Pertanyaan :
A. MATERI UMUM
Jawab:
1. Permasalahan hukum di Manajerial Rumah Sakit :
Untuk mengatasi permasalahan hukum yang
berkaitan dengan Manajerial Rumah Sakit adalah
dengan cara membuat peraturan dan persyaratan
yang bertujuan agara pelayanan Kesehatan berjalan
dengan baik dan optimal . Pihak Rumah Sakit dapat
membuat Standar Operating Procedure untuk
menjamin efektifnya pelaksanaan aturan dalam
prakteknya.
2. Permasalahan hukum dalam pelayanan Kesehatan
Untuk permasalahan hukum dalam pelayanan
Kesehatan , untuk menghindari terjadinya kejadian
yang tidak diinginkan dalam pelayanan kesehatan
misal, tindakan nakes maupun dokter yang mengarah
ke malpraketk , maladministratif sudah seharusnya
pihak Rumah Sakit mengatur dan menegakkan
Standar Pelayanan , Standar Profesi , SOP , termasuk
Clinical Pathway yang harus di terapkan di seluruh
bagian rumah sakit .
4. Kenyamanan fisik
1. Diagnosis
2. Penanganan yang dapat di lakukan oleh pasien pribadi
3. Obat dan efek samping
4. Langkah atau pengobatan selanjutnya yang harus di
lakukan pasien.
a. Aspek eksternal
Analisis lingkungan eksternal ini dapat dilakukan untuk
alternatif metode penggalian sumber informasi sebagai
dasar penarikan kesimpulan terkait ancaman dan
peluang. Pemilihan model tersebut tergantung dari situasi
rumah sakit setempat. Apapun model metode yang
digunakan untuk melakukan analisis eksternal, tujuannya
adalah untuk menarik kesimpulan berupa peluang dan
ancaman. Kesimpulan inilah yang nantinya menjadi bahan
untuk analisis Strength, Weakness, Opportunity, and
Threats (SWOT) dalam penyusunan strategi rumah sakit.
Apa yang menjadi kekuatan di dalam Rumah Sakit
tersebut nantinya pun akan menjadikan kekuatan pasar di
saat rumah sakit ini melakukan penetrasi pasar. Aspek
aksebilitas juga memiliki peranan yang harus
dipertimbangkan dalam mengembangkan rumah sakit,
karena jarak untuk penduduk dalam mengakses
pelayanan kesehatan juga adalah faktor utama untuk
mempermudah penduduk mendapatkan layanan
kesehatan. Selain aksebilitas, faktor lain yang menjadi
pertimbangan adalah dari sisi sosial, kita harus mampu
menilai apakah pengembangan rumah sakit dengan
menambahkan layanan cardiologi ini menjadikan wilayah
rumah sakit menjadi lebih ramai atau tidak, apakah lalu
lintas makin lancar, bagaimana penerangan listriknya, dll
dan bagaimana tingkat pendidikan masyarakat
setempatnya, semua ini dilakukan untuk menilai layak
atau tidaknya suatu proyek dijalankan, tentunya hal ini
dapat diperoleh dari hasil wawancara, kuisioner dan
dokumen lainnya, sehingga invesror dan pihak yang
terkait dapat menjadikannya pertimbangan untuk
melakukan keputusan-keputusan yang besar. Sisi budaya
pun selayaknya dijadikan pertimbangan lain, kajian terkait
bagaimana pengembangan proyek ini memiliki pengaruh
terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat dan
kebiasaan adat istiadat mereka, dengan melihat latar
belakang rumah sakit tersebut dimiliki oleh Yayasan
keagamaan. Terlebih bila nantinya akan dibangun poli
eksekutif dan poli umum, yang tentunya akan memiliki
perbedaan tersendiri didalam layanan, saran saya
pertimbangan dari sisi budaya masyarakat yang
sebaiknya dapat diperhatikan.
b. Aspek Internal
Bila kita bicara mengenai aspek internal di dalam rumah
sakit, analisis aspek ini bertujuan untuk menilai kekuatan
dan kelemahan rumah sakit. Sehingga nanti akan terlihat
apakah akan seiring dengan budaya organisasi atau tidak
untuk menentukan apakah dapat diolah menjadi berbagai
input dan produk jasa kesehatan. Man power atau kata
lainnya adalah sumber daya manusia merupakan salah
satu aspek internal yang paling menjadi perhatian dari
faktor lainnya. Mengapa demikian, karena sdm menjadi
penentu keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai
tujuannya. Dari jumlah sdm, kualitas dan kemampuan
sdm, beban kerja sdm, semua hal saling terintegrasi
menjadi satu kesatuan dalam penentu keberhasilan.
Kebutuhan terkait tenaga kesehatan di rumah sakit
tertuang di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit. Kemampuan sdm yang mumpuni
adalah unsur terpenting di dalam aspek internal, mutu
pelayanan medis dan pencapaian indikator pelayanan
medis juga memliki peranan tinggi di dalam suatu rumah
sakit. Sehingga perlunya dilakukan penilaian kompetensi
sdm dari masing-masing unit, untuk menyaring
kemampuan masing-masing sdm sesuai dengan hasil uji
kompetensi. Efisiensi sdm dapat dilakukan dengan
pertimbangan dari hasil uji kompetensi, sehingga rumah
sakit ini nantinya akan memiliki sdm yang berkualitas dan
memiliki kompetensi yang dibutuhkan.
c. Market Forces/Kekuatan pasar
Mengidentifikasikan mana saja yang menjadi segmen
pasar utama/penting yang nantinya akan memberikan
pertumbuhan yang potensial, mengidentifikasi segmen
pasar yang menurun dan segmen pasar baru yang perlu
diperhatikan. Perbedaan kemampuan ekonomi dalam
masyarakat pun dapat dilihat dari gambaran pekerjaan
pasien, pendapatan per kapitanya, daya beli dan pola
pengeluaran pasien. Segmen pasar rumah sakit juga bisa
dilihat dari gambaran pilihan kelas pasien di rumah sakit,
serta penjamin pembiayaan pasien. Bila menurut
gambaran diatas menyatakan rumah sakit ini hampir
sebagian besar layanannya penjaminnya adalah BPJS,
maka patut dipertimbangkan terkait penentuan tarif yang
akan ditagihkan. Walaupun perubahan harga tidak akan
cukup berpengaruh terhadap pasar, karena sebagian
besar konsumennya adalah pengguna BPJS. Dari sisi
bisnis, pengembangan layanan baru di suatu rumah sakit
akan menambah peluang kerja untuk penduduk di wilayah
sekitar rumah sakit, yang secara tidak langsung akan
membantu meningkatkan income per capita untuk
penduduk setempat.
d. Aspek Financial
Kesiapan sumber dana finansial adalah pondasi awal
perencanaan pengembangan rumah sakit yang harus
dipikirkan, total biaya yang diperlukan dari awal
perencanaan hingga kegiatan operasional berjalan harus
dihitung dengan cermat.Seperti gambaran diatas
menyatakan bahwa rumah sakit ini memiliki utang setiap
bulannya, untuk menutupi dari biaya operasional kegiatan
rumah sakit sehari-hari. Tentunya hal ini mutlak menjadi
bahan pemikiran yang matang, apakah dengan kondisi
rumah sakit demikian pengembangan rumah sakit dengan
membuka layanan terbaru ini akan membantu rumah sakit
dalam mendapatkan revenue yang positif atau malah
sebaliknya akan menyebabkan rumah sakit ini mengalami
kerugian dan utang yang lebih banyak lagi. Oleh sebab itu
pertimbangan dari berbagai aspek wajib dipikirkan dan
diperhitungkan dengan baik, agar tujuan mendapatkan
margin yang besar dari sisi bisnis dapat terwujud.
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskuler (penyakit yang berhubungan
dengan jantung, pembuluh, pembekuan darah, dan masalah
struktur jantung) terutama penyakit jantung koroner merupakan
yang menjadi pembunuh utama pada beberapa negara industri
salah satunya adalah Indonesia. Serangan jantung adalah
terjadinya penyumbatan di pembuluh darah koroner secara
akut atau mendadak, yang biasanya diawali dengan
pembentukan kerak di dalam pembuluh darah. Inilah yang
disebut sebagai coronary artery disease atau Penyakit Jantung
Koroner (PJK) (Aulia, 2020). Menurut Badan Kesehatan Dunia
(World Health Organitation) 60% dari seluruh penyebab
kematian penyakit jantung adalah Penyakit Jantung Koroner
(PJK), sementara itu di Indonesia berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian
penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Setidaknya 15 dari 1000 orang atau sekitar
2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung
(Risekesdas, 2018). Terjadi peningkatan sebanyak 7,6% kasus
dalam kurun waktu 11 tahun terakhir.
C. Ruang lingkup
Studi kelayakan ini mempunyai ruang lingkup pemahaman
dan kajian meliputi:
a. Kajian kebutuhan pelayanan rumah sakit, meliputi:
1)Demografi, yang mempertimbangkan luas wilayah dan
kepadatan penduduk, serta karakteristik penduduk
yang meliputi umur, jenis kelamin dan status
perkawinan.
2)Sosio-ekonomi, yang mempertimbangkan
kultur/kebudayaan, tingkat pendidikan, angkatan kerja,
lapangan pekerjaan, pendapatan domestik rata-rata
bruto.
3)Morbiditas dan mortalitas, yang mempertimbangkan 10
penyakit utama (Puskesmas, Rumah Sakit baik di
Rawat jalan dan Rawat inap), angka kematian (GDR,
NDR), angka persalinan, dan lain-lain.
4)Sarana dan prasarana kesehatan yang
mempertimbangkan jumlah, jenis dan kinerja layanan
kesehatan , jumlah spesialisasi dan kualifikasi tenaga
kesehatan, jumlah dan jenis layanan penunjang
(apakah yang canggih, yang sederhana, atau yang
lainnya).
5)Peraturan perundang-undangan yang
mempertimbangkan kebijakan pengembangan wilayah
pembangunan sektor non kesehatan, kebijakan sektor
kesehatan dan perumah sakitan.
b. Kajian kebutuhan sarana/fasilitas dan peralatan medik/non
medik, dana dan tenaga yang dibutuhkan untuk layanan
yang akan diberikan, meliputi:
1)Sarana dan fasilitas fisik yang mempertimbangkan
rencana cakupan, jenis layanan dan fasilitas lain
dengan mengacu dari kajian kebutuhan dan permintaan
(program fungsi dan pogram ruang).
2)Peralatan medik dan non medik yang
mempertimbangkan perkiraan peralatan yang akan
digunakan dalam kegiatan layanan.
3)Tenaga / sumber daya manusia yang
mempertimbangkan perkiraan kebutuhan tenaga dan
kualifikasinya.
4)Pendanaan yang mempertimbangkan perkiraan
kebutuhan dana investasi.
c. Kajian kemampuan pembiayaan yang meliputi:
1)Prakiraan pendapatan yang mempertimbangkan
proyeksi pendapatan yang mengacu dari perkiraan
jumlah kunjungan dan pengisian tempat tidur.
2)Prakiraan biaya yang mempertimbangkan proyeksi
biaya tetap dan biaya tidak tetap dengan mengacu
pada perkiraan sumber daya manusia.
3)Proyeksi Arus Kas (5 -10 tahun).
4)Proyeksi Laba/Rugi (5 – 10 tahun).
D. Analisa Proyek
1. Kekuatan (Strenght)
a) Di kota tersebut memiliki Rumah Sakit Pemerintah kelas B
satu (1) buah dan RS B Swasta berbentuk PT/Yayasan
ada tiga (2 ) RS dan 18 kelas C, dengan 20 Puskesmas ,
kebutuhan akan fasilitas rumah sakit di kota ini masih
sangat tinggi
b) Rumah sakit ini direncanakan memiliki fasilitas dan
peralatan medis yang sesuai dengan perkembangan
teknologi sehingga dapat melayani masyarakat secara
maksimal.
c) Rumah sakit ini akan dikelola dengan sistem manajemen
modern dan dengan pelayanan prima, serta SDM yang
berkualitas
2. Kelemahan
Sebagai rumah sakit kelas B, yang memiliki berbagai
permasalahan dan kerugian secara finansial,
dikhawatirkan akan berdampak kepada keuangan rumah
sakit, sehingga mengganggu jalannya aktivitas rumah
sakit.
3. Peluang
a) Peluang untuk menarik pelanggan/pasien di luar wilayah
sebagai rumah sakit pilihan.
b) Peluang untuk dapat bekerjasama dengan BPJS, asuransi
kesehatan/perusahaan di sekitar wilayah tersebut.
4. Ancaman
Ketersediaan sarana dan prasarana umum belum lengkap,
SDM yang masih belum kompeten
ASPEK UMUM
2. 1. Perseroan Terbatas
2.1.1. Nama dan Alamat perseroan Terbatas
2.1.2. Nama dan Struktur PT : meliputi Komisaris Utama,
Komisaris, dan
Direktur
2.2. Permodalan
2.2.1. Besarnya modal berdasarkan akte modal
Perseroan Terbatas
2.2.2. Modal Investor/Kreditur : berdasarkan kebutuhan
rumah sakit
BAB III
ASPEK KHUSUS
BAB V
ASPEK TEKNIS
BAB VI
ASPEK KEUANGAN