Anda di halaman 1dari 53

ANALISA SITUASI & FORMULASI STRATEGI RS SIAGA RAYA

Pembimbing :

Dr.dr. Supriyantoro, SpP. MARS

Disusun Oleh

Ikhlaq Muluk : 20190309134

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

TAHUN 2021

1
ANALISA SITUASI & FORMULASI STRATEGI RS SIAGA RAYA

A. HASIL ANALISA LINGKUNGAN EKSTERNAL

1. Lingkungan Makro

a) Demografi

RS Siaga Raya. sebagai rumah sakit umum yang mengutamakan pada

pelayanan Orthopaedi dan Traumatologi (Bedah Tulang) yang terletak di kawasan

perumahan penduduk yang belum memilki rumah sakit orthopadi. Secara

geografis Rumah Sakit ini berada di wilayah Jakarta Selatan, latitude

6.272843”LS dan longitude 106.839230”BT, namun demikian cakupan

pelayanannya meliputi seluruh wilayah kerja dan menjadi rumah sakit unggulan

orthopaedi dan traumatologi. Kepadatan penduduk di DKI Jakarta tahun 2016 >

15,52 ribu jiwa/Km2. Sedangkan rata-rata pertumbuhan penduduk DKI Jakarta

selama 5 tahun terakhir (2012 - 2016) sebasar 1,2 %.

Tabel 1.2

Proyeksi Pertumbuhan Penduduk DKI Jakarta tahun 2012 – 2016

TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016


Jumlah
9.991.778 9.969.948 10.075.310 10.177.924 10.277.628
Penduduk

Sumber : BPS DKI Jakarta.

Perbandingan jenis kelamin penduduk DKI Jakarta pada tahun 2016,

jumlah penduduk Laki-laki lebih banyak dibanding Wanita. Sedangkan komposisi

penduduk DKI Jakarta maupun Kotamadya Jakarta selatan pada tahun 2016

berdasarkan golongan umur, didominasi oleh penduduk usia produktif. Hal ini

tergambar dalam tabel-tabel berikut.

2
Tabel 1.3

Jumlah Penduduk DKI Jakarta dan Jakarta Selatan

Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2014 - 2016

Jenis Kelamin
Tahun Total
Pria Wanita

2014 5.069.925 5.00.385 10.075.310

2015 5.115.357 5.062.567 10.177.924

2016 5.159.683 5.117.945 10.277.628

Sumber : BPS DKI Jakarta

Tabel 1.4

Persentase Jumlah Penduduk DKI Jakarta dan Jakarta Selatan

Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2016

DKI Jakarta Jakarta Selatan

Tahun Anak Produktif Manula Anak Produktif Manula

0 - 14 15 - 64 > 64 0 -14 15 - 64 > 64

2016 24,55 71,68 3,76 24,20 71,78 4,03

Sumber : BPS DKI Jakarta

b) Sosial

Penduduk dengan tingkat pendidikan yang relative tinggi diharapkan akan

memiliki produktivitasnya yang tinggi pula dibandingkan dengan penduduk yang

berpendidikan rendah, pada tahun 2016 menunjukan bahwa penduduk 10 tahun ke

atas yang tidak/belum punya ijazah adalah 9,1 % . Jumlah ini turun dalam kurun

waktu 2 tahun terakhir. Tingakat pendidikan penduduk DKI Jakarta pada tahun

2016 didominasi oleh lulusan SLTA, yaitu sebesar 30,8 % dan lulusan perguruan

tinggi S1+ 10,0%.

Tabel 1.5

3
Prosentase Penduduk Usia 10 Tahun ke atas Menurut Pendidikan yang di Tamatkan

DKI Jakarta Tahun 2014-2016

DKI Jakarta
Pendidikan
2014 2015 2016
Tidak/Belum Tamat SD 10,3 11,1 9,1
Tamat SD 17,8 17,0 15,6
SMP 19,4 17,5 19,1
SLTA 37,4 27,3 30,8
SMK 4,3 11,0 10,4
D1-D3 9,5 4,6 4,1
S1+ 1,4 11,5 10,0
Sumber : BPS DKI Jakarta

Sementara untuk aktifitas pekerjaannya, penduduk DKI selama 2014 –

2016 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, pada tahun 2016 penduduk DKI

Jakarta yang tergolong angkatan kerja sebagian besar (93,88 %) terdiri dari

masyarakat yang telah bekerja. Sedangkan di wilayah Jakarta selatan, ada 63,44 %

dari seluruh angkatan kerja yang memiliki pekerjaan.

Tabel 1.6

Prosentase Penduduk Usia 15 Tahun ke atas Berdasarkan Kegiatan

Di DKI Jakarta dan Jakarta Selatan Tahun. 2014-2016

DKI Jakarta Jakarta Selatan


Jenis Kegiatan
2014 2015 2016 2014 2015 2016
Angkatan Kerja :

 Mencari Kerja 8,47 7,23 6,12 5,70 5,04 4,31

 Bekerja 91,53 92,77 93,88 60,92 61,59 63,44

Bukan Angk. Kerja :

 Sekolah 28,76 26,62 25,41 10,17 9,94 8,14

 Mengurus RT 59,66 60,30 62,67 18,44 18,97 19,18

 Lain – lain 11,59 13,07 11,93 4,77 4,47 4,93

4
Sumber : BPS DKI Jakarta

c) Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (provinsi)

menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai

tambah) pada suatu waktu tertentu. Secara nasional pendapatan penduduk

Indonesia tergambar dalam angka pendapatan perkapita nasional, salah satunya

adalah angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang ditentukan dengan

dua cara yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan tahun 1993.

Pendapatan perkapita penduduk DKI Jakarta tahun 2016 tercermin dalam

angka PDRB yang dalam hal ini digunakan penilaian berdasarkan harga berlaku,

yaitu sebasar Rp. 207.986.538. Sedangkan pendapatan perkapita penduduk Jakarta

Selatan pada tahun 2016 sebasar Rp. 222.043.734, jauh diatas pendapatan

perkapita penduduk DKI Jakarta.

Tabel 1.7

Pendapatan Perkapita Regional Penduduk DKI Jakarta dan Jakarta Selatan

Tahun. 2014-2016

Tahun DKI Jakarta Jakarta Selatan


2014 174.914.360 182.225.224

2015 195.455.334 202.707.206

2016 207.986.538 222.043.734


Sumber : BPS DKI Jakarta
Ket. : Dalam rupiah, atas dasar harga berlaku.

Indikator ekonomi masyarakat juga dapat dilihat dari pengeluaran rata-rata

perkapita yang terdiri dari pengeluaran untuk makanan dan non makanan.

Gambaran pengeluaran rata-rata penduduk DKI Jakarta dalam lima tahun tarakhir

(2012-2016), sebagian besar pengeluaran penduduk DKI Jakarta digunakan untuk

konsumsi non makanan yaitu 65, 29 persen dari total pengeluaran dan sisanya

5
34.71 persen untuk konsumsi makanan. Dalam kurun waktu 2013-2015 komposisi

pengeluaran non makanan terjadi sedikit peningkatan sejalan dengan itu proporsi

konsumsi makanan menunjukan tren penurunan. Pengeluaran untuk kebutuhan

perumahan, bahan bakar, penerangan dan air menghabiskan lebih dari setengah

konsumsi makanan dan minuman jadi memiliki proporsi sekitar 40 persen dari

total konsumsi makanan.

Tabel 1.8

Persentase Pengeluaran Rata-rata perkapita Per Bulan

Penduduk DKI Jakarta Tahun 2012-2016

Jenis Pengeluaran 2012 2013 2014 2015 2016

Makanan 36,53 37,53 36,36 34,71 36,56

Non Makanan 63,47 62,47 63,63 65,29 63,44

Sumber : BPS DKI Jakarta

d) Kebijakan Pemerintah

1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang

Kesehatan;

2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah

Sakit;

3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

5) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung jawab Keuangan Negara;

6) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

6
7) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

8) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007, tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

9) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang

Rencana Kerja Pemerintah;

10) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga;

11) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014;

12) Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah

Tahun 2011;

13) Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

14) Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan

Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor 28

Tahun 2010;

7
2. Lingkungan Mikro

a) Pesaing

Dalam menentukan pesaing dari RS Siaga Raya. , dua RS yang dianggap hampir

sejajar dengan RS ini adalah RSU Jakarta medical center Jakarta selatan (RSU Kelas C)

yang mempunyai 153 tempat tidur (TT) dan RS Tria dipa (RS tipe C) yang memiliki 292

TT. Data tidak kita dapatkan

Tabel 1.9

Indikator Cakupan Layanan Rawat Inap RS SIAGA RAYA

Tahun 2014-2016

Indikator RS SIAGA RAYA


Kenerja 2014 2015 2016

BOR 34,37% 27,07% 27,38%

LOS 3,12 3,15 3,08

TOI 5,9 7,9 7,7

BTO 40,57 33,67 34,46

NDR 0% 2,2% 1,74%


Sumber : Bagian Informasi Ditjen Pelayanan Medik Depkes RI.

Disekitar RS Siaga Raya. terdapat tujuh rumah sakit besar maupun kecil

yang dimiliki baik oleh pemerintah (Depkes/TNI), swasta maupun oleh yayasan.

Ada dua RSUD yang baru saja dibangun dan cukup memberikan imbas penurunan

jumlah kinerja RS Siaga Raya yaitu RSUD PASAR MINGGU dan RSUD

JATIPADANG

8
b) Pemasok

Pemasok untuk RS Siaga Raya. terdiri dari :

1) Pemasok makanan

Pasokan kebutuhan bahan makanan pasien, baik pasien umum, Asuransi

dilakukan oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh manajemen RS.

2) Pemasok obat-obatan dan alat kesehatan

Kebutuhan obat-obatan dan alat kesehatan serta alat kesehatan habis pakai

untuk pasien, dipasok oleh bagian Farmasi yang dikirim secara berkala.

Kebutuhan obat-obatan untuk pasien umum dibeli sendiri oleh pasien di

apotik, sesuai resep yang dibarikan oleh dokter yang merawat. Sedangkan alat

kesehatan habis pakai untuk pasien umum, dipasok oleh Apotik yang ada di

RS Siaga Raya dan beberapa Pedagang Besar Farmasi yang ditunjuk oleh RS.

c) Pelanggan

Pelanggan Rumah Sakit Siaga Raya umumnya dari kalangan pribadi,

perusahaan, dan asuransi. Tim Pemasaran secara konsisten senantiasa memperluas

pangsa pasar dan secara aktif terlibat dalam kegiatan sosial bekerjasama dengan

berbagai organisasi sosial sebagai bentuk corporate social responsibility.

9
B. HASIL ANALISA LINGKUNGAN INTERNAL

1. Budaya Organisasi

Rumah Sakit Siaga Raya dalam menjalankan aktivitasnya yaitu dengan

mengembangkan menerapkan nilai – nilai yang diyakini dan dianut bersama dalam

bekerja serta digunakan sebagai pedoman dalam bersikap dan berperilaku. Sebagai

dasar dalam mengelola perusahaan terutama dalam melaksanakan misi dan tugas,

maka nilai utama yang menjadi landasan yaitu “ Melayani kepentingan pelanggan

adalah yang utama “

Integritas

 Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

 Jujur

 Etis

 Profesionalisme

 Memegang teguh komitmen

 Disiplin

 Berdedikasi Tinggi

Inovatif

 Mengembangkan upaya-upaya yang dapat meningkatkan mutu pelayanan.

 Mengembangkan upaya-upaya yang dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh

karyawan Rumah Sakit Siaga Raya

Humanitas

1) Menjunjung Tinggi martabat manusia dan etika profesi

2) Mengutamakan kepentingan pasien

10
Kebersamaan

 Pembinaan suasana gotong royong, saling pengertian, keterbukaan dan saling

menghargai.

 Mengutamakan komitmen pelayanan

2. Produk Pelayanan

Produk pelayanan RS Siaga Raya berupa pelayanan rawat jalan, rawat inap dan

pelayanan penunjang.

a) Pelayanan Rawat Jalan

Jumlah pasien rawat jalan pada tahun 2014 sebanyak 19.915 orang, meningkat

dibandingkan tahun 1999 yaitu sebanyak 132.693 oarang.

Tabel 1.10
Jumlah Dan Presentase Pasien Rawat Jalan
Berdasarkan pasien Lama dan Baru di RS Siaga RayaTahun 2014-2016
JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN TOTAL
KUNJUNGAN LAMA KUNJUNGAN BARU PASIEN
TAHUN
PASIEN PERSENTAS PASIEN PERSENTAS
LAMA E BARU E
2014 19,482 63.57 11,165 36.43 30,647
2015 19,915 63.58 11,410 36.42 31,325
2016 19,557 63,80 11,097 36,20 30,654
Sumber SumbsSumber : Rekam Medik RS Siaga Raya

TREND :

20000

15000 2014
2015
10000 2016

5000
PASIEN LAMA PASIEN BARU

11
persentase kunjungan pasien lama/ulang dan pasien baru cenderung tetap

setiap tahunnya. Data ini menunjukan bahwa RS Siaga Raya mempunyai kekuatan

yaitu loyalitas pasien terhadap dokter dan rumah sakit sehingga pasien memilih

untuk kembali berobat ke RS Siaga Raya. Loyalitas pasien ini perlu dipertahankan

dengan senantiasa mengupayakan pelayanan yang terbaik untuk mencapai

kepuasan pelanggan, karena hal ini merupakan aset pemasaran/marketing rumah

sakit yang tersembunyi untuk meningkatkan kunjungan pasien baru. Data

kunjungan baru yang cenderung tetap menunjukan peran marketing yang perlu

ditingkatkan, dimana marketing memiliki fungsi untuk menghasilkan pemasukan

bagi perusahaan semakin besar pemasukan yang berhasil dicapai, maka

perusahaan akan makin berkembang dan maju.

Tabel 1.11
Kinerja Unit Rawat Jalan
TOTAL RATA2
TAHUN
PASIEN PERHARI
2014 30,647 84
2015 31,325 86
2016 30,654 84
TREND :

90

2014
2015
85 2016

80
RATA2 PER HARI

Jumlah kunjungan rawat jalan memiliki grafik cenderung tetap dengan rata-

rata kunjungan 85 perhari. Pertumbuhan rawat jalan yang cenderung tetap ini
12
kemungkinan disebabkan oleh kurangnya dokter spesialis, distribusi yang kurang

merata dan pemanfaatan yang kurang sempurna dari poliklinik yang tersedia.

Tabel 1.12
Utilisasi Poliklinik
Jam
Persent
Jumlah Jumlah Terse Jam Persent
Jam ase Jam
Ruan Jam Jam Hari dia Tidak ase Jam
Terpa Tidak
gan Tersedia Tersedi Diguna Per- Terpak Terpak
kai Terpak
a kan Mingg ai ai (%)
ai (%)
u
Poli 08.00-
13 6 78 17 61 21.79 78.21
1 21.00
Poli 08.00-
13 6 78 28 50 35.90 64.10
2 21.00
Poli 08.00-
13 6 78 38 40 48.72 51.28
3 21.00
Poli 08.00-
13 6 78 10 68 12.82 87.18
4 21.00
Poli 08.00-
13 6 78 25 53 32.05 67.95
5 21.00
Poli 08.00-
13 6 78 18 60 23.08 76.92
6 21.00
Poli 08.00-
13 6 78 28 50 35.90 64.10
7 21.00
Poli 08.00-
13 6 78 22 56 28.21 71.79
8 21.00
TOTAL 104 48 624 186 438 29.81 70.19

Utilisasi poliklinik rawat jalan RS Siaga Raya masih rendah, di tahun 2016,

manajemen melihat beberapa masalah yang dihadapi dalam mengelola klinik

spesialis rawat jalan di rumah sakit, misalnya jam praktek yang tidak merata,

minimnya dokter spesialis purna waktu, keluhan tentang keterlambatan dokter

datang pada jam praktek yang telah ditentukan, jeda waktu yang cukup panjang

antara praktek dokter, dan masalah-masalah yang lain yang belum ditemukan.

Di tahun 2016 upaya peningkatan utilisasi poliklinik akan dilakukan dengan

target peningkatan 10% per-tahunnya. Upaya–upaya untuk mendukung

peningkatan utilisasi klinik spesialis diantaranya perbaikan pengorganisasian

pelayanan rawat jalan, pengawasan pelayanan rawat jalan, sistem pembagian jasa
13
dan kinerja yang mendukung sesuai kesepakatan, lingkungan kerja, sarana dan

prasarana yang mendukung utilisasi polklinik spesialis.

Disarankan bagi manajemen untuk membuat jadwal dan pemerataan jam

praktek dokter spesialis dan dapat meningkatkan koordinasi dan komunikasi

dengan dokter spesialis sehingga dapat memaksimalkan jadwal dan jam praktek

dokter di semua klinik spesialis, meningkatkan motivasi baik melalui sistem

pembagian jasa berdasarkan kesepakatan awal maupun motivasi yang lain.

Penambahan dan pemerataan jam praktek spesialis juga berkaitan dengan

kemudahan akses rujukan/konsul pasien ke bidang terkait.

Melakukan pendataan secara baik terhadap sarana dan prasarana sehingga

dapat melengkapi peralatan yang dibutuhkan dengan baik dan merata. Informasi

pelayanan poliklinik juga harus terus disebarluaskan dengan tarif yang lebih

kompetitif. Kualitas pelayanan dan tarif yang mempunyai hubungan yang

bermakna terhadap utilisasi poliklinik rumah sakit. Peningkatan utilisasi instalasi

rawat jalan sangat diperlukan dengan alasan bila pasien (masyarakat) menyenangi

mutu pelayanan, akan berimplikasi kepada terjadinya proses pemasaran secara

tidak langsung, dengan kembali memanfaatkan rumah sakit serta menyampaikan

kepada calon pelanggan lain.

14
Tabel 1.13
Kinerja Unit Gawat Darurat
NO DATA PELAYANAN 2014 2015 2016
1 Total Kunjungan Pasien 6.584 7.229 7.389
2 Jumlah Pasien Rawat Jalan 5.836 6.416 6.684
3 Jumlah Pasien Rawat Inap 670 691 644
4 Jumlah Kasus Bedah 2.348 2.454 1.974
5 Jumlah Kasus Medis 4.230 4.775 5.409
6 Jumlah Pasien Yang Periksa Radiologi 968 1.004 987
Jumlah Pasien Yang Periksa
7 1.066 1.219 1.090
Laboratorium
8 Jumlah Pasien Yang Dirujuk Keluar RS 46 75 29
9 Jumlah Pasien Meninggal di UGD 7 12 9
10 Jumlah Pasien Death On Arrival 30 31 27
Jumlah Pasien Kasus Medicolegal
11 183 166 198
(VER)

TREND :
8000
6000
4000
2000
0
2014
2015
2016

Dari perbandingan data 3 tahun terakhir terlihat bahwa jumlah kunjungan IGD stabil

dan mengalami kenaikan pada total kunjungan, namun mengalami penurunan pada

jumlah pasien rawat inap. Terlihat adanya kontribusi pemeriksaan radiologi dan

laboratorium yang cukup signifikan dari IGD namun cenderung menurun . Tentunya

Rumah Sakit Siaga Raya akan tetap fokus pada pelayanan IGD dengan didukung oleh

fasilitas-fasilitas kegawat daruratan yang memadai

15
b) Pelayanan Rawat Inap

Dalam perspektif proses bisnis akan diukur kualitas pelayanan yang diberikan

rumah sakit baik kualitas tempat maupun mutu pelayanan. Kualitas tempat diukur

dari pemanfaatan tempat tidur yang juga menggambarkan tingkat efisiensi rumah

sakit. Sedangkan mutu menggambarkan kualitas pelayanan/tindakan yang

diberikan kepada pasien. Masing-masing tercermin pada indikator sebagai

berikut:

1) Kinerja Unit Rawat Inap

Tabel 1.14
Kinerja Unit Rawat Inap
Key Performance
No. Standar 2014 2015 2016
Indicator

JUMLAH
1  55 55 56
TEMPAT TIDUR

2 BTO 40-50 33,62 40.57  33.67 


3 LOS 6-9 3.65 3.12 3.15
4 TOI 1-3 hari 7.2 5.9 7.9
5 BOR 65 – 85 % 33.37 % 34.37 % 27.07 %
Sumber: Standar Depkes RI, 2009

TREND :

50

40

30 2014
2015
20 2016

10

0
BTO LOS TOI

Dari perbandingan data 3 tahun terakhir dapat terlihat key performance rawat

inap RS Siaga Raya masih dibawah standar DEPKES, Terjadi penurunan


16
kunjungan rawat inap yang terlihat pada angka BOR (Bed Occupancy Rate)

yang rendah pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan perlu adanya upaya

perbaikan dari manajemen RS Siaga Raya dalam upaya untuk meningkatkan

efisiensi rumah sakit. Jika ditinjau dari angka BTO (Bed Turn Over) juga

mengalami penurunan di tahun 2016 yang artinya frekuensi pemakaian tempat

tidur menurun, dan TOI (Turn Over Interval) yang menurun menunjukkan hari

dimana tempat tidur tidak terisi semakin banyak. Meningkatnya angka ALOS

(Average Long of Stay) juga menunjukkan efisiensi rumah sakit yang ditandai

dengan lama rawat pasien yang memanjang. Strategi utama RS Siaga Raya

pada tahun 2016 fokus pada rencana promo pemasaran program free upgrade

dan diskon pada tarif kamar untuk perusahaan dan asuransi yang bekerja sama

dengan rumah sakit dan bila mungkin penambahan tempat tidur

2) Tingkat Kualitas Layanan (Quality Of Services)

Tabel 1.15
Tingkat Kualitas Layanan (Quality Of Services)

Standar
No KPI 2014 2015 2016
Depkes
1 Angka Infeksi Luka Operasi - -  0% ≤ 1,5%
2 Kematian Ibu Melahirkan  0% 0%  0%  ≤ 1%
3 Angka Infeksi Karena Jarum Infus - 40.4/ mill 18.9/mill < 20/ mill
Angka Infeksi Karena Transfusi
4 Darah  0% 0 %  0 % ≤ 0,01%
5 Angka Pasien Dengan Decubitus  0%  0%  0% 0%
6 NDR   0%  0%  2.2% < 25%
7 GDR  2.16  2.33  4.40 ≤ 45%
8 ALOS  3.65  5.9  3.15 6-9 hari
Angka Ketidaklengkapan
9 0%
Pengisian Catatan Medik - - -

17
Dari data 3 tahun terakhir terlihat angka NDR (net death rate), GDR (gross death

rate) dan ALOS (average length of stay) masih memenuhi standar depkes,

memberikan gambaran baiknya mutu pelayanan di rumah sakit.

3) Segmentasi Pasar

18
Tabel 1.16
Segmentasi Pasar

2014 2015 2016


Pasien Jumlah Persentas Jumlah Jumlah
Persentase Persentase
Volume e Volume Volume
SVIP 303 4.59% 344 6.84% 246 6.70%
VIP 1,508 22.85% 1,956 38.92% 1,538 41.91%
I 1,157 17.53% 1,024 20.37% 753 20.52%
II 1,326 20.09% 1,309 26.04% 899 24.50%
Isolasi 46 0.70% - - - -
Anak 492 7.45% 393 7.82% 234 6.38%
Bayi 44 2.55% 41 2.80% 379 10.33%
III 1,725 26.13% 1,465 29.15% 1,503 40.95%
Jumlah 6,601 5,026 3,670

TREND :

45.000%
40.000%
35.000%
30.000%
25.000% 2014
20.000% 2015
2016
15.000%
10.000%
5.000%
.000%
SVIP VIP I II III Isolasi Anak Bayi

Persentase pasien rawat inap RS Siaga Raya terbanyak adalah kelas VIP,

dengan data ini maka manajemen dapat menciptakan produk untuk targeting

(sasaran pasar) pelanggan spesifik dari kelas VIP. Dengan sudah

ditentukannya targeting maka manajemen dapat mengembangkan posisi

produk dan strategi bauran pemasaran, yang akan memudahkan penyesuaian

produk yang dipasarkan (harga yang tepat), saluran distribusi yang efektif

(promosi yang tepat) dengan target pasar yaitu kelas VIP.

19
Targeting juga bermanfaat untuk membidik peluang pasar yang lebih luas

(penting saat memasarkan produk baru), memanfaat kan keterbatasan sumber

daya perusahaan seefektif dan seefisien mungkin, serta mengatisipasi

persaingan.

4) Kinerja Kamar Bersalin

Tabel 1.17
Segmentasi Pasar

N
JENIS PELAYANAN 2014 2015 2016
O
1 PARTUS NORMAL 14 7 34
KURETASE a/I
2 6 1 13
ABORTUS
3 SEKSIO CESARIA 5 6 44

TREND :

40
20
0 2014
AL TU
S IA 2015
RM R SAR 2016
O CE
S NO AB
U a/
I IO
RT E EKS
PA AS S
RET
KU

5) Kinerja Kamar Bedah

Kinerja unit Bedah Sentral dillhat dari jenis tingkatan pembedahan yang

dibagi dalam tindakan pembedahan besar khusus, besar, sedang,kecil, dan one

day care (ODC).

Tabel 1.18
Segmentasi Pasar

NO OPERASI 2014 2015 2016

1 BESAR 87 50 55
20
KHUSUS

2 BESAR 744 621 483

3 SEDANG 216 313 248

4 KECIL 138 130 58

ONE DAY
5 79 53 28
CARE

  TOTAL 1264 1167 872

TREND :

800
700
600
500
2014
400
2015
300 20116
200
100
0
BESAR KHUSUSBESAR SEDANG KECIL ONE DAY CARE

Dari data terlihat adanaya penurunan jumlah operasi di tahun 2016. Angka

tersebut masih akan terus dioptimalkan kembali dengan strategi-strategi

pemasaran dari Rumah Sakit Siaga Raya.

c) Pelayanan Penunjang Medik

Pelayanan penunjang medik RS Siaga Raya. meliputi :

Tabel 1.19
Pelayanan Penunjang Medik

PEMERIKSAAN PENUNJANG MEDIS


AVR AVR AVR
NO UNIT ∑2014 Per- ∑2015 Per- ∑2016 Per-
BULAN BULAN BULAN
10, 8 11 9 11
1 RADIOLOGI
615 85 ,709 76 ,201 933
21
2 USG
161 13 136 11 114 10
7, 6 7, 6 6,
3 LABORATORIUM
406 17 980 65 776 565
15, 1,3 16 1,3 15 1
4 FISIOTERAPI
825 19 ,071 39 ,997 ,333
19, 1,6 21 1,8 22 1
5 FARMASI
766 47 ,974 31 ,794 ,900
6 MRI -   -  
852 71
7 BDM
422 35 307 26 88 7
TREND :

25000
23000
21000
19000
17000
15000 2014
13000 2015
11000 2016
9000
2016
7000 2015
5000 2014
I G PI I RI
LOG US IU
M
RA AS M BD
M
O R E RM
DI AT
O OT FA
RA R IF SI
BO
LA

Dari data 3 tahun terakhir terlihat penurunan pada unit radiologi, laboratorium,

fisioterapi, BDM dan peningkatan pada unit farmasi, di tahun 2016 unit MRI belum

berhasil mencapai target perbulan yaitu 120 pemeriksaan /bulan. Dibutuhkan

peningkatan promosi untuk unit MRI dan BDM sebagai salah satu unggulan dari unit

penunjang di RS Siaga Raya dengan unggulan Orthopaedi.

22
3. Manajemen

a) Struktur Organisasi

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas

PT. Siaga Bhakti Wirasta dan Akta berita Acara RUPSLB PT.Siaga Bhakti

Wirasta tertanggal 3 Desember 2007 Nomor 1 yang dibuat oleh Notaris Warda

Sungkar Alurmei SH.

b) Prosedur Tetap (Protap)

Dalam upaya peningkatan pelayanan rumah sakit, telah disusun beberapa

prosedur tetap (standar oparation procedure/SOP) yang terdiri dari :

1) Protap manajemen pelayanan medik

2) Protap pelayanan penunjang medik :

 Standar pelayanan Anestesiologi

 Standar pelayanan Patalogi klinik

 Standar pelayanan Radiologis

3) Protap pelayanan keperawatan

4) Standar Asuhan Keperawatan

23
Lampiran
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA
PT. SIAGA BHAKTI WIRASTA DEWAN KOMISARIS : DIREKTUR UTAMA PT.SBW
TENTANG STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT SIAGA RAYA
DIREKTUR KEUANGAN PT. SBW
No. 002/DU.PT.SBW/SK/IV/2015
INTERNAL AUDITOR LEGAL AUDITOR

Sekretariat
PELAKSANA HARIAN (Plh) DIREKTUR/
DIREKTUR UTAMA
IT
RS. SIAGA RAYA
KOMISARIAT PANITIA RS KA. SMF KOMITE MEDIK

Pembelian Farmasi

SMF SUB KOMITE


WAKILDIREKTUR UTAMA Humas dan

Customer Excellent

DIREKTUR MEDIS RS.SIAGA RAYA DIREKTUR UMUM DAN SDM RS. SIAGA RAYA DIREKTUR KEUANGAN RS. SIAGA RAYA

Ka. Bidang Ka. Bidang SDM Ka. Bidang Umum


Ka. Bidang Ka. Bidang Ka. Bidang Ka. Bidang Keuangan Ka. Bidang Akuntansi
Penunjang Medis Keperawatan Suprayitno, SE
Mutu Pelayanan dan Akreditasi Pelayanan Medis
MARS Kepala Security
dr. Peggy F Fauzi, MARS
Rohani
Rumah Tangga (House Keeping)
Pengupahan dan Kesejahteraan
Ka. Ruang Laundry, Fasilitas Ruangan RS, Operator Ka. Bag Kasir Masuk Ka.Bag Pajak Hutang
Ka.UGD Ka. Unit Farmasi
Poliklinik Subagyo Tata Usaha/
Adminstrasi
Pedidikan dan Pelatihan Kasir Keluar
R. Witri Rekonsiliasi Piutang Rekonsiliasi
Poli Umum/ Ka. Unit Ka.Ruang Pemeliharaan h Hutang
MCU Penagihan
Fisioterapi Rawat Lt 2 Gdg/Bgnan RS, Tehnik,Air Bersih, IPAL,Halaman Parkir
Rekanan
Pembayaran Honor Dokter, Leveransir & Jamsostek
Personalia Taufik
Aktiva Tetap Persediaan
Ka. Unit Radiologi Penagihan
Ka Unit
Heri S Ka.Ruang Karyawan
Kamar Bedah Logistik
Rawat Lt 3 Pengadaan barang ATK, Alat2 RT RS, dll serta Gudang Umum Anggaran
Upik Nurantika
Ka. Unit
Laboratorium Laundry
Koordinator
Ka. Unit
Driver dan Kurir
Gizi
Toto Koni

Ka. Unit
Rekam Medis

Unit Orthotis
Protesis

37
4. Sumber Daya Manusia (SDM)

Perspektif ini menilai kemampuan (kualifikasi) serta komitmen SDM Rumah

Sakit sebagai salah satu aset yang sangat penting dan merupakan faktor kunci

keberhasilan untuk mencapai visi dan misi Rumah Sakit khususnya dalam

menghadapi era globalisasi di bidang kesehatan. Adapun indikator untuk pengukuran

perspektif ini serta trend selama tiga tahun sebelumnya sebagai berikut:

Indikator Kualifikasi ( Profesionalisme) SDM

a) Perkembangan Kualifikasi SDM

Komposisi SDM dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1.20
Perkembangan Kualifikasi SDM

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Dr. Spesialis 18 21 23 27 30

Dr. Umum 3 3 7 7 6

Dr. Gigi 4 4 4 4 4

Managemen 6 6 6 6 6

Paramedis Perawatan 57 56 57 59 63

Paramedis non Perawatan 30 29 29 30 30

Tenaga Non Medis 110 108 108 111 107

Jumlah 228 227 234 244 246

38
b) Kualifikasi pendidikan SDM

Tabel 1.21
Kualifikasi Pendidikan SDM

KUALIFIKASI PENDIDIKAN SDM

JENJANG 2012 2013 2014 2015 2016

SD/SMP 10 10 10 10 10

SMU/SMK/SMKF 97 99 99 99 99

D1 s/d D4 87 85 86 89 93

S1 12 8 11 14 9

S2 3 3 4 4 4

Spesialis 19 22 24 28 31

TOTAL 228 227 234 244 246

Dari data terlihat adanya peningkatan jumlah karyawan/ pegawai di tahun 2015,

dan masih terdapatnya pegawai dengan jenjang SD/SMP.

Kompleksitas sistem ketenagaan dan misi yang harus diemban oleh RS, penerapan

fungsi actuating di RS akan sangat tergantung dari empat faktor. Faktor pertama

adalah kepemimpinan direktur Utama RS; kedua adalah koordinasi yang

dikembangkan oleh masing-masing Wakil Direktur dengan kepala SMF dan

kepala instalasinya; ketiga adalah komitmen dan profesionalisme tenaga medis

dan non medis di RS (dokter, perawat, dan tenaga penunjang lainnya), dan

keempat adalah pemahaman pengguna jasa pelayanan RS (pasien dan

keluarganya) akan jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di RS.

Kompetensi sangat diperlukan bagi organisasi dan bagi karyawan/pegawai

menjadi hal yang krusial, kompetensi yang dibutuhkan pada setiap level memiliki

penekanan yang spesifik, yang akan memberikan kontribusi pada organisasi.


39
Tingkatan level manajemen yaitu level eksekutif, manajer/ pimpinan dan

karyawan. Pada tingkat eksekutif diperlukan beberapa kompetensi yakni :

strategic thinking, change leadership dan 0 management. Pada tingkat manajer,

kompetensi seperti : fleksibilitas, change implemetation, interpersonal

understanding dan empowering, pada tingkat karyawan diperlukan kualitas

kompetensi seperti fleksibilitas, kompetensi, motivasi dan kemampuan untuk

belajar, motivasi berprestasi dan orientasi pelayanan kepada pelanggan.

Karekteristik kompetensi dan keterkaitannya dengan sistem penghargaan dan

manajemen kinerja sangat membantu keberhasilan organisasi agar tetap survive

dan berkembang.

Pada dasarnya RS Siaga Raya menganut paham bahwa untuk berhasil dan sukses

harus memiliki sikap positif, percaya diri dan rasa memiliki yang tinggi terhadap

perusahaannya. Paham ini berarti semua karyawan adalah “marketer” untuk

rumah sakit, karena setiap karyawan termotivasi untuk mempromosikan rumah

sakit ke dunia luar.

Target Sumber Daya RS Siaga Raya mampu menangani komplain. Pentingnya

kemampuan menangani komplain dengan baik, cepat dan efektif adalah peluang

untuk memperbaiki pelayanan, menjaga image perusahaan, memuaskan

pelanggan. Manajemen RS Siaga Raya juga berusaha menciptakan suasana kerja

yang kondusif, kerjasama, saling percaya, saling menghargai, semangat kompetisi

yang sehat, pemberian reward yang transparan serta sistem pengambilan

keputusan berdasarkan kepentingan bersama.

Pengembangan sumber daya manusia manusia pada organisasinya secara teratur

akan memperoleh manfaat strategis :

40
1. Kemampuan mendefiniskan kesempatan maupun ancaman bagi sumber daya

manusia dalam mencapai tujuan bisnis

2. Dapat memicu pemikiran baru dalam memandang isu-isu sumber daya

manusia dengan orientasi dan mendidik partisipan serta menyajikan perluasan

perspektif

3. Menguji komitmen manajemen terhadap tindakan yang dilakukan sehingga

dapat menciptakan proses bagi alokasi sumber daya program-program spesifik

dn aktifitas

4. Mengembangkan sense of urgency dan komitmen untuk bertindak

Manfaat Operasional:

1. Meningkatkan pedayagunaan SDM guna memberi kontribusi terbaik

2. Menyelaraskan aktivitas SDM dengan sasaran organisasi agar setiap pegawai/

tenaga kerja dapat mengoptimalkan potensi dan ketrampilannya guna

meningkatan kinerja organisasi

3. Penghematan tenaga, biaya, waktu yang diperlukan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi guna kesejahteraan pegawai/ karyawan

Revitalisasi SDM dalam kegiatan organisasi adalah salah satu faktor keberhasilan

organisasi dalam merealisasikan misinya sesuai dengan perkembangan zaman.

Dengan demikian diharapkan upaya manajemen dalam meningkatkan kualitas

SDM kedepan dalam bentuk perencanaan dan pengembangannya. Pegawai RSSR

dapat dikurangi dengan cara diseleksi untuk mencari pegawai yang lebih

profesional lagi. Pihak manajemen rumah sakit berencana akan menerima pegawai

yang memang benar sesuai kebutuhan.

41
5. Keuangan

a) Perkembangan realisasi Pendapatan Fungsional

Perkembangan realisasi Pendapatan Fungsional, yaitu merupakan pendapatan

utama (core business) RS Siaga Raya. Dirinci sebagai berikut:

Tabel 1.22
Perkembangan realisasi Pendapatan Fungsional

GROSS OPERATIONAL
TAHUN REVENUE PERSENTASE
Target (Rp..) Realisasi (Rp..)

2014 60.243.485.508 68.471.592.722 113.66 %

2015 67.906.410.792 77.933.720.203 114.77 %

2016 78.500.089.214 75.731.423.957 96.47 %

Terlihat dari pendapatan operasional RS Siaga Raya mengalami penurunan pada

tahun 2016 sebesar 18.3 % dari kenaikan target yang ditetapkan sebesar 10%. RS

Siaga Raya masih mempunyai kesempatan untuk bertumbuh secara agresif dengan

mengupayakan perbaikan di segala aspek dan peningkatan kualitas pelayanan

maupun infrastruktur.

b) Perkembangan Cost Recovery

Cost recovery merupakan perbandingan antara penerimaan fungsional serta

penerimaan usaha lainnya RS Siaga Raya dibanding seluruh biaya operasional non

modal. Indikator ini menggambarkan kemampuan rumah sakit membiayai seluruh

biaya operasionalnya dari pendapatan murni Rumah Sakit.

42
Tabel 1.23
Perkembangan Cost Recovery

OPERATIONAL COST AND


2014 2015 2016
EXPENSES

Gaji 15.609.127.701 17.913.473.253 21.845.595.632

Pemakaian TELEPON 113.820.536 135.399.567 141.936.294

PAM 147.616.581 76.215.155 66.489.734

LISTRIK 524.771.240 585.248.224 686.895.206

TOTAL 786.208.357 796.862.946 895.321.234

Pemeliharaan 288.049.853 81.746.814 152.016.910

Kebersihan 52.958.316 66.882.480 74.435.675

Pemeriksaan
18.963.750 14.351.000 8.065.000
Limbah

Keamanan 2.400.000 2.000.000 6.525.000

Seminar/
83.285.000 84.200.000 113.557.000
Training
Biaya Promosi/
19.545.200 60.429.900 65.535.000
Iklan
Biaya
operasional -- - -
lainnya
Variable
pengeluaran
Honor
19.137.069.231 20.822.481.467 20.669.248.468
Dokter
Kerjasama
Operasi 1.759.586.531 1.821.633.414 3.125.977.669
(KSO)
Pemakaian
20.686.707.749 25.184.742.570 23.210.166.525
Farmasi
Pemakaian
2.270.327.732 2.966.616.238 2.966.656.628
Medis
Pemakaian
4.160.186.024 4.626.775.982 5.244.174.766
Penunjang
TOTAL PENGELUARAN
64.874.415.443 74.442.196.064 78.377.275.518
OEPRASIONAL

*dalam juta rupiah

43
Uraian 2014 (Rp.) 2015 (Rp.) 2016 (Rp.)
Pendapatan
68.471.592.722 77.933.720.203 75.731.423.957
(Fungsional)

Biaya
(Operasional non 64.874.415.443 74.442.196.064 78.377.275.518
modal)

Profit margin/
3.597.177.279 3.491.524.138 (2.645.851.561)
Cost recovery

Dari data tersebut diatas, dapat disimpulkan di tahun 2016 angka profit margin masih
minus, dan Cost recovery rumah sakit kurang dari 100 %, hal ini menunjukan rumah
sakit secara operasional belum mampu membiayai kegiatannya.

Indikator Kinerja Keuangan

Tabel 1.24
Indikator Kinerja Keuangan

2014 2015 2016


BOBOT
INDIKATOR HAPER NILAI NILAI NILAI
NILAI
RIIL RIIL RIIL

ROI 15.0  18%<X  23.57%  29%  -5.56%

RASIO KAS 15.0  X>35%  157.4%  197%  115.36%

RASIO LANCAR 15.0  125%<X  264.33%  285%  234.46%

COLLECTION PERIODS 15.0  X < 60  17.92  17.95  12

PERPUTARAN
10.0   X < 60  10.36  12.39  10
PERSEDIAAN

PERPUTARAN TOTAL
10.0 120%< X  335.17%  10.0 382.48%
ASET
RASIO MODAL SENDIRI
15.0  X<0%  75.11%  15.0  24.45%
TERHADAP TOTAL ASSET

TINGKAT KESEHATAN 95.0    95  95.0  80.5

Tingkat kinerja/kesehatan keuangan RS Siaga Raya digambarkan dari hasil

penjumlahan nilai riil masing-masing ratio keuangan tersebut diatas :

44
AAA Apabila total skor (TS) > 95

AA Apabila total skor 80 < (TS) ≤ 95

A Apabila total skor 65 < (TS) ≤ 80

Kesimpulan : Skor RS Siaga Raya berada pada level AA

c) Kendala dan Upaya Pemecahannya

Realisasi investasi harus dilakukan dengan skala prioritas dengan seleksi yang

ketat baik mengenai prioritas penyediaan alat maupun harga.

Realisasi penambahan modal usaha harus dipertimbangkan untuk mempercepat

pembangunan infrastruktur dan fasilitas rumah sakit

Upaya Pemecahannya :

1. Membuat prioritas pengadaan peralatan yang ketat dengan menganalisa

kebutuhannya

2. Meningkatkan pendapatan rumah sakit

3. Mencari vendor dengan harga kompetitif tanpa mengabaikan kualitas

4. Melakukan efisiensi

45
6. Perspektif Bidang Umum dan Fasilitas Rumah Sakit

a) Renovasi Kamar dan peremajaan fasilitas

Pada tahun 2016 telah dilakukan berbagai perbaikan fasilitas yaitu :

- Renovasi pada beberapa fasilitas dan ruangan rawat inap di lantai 2 terutama

kelas SVIP dan VIP yang banyak diminati oleh pasien. Renovasi akan

dilanjutkan untuk kamar perawatan dan fasilitas umum lainnya secara

bertahap.

- Peremajaan fasilitas juga dilakukan secara bertahap terutama untuk instalasi

dan unit AC yang sudah tidak layak pakai dan mengalami banyak

permasalahan karena usia AC.

- Penggantian vinyl di beberapa lokasi karena sudah rusak dan membahayakan

pasien maupun petugas RS

- Perbaikan Instalasi fire alarm dan penggantian tabung APAR yang sudah

expired/kadaluarsa.

b) Sistem informasi RS

Evaluasi implementasi penggunaan SIMRS (Teramedik) terus dilakukan untuk

menuju RS dengan system integrasi dan komputerisasi (electronic medical

record).

46
7. PEMASARAN

Tabel 1.25
Pemasaran

Melakukan segmentasi pasar

Meningkatkan promosi

Meningkatkan jumlah MCU annual dengan perusahaan rekanan

Meningkatkan kerjasama dengan perusahaan dan asuransi

Membuat tarif pelayanan dan MCU paket ekonomis

Membuat pola pemberian discount dengan sistem target penjualan

Mempertahankan pelanggan loyal melalui program marketing

Program pemasaran ke dalam RS SIAGA RAYA juga telah dilakukan baik terhadap

para dokter, paramedis maupun non medis, namun belum dilaksanakan secara

intensif.

Merupakan salah satu metode analisa untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal

(kekuatan dan kelemahan) dan external (peluang dan ancaman) secara sistematis

untuk menentukan posisi RS Siaga Raya saat ini. Manajemen akan menentukan dan

mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja RS Siaga Raya. Penetapan

nilai bobot dan skalanya (Rating) dalam analisis tersebut didasari hasil diskusi yang

melibatkan seluruh unit terkait, sehingga penilaiannya lebih mengarah kepada

Corporate Judgement.

Hasil analisa SWOT tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan Rumah Sakit

untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya memaksimalkan

kekuatan (strength) dan memanfaatkan peluang (opportunity) serta secara bersamaan

47
berusaha untuk meminimalkan kelemahan ( weakness ) dan mengatasi ancaman (

threat ).

Tabel 1.26
MATRIKS EVALUASI FAKTOR INTERNAL

( INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY )/IFAS

BOBOT RATING NILAI


FAKTOR INTERNAL
A B AxB

1. Kekuatan ( Strength )
 Adanya Promosi yang kian dikenal 3 0,15
0,05
sebagai RS tulang (Facebook, Website)
 Adanya produk layanan unggulan 0,10 4 0,40
(orthopaedi)
 Adanya kepercayaan dari pasien 0,05 3 0,15
terhadap Rumah sakit
 Ketersediaan dokter spesialis yang 0,15 4 0,60
telah berpengalaman
 Adanya Komite Medis yang aktif 0,01 2 0,20
mengontrol quality of care
 Tarif (harga) bersaing 0.05 3 0,15
 Tersedianya SDM dengan ragam 0,03 2 0,06
disiplin ilmu ( medis dan non medis )
 Kemampuan Kembangkan Pasar 0.03 3 0,09

 Alat Penunjang MRI 0.02 2 0,04


 RS telah memiliki Sistem
Informasi serta billing system yang 0,05 4 0,20

computerized dan online.


 Komitmen Jadwal Praktek Dokter 0,05 4 0,20
 Penambahan Tenaga Spesialis 0.03 1 0,03

Jumlah 2,09

2. Kelemahan ( Weakness )

 Usia bangunan yang cukup tua sudah 0,05 3 0,15


banyak yang harus diperbaiki
 Marketing keluar Rumah Sakit belum 0,10 4 0,40
optimal
48
 Akses Menuju Lokasi 0,05 1 0,05

 Luas parkir Rumah Sakit kecil 0,05 3 0,15

 Fasilitas 0,04 2 0,08

 Kelengkapan Peralatan 0,03 2 0,06

 Kompetensi SDM 0,03 2 0,06

 Pengendalian Biaya 0,03 2 0,06

Jumlah 1.01

Total 1.08

49
Tabel 1.27
MATRIKS EVALUASI FAKTOR EKSTERNAL

( EXTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY )/EFAS

BOBOT RATING NILAI


FAKTOR EKSTERNAL
A B AxB

1. Peluang ( Oppportunity )

 Kebutuhan masyarakat terhadap


peningkatan pelayanan kesehatan yang 0,15 4 0,60

semakin tinggi.
 Luasnya spectrum ( pola penyakit yang 0,10 2 0,20
ada di masyarakat )
 Teknologi informasi, teknologi sarana
kesehatan, bioteknologi yang terus 0,10 3 0,30

berkembang.
 Kebijakan dari pemerintah pusat maupun
daerah yang mendukung pengembangan 0,10 3 0,30

RS
 Pertumbuhan dan mobilitas penduduk
yang tinggi, serta usia harapan hidup yang 0,05 3 0,15

makin meningkat.
 Tuntutan terhadap keselamatan pasien 0,10 3 0,30
(patient safety) yang semakin tinggi
Jumlah 1.85

2. Ancaman ( Threats )
 Bertambahnya RS pesaing (kompetitor)
dengan performance dan mutu yang lebih 0,10 3 0,30

baik serta lengkap.


 Kepekaan pelanggan terhadap harga dan 0.05 4 0.20
aspek pelayanan
 Kelengkapan fasilitas pesaing 0.05 2 0.10

 Strategi Bisnis Pesaing 0.02 2 0,04

 Inflasi / Deflasi 0.03 2 0.06

 Adanya Program BPJS 0,05 4 0,20

 Alat-alat berteknologi tinggi memerlukan 0,05 3 0,15


50
investasi dan pemeliharaan yang tinggi
dengan metode pengadaan sewa beli.
 Daya beli masyarakat yang menurun
0.05 3 0,15

Jumlah 1,20

Total 0.65

Berdasarkan hasil analisa SWOT, maka diperoleh hasil :

Opportunity : 1.85

Streghth : 2.09

Threaths : 1.20

Weakness : 1.01

O > T = 1.85 – 1.20 = 0.65

S > W = 2.09 – 1.01 = 1.08

Dengan melihat hasil kesimpulan analisa internal dan eksternal diatas diperoleh posisi RS

berada di kuadran 1 (strategi pertumbuhan) menunjukkan bahwa peluang untuk tumbuh

sangat besar, kekuatan yang dimiliki cukup kuat dalam rangka untuk menangkap peluang

yang ada.

51
Posisi RS Siaga Raya berdasarkan Analisa SWOT 2014, 2015, 2016

Dari analisa maka dapat disimpulkan bahwa posisi RS Siaga Raya berada di kuadran

I, yang berarti ” mendukung strategi agresif ( growth )”

52
Tabel 1.28
MATRIKS TOWS

w KEKUATAN : ( S ) KELEMAHAN : ( W )

 Adanya promosi RS yg kian di kenal sebagai  Adanya hambatan dalam mensosialisasi


RS Tulang. akreditasi RS yang baru.
 Adanya produk layanan unggulan  Akses Menuju lokasi
( orthopedi ).  Kelengkapan perlengkapan (alat medis)
 Tarif (harga) bersaing  Fasilitas ruangan (minim ruang praktek
 Ketersediaan dokter spesialis yang telah dokter, ruang istirahat dokter)
berpengalaman.  Kompetensi SDM (etos kerja, kurang
 Adanya Komite Medis yang aktif inovatif, birokratif)
mengontrol quality of care.  Kesesuaian SDM dan beban kerja
 Kemampuan mengembangkan pasar  Marketing keluar RS belum optimal.
 Efektifitas segmentasi pasar.  Usia bangunan RS yang sudah tua dan
 Tersedia alat penunjang MRI. banyak yang harus diperbaiki
 Tersedianya SDM dengan ragam disiplin  Belum terbentuknya suatu manajemen resiko
ilmu ( medis dan non medis ). dan disaster plan yang baik.
 Komitmen jadwal praktek dokter  Efektifitas kendali biaya
 Penambahan jumlah spesialis
 Lokasi RS yang strategis.
 RS telah memiliki Sistem Informasi serta

53
Billing system yang computerized dan
online.
PELUANG : ( O )) STRATEGI SO STRATEGI WO

 Kebutuhan masyarakat Strategi yang menggunakan kekuatan untuk Strategi yang meminimalkan kelemahan dan
terhadap peningkatan memanfaatkan peluang. memanfaatkan peluang.
pelayanan kesehatan yang
 Mengembangkan fokus pelayanan RSSR 1. Mengoptimalkan program Hospital
semakin tinggi.
menjadi Traumatic and Degenerative Care Marketing.
 Luasnya spectrum ( pola
Center. 2. Memberlakukan kebijakan RS untuk
penyakit yang ada di
 Menambah jenis produk layanan spesialistik penambahan tenaga medis sesuai beban kerja
masyarakat )
 Meningkatkan jumlah kerjasama dengan di masing-masing unit pelayanan.
 Teknologi informasi, teknologi
asuransi 3. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan
sarana kesehatan, bioteknologi
 Meningkatkan mutu pelayanan mulai dari terhadap karyawan RSSR.
yang terus berkembang.
front office sampai dengan back office 4. Mengalokasikan anggaran RSSR secara
 Kebijakan dari pemerintah
melalui program kendali mutu swadaya, untuk pengadaan alat-alat
pusat maupun daerah yang
berkesinambungan kesehatan.
mendukung pengembangan RS
 Mengoptimalkan program Hospital 5. Mengevaluasi kinerja seluruh bagian secara
 Pertumbuhan dan mobilitas
Marketing, khususnya dalam marketing rutin
penduduk yang tinggi, serta
pelayanan unggulan dan pengembangan 6. Mengalokasikan sejumlah anggaran RKAP
usia harapan hidup yang makin
pelayanan. Perusahaan per tahun, untuk manajemen
meningkat.
 Meningkatkan promosi, menambah resiko dan disaster plan.
 Tuntutan terhadap keselamatan
perusahaan rekanan 7. Mempercepat pembangunan sesuai master

54
pasien ( patient safety )  Mempertahankan pelanggan loyal melalui plan dan sarana dan prasarana yang
yang semakin tinggi program marketing mendukung
 Meningkatkan jumlah MCU dengan
perusahaan rekanan
 Meningkatkan jumlah kerjasama dengan
perusahaan asuransi
 Membuat tarif paket pelayanan dan MCU
paket ekonomis
 Terus meningkatkan patient safety dengan
program KPRS
 Pemilihan karyawan berprestasi atau kineja
baik.

ANCAMAN : ( T ) STRATEGI ST STRATEGI WT

Bertambahnya RS pesaing Strategi yang menggunakan kekuatan untuk Strategi yang meminjamkan kelemahan dan
dengan performance dan mutu mengatasi ancaman. menghindari ancaman
yang lebih baik serta lengkap.
 Meningkatkan performa RSSR, baik secara  Meningkatkan pendidikan dan pelatihan
Kepekaan pelanggan terhadap
fisik, maupun program-program pada karyawan RSSR, sehingga mutu SDM
harga dan aspek pelayanan
unggulannya. RSSR tidak kalah dengan RS kompetitor.
Kelengkapan fasilitas pesaing
 Mengadakan perjanjian ( ikatan kerja sama )  Meningkatkan fasilitas dan pemberian
Strategi bisnis pesaing
dengan pihak ketiga, mengenai pengadaan reward terhadap karyawan yang berprestasi,

55
Inflasi/ deflasi fasilitas medis atau penunjang medis yang dengan begitu, harapannya output kerja akan
Adanya program BPJS memerlukan investasi yang sangat tinggi. baik dan memuaskan, serta turn over
Banyaknya RS kompetitor yang  Melakukan proses re-kredensial terhadap karyawan tidak tinggi.
masih dan ingin menggunakan tenaga medis di RSSR, serta meningkatkan  Meningkatkan program Hospital Marketing,
tenaga medis RS Siaga Raya. fasilitas dan kesejahteraan yang diberikan khususnya dalam marketing pelayanan
Alat-alat berteknologi tinggi untuk tenaga medis RSSR, dengan harapan unggulan dan pengembangan pelayanan.
memerlukan investasi dan meningkatnya sense of belonging dan
pemeliharaan yang tinggi tanggung jawab terhadap RSSR.
dengan metode pengadaan sewa
beli.

56
FORMULASI STRATEGI

A. VISI

Menjadi Rumah Sakit rujukan bedah orthopaedi dan traumatologi orthopaedi di seluruh

Indonesia.

B. MISI

 Sebagai unggulan dalam memberikan pelayanan kesehatan paripurna di bidang

Orthopedi yang bermutu tinggi.

 Menjamin pelanggan melalui manajemen yang mandiri dan modern tidak lepas dari

sifat profesionalisme dan prinsip-prinsip arahan berupa kebersamaan, kesejawatan,

humanitas, intergritas dan inovatif.

 Mengembangkan sumber daya manusia yang profesional sesuai dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam ilmu orthopaedi.

C. MOTTO

“ Kesembuhan Anda adalah kebahagiaan Kami “

D. ASPEK LEGAL RS SIAGA RAYA

RS Siaga Raya adalah Rumah Sakit Umum swasta tipe C dengan unggulan orthopaedi

khusus sesuai Surat Ijin Operasional Rumah Sakit dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI

Jakarta Nomor : 58/2.5/31/-1.77/2015 tahun 2015. Ijin operasional RS Siaga Raya berlaku

sampai dengan 3 Desember 2020. RS Siaga Raya bernaung dibawah PT Siaga Bhakti

Wirasta dengan sifat bisnis adalah profitable

57
E. KEGIATAN RUMAH SAKIT

Kegiatan pokok rumah sakit adalah :

1. Pelayanan kesehatan masyarakat baik dalam bentuk promotif, preventif, kuratif

maupun rehabilitatif

2. Pengembangan pelayanan serta pengembangan sumber daya manusia sesuai

dengan fungsinya sebagai fasilitas pelayanan kesehatan

3. Pelayanan kesehatan lainnya

Beberapa rincian kegiatan rumah sakit adalah :

1. Menerapkan konsep pelayanan prima dengan pendekatan manajemen mutu dan

keselamatan pasien.

2. Meningkatkan pangsa pasar dengan menciptakan proyek-proyek unggulan.

3. Mengembangkan unit-unit penunjang Rumah Sakit menjadi unit revenue center.

4. Mengembangkan kerja sama strategis/kemitraan dengan lembaga, RS swasta, Unit

Kesehatan dan Laboratorium swasta lain.

5. Mengembangkan dan melengkapi infrastruktur, prasarana, sarana dan peralatan

kedokteran.

6. Kebijakan dalam bidang sumber daya manusia melalui :

a. Pengorganisasian pekerjaan

b. Pelatihan

c. Pengembangan karir

7. Pengupahan

8. Manajeman sumber daya manusia.

9. Komunikasi internal

58
F. BUDAYA RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Siaga Raya dalam menjalankan aktivitasnya yaitu dengan mengembangkan

menerapkan nilai – nilai yang diyakini dan dianut bersama dalam bekerja serta digunakan

sebagai pedoman dalam bersikap dan berperilaku. Sebagai dasar dalam mengelola

perusahaan terutama dalam melaksanakan misi dan tugas, maka nilai utama yang menjadi

landasan yaitu “ Melayani kepentingan pelanggan adalah yang utama “

Integritas

 Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

 Jujur

 Etis

 Profesionalisme

 Memegang teguh komitmen

 Disiplin

 Berdedikasi Tinggi

Inovatif

 Mengembangkan upaya-upaya yang dapat meningkatkan mutu pelayanan.

 Mengembangkan upaya-upaya yang dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh

karyawan Rumah Sakit Siaga Raya

Humanitas

1) Menjunjung Tinggi martabat manusia dan etika profesi

2) Mengutamakan kepentingan pasien

Kebersamaan

 Pembinaan suasana gotong royong, saling pengertian, keterbukaan dan saling

menghargai.

 Mengutamakan komitmen pelayanan

G. SASARAN

59
1) Strategi Utama

1. Pengembangan Produk

2. Penetrasi Pasar

3. Pengembangan Pasar

4. Diversifikasi terkonsentrasi

Secara garis besar Program dan Kegiatan tahun 2016 adalah :

 Penyelenggaraan Manajemen RS Siaga Raya yang professional

o Mewujudkan struktur organisasi yang ramping dan efisien

o Pemantapan peran manajemen RS, Fungsi Komite Medik dan Dewan Pengawas

RS yang bertugas memberikan rekomendasi bagi Direktur dalam menentukan arah

kebijakan rumah sakit dan menjalankan operasional sehingga managemen RS

dapat berjalan stabil

o Mendapatkan akreditasi KARS 2012 sesuai dengan standard akreditasi yang

ditetapkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

 Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan RS

o Penambahan (pemenuhan kebutuhan) dan pengembangan SDM RS dengan diklat

sesuai dengan kompetensi dan kualifikasi yang dibutuhkan oleh RS Siaga Raya

o Membentuk unit Quality Managemen Resources (QMR) yang berperan dalam

melakukan evaluasi/audit mutu pelayanan RS Siaga Raya baik mutu medis,

keperawatan maupun non fungsional (managemen), menangani insiden dan

complain yang terjadi di RS Siaga Raya

o Menerapkan Service excellence di seluruh level untuk tercapainya mutu pelayanan

RS Siaga Raya yang memuaskan pelanggan dan juga Brand Image RS Siaga Raya

o Pemantapan Peran Komite Keselamatan Pasien (Patient Safety) dengan program

kerja tahunan dan evaluasi berkala dam melakukan hal – hal berikut ini :

60
 Melakukan identifikasi pasien dengan tepat dan benar sesuai dengan standar

akreditasi KARS 2012 dan JCI, juga melengkapi sarana / fasilitas yang ada

seperti klip identifikasi risiko

 Meningkatkan komunikasi efektif antar perawat, perawat dengan tenaga admin

ataupun penunjang, dan antar dengan dokter ataupun pasien.

 Menetapkan formularium RS dengan adanya standarisasi LASA dan High

Alert Medication untuk menghindari terjadinya KTD

 Mengurangi risiko terjadinya infeksi nosokomial bekerja sama dengan

laboratorium untuk pola kuman yang ada

 Membuat program keselamatan pasien untuk pasien risiko jatuh dan

melengkapi berbagai sarana yang dibutuhkan (tanda pasien risiko jatuh)

 Pembangunan, pelengkapan dan perbaikan sarana-prasarana RS

o Melanjutkan renovasi tampak depan RS, lantai 1, dan berlanjut ke renovasi lantai

2 dan 3, ruang farmasi rawat jalan

o Perbaikan fasilitas (AC, vinyl, lampu emergency, tabung APAR dan fire alarm)

o Perbaikan instalasi air bersih

o Pembuatan/perluasan ruang Rekam Medis untuk menampung status MR pasien

yang semakin banyak

o Penambahan ruangan rawat inap dan rawat jalan untuk mempersiapkan kerjasama

dengan BPJS

o Pengadaan ambulance RS yang sesuai dengan standard dan ter-sertifiikasi oleh

Pemda DKI.

61
 Pengadaan peralatan dan perbekalan RS

o Regenerasi peralatan inventaris medis untuk mendukung pelayanan

o Pengadaan peralatan kamar bedah yang lebih modern dan mutakhir untuk

mendukung pelayanan

 Upaya Peningkatan pendapatan dan Pengembangan Sistem Pengelolaan Keuangan RS

dengan meningkatkan pertumbuhan kunjungan pasien rawat jalan dengan

memperhatikan dan meningkatkan utilisasi ruang poliklinik dan kelengkapan dokter

Spesialis yang dibutuhkan untuk memenuhi kuota jumlah poliklinik tersebut, sesuai

dengan target yang ditetapkan.

o Pengembangan RS Siaga Raya sebagai pusat rujukan dan pengembangan

pelayanan unggulan orthopedic antara lain adult reconstruction, spine, orthopedic

pediatric, hand and micro surgery, onkology, sport medicine, pain management

acupuncture, orthotic prostetik

o Meningkatkan utilitas peralatan penunjang medik secara maksimal sesuai dengan

target yang ditetapkan.

o Meningkatkan pertumbuhan BOR / patient days sesuai dengan program

penambahan, dengan minimal pertumbuhan BOR 5% pertahun.

o Meningkatkan pertumbuhan utilisasi kamar operasi yang berkesinambungan sesuai

dengan kapasitas jumlah kamar operasi yang ada saat ini.

o Pemantapan team tarif RS Siaga Raya untuk perhitungan unit cost dan

memproyeksikan (forecast) kenaikan tarif RS serta penyesuaian dengan tarif

INACBG’S

62
2) STRATEGI JANGKA PANJANG

Membawa RS Siaga Raya menjadi rumah sakit unggulan orthopedi dan menjadi

pilihan pelanggan di wilayah Jakarta Selatan (center of referral ) dan secara lebih luas di

DKI Jakarta dan menjadi rujukan untuk beberapa center excellent yang memberdayakan

team professional yang kompeten dengan memanfaatkan tekhnologi kedokteran &

tekhnologi informasi terkini untuk memberikan pelayanan yang berkualitas, dengan

beberapa cara antara lain:

 Meningkatkan pelayanan setiap bidang spesialis mempunyai produk unggulan

orthopaedi

 Mengembangkan unit Layanan MCU dan dengan cara meningkatkan kerjasama

dengan perusahaan dan “awareness” MCU untuk karyawannya, dan masyarakat secara

umum dengan strategi marketing untuk promosi.

 Membangun sistem rujukan antar Rumah Sakit maupun jejaring kesehatan lainnya,

disertai kelengkapan peralatan dan SPO serta SDM yang professional dan memiliki

kompetensi yang sesuai.

63
N
SASARAN STRATEGI/ LANGKAH TARGET PENCAPAIAN
O
Terciptanya manajemen RS
yang profesional,
Manajemen
1 Evaluasi dan monitoring penerapan peraturan perusahaan akuntabilitas dan reliable
Profesional
untuk menentukan arah dan
haluan RS
Recruitmen tenaga fungsional sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi

Menambah jenis layanan produk spesialistik

Penambahan jadwal praktek dokter spesialistik


Membuat evaluasi tentang ketepatan jadwal praktek dokter, serta kendala-kendala yang
dihadapi & koordinasi hasil evaluasi tersebut
Kualitas Mengatur pemerataan jadwal dokter spesialistik Peningkatan kualitas
Pelayanan dan pelayanan RS kepada
2 Fasilitas RS Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SPO masyarakat dalam segi
Siaga Raya fasilitas dan SDM
Pelatihan berkala tenaga medis

Penanganan komplain dan insiden yang cepat tanggap

Melakukan studi banding dan evaluasi pelayanan dengan sarana kesehatan (RS) yang
lebih modern dan berkembang
Menjalin kerjasama (MOU) dengan RS pendidikan/ FK/Akademi
keperawatan/FKM/Poltekes untuk peningkatan ilmu pengetahuan dan ketrampilan SDM

64
Perluasan wilayah RS dengan penambangan gedung baru (untuk penambahan layanan
baru maupun jumlah tempat tidur)
Perluasan Pengembangan RS Siaga
Wilayah Renovasi bertahap bangunan dan fasilitas RS yang saat ini sudah ada, maksimalisasi Raya menjadi RS yang
3
Kerja RS utilisasi dan tata ruang (konsep RS Modern) mempunyai daya jual dan
Siaga Raya daya saing yang tinggi
Membangun sistem rujukan dengan jejaring kesehatan sekitar RS untuk kerjasama yang
saling menguntungkan terutama rujukan ke ke center of trauma RS Siaga Raya

Melakukan segmentasi pasar

Meningkatkan promosi

Meningkatkan jumlah MCU annual dengan perusahaan rekanan


Mencapai target penjualan
4 Marketing Meningkatkan kerjasama dengan perusahaan dan asuransi dan lebih unggul dari RS
pesaing terdekat
Membuat tarif pelayanan dan MCU paket ekonomis

Membuat pola pemberian discount dengan sistem target penjualan

Mempertahankan pelanggan loyal melalui program marketing

Meningkatkan kerjasama dengan sistem KSO


Penunjang Membuat perencanaan dan pengadaan alat kesehatan sesuai dengan perkembangan Peninjauan ulang kerjasama
5
Medik teknologi KSO
Pengembangan orthosis prostetik

65
Pemilihan karyawan berprestasi atau kerja baik

Meningkatkan kinerja karyawan

6 SDM Meningkatkan pelatihan dan pendidikan SDM internal dan eksternal RS


Miskin struktur kaya fungsi
Membuat sistem perhitungan standar ketenagaan secara menyeluruh yang akan dijadikan
pedoman untuk seluruh bagian
Evaluasi dan kajian perencanaan SDM
Inventarisasi dan revisi SOP yang ada baik di bidang administrasi, keuangan maupun
akunting
Menyiapkan laporan
Menerbitkan laporan akuntansi yang valid dan akuntable keuangan dengan sistematis
dan analitis, sehingga mampu
Administrasi,
Mengupayakan sistem akuntansi dan keuangan yang terintergrasi memberikan gambaran
Finance dan
7 kinerja keuangan rumah sakit
Accounting
Meningkatkan sistem monitoring dan evaluasi informasi manajemen akuntansi. yang bermanfaat bagi
Direktur Utama dan Direksi
Menyempurnakan tarif berdasarkan unit cost rumah sakit .

66

Anda mungkin juga menyukai