Anda di halaman 1dari 18

C

Cover
o
MAKALAH
GAYA KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM
Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Teori dan Gaya Kepempimpinan Pendidikan Islam

Dosen Mata Kuliah :


Prof. Dr. H. Achmad Fathoni, M.Ag

Disusun Oleh :
Nurul Nikmah Widjayati
2021.080.040

PROGRAM STUDI MANAGEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCA


SARJANA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
(STAI)DIPONEGORO TULUNGAGUNG
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas ridho dan
inayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas menyusun makalah ini. Shalawat
beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Gaya
Kepemimpinan Pendidikan Islam”. Makalah ini dibuat dari berbagai
referensi baik dari buku bacaan maupun internet. Selama mengerjakan
makalah ini terdapat tantangan dan hambatan. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnyakepada :
1. Dr. H. Sukarji, M.PdI selaku Ketua STAI Diponegoro
Tulungagung
2. Dr. Suyitno, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana STAI Diponegoro
Tulungagung
3. Prof. Dr. H. Achmad Fathoni, M.Ag selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Teori dan Gaya Kepempimpinan Pendidikan Islam
4. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini
Kami sangat menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat

kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran

dan kritik yang membangun kepada para pembaca sekalian demi perbaikan

kedepannya.

Tulungagung, 02 Juli 2022


Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover ..................................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 1
BAB IIPEMBAHASAN ...................................................................................................................... 2
A. Pengertian Kepempimpinan ....................................................................................................... 2
B. Gaya Kepemimpinan ................................................................................................................. 3
C. Gaya Kepemimpinan dalam Pendidikan Islam .......................................................................... 4
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengelola pendidikan bukanlah persoalan mudah, dibutuhkan pemikiran
dan analisis mendalam agar pendidikan yang dilaksanakan tepat sasaran dan
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Peran pemimpin pendidikan menjadi
sangat urgen untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan.
Pemimpin pendidikan sebagai top leader dalam sebuah institusi
pendidikan dituntut dapat merumuskan dan mengkomunikasikan visi dan misi
yang jelas dalam memajukan pendidikan. Peran pemimpin pendidikan menjadi
semakin komplek. Pemimpin pendidikan menjadi motor penggerak terjadinya
proses perubahan dalam institusi pendidikan dengan memberikan kepercayaan
dan wewenang kepada seluruh personel institusi pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan ?
2. Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan ?
3. Bagaimana gaya kepempimpinan dalam pendidikan Islam ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kepemimpinan
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan
2. Untuk mengetahui gaya kepempimpinan dalam pendidikan Islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepempimpinan
Istilah kepemimpinan dalam bahasa Indonesia berakar dari kata
“pimpin”, kemudian ditambahkan sisipan m membentuk kata benda “pemimpin”
yang dalam bahasa Inggris berarti leader. Dari istilah pemimpin (leader) inilah
kemudian muncul konsep kepemimpinan (leadership). Definisi leader
(pemimpin) sangat beragam. Pemimpin sebagai ; the person who creates the
most effective change in group performance (orang yang membuat perubahan
paling efektif terhadap penampilan suatu kelompok). Ada juga yang menyatakan
bahwa: the leader is one who succeeds in getting others to follow him ”
(pemimpin adalah orang yang berhasil mendapatkan (simpati) orang lain untuk
mengikutinya).1
Sedangkan Kotter berpendapat bahwa kepemimpinan adalah seperangkat
proses yang terutama ditujukan untuk menciptakan organisasi atau
menyesuaikannya terhadap keadaan-keadaan yang jauh berubah.2
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan
mempunyai kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang
lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk
pencapaian tujuan.
Dalam bahasa Inggris, kata pemimpin berasal dari kata leader. Kata
leader mengandung makna tugas untuk me-lead anggota di sekitarnya.
Sedangkan makna lead adalah:
1. Loyality; seorang pemimpin harus mampu membangkitkan rekan kerjanya
dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
2. Edicate; seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi dan mewariskan
knowledge pada rekan-rekannya.
3. Advice; memberikan saran dan nasihat dari permasalahan yang ada.
4. Discipline; memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan
kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.3

1
Richard H. Hall, Wahjosumidjo (2002 : 39)
2
Imam Machali, Ara Hidayati, The Handbook of Education Management Teori dan Praktik
Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia (Yogyakarta: Prenada Media, 2015), 83-84.
2
Kepemimpinan pendidikan adalah beberapa tindakan untuk memfasilitasi
pencapaian tujuantujuan pendidikan. Dengan demikian, kepemimpinan
pendidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh pemimpin
pendidikan untuk mengarah pada pencapaian tujuan pendidikan.3 Walaupun
bermacam definisi yang dikemukakan pada hakikatnya kepemimpinan adalah
adanya kegiatan pencapaian tujuan yang dilakukan oleh seorang yang bernama
pemimpin dengan jalan menggunakan orang-orang lain yang bernama pengikut.
Selanjutnya dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan yaitu ada
pemimpin, ada pengikut. Unsur-unsur yang terdapat pada kepemimpinan antara
lain:
1) Kemampuan mempengaruhi orang lain
2) Kemampuan untuk menggerakkan tingkah laku orang lain
3) Keunggulan mental, fisik dan intelektual
4) Pencarian tujuan organisasi/kelompok. 4

B. Gaya Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang
pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya.5
Gaya Kepemimpinan atau Style of Leadership mencakup tentang bagaimana
seseorang bertindak dalam konteks organisasi tersebut, maka cara termudah
untuk membahas barbagai jenis gaya ialah dengan menggambarkan jenis
organisasi atau situasi yang dihasilkan oleh atau yang cocok bagi suatu gaya
tertentu.6 Style of Leadership yang baik adalah yang sesuai dengna situasi serta
kondisi yang dihadapi oleh suatu organisasi. Dengan latar belakang kehidupan,
pendidikan serta pengalaman yang dimiliki, maka seorang pemimpin akan
membawa organisasi yang dipimpinnya ke arah yang lebih baik ataukan justru
sebaliknya.
Selain itu, gaya kepempimpinan adalahb agaimana seorang pemimpin
melaksanakan fungis kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka

3
Masduki Duryat, Kepemimpinan Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2016), 2-3.
4
Ramayulis, Mulyadi, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam (Padang: Kalam Mulia,
2014), 184-185
5
Veithzal Rivai dalam Sudaryanto (2012: 312)
6
Miftah Thoha, 1995
3
yang berusaha dipimpinnya atau mereka yang mungkin sedang mengamati dari
luar.

C. Gaya Kepemimpinan dalam Pendidikan Islam


Gaya kepemimpinan dalam Pendidikan Islam meliputi :7
1. Gaya Kepemimpinan Autokratif
Gaya kepemimpinan autokratif mendeskripsikan pemimpin yang
cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte
bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak,
dan meminimalisasi partisipasi karyawan. Pemimpin menganggap
organisasi sebagai milik pribadi, menganggap bawahan sebagai alat semata-
mata, tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat.
Adapun, ciri-ciri gaya kepemimpinan autokratif: 8
a. Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan;
b. Komunikasi hanya satu arah yaitu kebawah saja.
c. Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya
terhadap setiap anggota.
d. Pemimpin mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali
bila menunjukan keahliannya.

Menurut Wursanto (2004 : 201) Kepemimpinan otokratif memiliki


ciri-ciri antara lain : (1) mengandalkan kepada kekuatan atau kekuasaan
yang melekat pada dirinya, (2) menganggap dirinya paling berkuasa, (3)
menganggap dirinya paling mengetahui segala persoalan, orang lain
dianggap tidak tahu, (4) keputusan-keputusan yang diambil secara sepihak,
sehingga ia tidak mau menerima saran dari bawahan, bahkan ia tidak
memberi kesempatan kepada bawahan untuk memberikan saran, pendapat
atau ide, (5) keras dalam menghadapi prinsip, (6) jauh dari bawahan, (7)
lebih menyukai bawahan yang bersikap ABS (Asal Bapak Senang), (8)

7
Rosiana dan Lenny ”Pengaruh Gaya ….”, 403
8
Hady Prasetiyo. ”Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratis Terhadap Kinerja Karyawan”. Journal
Administrasi Bisnis, 6: 3, (Nopember 2018), 1050.
4
Perintah-perintah diberikan secara paksa, (9) pengawasan dilakukan secara
ketat agar perintah benar-benar dilaksanakan.9

2. Gaya Kepemimpinan Partisipatif


Gaya kemimpinan partisipatif atau disebut dengan gaya
kepemimpinan demokratik merupakan gaya kepemimpinan yang
menitikberatkan pada usaha seorang pemimpin dalam melibatkan partisipasi
para pengikutnya dalam setiap pengambilan keputusan. Dampak positif
yang ditimbulkan dari gaya kepemimpinan partisipatif bahwa para pengikut
memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap pencapaian tujuan
organisasi karena keterlibatannya dalam pengambilan keputusan.
Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari gaya kepemimpinan
partisipatif adalah: a) Konsultasi ke bawah dapat digunakan dalam rangka
meningkatkan kualitas keputusan dengan menarik keahlian yang dimiliki
oleh para pengikut, sehingga para pengikut akan dapat menerima semua
putusan yang diambil serta dapat menjalankannya; b) Konsultasi lateral,
pemimpin melibatkan peran serta orang-orang dalam berbagai sub unit
untuk mengatasi keterbatasan kemampuan yang dimiliki pemimpin. c)
Konsultasi ke atas, memungkinkan seorang pemimpin untuk menaruh
keahlian seseorang atasan yang berkemampuan lebih besar dari manajer.
Berangkat dari berbagai konsep tentang gaya kepemimpinan
partisipatif, maka gaya kepemimpinan pendidikan partisipatif adalah
pemimpin pendidikan yang lebih melibatkan partisipasi guru, siswa, dan staf
administrasi dalam setiap pengambilan keputusan, baik aturan pendidikan
maupun putusan-putusan lain.

3. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire (Kendali Bebas)


Kepemimpinan laissez faire (gaya kepemimpinan yang bebas) adalah
gaya kepemimpinan yang lebih banyak menekankan pada keputusan
kelompok. Dalam gaya ini, seorang pemimpin akan menyerahkan keputusan
kepada keinginan kelompok, apa yang baik menurut kelompok itulah yang

9
Wursanto. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Cet. 1. Yogyakarta : Andi (2004 : 201)
5
menjadi keputusan. Pelaksanaannya pun tergantung kepada kemauan
kelompok.10
Gaya Laissez Faire; pemimpin memiliki sikap yang permisif, dalam
arti bahwa para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan
keyakinan dan hati nurani, asal kepentingan bersama tetap terjaga dan
tujuan organisasi tetap tercapai. Pemimpin juga memiliki peranan pasif dan
membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya.
Pada umumnya tipe laissez faire dijalankan oleh pemimpin yang tidak
mempunyai keahlian teknis. Tipe laissez faire mempunyai ciri-ciri antara
lain: (1) memberikan kebebasan sepenuhnya kepada bawahan untuk
melakukan tindakan yang dianggap perlu sesuai dengan bidang tugas
masing-masing, (2) pimpinan tidak ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan
kelompok, (3) semua pekerjaan dan tanggungjawab dilimpahkan kepada
bawahan, (4) tidak mampu melakukan koordinasi dan pengawasan yang
baik, (5) tidak mempunyai wibawa sehingga ia tidak ditakuti apalagi
disegani oleh bawahan, (6) secara praktis pemimpin tidak menjalankan ke
pe mim pinannya, ia hanya merupakan simbol belaka.11

4. Gaya Kepemimpinan Transformasional

Gaya kepemimpinan transformasional membuat para pengikut


menjadi lebih menyadari kepentingan dan nilai dari pekerjaan dan
membujuk pengikut untuk tidak mendahulukan kepentingan diri sendiri
demi organisasi.12
Pada gaya kepemimpinan ini memiliki kelebihan karena mampu
mengarahkan anggotanya untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih
baik. Pimpinan dengan gaya ini tidak segan untuk terlibat langsung dan
membantu anggotanya agar dapat menyelesaikan tanggung jawab dengan
baik. Pemimpin Bergaya Transformasional biasanya memiliki semangat dan
pemikiran positif yang mampu menular kepada para anggotanya. Model
kepemimpinan ini sangat memperhatikan kesejahteraan serta kemajuan

10
Wursanto. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Cet. 1. Yogyakarta : Andi (2004 : 200)
11
Indrawijaya, Adam Ibrahim.Perilaku Organisasi. Bandung : Sinar Baru (1993 : 136)
12
Fanni Adhistya Italiani. ”Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Transaksional
Terhadap Kinerja Pegawai Departemen Sdm Pt. Semen Gresik (Persero) Tbk Fanni Adhistya
Italiani” Jurnal Bisnis dan Manajemen. 6: 1 (Agustus 2013)
6
individu pada tiap-tiap anggota. Tujuan utama dari kepemimpinan ini tidak
bukan semata-mata tujuan organisasi namun tetap memperhatikan selurh
sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya.
Empat ciri yang dimiliki oleh seorang pemimpin sehingga memiliki
kualitas transformasional antara lain:
a. Pemimpin tersebut memiliki karisma yang diakui oleh pengikutnya
(charisma),
b. Pemimpin dapat memberikan inspirasi atau menjadi sumber inspirasi
bagi anak buahnya (inspirational),
c. Perilakunya dan perhatiannya terhadap anak buah yang sifatnya
individual (individualized consideration),
d. Pemimpin dapat menstimulasi pemikiran atau ide-ide dari bawahannya
(intelektual stimulation).13

5. Gaya Kepemimpinan Situasional

Dhar dan Mishra dalam (Amir Mahmud, et. al 2018), mengungkapkan


inti dari teori situasional menggambarkan tipe yang digunakan oleh
pemimpin tergantung pada faktor-faktor seperti pemimpin itu sendiri,
pengikut serta situasi. Dengan kata lain, seorang pemimpin harus mampu
mengubah kepemimpinan secara cepat, tepat dan akurat sesuai dengan
kebutuhan situasi. Salah satu teori kepemimpinan yang menggunakan
pendekatan situasional adalah teori kepemimpinan kontingensi yang
dikembangkan oleh Fiedler pada tahun 1967 (Luthans, et al. 2005).14
Gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah, dapat diukur melalui
empat perilaku pemimpin dalam Model Kontingensi-Situasional Hersey and
Blanchard dalam Dini Dwiyani, Alit Sarino 2018), dijelaskan sbb: 15
a. Telling/mendikte: Kemampuan pemimpin untuk mendefinisikan
perananperanan yang dibutuhkan untuk melakukan tugas dan
mengatakan pada pengikutnya apa, di mana, bagaimana, dan kapan
melakukan tugas-tugasnya.

13
Fanni Adhistya Italiani. ”Pengaruh Gaya Kepemimpinan ......” 12
14
Amir Mahmud, et. al ”Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional terhadap Pengembangan
Karir” Sigma: Journal of Economic and Business. 1:1, (January 2018), 5
15
Dini Dwiyani, Alit Sarino“Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja
Guru Sebagai Determinan Kinerja Guru” Jurnal Manajerial, 3: 4 (Januari 2018), 86
7
b. Selling/menjual: Kemampuan pemimpin untuk menyediakan instruksi-
instruksi terstruktur bagi bawahannya disamping juga harus supportif.
c. Participating/partisipasi: Interaksi antara pemimpin dan bawahan di
mana pimpinan dan bawahan saling berbagi dalam keputusan mengenai
bagaimana yang paling baik untuk menyelesaikan tugas dengan baik
d. Delegating/delegasi: Kemampuan pimpinan dalam menyerahkan
tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan pada bawahan agar dapat
melakukan efektifitas pekerjaan
Jenis kepemimpinan ini cenderung lebih fleksibel dan mampu
menyesuaikan dengan kondisi yang sedang dihadapi. Para pemimpin dengan
gaya kepemimpinan ini menerapkan cara dan aturannya dengan
menyesuaikan kesiapan dari tiap-tiap anggota. Gaya kepemimpinan ini dapat
diubah dengan cepat apabila kondisi pekerja yang dihadapi juga berubah.
Penerapannya dapat dilakukan dengan 4 metode yaitu: (a) Memberitahu dan
menunjukkan; (b) Melatih dan mengarahkan (c) Mengikutsertakan karyawan
dan memberikan dukungan, dan (d) Mendelegasikan dan mengawasi.

6. Gaya Kepemimpinan Karismatik


Gaya kepemimpinan karismatik merupakan tipe kepemimpinan yang
menanamkan nilainilai ideologis dengan mengartikulasikan visi-visi
organisasi dengan lebih baik.16 Nilai-nilai yang disampaikan tersebut
kemudian mempengaruhi emosi anggota sehingganilai-nilai tersebut
diterapkan oleh para anggotanya. Padasaat ini, para ahli mendefinisikan
karisma sebagai suatu hasil persepsi para pengikut/anggota terhadap
pemimpinnya yang dipengaruhi oleh kemampuankemampuan aktual dan
perilaku seorang pemimpin. Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan
ini cenderung mempunyai wibawa yang tinggi di hadapan para anggotanya.
Anggota mengikuti para pemimpin dengan gaya ini berkat rasa kekaguman
akan karisma serta rasa percaya diri yang ditampilkan pimpinan. Pemimpin
karismatik dapat meyakinkan anggotanya dan mengarahkannya dengan cara
yang penuh wibawa.
Teori kepemimpinan karismatik merupakan keberlanjutan dari teori
16
Delbecq, A., et al.,. “Implicit Motives, Leadership, and Follower Outcomes: An Empirical Test of
CEOs.” Journal of Leadership &Organizational Studies, 20: 1 (Januari 2013), 133.
8
atribusi. Teori ini menyatakan bahwa para pengikut memiliki hubungan yang
luar biasa yang disebabkan oleh pengamatan terhadap perilaku-perilaku
tertentu dari seorang pemimpin. Yukl, dalam (Ria Marginingsih 2016),
mengemukakan pada saat ini kebanyakan teoritikus berpendapat bahwa
karisma merupakan hasil persepsi anggota dan atribut-atribut yang dimiliki
pemimpin yang dipengaruhi oleh kemampuan-kemampuan aktual, perilaku
pemimpin pada kepemimpinannya yang mempedulikan kebutuhan-
17
kebutuhan individual maupun kolektif para anggotanya.
Pemimimpin karismatik memiliki perilaku-perilaku berikut ini, yaitu:18
a. Pemimpin karismatik memiliki perilaku yang dipercaya anggotanya
bahwa pemimpin merupakan orang yang memiliki kompetensi sehingga
semua keputusan yang diambil seorang pemimpin akan memberikan
kesan dan kepercayaan bagi anggotanya yang pada akhirnya anggota
menjadi lebih patuh dan taat.
b. Pemimpin karismatik berperilaku yang lebih menekankan pada
tujuantujuan ideologis yang berkaitan dengan tujuan bersama/kelompok
berdasarkan nilainilai, cita-cita, serta aspirasi-aspirasi anggotanya.
c. Pemimpin karismatik memiliki visi yang menarik mengenai gambaran
masa depan organisasi sehinggga anggota menjadi memiliki ikatan
emosional dan lebih termotivasi serta merasa pekerjaan yang
dilakukannya bermakna, kemudian hal tersebut mendorong para anggota
berkomitmen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d. Pemimpin karismatik memberikan contoh perilaku agar para
anggotanya mengikutinya. Ketika para anggota telah mengikutinya,
pemimpin mampu memberikan pengaruh lebih karena anggota telah
memiliki kesamaan keyakinan dan nilai-nilai, sehingga hal tersebut
mengakibatkan kepuasan dan motivasi anggota menjadi lebih besar
e. Pemimpin karismatik akan mengkomunikasikan harapan-harapannya
kepada anggota dan pada saat yang bersamaan pemimpin juga akan
memberikan kepercayaan kepada anggotanya. Tujuan dilakukannya hal
itu adalah agar anggota memiliki percaya diri sehingga anggota

17
Ria Marginingsih ”Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya” Jurnal Bisnis Darmajaya, 02:02
(Juli 2016), 35
18
Ria Marginingsih ”Institut Informatika.....”, 37
9
memiliki kinerja dan komitmen tinggi terhadap tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan
f. Pemimpin karismatik berperilaku yang dapat menimbulkan motivasi
untuk pencapaian tujuan kelompok. Pemimpin karismatik memberikan
motivasi dengan memberikan tugastugas yang kompleks, menantang,
inisiatif, berisiko sehinggga anggota menjadi lebih bertanggung jawab
dan tekun. Selain itu, untuk memberikan motivasi pemimpin karismatik
juga memberikan wejangan atau pengetahuan yang dapat menginspirasi
anggota dengan lebih menekankan pada nilai-nilai dan kesetiaan

7. Gaya Kepemimpinan Transaksional


Gaya kepemimpinan transaksional yaitu pemimpin yang memberikan
pertukaran dengan melalui imbalan-imbalan untuk mendapatkan kepatuhan
atas apa yang telah mereka lakukan.” (Siagian, 2007). Menurut Robbins dan
Judge dalam Hartanto (2014, “gaya kepemimpinan transaksional adalah
pemimpin yang memotivasi para pengikut mereka untuk menuju ke sasaran
yang telah ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas yang
akan dilakukan.” 19
Biasanya pemimpin dengan gaya ini membuat berbaga kesepakatan
dengan anggotanya agar tujuan organisasi atau perusahaan dapat tercapai
dengan baik. Bentuk kesepakatan ini diantaranya adalah adanya reward and
punishment. Kesepakatan ini membuat anggota dapat memperoleh
penghargaan jika mampu mencapai prestasi tertentu dan harus siap
menerima sanksi apabila melanggar kesepakatan yang telah dibuat. Gaya
kepemimpinan ini dapat melatih anggota untuk bertanggung jawab terhadap
dirinya sendiri dan memicu motivasi untuk terus berkembang ke arah yang
lebih baik melalui adanya reward.
Menurut Bass dalam (Pradana, 2013), gaya kepemimpinan
transaksional emiliki dimensi/prilaku, sebagai berikut :20
a. Imbalan Kontinjen (Contingensi Reward); Pemimpin melakukan

19
Friska Ayu Tri Anggini, dkk. ”Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan” Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). 58: 1 (Mei 2018), 174.
20
Pradana, Andy Martha. 2013. “Pengaruh gaya kepemimpinan Transformasional dan Transaksional
terhadap kinerja karyawan tetap PT. Mustika Bahana Jaya, Lumajang. Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawjaya Malang”. Jurnal Administrasi BIsnis. 4:1. (Januari 2013), 4
10
kesepakatan tentang halhal apa saja yang dilakukan oleh bawahan dan
menjanjikan imbalan apa yang akan diperoleh bila hal tersebut dicapai.
b. Manajemen Eksepsi Aktif; Pemimpin memantaua deviasi dari standar
yang telah ditetapkan dan melakukan tindakan perbaikan.
c. Manajemen Eksepsi Pasif; Pemimpin akan memberikan hukuman dan
tindakan korektif lainnya sebagai respons atas penyimpangan dari
standar kinerja yang diterima dan pemberian pujian bagi keberhasilan
kerja. Pada gaya kepemimpinan ini mengutamakan adanya transaksi
antara pimpinan dan anggota. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transaksional Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

8. Gaya Kepemimpinan Delegatif


Rivai dalam (Doni Wisnu Prasetya, 2017), menyatakan bahwa tipe
seseorang yang bergaya delegatif adalah mempunyai kemampuan membuat
staf atau pengikutnya mengerjaka apa yang diinginkan untuk dilakukan.21
Menilai kesuksesan penyelia dalam meraih respon yang efektif dan antusias
dari stafnya dan dalam mempromosikan suasana yang menyenangkan.
Seorang delegator harus mempertimbangkan sejauhmana telah memberikan
pengetahuannya terhadap stafnya, telah memberikan kontrol yang efektif
dan sesuai, telah menstimulasi respon yang efektif dan antusias bawahannya,
memberikan suasana yang menyenangkan, dan disukai bawahan atau
stafnya.
Kepemimpinan delegatif menurut Hasibuan dalam (Widayati, dkk
2016), merupakan gaya kemimpinan yang tidak peduli cara bawahan
mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya
diserahkan kepada bawahan. Hal tersebut diperkuat oleh gaya
kepemimpinannya yang cenderung kurang perduli terhadap proses yang
dilakukan bawahan dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab yang
telah diberikan.22
Pengertian delegatif sebagai pelimpahan atau penyerahan wewenang
21
Doni Wisnu Prasetya “Pengaruh Kepemimpinan Delegatif terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jember“ International Journal of Social
Science and Business. 1:3 (Mei 2017), 199.
22
Christina Catur Widayati, dkk “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Delegatif, Motivasi Kerja Dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt Bank Mandiri Kcp Jakarta Kota “ JRMB,
11:2 ( Desember 2016), 92
11
darisebuah tanggungjawab tidaklah sama dengan memberikan sebuah benda
kepada seseorang dan diberikan kepada orang yang lain. Dalam proses
pemberian wewenang yang dimaksud diikuti oleh sebuah tanggungjawab
yang sangat menentukan mati hidupnya sebuah organisasi. Seorang
pimpinan dalam melakukan pendelegasian sebuah tanggungjawab harus
mengenal nilai-nilai yang terkandung dalam apa yang diberikan kepada
orang yang dipercayainya. Keputusan itu sangat besar risikonya, mengingat
pendelegasian itu terdapat kekeliruan yang dapat mengakibatkan malapetaka
bagi organisasi. Oleh karena itu, yang perlu dipahami dan merupakan hal
yangbersifat esensial adalah siap yang akan menerima pendelegasian itu,
bagaimanakapasitasnya di organisasi, bagaimana kreativitasnya, loyalitasnya
terhadap organisasi, dan bagaimana restasinya.
Gaya kepemimpinan delegatif memiliki ciri-ciri yaitu:23
a. Pemimpin akan jarang dalam memberikan arahan, pembuat keputusan
diserahkan kepada bawahan, dan anggota organisasi tersebut diharapkan
bisa menyelesaikan segala permasalahannya sendiri.
b. Gaya kepemimpinan delegatif ini memiliki ciri khas dari perilaku
pemimpin didalam melakukan tugasnya sebagai pemimpin. Dengan
demikian, maka gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan sangat
dipengaruhi adanya karakter pribadinya
c. Kepemimpinan delegatif merupakan sebuah gaya kepemimpinan yang
dijalankan oleh pimpinan untuk bawahannya yang mempunyai
kemampuan, agar bisa menjalankan aktivitasnnya yang untuk sementara
waktu tak bisa dilakukan oleh pimpinan dengan berbagai macam sebab.
d. Gaya kepemimpinan delegatif ini sangat cocok dilakukan kalau staff
yang dimiliki ternyata mempunyai motivasi dan kemampuan yang
tinggi. Dengan demikian pimpinan tak terlalu banyak dalam
memberikan perintah kepada bawahannya, bahkan pemimpin akan lebih
banyak dalam memberikan dukungan untuk bawahannya.
e. Tipe kepemimpinan ini memberikan kebebasan pada tiap-tiap anggota
untuk membuat keputusan dan caranya masing-masing untuk mencapai
tujuan.

23
Doni Wisnu Prasetya “Pengaruh Kepemimpinan...........”, 199.
12
f. Gaya kepemimpinan ini hanya dapat diterapkan pada kondisi tertentu
yaitu ketika semua anggota sudah memiliki kemampuan yang mumpuni
di bidangnya masing-masing. Penerapan gaya kepemimpinan delegatif
pada anggota yang belum cukup matang baik secara kemampuan
maupun mental justru dapat mengakibatkan kerugian pada perusahaan
dan membuat tujuan utama tidak tercapai.

Dari semua gaya kepemimpinan yang telah penulis paparkan diatas,


masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Gaya
memimpin yang paling banyak memberikan manfaat dengan dampak negatif
yang paling minim yang bisa diiterapkan di lingkungan kerja khususnya di
pendidikan Islam.

13
BAB III
PENUTUP

Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk


mempengaruhi perilaku orang lain dalam kerjanya dengan menggunakan
kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan
mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus
dilaksanakannya.
Gaya kepemimpinan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi terutama
dalam konteks pengambilan keputusan adalah menjadi sesuatu hal yang penting,
karena pada dasarnya gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seorang
pemimpin akan memberikan pengaruh terhadap kinerja bawahan dalam
mencapai suatu target.
Pada dasarnya seluruh gaya kepemimpinan itu baik dan bisa digunakan
untuk memimpin suatu organisasi asalkan seorang pemimpin di dalam
menerapkan gaya kepeimpinan tersebut sesuai dan tepat dengan situasi dan
kondisi yang ada

14
DAFTAR PUSTAKA

Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip, dan
Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah (Yogyakarata:Kaukaba, 2012)

Christina Catur Widayati, dkk “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Delegatif, Motivasi


Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt Bank Mandiri
Kcp Jakarta Kota “ JRMB, 11:2 ( Desember 2016)

Doni Wisnu Prasetya “Pengaruh Kepemimpinan Delegatif terhadap Kinerja


Pegawai pada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Jember“ International Journal of Social Science and Business

Friska Ayu Tri Anggini, dkk. ”Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional Dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan” Jurnal Administrasi Bisnis (JAB).
58: 1 (Mei 2018).

Hady Prasetiyo. ”Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratis Terhadap Kinerja


Karyawan”. Journal Administrasi Bisnis, 6: 3, (Nopember 2018)

Indrawijaya, Adam Ibrahim. 1993. Perilaku Organisasi. Bandung : Sinar Baru

Pradana, Andy Martha. 2013. “Pengaruh gaya kepemimpinan Transformasional dan


Transaksional terhadap kinerja karyawan tetap PT. Mustika Bahana Jaya,
Lumajang. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawjaya Malang”. Jurnal
Administrasi BIsnis. 4:1. (Januari 2013)

Rohmat. Kepemimpinan Pendidikan Konsep dan Aplikasi. Purwokerto: STAIN


Press, 2010.

Rosiana Natalia Djunaedi dan Lenny Gunawan ”Pengaruh Gaya Kepemimpinan


Demokratis Terhadap Kinerja Karyawan ”PERFORMA: Jurnal Manajemen dan
Start-Up Bisnis. 3: 3 (Agustus 2018)

Wursanto. 2004. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Cet. 1. Yogyakarta : Andi.

15

Anda mungkin juga menyukai