PROGRAM PASCASARJANA
Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit (Terakreditasi)
Jl. Bambu Apus I No. 3 Cipayung, Jakarta Timur (13890) Telp : 021 – 845 7627 (Hunting) Faks : 021 – 845 2049
Website : www.urindo.ac.id
Sebuah Rumah Sakit kelas B disebuah ibukota Propinsi mengalami beberapa permasalahan
dibidang Pelayanan , Pendidikan,Tata kelola RS,Keuangan serta Sarana Prasana dan Alat
tidak tersedia serta bidang Keuangan sehingga memerlukan suatu penyelesaian dan
pemecahan masalah.Disamping hal itu RS kls B dimaksud mau membuka beberapa Klinik
Pratama sebagai jejaring pelayanan dibeberapa tempat
1. Pada waktu dilakukan Reviu kls RS terdapat beberapa indikator yang tidak terpenuhi
antara lain Kekurangan SDM dan Tidak memenuhi ASPAK terutama bidang
Sarana,Prasarana dan alat kesehatan sehingga terancam turun kelas RS pada hal
disisi lain RS akan segera mengikuti Akreditasi dan proses perpanjangan izin RS.
2. Sistem Pelayanan tidak berjalan efektif dimana Pelayanan belum teratur dimana
kehadiran dokter tidak tepat waktu, jam praktek pemberian pelayanan tidak sesuai
waktu yg ditentukan akibatnya terdapat antrian yang cukup panjang dalam
pelayanan poliklinik rawat jalan, Visite ke Rawat Inap tidak teratur sehingga timbul
komplain termasuk adanya komplain tentang dugaan Malpraktek dan Maladministrasi
dalam pelayanan Kesehatan
3. Tata Kelola RS selama ini tidak jelas , baik menyangkut Good Corporate Governance
maupun Good Clinical Governance tidak jelas pelaksanaan Credential maupun
Clininical Appointment bagi setiap dokter yang berpraktek Disamping hal itu tidak jelas
pendelegasian tugas dari dokter kepada perawat dan nakes lainnya
.
4. Organisasi RS tdk jelas dimana struktur kurang sesuai dengan aturan RS,
pembagian tugas tidak jelas dan belum dibentuk Dewas sehingga dipandang perlu
ada penataan organisasi sesuai ketentuan yang berlaku
.
5. Masalah di bidang keuangan terdapat tagihan ke BPJS yang belum dibayar dan masih
banyak klaim ke BPJS yg belum diverifikasi karena ketidak lengkapan Rekam
Medis sehinga pembayaran jasa dokter terlambat 3 bulan tanpa penjelasan dari
Direksi
3. Konsepkan HBL ( Corporate Bylaws dan MBSL), untuk Rumah Sakit tersebut
secara lengkap sesuai kebutuhan dalam pembenahan RS dengan tahapan
penyusunannya dan pelaksanaannya termasuk Kebijakan,Pedoman dan SOP yg
harus dibuat mengatasi semua masalah di RS. Uraikan Kebijakan,Pedoman,SOP
dimaksud.
II MATERI UMUM.
3. Setiap Rumah Sakit dilindungi hukum sesuai aturan yang berlaku dalam
penyelengaraan pelayanan Kesehatan
a. Bila adanya pihak keluarga yang melakukan tindakan sepihak tidak memenuhi
SOP yang berlaku dalam penanganan pasien.Bagaimana pandangan Saudara
b. Langkah langkah apa saja yang harus dilakukan Pimpinan Rumah sakit dalam
rangka mengantisipasi kondisi ini dan bagaimana mengatasi permasalahan ini.
c. Bagaimana tanggung jawab Rumah sakit bila melakukan pelayanan tidak sesuai
standar pelayanan yang berlaku terutama dalam penanganan covid 19 ?
7. Penanganan atas pelanggaran Etik dan Hukum di RS sangat penting dan merupakan
masalah yang paling pelik dan paling berat penangannya
a. Bagaimana pengaturan Etika dan Hukum di RS ? Sejauh mana manfaatnya bagi
Direksi dalam pelaksanaan Etika dan Hukum di RS . Uraikan alasan dan
pertimbangan saudara.
b. Bagaimana tanggapan saudara peranan Etik dan Hukum dalam praktek pelayanan
kesehatan yang diduga adanya Euthanasia pasif di rumah sakit ? Bagaimana
pelaksanaan hal itu di Indonesia ..
c. Bagaimana peranan Komite Etik dan Hukum di RS
8. Penerapan Etika Bisnis di Rumah Sakit sangat penting dalam rangka Managemen
modern sekarang ini
a. Uraikan penerapan Etika Adminstrasi dan Etika Pelayanan di RS
Penerapan Etika Adminstrasi di RS
1. Kepemimpinan dan manajemen
Fungsi manajemen antara lain mencakup menentukan kegiatan objektif,
menentukan arah dan memberi pedoman pada organisasi. Seorang pemimpin
atau direktur rumah sakit tidak berperilaku diskriminasi. Berdasarkan hal
tersebut, direktur rumah sakit tidak membeda-bedakan setiap petugas, dokter
maupun pasien yang datang berobat. Yang dimaksud tidak membedakan
antar petugas adalah direktur telah menerapkan standar-standar yang harus
diikuti oleh seluruh petugas tetapi Ia juga mengikuti standar tersebut. Apabila
ada pelanggaran maka akan diberikan sanksi yang juga telah disepakati
dalam manajemen dan diinformasikan kepada seluruh petugas.
Sedangkan untuk pasien adalah rumah sakit tidak menolak pasien yang
ingin berobat dan berupaya meberikan pelayanan kesehatan yang sama
baiknya pada setiap pasien. Begitu pula dengan dokter yang berpraktik
dirumah sakit, yang diterima berdasarkan kredensial dari komite medis rumah
sakit. Sehingga dokter-dokter yang berpraktik adalah dokter yang memiliki
kompetensi yang sesuai dengan kebutuhanruma sakit, untuk menjamin
pelayanan yang baik bagi pasien.
2. Privasi
Etika administratif yang berikutnya adalah tentang privasi. Privasi
menyangkut hal-hal rahasia tentang pasien, seperti rahasia pribadi, kelainan
atau penyakit yang diderita, keadaan keuangan dan terjaminnya pasien dari
gangguan terhadap kesendirian yang menjadi haknya.
Rumah sakit harus menjamin privasi setiap pasien salah satunya melalui
kerahasiaan rekam medis pasien. Rekam medis pasien yang dirawat inap
maupun pasien rawat jalan melalui sistem Vesalius dan hanya dapat diakses
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA (URINDO)
PROGRAM PASCASARJANA
Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit (Terakreditasi)
Jl. Bambu Apus I No. 3 Cipayung, Jakarta Timur (13890) Telp : 021 – 845 7627 (Hunting) Faks : 021 – 845 2049
Website : www.urindo.ac.id
oleh dokter yang merawat, perawat dan petugas yang terkait langsung dalam
proses perawatan pasien dengan password pribadi. Rekam medis pasien
yang dijaga kerahasiaannya tidak hanya tentang masalah kesehatan saja
tetapi juga mengenai identifikasi pasien. Untuk itu, setiap rumah sakit
membatasi petugas-petugas yang dapat akses ke rekam medis pasien.
Apabila ada petugas lain yang ingin mengetahui mengenai rekam medis
pasien yang dirawat harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh
rumah sakit mengenai pelepasan informasi medis.
Terkait dengan penyakit yang diderita oleh pasien, juga sepenuhnya
adalah hak pasien untuk memberitahukan ataupun tidak memberitahukan
kondisinya kepada keluarga. Hal ini dikarenakan isi rekam medis adalah milik
pasien. Apabila ada keluarga pasien yang ingin meminta informasi terkait
kondisi pasien, maka rumah sakit memberlakukan adanya surat pernyataan
dari pasien atau yang mewakili untuk keluarga sebagai bentuk persetujuan
untuk menginformasikan atau tidak menginformasikan kondisinya kepada
keluarga atau pihak-pihak yang meminta. Rumah sakit juga menjamin privasi
pasien apabila pasien tidak menginginkan adanya kunjungan dari keluarga
atau orang lain, melalui surat pernyataan pasien yang dikeluarkan oleh rumah
sakit.
3. Informed consent
Masalah etika administratif terkait informed consent dapat terjadi, jika
tidak dilakukan sebagaimana seharusnya, yaitu persetujuan yang diberikan
oleh pasien kepada dokter untuk melakukan tindakan medis pada dirinya.
Saat ini rumah sakit telah memberlakukan beberapa informed
consent, yaitu informed consent persetujuan tindakan kedokteran, informed
consent penolakan tindakan kedokteran, informed consent pemberian
sedasi/anestesi, informed consentpemberian transfusi dan produk
darah, informed consent perawatan unit intensif, informed consenttindakan
mikrodermabrasi, informed consent tindakan orthodontis. Di dalam informed
consent tersebut, petugas (perawat atau dokter) berkewajiban untuk
menjelaskan tindakan yang akan dilakukan, mencakup komplikasi dan
alternatif tindakan lainnya. Perawat atau dokter juga harus memastikan bahwa
pasien dan keluarga telah mengerti dengan penjelasan yang diberikan dengan
menandatangani formulir informed consent tersebut.
Pemberian informasi tersebut harus dalam cara yang mudah dipahami
oleh pasien dan/atau keluarga. Apabila pasien dan/atau keluarga belum
mengerti informasi yang diberikan, maka petugas harus menjelaskan lagi
informasi tersebut. Hal ini untuk mencegah munculnya tuntutan dari pasien
dan/keluarga apabila tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Memang saat ini tidak terjadi banyak masalah etika jika intervensi
medis berjalan aman sesuai dengan apa yang diharapkan semua pihak.
Tetapi dapat saja terjadi suatu tindakan invasif ringan yang rutin dikerjakan
sehari-hari dapat berakibat fatal bagi pasien. Untuk memastikan
bahwa informed consent telah dipahami oleh pasien/keluarga, rumah sakit
menggunakan formulir bukti edukasi pasien dan/atau keluarga sebagai media
untuk memastikan bahwa informasi telah sepenuhnya dimengerti oleh pasien
dan/atau keluarga.
4. Keuangan
Etika administratif berikutnya adalah berhubungan dengan faktor
keuangan. Dilema etika terkait keuangan adalah pasien yang tidak tepat
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA (URINDO)
PROGRAM PASCASARJANA
Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit (Terakreditasi)
Jl. Bambu Apus I No. 3 Cipayung, Jakarta Timur (13890) Telp : 021 – 845 7627 (Hunting) Faks : 021 – 845 2049
Website : www.urindo.ac.id
Pada akhirnya, prinsip dasar etika bisnis akan sejalan dengan konsep
dasar bisnis yang harus hidup serasi dengan lingkungannya. Di dalam rumah
sakit diharapkan etika bisnis rumah sakit akan mendukung gerakan ke arah good
corporate governance rumah sakit profit maupun non-profit. Di samping itu,
bersama-sama dengan etika dokter, etika bisnis rumah sakit akan mendukung
pengembangan good clinical governance pada pelayanan medik rumah sakit.
10. Peraturan internal di Rumah sakit (Hospital Bylaws) yang mengatur Tata Kelola
Korporasi dan Tata Kelola Klinis di RS.
a. Bagaimana penerapan Good Corporate Governance dalam managemen
modern RS di Indonesia
b. Mengapa perlu adanya Hospital ByLaws di Rumah sakit dan hal hal apa saja
yang diatur dalam tata kelola Klinis RS.? Jelaskan pendapat sdr
c. Bagaimana cara membuat HBL,MSBL dan NSBL dan cara menyusun turunan
HBL berupa KEBIJAKAN.PEDOMAN DAN SOP/SPO.
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA (URINDO)
PROGRAM PASCASARJANA
Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit (Terakreditasi)
Jl. Bambu Apus I No. 3 Cipayung, Jakarta Timur (13890) Telp : 021 – 845 7627 (Hunting) Faks : 021 – 845 2049
Website : www.urindo.ac.id
Catatan:Tugas ini dikerjakan setiap mahasiswa dalam waktu 7 hari dan dikumpulkan
Ketua kelas masing dan dikirim melalui email ke alamat fresleyhutapea@yahoo.com