secara structural organisasi berada di bawahnya. Seorang pemimpin
hendaknya menggunakan kekuasaan secara efektif sehingga mampu
menumbuhkan motivasi bawahannya untuk bekerja dan melaksanakan
tugas dengan lebih baik.
Kekuasaan adalah kualitas yang melekat dalam suatu interaksi
antara dua atau lebih individu. Jika setiap individu mengadakan interaksi
4
M. Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1997), Hal. 37
5
M. Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1997), Hal. 37
7
untuk mempengaruhi tindakan satu sama lain, maka yang muncul dalam
interaksi tersebut merupakan pertukaran kekuasaan.
3. Pendekatan Perilaku (Behavioral Approach)
Pendekatan perilaku merupakan pendekatan yang berdasarkan
pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh
sikap dan gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin. Sikap dan
gaya kepemimpinan itu tampak dalam kegiatan sehari-hari, dalam hal
bagaimana cara pemimpin itu memberi perintah, membagi tugas dan
wewenangnya, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja
bawahan, cara memberi bimbingan dan pengawasan, cara membina
disiplin kerja bawahan, cara menyelenggarakan dan memimpin rapat
anggota, cara mengambil keputusan dan sebagainya. 6
4. Pendekatan Situasional (Situation Approach)
Pendekatan situasional bisa disebut juga pendekatan kontingensi.
Pendekatan ini didasarkan atas asumsi bahwa keberhasilan kepemimpinan
suatu organisasi atau lembaga tidak hanya bergantung atau dipengaruhi
oleh perilaku dan sifat-sifat pemimpin saja. Tiap organisasi atau lembaga
memiliki ciri-ciri khusus dan unik. Bahkan organisasi atau lembaga yang
sejenispun akan menghadapi masalah yang berbeda karena lingkungan
yang berbeda, semangat, watak dan situasi yang berbeda-beda ini harus
dihadapi dengan perilaku kepemimpinan yang berbeda pula.
Syukur Fattah menjelaskan pendekatan kontingensi dalam bukunya,
ia berpandangan bahwa keefektifan kepemimpinan bergantung pada
kecocokan antara pribadi, tugas, kekuasaan, sikap dan persepsi yang
ditangguhkan untuk sebuah tujuan bersama.7
Wahjosumidjo menambahkan bahwa teori ini turut membantu para
pemimpin yang potensial dengan konsep-konsep yang berguna untuk
menilai situasi yang bermacam-macam dan untuk menunjukkan perilaku
6
Abdul Basith, Studi Tentang Kepemimpinan, Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah
Palembang, 2014, hlm. 7
7
Fattah Syukur, Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah, (Semarang: Pustaka Rizki
Putra, 2011) Hal. 17
8
kepemimpinan yang tepat berdasarkan situasi.8 Maka dapat disimpulkan
bahwa pendekatan kontingensi ini menekankan pada ciri-ciri pribadi
pemimpin dan situasi, baik yang mendukung maupun tidak agar
pemimpin dapat mengatasi berbagai persoalan berdasarkan tingkat tugas
dan tujuan yang telah ditetapkan.
9
sering menggunakan taktik-taktik mempengaruhi yang secara sosial dapat
diterima dan memungkinkan akan efektif untuk suatu sasaran tertentu,
memungkinkan tidak membutuhkan banyak waktu, usaha atau biaya.
Adapun taktik yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang dari
sebuah kepemimpinan dijabarkan, sebagai berikut:
1. Persuasi Rasional
Pemimpin menggunakan argumentasi logis dan bukti faktual untuk
mempersuasi pengikut bahwa suatu usulan adalah masuk akal dan
kemungkinan dapat mencapai sasaran.
2. Permintaan Inspirasional
Pemimpin membuat usulan yang membangkitkan antusiasme pada
pengikut dengan menunjuk pada nilai-nilai, ide dan aspirasi pengikut atau
dengan meningkatkan rasa percaya diri dari pengikut.
3. Konsultasi
Pemimpin mengajak partisipasi pengikut dalam merencanakan
sasaran, aktivitas atau perubahan yang untuk itu diperlukan dukungan dan
bantuan pengikut atau pemimpin bersedia memodifikasi usulan untuk
menanggapi perhatian dan saran dari pengikut.
4. Menjilat
Pemimpin menggunakan pujian, rayuan, perilaku ramah-tamah,
atau perilaku yang membantu agar pengikut berada dalam keadaan yang
menyenangkan atau mempunyai pikiran yang menguntungkan pemimpin
tersebut sebelum meminta sesuatu.
5. Permintaan Pribadi
Pemimpin menggunakan perasaan pengikut mengenai kesetiaan
dan persahabatan terhadap dirinya ketika meminta sesuatu.
6. Pertukaran
Pemimpin menawarkan suatu pertukaran budi baik, memberi
indikasi kesediaan untuk membalasnya pada suatu saat nanti, atau
menjanjikan bagian dari manfaat bila pengikut membantu pencapaian
tugas.
10
7. Taktik Koalisi
Pemimpin mencari bantuan dari orang lain untuk mempersuasi
pengikut agar melakukan sesuatu atau menggunakan dukungan orang lain
sebagai suatu alasan bagi pengikut untuk juga menyetujuinya.
8. Taktik Mengesahkan
Pemimpin mencoba untuk menetapkan validitas permintaan
dengan menyatakan kewenangan atau hak untuk membuatnya atau dengan
membuktikan bahwa hal itu adalah konsisten dengan kebijakan, peraturan,
praktik atau tradisi organisasi.
9. Menekan
Pemimpin menggunakan permintaan, ancaman, seringnya
pemeriksaan, atau peringatan-peringatan terus menerus untuk
mempengaruhi pengikut melakukan apa yang diinginkan.9
9
Abdul Basith, Studi Tentang Kepemimpinan, (IAIIN Raden Fatah, Palembang:2014), hlm, 9-10
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengertian kepemimpinan sering sulit didefenisikan secara tepat, namun
dapat dipahami bahwa kepemimpinan adalah suatu proses yang
mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan
bersama.
2. Kepemimpinan dalam organisasi sekolah adalah kepemimpinan
pendidikan. adapun kepemimpinan pendidikan merupakan proses
aktivitas peningkatan pemanfaatan sumberdaya manusia dan material di
sekolah secara lebih kreatif, mengintegrasikan semua kegiatan dalam
kepemimpinan, sedangkan manajemen dan administrasi pendidikan
membuat keputusan untuk kelangsungan pembelajaran secara efektif.
3. Prinsip kepemimpinan sekolah ada tiga, yaitu musyawarah, adil dan
kebebasan berfikir.
4. Pendekatan dan studi kepemimpinan dalam Islam ada empat, yaitu
Pendekatan Sifat (Trait Approach), Pendekatan Kekuasaan (Power
Approach), Pendekatan Perilaku (Behavioral Approach) dan Pendekatan
Situasional (Situation Approach).
5. Teoretikus telah mengidentifikasi berbagai taktik mempengaruhi yang
berbeda-beda seperti persuasi rasional, permintaan berinspirasi,
pertukaran, tekanan, permintaan pribadi, menjilat, konsultasi, koalisi, dan
taktik mengesahkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13