Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN RESIDENSI

ANALISA PELAYANAN KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT JALAN


RUMAH SAKIT SUMBER WARAS JAKARTA BARAT
TAHUN 2022

OLEH :
MUCHAMAD TANWIRUL QULUBI RAHARJO

206080085

MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS


RESPATI INDONESIA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN RESIDENSI

GAMBARAN PELAYANAN INSTALASI FARMASI


RUMAH SAKIT SUMBER WARAS JAKARTA
TAHUN 2022
Oleh:

Muchamad Tanwirul Qulubi Raharjo

206080085

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Dr. Cicilia Windiyaningsih, SMIP, SKM, M.Kes dr David Eka Djaja, MARS

Mengetahui,

Ketua Program Studi MARS URINDO

Dr. Cicilia Windiyaningsih, SMIP, SKM, M.Kes


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang selalu
memberikan Rahmat-Nya dan segala kemudahan bagi penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan pembuatan laporan residensi dengan judul “Analisa
Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Sumber Waras
Jakarta Barat Tahun 2022”. Laporan Residensi ini merupakan persyaratan
untuk menyelesaikan Program Pasca Sarjana Program Studi Magister
Administrasi Rumah Sakit Universitas Respati Indonesia.
Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah memberikan bantuan, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Ucapan tersebut ditujukan kepada:
1. ______________ selaku Direktur RS Sumber Waras dan
2. ______________ Manajer Pelayanan Medik RS Sumber Waras.
3. ______________ Manajer Sumber Daya Manusia RS Sumber Waras.
4. dr David Eka Djaja, MARS Pembimbing Lapangan
5. Prof. Dr. drg. Tri Budi Wahyuni Rahardjo, MS sebagai Rektor Universitas Respati
Indonesia.
6. Dr. Ign. A. Wirawan Nugrohadi, SE. M.Si sebagai Dekan Pascasarjana Universitas
Respati Indonesia.
7. Dr. Atik Kridawati ST.M.Kes selaku Direktur Pascasarjana Universitas respati
Indonesia.
8. Dr. Cicilia Windiyaningsih, SMIP, SKM, M.Kes selaku Ketua Program Studi
Administrasi Rumah Sakit Universitas Respati Indonesia.
9. Dr. Cicilia Windiyaningsih, SMIP, SKM, M.Kes sebagai Dosen Pembimbing
Akademik Universitas Respati Indonesia.
10. dr David Eka Djaja, MARS sebagai Narasumber dan para staff pendukung yang telah
membantu Penulis dalam proses observasi dan wawancara di RS Sumber Waras.
11. Teman-teman Pasca Sarjana angkatan 32B Program Studi Administrasi Rumah Sakit
URINDO yang selalu saling mendukung dan memberikan semangat.
12. Kedua orangtua yang telah memberikan dukungan tiada henti kepada Penulis sehingga
dapat menyelesaikan laporan residensi ini.
13. Serta pihak – pihak lain yang telah membantu terkait residensi ini yang tidak bisa
Penulis tuliskan satu per satu, tetapi akan selalu Penulis ingat jasa – jasanya.
Akhir kata, semoga laporan Residensi ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian. Penulis akan berterima kasih
apabila ada saran dan kritik yang membangun sehingga akan memperbaiki
kualitas laporan ini.

Jakarta, Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan Residensi .................................................................................. 3
1.2.1 Tujuan Umum ............….....…….............................................. 3
1.2.2 Tujuan Khusus ............……......…............................................ 3
1.3 Manfaat Residensi ................................................................................ 4
1.3.1 Bagi Mahasiswa ....................................................................... 4
1.3.2 Bagi Pihak Rumah Sakit ......................................................... 4
1.3.3 Bagi Program Institusi Pendidikan MARS URINDO .............. 5

BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................. 6


2.1 Kualitas Pelayanan Kesehatan .................................................……… 6
2.1.1 Definisi Mutu ……….........…………....................................... 6
2.1.2 Menjaga Mutu ……............................................................... 7
2.1.3 Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan ........................................ 9
2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Kesehatan …… 10
2.2 Pelayanan Rawat Jalan ..................................................................... 11
2.2.1 Definisi ....................................................................................... 11
2.2.2 Bentuk Pelayanan Rawat Jalan ................................................. 13
2.3 Lama Waktu Tunggu Pelayanan Kesehatan ........................................ 14

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT SUMBER WARAS 17


JAKARTA BARAT ........................................................................................
3.1 Sejarah Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta Barat.............................. 17
3.2 Gambaran Umum Instalasi RS Sumber Waras..................................... 19
3.3 Bagan Tata Hubungan Kerja Pelayanan Medik Rawat Jalan dan Unit Kerja 22
Lain............................................

BAB IV IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH ................................ 24


4.1 Identifikasi Masalah .…........….….....…..………....………………… 24
4.2 Analisa Sistem Pelayanan Kesehatan di Instalasi Rawat Jalan RS
Sumber Waras… ………………………………………………….... 29
4.3 Rumusan Masalah ................................................................................. 35

BAB V PEMBAHASAN …................................................................................. 36


5.1 Penentuan Skala Prioritas Masalah ...................................................... 36
5.2 Penetapan Penyebab masalah ……………………………………….. 38
5.3 Alternatif Pemecahan Masalah..................................................................39

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................40


6.1 Kesimpulan................................................................................................40
6.2 Saran..........................................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan amanat Pasal 28 H, ayat (l) perubahan Undang – undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap

orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat

(3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan

kesehatan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Menurut UU RI Nomor 44 Tahun 2009 dijelaskan bahwa rumah sakit

adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorongan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,rawat jalan,

dan gawat darurat.

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas perayanan kesehatan perorangan

merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam

mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan

kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat

kompleks.

Disamping itu, rumah sakit sebagai penyedia jasa layanan bagi masyarakat

luas, dituntut untuk memberikan pelayanan secara baik dan sesuai standar yang

telah ditetapkan. Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan merupakan

langkah terpenting untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien.

Pelayanan rumah sakit yang bermutu dapat meningkatkan kepuasan pasien dan

mendorong pasien tersebut untuk mau datang kembali ke rumah sakit, sehingga

dapat
2

meningkatkan kredibilitas rumah sakit di masyarakat. Hal ini sangat penting

dilakukan oleh rumah sakit karena persaingan bisnis rumah sakit juga semakin

kompetitif (Gultom, 2008).

Salah satu pelayanan yang ada di rumah sakit adalah Instalasi Rawat Jalan.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1165/MENKES/SK/2007/bab

1, pasal 1 ayat 4“pelayanan rawat jalan adalah pelayanan pasien untuk observasi,

diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa

menginap di Rumah Sakit. Instalasi rawat jalan sebagai salah satu tempat

pelayanan yang pertama, yang diharapkan pasien maupun keluarga pasien adalah

sebagai tempat pemberi informasi yang jelas sebelum pasien mendapatkan

tindakan / pelayanan berikutnya bahkan sampai memerlukan rawat inap.

Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di Instalasi Rawat Jalan rumah

sakit, perlu adanya dukungan yang optimal agar tercapai mutu pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan harapan pasien. Dukungan seperti halnya

ketersediaan sumber daya manusia, sarana maupun lainnya yang memadai, sangat

diperlukan keberadaannya.

Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta Barat, memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan aturan. Dalam pelaksanaannya,

pemberian pelayanan Kesehatan khususnya di Instalasi Rawat Jalan, dilaksanakan

dengan dukungan dari sumber daya manusia maupun sarana yang memadai.

Berdasarkan laporan pelayanan kesehatan di Instalasi Rawat Jalan Rumah

Sakit Sumber Waras Jakarta Barat, diperoleh informasi bahwa jumlah pasien yang

berkunjung ke Poliklinik atau IRJ RS tahun 2021 adalah sebanyak 67.693 pasien,

dengan rata-
3

rata kunjungan perbulan adalah 5.641 pasien, dan rata-rata perharinya adalah 185

orang pasien. Angka ini cendrung lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata

kunjungan pasien pada tahun 2020 yaitu sebesar 174 orang perhari dari total

kunjungan ke poliklinik RS tahun 2020 adalah 63.362 pasien.

Oleh sebab itu, berkaitan dengan hal tersebut maka penulis perlu mengkaji

tentang analisa pelayanan kesehatan yang ada di Instalasi Rawat Jalan Rumah

Sakit Sumber Waras Jakarta Barat tahun 2022.

1.2 Tujuan Residensi

1.2.1 Tujuan Umum Residensi

Tujuan penulisan residensi ini agar diketahuinya analisa pelayanan

kesehatan yang ada di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta

Barat tahun 2022.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Menganalisis input 5 M (Man, Money, Material, Mechine, Method) di

Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta Barat tahun 2022.

b. Menganalisis proses (alur pelayanan) di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit

Sumber Waras Jakarta Barat tahun 2022.

c. Menganalisis output (keluaran) di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Sumber

Waras Jakarta Barat tahun 2022.

d. Menganalisis masalah dan prioritas masalah di Instalasi Rawat Jalan Rumah

Sakit Sumber Waras Jakarta Barat tahun 2022

e. Menganalisis solusi pemecahan masalah di Instalasi Rawat Jalan Rumah

Sakit Sumber Waras Jakarta Barat tahun 202


4

1.3 Manfaat Residensi

1.3.1 Bagi Mahasiswa

a. Mendapatkan pengalaman nyata dan turun langsung dengan

pelaksanaan manajemen baik di unit kerja maupun di tingkat Rumah

Sakit.

b. Mendapatkan pengalaman terkait penerapan teori yang didapat selama

kuliah di rumah sakit.

c. Mampu mengidentifikasi masalah pada manajemen lebih

komprehensif, berdasarkan kajian dengan metoda yang telah

dipelajari, sekaligus memiliki kesempatan ikut serta dalam proses

pemecahan masalah manajemen Rumah Sakit

d. Merupakan kesempatan menggali isu-isu yang dapat dijadikan topik

penulisan tesis.

e. Merupakan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan pribadi

sebagai calon manajer yang handal.

1.3.2 Bagi Pihak Rumah Sakit

a. Rumah Sakit dapat mengetahui permasalahan yang ada di ruang

Rawat Jalan RS Sumber Waras Jakarta Barat

b. Hasil residensi diharapkan dapat memberi masukan dalam

pelaksanaan pelayanan kesehatan di ruang Rawat Jalan RS Sumber

Waras Jakarta Barat.

c. Dapat memanfaatkan tenaga terdidik untuk manajemen Rumah

Sakit.
5

d. Mempunyai kesempatan untuk merekrut tenaga manajerial yang

berkompeten.

e. Mempunyai sumber informasi tentang pendidikan di MARS

URINDO, sehingga terbuka kemungkinan untuk melakukan kerjasama

lebih lanjut dalam bidang manajerial maupun teknis perumah sakitan.

1.3.3 Bagi Program Institusi Pendiidikan MARS URINDO

a. Hasil kegiatan residensi dapat umpan balik bagi pengembangan materi

kurikulum dan methode pembelajaran di program studi MARS

URINDO.

b. Mempunyai data dan informasi yang lengkap tentang Rumah Sakit,

yang bisa dijadikan data base MARS URINDO

c. Terbentuknya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan

bagi program maupun Rumah Sakit.

d. Mempunyai bahan dan kasus yang dapat diberikan kepada angkatan

berikutnya sebagai studi kasus


6

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Kualitas Pelayanan Kesehatan

2.1.1 Definisi Mutu

Azwar (2017) berpendapat bahwa mutu pelayanan kesehatan adalah yang

menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak

dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien atau klien sesuai dengan tingkat

kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggaraan sesuai

dengan kode etik dan standar pelayanan yang telah ditetapkan.

Deming menyatakan bahwa mutu adalah suatu tingkat yang diprediksikan

dari keseragaman dan ketergantungan dari biaya yang rendah dan sesuai dengan

pasar. Sedangkan yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan yang bermutu

adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan

sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang

menyelenggarakannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan yang telah

ditetapkan (Azwar, 2017).

Batasan tentang mutu banyak sekali macamnya, beberapa diantaranya

yang dianggap cukup penting adalah :

a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari penampilan suatu yang sedang diamati

b. Mutu adalah sifat yang memiliki suatu program.

c. Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa yang

dihasilkan, yang di dalamnya terkandung sekaligus pengertian akan adanya


7

rasa aman atau terpenuhinya kebutuhan para pengguna barang atau jasa yang

dihasilkan tersebut.

d. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang ditatapkan (Azwar, 2017).

2.1.2 Menjaga Mutu

Mutu merupakan fenomena yang komprehensif, dan kegiatan menjaga mutu

menurut Leori Di Prete Brown (Azwar, 2017), seperti berikut ini :

a. Kompetensi teknik

Berkaitan dengan kemampuan, kemauan dan penampilan petugas, manager

dan staf pendukung, kompetensi teknis berhubungan dengan bagaimana cara

petugas mengikuti standar pelayanan yang telah ditetapkan dalam hal dapat

diandalkan (Capability), ketepatan (accuracy), ketahanannya (endurance),

dan konsitensi (Consistecy) sehingga relevan untuk pelayanan klinis maupun

non klinis.

b. Akses terhadap pelayanan (access to services)

Akses berarti masukan maupun pelayanan kesehatan yang tidak terhalang

baik menurut keadaan geografis, sosial budaya, ekonomi, organisasi, maupun

hambatan bahasa, serta akses tersebut dapat diukur dengan :

1) Akses geografis dapat diukur dengan jenis transportasi, jarak, waktu

perjalanan dan hambatan

2) Akses sosial budaya berkaitan sejauh mana pelayanan kesehatan diatur

untuk kenyamanan bagi pasien

3) Akses dapat diukur dengan kemampuan memberikan pelayanan kesehatan


8

4) Akses bahasa dapat diukur dengan pelayanan kesehatan yang diberikan

petugas kesehatan dalam bahasa atau dialek setempat yang mudah dan

dapat dipahami oleh pasien.

c. Efektivitas (effectives)

Kualitas pelayanan tergantung dari efektivitas yang menyangkut norma

pelayanan dan petunjuk klinis standar yang ada

d. Hubungan antara manusia (Interpersonal relations)

Hal ini berkaitan dengan interaksi antara petugas kesehatan dengan pasien,

manager dan keluarga pasien. Hubungan antara manusia dengan baik akan

menanamkan kepercayaan dan kredibilitas dengan cara menghargai, menjaga

rahasia, menghormati, responsif dan memberikan perhatian dari petugas

kesehatan kepada pasiennya.

e. Efisiensi (Eficiency)

Efisiensi pelayanan kesehatan merupakan dimensi yang penting dari mutu,

karena efisiensi akan mempengaruhi hasil pelayanan kesehatan, apalagi

sumber daya pelayanan kesehatan pada umumnya terbatas.

f. Kelangsungan pelayanan (Continuity)

Berarti pasien akan menerima pelayanan kesehatan yang lengkap sesuai

dengan penyakit yang diderita pasien serta pelayanan kesehatan tersebut

berkelanjutan dan terus memperbaiki prosedur diagnosa dan terapinya.

g. Keamanan (safety)

Keamanan disini berarti segala faktor-faktor resiko yang membahayakan

pasien dari kondisi yang tidak diharapkan serta keamanan pasien dijaga dan

dipantau oleh petugas kesehatan selama dalam tanggung jawab

perawatan,
9

faktor resiko itu dapat berupa risiko cidera, infeksi, efek samping, maupun

bahaya lain yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan pasien.

h. Kenyamanan (amenities)

Kenyamanan (amenities) berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang tidak

berhubungan langsung dengan efektivitas klinis tetapi sangat mempengaruhi

kepuasan pasien dan kesediannya untuk kembali ke fasilitas kesehatan

tersebut untuk memperoleh pelayanan berikutnya, juga penting untuk

mempengaruhi kepercayaan pasien dan keluarga pasien

2.1.3 Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan

Menurut Robert dan Prevost yang dikutip oleh Azwar (2017), dimensi

mutu pelayanan kesehatan terdiri dari 3 hal, yaitu bagi pemakai jasa pelayanan

kesehatan, bagi penyelenggara pelayanan kesehatan dan bagi penyandang dana

pelayanan kesehatan. Secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan (health consumer)

Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas

memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi antara petugas dengan

pasien, keprihatinan serta keramah-tamahan petugas dalam melayani pasien,

dan atau kesembuhan penyakit yang sedang diderita oleh pasien.

b. Bagi penyelenggara pelayanan kesehatan (health provider)

Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi kesesuaian pelayanan

yang diselenggarakan dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran

mutakhir (medical science and technology) dan atau adanya otonomi profesi
10

(professional autonomy) pada waktu menyelenggarakan pelayanan kesehatan

sesuai dengan kebutuhan pasien.

c. Bagi penyandang dana pelayanan kesehatan (health financing)

Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi efisiensi pemakaian

sumber dana, kewajaran pembiayaan kesehatan, dan atau kemampuan

pelayanan kesehatan mengurangi kerugian penyandang dana pelayanan

kesehatan.

2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Kesehatan

Secara umum disebutkan bahwa makin sempurna penampilan pelayanan

kesehatan, makin sempurna pula mutunya. Dalam program menjaga mutu,

penampilan pelayanan kesehatan ini disebut dengan nama keluaran (output).

Sebab baik tidaknya keluaran (output) sangat dipengaruhi oleh proses (process),

masukan (input) dan lingkungan (environment), maka mudahlah dipahami bahwa

baik atau tidaknya mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh ketiga

unsur tersebut. Uraian secara lebih jelas terhadap unsur-unsur tersebut adalah :

(Azwar, 2017)

a. Unsur masukan (input)

Unsur masukan adalah tenaga, dana, dan sarana. Secara umum disebutkan

bahwa apabila tenaga dan sarana (kuantitas dan kualitas) tidak sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan (standar of personnels and facilities), serta jika

dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan

baiknya mutu pelayanan.


11

b. Unsur lingkungan (environment)

Unsur lingkungan adalah kebijakan, organisasi, dan manajemen. Apabila

ketiga hal tersebut tidak sesuai dengan standar dan tidak bersifat mendukung,

maka sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan kesehatan

c. Unsur proses (process)

Unsur proses adalah tindakan medis dan tindakan non medis. Apabila hal

tersebut tidak sesuai dengan standar dan tidak bersifat mendukung, maka

sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan kesehatan

2.2 Pelayanan Rawat Jalan

2.2.1 Definisi

Menurut Feste dalam Azwar (2010), pelayanan rawat jalan (ambulatory

services) adalah salah satu bentuk dari pelayanan kedokteran. Secara sederhana

yang dimaksud dengan pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang

disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap (hospitalization). Ke

dalam pengertian pelayanan rawat jalan ini termasuk tidak hanya yang

diselengarakan oleh sarana pelayanan kesehatan yang telah lazim dikenal sperti

rumah sakit atau klinik, tetapi juga yang diselenggarakan di rumah pasien (home

care) serta dirumah perawatan (nursing homes).

Dibandingkan dengan pelayanan rawat inap, pelayanan rawat jalan ini

memang tampak berkembang lebih pesat. Roomer dalam Azwar (2017), mencatat

bahwa peningkatan angka utilisasi pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit

misalnya, adalah dua sampai tiga kali lebih tinggi dari peningkatan angka utilasi

pelayanan rawat inap. Hal yang sama juga ditemukan pada jumlah sarana
12

pelayanannya. Hal yang sama juga ditemukan pada jumlah sarana pelayanannya.

Banyak faktor yang berperan sebagai penyebab makin berkembangnya

pelayanan dan juga sarana pelayanan berobat jalan ini.

Jika disederhanakan, paling tidak dapat dibedakan atas lima macam

Cambridge Research Institute dalam Azwar (2017), yakni :

1. Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menyelenggarakan

pelayanan rawat jalan relatif lebih sederhana dan murah, dan karena itu

lebih banyak didirikan

2. Kebijakan pemerintah untuk mengendalikan biaya kesehatan

mendorong dikembangkannya berbagai sarana pelayanan rawat jalan.

3. Tingkat kesadaran kesehatan penduduk yang makin meningkat, yang

tidak lagi membutuhkan pelayanan untuk mengobati penyakit saja,

tetapi juga untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan yang

umumnya dapat dilayani oleh sarana pelayanan rawat jalan saja.

4. Kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran telah dapat melakukan

berbagai tindakan kedokteran yang dulunya memerlukan pelayanan

rawat inap, tetapi pada saat ini cukup dilayani dengan pelayanan rawat

jalan saja.

5. Utilisasi Rumah Sakit yang makin terbatas, dan karenanya untuk

meningkatkan income, kecuali lebih mengembangkan pelayanan rawat

jalan yang ada di Rumah Sakit juga terpaksa mendirikan berbagai

saranan pelayanan rawat jalan di luar Rumah Sakit.


13

2.2.2 Bentuk Pelayanan Rawat Jalan

Sesuai dengan perkembangannya, menurut Festte dalam Azwar (2010),

maka pada saat ini berbagai bentuk pelayanan rawat jalan banyak diselengarakan.

Jika disederhanakan, berbagai bentuk tersebut dapat dibedakan atas dua macam,

yaitu :

1. Pelayanan rawat jalan oleh Klinik Rumah Sakit

Bentuk pertama dari pelayanan rawat jalan adalah yang diselenggarakan

oleh Klinik yang ada kaitannya dengan Rumah Sakit (hospital-based

ambulatory care). Pada saat ini berbagai jenis pelayanan rawat jalan banyak

diselenggarakan oleh Klinik Rumah Sakit, yang secara umum

dapat dibedakan atas empat macam :

a. Pelayanan gawat darurat (emergency services) yakni untuk menangani

pasien yang membutuhkan pertolongan segera dan mendadak.

b. Pelayanan rawat jalan paripurna (comprehensive hospital outpatient

services) yakni yang memberikan pelayanan kesehatan paripurna sesuai

dengan kebutuhan pasien.

c. Pelayanan rujukan (referral services) yakni yang hanya melayani pasien-

pasien yang dirujuk oleh saranan kesehatan lain. Biasanya untuk

diagnosis atau terapi, sedangkan perawatan selanjutnya tetap ditangani

oleh sarana kesehatan yang merujuk.

d. Pelayanan bedah jalan (ambulatory surgery service) yakni yang

memberikan pelayanan bedah yang dipulangkan pada hari yang sama.

Dapat ditambahkan bahwa yang termasuk dalam kategori pelayanan

rawat jalan bentuk pertama ini, tidaklah hanya yang diselengarakan di

Rumah
14

Sakit saja, tetapi juga yang diselengarakan oleh klinik lain di luar Rumah

Sakit. Dengan catatan bahwa klinik lain tersebut harus mempunyai

hubungan organisatoris dengan Rumah Sakit, dalam arti merupakan

perpanjangan tangan dari Rumah Sakit yang bersangkutan (satelite

clinic).

2. Pelayanan rawat jalan oleh klinik mandiri

Bentuk kedua dari pelayanan rawat jalan adalah yang diselengarakan

oleh klinik yang mandiri yakni yang tidak ada hubungan organisasi dengan

Rumah Sakit (free standing ambulatory centers). Bentuk klinik mandiri ini

banyak macamnya yang secara umum dapat dibedakan atas dua macam :

a. Klinik mandiri sederhana Bentuk klinik mandiri sederhana (simple free

standing ambulatory centers) yang populer adalah praktek dokter umum

dan atau praktek dokter spesialis secara perseorangan (solo practitioner).

Untuk Indonesia ditambah lagi dengan praktek bidan.

b. Klinik mandiri institusi

Bentuk klinik mandiri institusi (simple free standing ambulatory centers)

banyak macamnya. Mulai dari praktek berkelompok (group practitioner),

poliklinik (clinic) BKIA (MCH center), PUSKESMAS (community

health center) dan di Amerika Serikat ditambah dengan HMOs dan PPOs.

2.3 Lama Waktu Tunggu Pelayanan Kesehatan

Waktu tunggu adalah waktu yang dipergunakan oleh pasien untuk

mendapatlan pelayanan rawat jalan dan rawat inap dari tempat pendaftaran sampai

masuk ke ruang pemeriksaan dokter. Waktu tunggu di rumah sakit berkaitan

dengan pelayanan kesehatan meliputi pelayanan rekam medis, gawat darurat,


15

pelayanan poliklinik dan lain sebagainya. Waktu tunggu adalah waktu yang

digunakan oleh petugas kesehatan di rumah sakit untuk memberikan pelayanan

pada pasien. Waktu tunggu merupakan masalah yang sering menimbulkan

keluhan pasien di beberapa Rumah Sakit. Lama waktu tunggu pasien

mencerminkan bagaimana rumah sakit mengelola komponen pelayanan yang

disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien (Depkes RI, 2017).

Menurut Render dkk (2009) waktu tunggu diartikan sebagai orang-orang

atau barang dalam barisan yang sedang menunggu untuk dilayani, sebagai contoh

pasien yang sedang menunggu diruang praktek dokter, tujuan teori waktu tunggu

adalah meneliti kegiatan antrian dan fasilitas pelayanan dalam kondisi random

dari suatu sistem antrian yang terjadi.

Untuk itu pengukuran yang logis akan ditinjau dari 2 bagian, yaitu berapa

lama pelanggan harus menunggu, didalam hal ini dapat diuraikan melalui waktu

rata-rata yang dibutuhkan oleh pelanggan untuk menunggu sampai mendapatkan

pelayanan.Berapa persenkah dari waktu yang disediakan untuk memberikan

pelayanan. Dengan melihat tulisan diatas maka konsumen (pasien) dalam

menunggu pemeriksaan oleh dokter menghendaki sesuatu tidak lama.

Menurut Zulkifli Amsyah (2005) waktu tunggu adalah waktu yang

dipergunakan oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan dan rawat

inap dari tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter (Depkes

RI, 2017). Waktu tunggu di Indonesia ditetapkan oleh Departemen Kesehatan

melalui standar pelayanan minimal. Setiap Rumah Sakit harus mengikuti standar

pelayanan minimal tentang waktu tunggu ini.


16

Standar pelayanan minimal di rawat Hubungan Waktu Tunggu Periksa 14

jalan berdasar Kemenkes Nomor 129/ Menkes/ SK/ II/ 2008 adalah kurang atau

sama dengan 60 menit. Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa waktu tunggu

adalah waktu yang dipergunakan pasien mulai pendaftaran sampai dengan

dilayani dokter dengan waktu kurang dari satu jam. Walaupun waktu tunggu di

setiap rumah sakit adalah berbeda.


17

BAB III

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT SUMBER WARAS JAKARTA


BARAT

3.1 Gambaran Umum RS Sumber Waras

Rumah Sakit Sumber Waras terletak di Jalan Kyai Tapa No. 1 RT. 10/ RW. 10 Kelurahan
Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan Kotamadya Jakarta Barat. Telepon (021) 5682011, Fax
(021) 5673122, , Website: www.rssumberwaras.co.id, Email : info@rssumberwaras.com.

Gambar 1. RS Sumber Waras Jakarta Barat


Sumber: RS Sumber Waras (https://rssumberwaras.co.id/)
Rumah Sakit Sumber Waras merupakan rumah sakit tipe B berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan No.3018/Menkes/SK/II/2010, tertanggal 25/2/2010 yang beroperasi pada hari
Senin sampai Minggu selama 24 jam.  Rumah Sakit Sumber Waras juga dipercaya sebagai rumah
sakit rujukan, seperti Badan Pelaksana Jaminan Kesehatan (BPJS) bagi Pasien Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN), dan sebagai rujukan dari Dokter Layanan Primer.

Pada awal mulanya Rumah Sakit Sumber Waras Berdiri karena adanya kepedulian dari
Perkumpulan Sosial “Sin Ming Hui” pada “Kaum Kecil”/ rakyat yang menderita pada masa-
masa sulit sesudah perang dunia ke dua tahun 1946. Pada tanggal 3 Januari 1956 dilakukan
peletakan batu pertama, menandakan dimulainya pembangunan Balai Pengobatan diatas tanah
bekas rawa-rawa seluas 8 hektar. Pada tanggal 17 Agustus 1962 Rumah Sakit Sumber Waras
resmi dibuka oleh Yayasan Kesehatan Tjandra Naja yang dibentuk oleh Perhimpuan Sosial
18

Tjandra Naja. Pada tanggal 1 Mei 1969 lembaran Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor:
63, Rumah Sakit Sumber Waras ditunjuk oleh Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota sebagai
Rumah Sakit Pusat Wilayah Jakarta Barat. Sebagai Rumah Sakit rujukan bagi sarana pelayanan
kesehatan disekitarnya seperti Puskesmas, Balkesmas, Klinik dan Praktek Dokter Mandiri, serta
sarana kesehatan lainnya.
Visi
Menjadikan Rumah Sakit Sumber Waras sebagai Pusat Rujukan yang bermutu di DKI Jakarta dan
sekitarnya.

Misi
a. Menyediakan sumber daya manusia yang memadai baik kualitas maupun kuantitas.
b. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan sarana dan prasarana yang baik,
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
c. Menciptakan suasana kerja yang serasi sesama karyawan sehingga memiliki rasa
kebersamaan, rasa disiplin dan tanggung jawab yang tinggi.
d. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
e. Membina kerjasama dengan institusi kesehatan lainnya dalam rangka turut serta
mencerdaskan bangsa.
f. Meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan.

Falsafah
Dengan dasar “ASIH BINA JIWA RAGA” memberikan pelayanan kesehatan paripurna kepada
sesama manusia

Tujuan
a. Tersedianya Sumber Daya Manusia berkualitas.
b. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu.
c. Terciptanya suasana kerja yang serasi diantara sesama karyawan.
d. Menemukan standar-standar baru dalam bidang kesehatan.
e. Terjalinnya kerjasama yang baik diantara sesama institusi kesehatan dan masyarakat.
f. Tercapainya kesejahteraan karyawan.
19

Gambar 2. Struktur Organisasi RS Sumber Waras


Sumber: RS Sumber Waras (https://rssumberwaras.co.id/)

3.2 Gambaran Umum Instalasi Rawat Jalan RS Sumber Waras


Pelayanan Medik Rawat Jalan secara struktural berada dibawah Pelayanan Medik yang
bernaung dibawah Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan. Dalam pelaksanaan tugasnya
berhubungan erat dengan berbagai pihak lainnya, antara lain :
1. Keperawatan Umum
Dalam proses pembinaan dan penempatan perawat pelaksana di Rawat Jalan, Supervisor
Keperawatan Umum mengajukan permintaan kepada Pelayanan Keperawatan dan SDM.
Selain itu juga mengawasi profesionalisme kinerja keperawatan di Rawat Jalan berupa
asuhan keperawatan.
2. Administrasi Pasien Rawat Jalan dibawah Pelayanan Keperawatan
Pelaksana administrasi di Poliklinik Rawat Jalan bertugas dalam menginput biaya pelayanan
pasien per harinya baik berupa pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan, tindakan yang
dilakukan, serta jasa DPJP.
3. Farmasi
Dalam hal pengadaan obat, Supervisor Pelayanan Medik Rawat Jalan berkoordinasi dengan
Supervisor Farmasi.
20

4. Bagian Umum dan Logistik


Menunjang pemeliharaan prasarana dan fasilitas berkaitan dengan peralatan
medis/keperawatan di Rawat Jalan. Pelayanan Medik Rawat Jalan/Keperawatan Umum
berkoordinasi dengan pelaksana pemeliharaan untuk mengatasi permasalahan teknis
prasarana dan fasilitasi di Rawat Jalan.
5. Pelayanan Medik Gawat Darurat
Pelayanan Medik Rawat Jalan berkoordinasi dengan Pelayanan Medik Gawat Darurat dalam
hal adanya pasien rawat jalan di poliklinik yang keadaan umumnya jelek dan memerlukan
penanganan segera, maka dialihkan menjadi pasien UGD.
6. Laboratorium
Laboratorium menerima rujukan pasien dari Rawat Jalan guna menunjang kebutuhan
pemeriksaan penunjang bagi pasien rawat Jalan.
7. Radiologi
Radiologi menerima rujukan pasien dari Rawat Jalan guna menunjang kebutuhan
pemeriksaan penunjang bagi pasien rawat Jalan.
8. Rehabilitasi Medik
Rehabilitasi Medik menerima rujukan pasien dari Rawat Jalan sebagai rangkaian dalam
penatalaksaan pasien sesuai dengan permintaan DPJP.
9. Kamar Bedah dan Tindakan
Kamar Bedah dan Tindakan menjadi tempat rujukan bagi pasien rawat Jalan untuk
melakukan tindakan pembedahan. Pembedahan atau tindakan dilakukan oleh DPJP yang
merawat pasien atau DPJP lain yang dikonsulkan oleh DPJP yang merawat.
10. CSSD
sebagai penanggung jawab pelayanan sterilisasi alat melakukan fungsi pengawasan dan
pembinaan terhadap prosedur sterilisasi yang dilakukukan.
11. Rekam Medis
Rekam Medis berperan dalam hal penyediaan rekam medis pasien Poliklinik Rawat jalan.
Pasien yang sudah selesai dilayani (pulang), maka rekam medis pasien harus sudah
dikembalikan ke Rekam Medis dalam waktu maksimal 1x24 jam.
21

Layanan Poliklinik
1. Penyakit Dalam
2. Klinik Jantung
3. Klinik Paru
4. Klinik Diabetes Terpadu
5. Klinik Bedah Umum
6. Klinik Bedah Saraf
7. Klinik Bedah Urologi
8. Klinik Bedah Orthopedi
9. Klinik Bedah Plastik
10. Klinik Bedah Anak
11. Klinik Bedah Digestif
12. Klinik Bedah Vaskuler
13. Klinik Anestesi
14. Klinik Kebidanan
15. Klinik Anak
16. Klinik Kulit
17. Klinik THT
18. Klinik Mata
19. Klinik Gigi
20. Klinik Saraf
21. Klinik Psikiater
21. Klinik Hemodialisa
22. Ruang MCU
22

3.3 Bagan Tata Hubungan Kerja Pelayanan Medik Rawat Jalan dan Unit Kerja Lain

Pelayanan Medik Penunjang Medik

Pelayanan Medik Rawat


Keperawatan Umum Jalan Farmasi

Umum dan Logistik Laboratorium

Pelayanan Medik GD Radiologi

Kamar Bedah dan Rehabilitasi Medis


Tindakan

CSSD Rekam Medis

Penyelesaian administrasi

Umum BPJS

Instalasi Rawat Jalan Rumah sakit Sumber Waras


23

BAB IV

IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH

4.1 Identifikasi Masalah

Diperlukan beberapa tahapan untuk mengidentifikasi masalah yaitu

metode penemuan masalah. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan residensi

adalah sebagai berikut:

1. Metode pengamatan (observasi)

Penulis mengamati secara langsung aktifitas atau kegiatan yang berlangsung di

Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta Barat yaitu :

a. Mengamati aktifitas pegawai di Instalasi Rawat Jalan

Dari kegiatan ini diketahui : Petugas di bagian Instalasi Rawat Jalan atau

Poliklinik sebanyak 121 orang, terdiri dari dokter spesialis berjumlah 87

orang, perawat berjumlah 33 orang. Dari seluruh petugas yang terdapat di

Instalasi Rawat Jalan semuanya telah bekerja sesuai dengan tugasnya

masing–masing.

b. Mengamati ruangan di Instalasi Rawat Jalan

1) Ruang yang ada di Instalasi Rawat Jalan terdiri dari beberapa

Poliklinik, yaitu: Poliklinik Jantung, Poliklinik Mata, Poliklinik Kulit

dan Kelamin, Poliklinik Neuro, Poliklinik Psikiatri, Poliklinik THT,

Poliklinik Internis, Poliklinik Bedah Umum, Poliklinik Bedah Saraf,

Poliklinik Bedah Urologi, Poliklinik Bedah Orthopedi, Poliklinik Bedah

Plastik, Poliklinik Bedah Anak, Poliklinik Bedah Digestif, Poliklinik

Bedah Vaskuler, Anastesi, Poliklinik Anak, Poliklinik Paru, Poliklinik

Kebidanan, Poliklinik Gigi, Diabetes Terpadu, Hemodialisa, dan MCU.

2) Instalasi Rawat Jalan berada di bagian lobby depan untuk pasien umum

non BPJS dan lantai 2 untuk pasien BPJS


24

3) Ruang tunggu pasien yang terletak di Lorong poliklinik, terlihat cukup

penuh apalagi saat kunjungan pasien meningkat.

c. Mengamati hasil kerja di Instalasi Rawat Jalan :

Fungsi Instalasi Rawat Jalan adalah memberikan pelayanan kesehatan pasien

dengan jam buka adalah pukul 07.00 – 19.00 dari hari Senin – Sabtu. Secara

jelas, metode pengamatan pada residensi di Instalasi Rawat Jalan Rumah

Sakit Sumber Waras Jakarta Barat, dapat dilihat pada tabel berikut.
25

Tabel 4.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan Hasil Observasi Di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta Barat
Tahun 2022

No Pernyataan Kenyataan Standar Kesenjangan


1 Tenaga Petugas di bagian Setiap poliklinik Tenaga perawat
Instalasi Rawat Jalan minimal ada 1 cukup.
atau Poliklinik orang dokter dan
sebanyak 121 orang, perawat.
terdiri dari dokter
Spesialis berjumlah
87 orang,
perawat berjumlah 33
Orang.
2 Pengembangan Pelatihan-pelatihan Pemberian Pelatihan untuk
SDM Untuk tenaga pelatihan untuk peningkatan SDM
kesehatan cenderung Meningkatkan masih terbatas
Jarang dilakukan Kompetensi Dikarenakan pande
Semenjak pandemi Petugas mi
Covid 19 kesehatan secara
rutin dan terus
Menerus
3 Peralatan Fasilitas di setiap Fasilitas rawat Fasilitas rawat
rawat jalan poliklinik rawat jalan jalan lengkap dan Jalan cukup lengkap
Sudah lengkap dan kondisinya baik seperti alat
mendukung sterilisasi, visus,
pelaksanaan tugas, CTG, inhalasi,
Namun beberapa ada kompresor,
yang rusak, tapi tensimeter, dan
bisa langsung diper sebagainya
baiki, karena memili
ki ATEM sendiri
26

No Pernyataan Kenyataan Standar Kesenjangan


4 Pelayanan Fungsi Instalasi Pelayanan rawat Waktu tunggu
rawat jalan Rawat Jalan adalah jalan yang tepat pasien yang lama.
memberikan dan cepat Dan jam praktek
pelayanan kesehatan dokter spesialis
pasien sesuai dengan yang tidak tepat
jam kerja poliklinik waktu
RS secara tepat dan
cepat
5 Sarana Cukup memadai, Sarana Tidak ada masalah
ruangan rawat didukung oleh pendukung
jalan ruangan poliklinik sesuai standar
yang sesuai standar
6 Ruang tunggu Kondisi sempit Ruang tunggu Ruang tunggu
pasien karena terletak di pasien di tempat pasien sempit dan
Lorong poliklinik, luas dan kurang memadai.
dan penuh pasien Memadai
jika
kunjungan meningkat

2. Metode wawancara

Dalam menemukan masalah penulis mendapatkan data melalui wawancara

dengan Kepala IRJ, dan dari beberapa petugas di Instalasi Rawat Jalan

Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta Barat.


27

Tabel 4.3
Identifikasi Masalah Berdasarkan Hasil Wawancara Di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta Barat
Tahun 2022
No Pertanyaan Narasumber 1 Narasumber 2 Kesimpulan
1 Tenaga Tenaga dokter sudah Rekan-rekan Tenaga perawat di
cukup, tenaga perawat cukup Instalasi Rawat
perawat sudah jumlahnya untuk Jalan cukup.
memenuhi standard menjalankan
minimal pelayanan. pelayanan rajal.
2 Pengembangan Pelatihan untuk Pelatihan untuk Pelatihan untuk
SDM tenaga dokter dan petugas peningkatan SDM
perawat di IRJ
kesehatan di IRJ sudah baik, seperti
memang ada, tapi
karena masih sudah 2 tahun ini pelatihan ACLS,
pandemic untuk tidak berjalan NICU, Poned,
pelatihan tidak
dikarenakanya pelatihan,Hemodia
berjalan, seperti
biasanya efek pandemic lisis, Geriatri,
covid 19 APN, dan
sebagainya
Hanya dikarenakan
pandemic tidak
berjalan
3 Peralatan Sarana cukup Fasilitas yang Tidak adanya
rawat jalan memadai, terutama mendukung masalah
fasilitas yang rawat jalan kekurangan
mendukung cukup baik dan fasilitas / sarana
pelayanan poliklinik, lengkap seperti untuk rawat jalan
seperti alat sterilisasi, otoscope, alat dikarenakan sudah
visus, CTG, inhalasi, sterilisasi, USG, cukup lengkap
kompresor,tensimeter visus,CTG,
, dan sebagainya inhalasi,kompres
or, tensimeter,
dan sebagainya
28

No Pertanyaan Narasumber 1 Narasumber 2 Kesimpulan


4 Pelayanan Seringkali pelayanan Pasien cukup Waktu tunggu
rawat jalan terbentur oleh tenaga lama untuk pasien cukup lama,
yang terbatas,waktu mengantri dalam karena waktu
dokter yang datang, memperoleh dokter yang
sehingga terkadang pelayanan kurang tepat waktu
waktu tunggu pasien kesehatan. dan keterbatasan
untuk mendapat tenaga.
pelayanan kesehatan
menjadi bertambah.
5 Sarana Ruangan di rawat Ruangan Ruangan poliklinik
ruangan rawat jalan sudah sesuai poliklinik cukup cukup memadai.
jalan dan memadai Memadai
6 Ruang tunggu Ruang tunggu pasien Ruang tunggu Ruang tunggu
pasien terletak di Lorong pasien terasa pasien cukup
poliklinik, cukup sempit saat jam sempit dan kurang
sempit apalagi kalau pelayanan dan memadai.
lagi banyak pasien. kurang nyaman

3. Metode kepustakaan

Yaitu melalui data sekunder berupa data ketenagaan, sistem kerja dan metoda

evaluasi serta pengembangan SDM di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit

Sumber Waras Jakarta Barat

4.2 Analisis Sistem Pelayanan Kesehatan di Instalasi Rawat Jalan RS

Sumber Waras

Sebagai instansi pelayanan kesehatan, Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Sumber

Waras Jakarta Barat selalu berupaya memberikan pelayanan yang bermutu dan

berkualitas, namum tentunya untuk mencapai hal tersebut seringkali terdapat

beberapa masalah, sehingga menghambat pihak rumah sakit memberikan


29

pelayanan kesehatan yang bermutu kepada pasien, unsur – unsur tersebut dalam

sistem adalah :

1. Masukan ( input )

Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam suatu

sistem dan diperlukan guna berfungsinya sistem tersebut. Komponen input

yang ada dalam pelayanan rawat jalan di RS Sumber Waras Jakarta Barat,

antara lain adalah :

a. Man (Tenaga)

Yaitu ketersediaan tenaga dokter dan perawat yang ada di instalasi rawat

jalan, baik jumlahnya maupun kompetensinya. Berdasarkan data yang ada,

ternyata jumlah petugas yang ada di instalasi Rawat Jalan RS Sumber Waras

Jakarta Barat, seluruhnya berjumlah 121 orang, yang terdiri dari :

1) Perawat, sebanyak 33 orang

2) Dokter Spesialis, sebanyak 87 orang

Dalam hal ketenagaan, pada dasarnya untuk mencukupi standar pelayanan di

rawat jalan sudah cukup namun permasalahan lainnya yaitu segi kompetensi

mungkin perlu diprogramkan pelatihan-pelatihan untuk pengembangan SDM

baik bagi dokter maupun perawat.

a. Money (dana)

Terkait dengan anggaran, pengelolaan SDM di instalasi Rawat Jalan RS

Sumber Waras Jakarta Barat, diatur oleh pihak manajemen keuangan yang

didistribusikan sesuai dengan Rencana Anggaran yang telah disusun

sebelumnya.
30

b. Material (bahan)

Bahan atau sarana prasarana yang mendukung pelaksanaan pelayanan rawat

jalan di instalasi Rawat Jalan RS Sumber Waras Jakarta Barat, sampai saat ini

adalah dalam bentuk perangkat keras maupun lunak. Perangkat keras

misalnya berupa tempat tidur, emergency kit, komputer beserta alat dukung

lainnya. Perangkat lunak seperti program atau software, dan sebagainya.

Kaitannya dengan sarana dan alat kesehatan yang mendukung pelayanan

rawat jalan, beberapa ada yang mengalami rusak ringan, namun karena sudah

memiliki ATEM sendiri sehingga dapat diperbaiki langsung.

c. Machine (Mesin)

Mesin berupa sarana yang secara tidak langsung mendukung pelayanan rawat

jalan, misalnya alat transportasi yang digunakan berupa ambulance yang

tersedia sebanyak 2 Unit, terdiri dari 1 unit mobil ambulans jenis Hi Ace, 1

unit mobil ambulans jenis L300.

d. Methode (Metode)

Metode yang digunakan dalam pelayanan gawat darurat. Dalam hal ini

metode pemberian pelayanan adalah secara langsung, dengan melewati

bagian Gedung pendaftaran di RS sesuai dengan kebutuhan pelayanan

kesehatan masing- masing pasien. Jika ada pasien datang, maka akan

langsung di tindak lanjuti sesuai dengan kasus yang ada di masing-masing

poliklinik.
31

2. Proses ( process )

Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dan berfungsi

untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.

Dalam hal ini, proses yang dilakukan oleh instalasi Rawat Jalan RS

Sumber Waras Jakarta Barat dalam memberikan pelayanan rawat jalan kepada

pasien sesuai kebutuhan pasien, adalah berupa cara atau strategi yang dipakai

dengan memanfaatkan sumber daya yang telah dimiliki. Beberapa strategi dan

cara yang ditempuh dalam pelayanan gawat darurat adalah sesuai dengan kasus

yang ditemukan, dan berdasarkan standarr operasional prosedur (SOP) yang telah

disusun oleh pihak rumah sakit.

Adapun alur pelayanan di Instalasi Rawat Jalan RS Sumber Waras Jakarta

Barat, adalah sebagai berikut :


32

ALUR PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN


                   

  LABORATORIUM  
   
   
   
POLIKLINIK
   
PENDAFTARA FARMASI
PASIE N PULANG
N
   
   
   
RADIOLOGI
   

Untuk pasien umum (Non BPJS) pasien datang melakukan pendaftaran di

bagian Gedung khusus pendaftaran untuk mengisi identitas dan registrasi

mendaftar, setelah memperoleh nomor antrian, menunggu dan akan di panggil ke

poliklinik sesuai dengan pelayanan kesehatan yang dipilih. Selanjutnya diberikan

pelayanan kesehatan sesuai dengan keluhan, dan pasien memperoleh resep obat

untuk dibeli. Jika dari Poliklinik pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

penunjang oleh Dokter, maka pasien langsung menuju ke Laboratorium ataupun

Radiologi sesuai intruksi dokter Poliklinik.


33

Dalam proses pelayanan, ditemukan masalah berkaitan dengan waktu

tunggu pasien lama, kemungkinan disebabkan oleh kurang tepat waktunya

kedatangan dokter dan 1 dokter bisa melayani pasien bpjs dan non bpjs.

3. Keluaran ( output)

Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari

berlangsungnya suatu proses dalam sistem. Dalam hal ini adalah keberhasilan

penanganan kasus gawat darurat yang telah dilakukan oleh IRJ RS Sumber Waras

Jakarta Barat. Berdasarkan informasi, jumlah pasien yang berkunjung ke

Poliklinik atau IRJ RS tahun 2021 adalah sebanyak 67.693 pasien, dengan rincian

di setiap poliklinik sebagai berikut :

Tabel 4.1
Jumlah Kunjungan Pasien di Instalasi Rawat Jalan
RS Sumber Waras Jakarta Barat Jakarta Selatan
Tahun 2021

No Poliklinik Jumlah Kunjungan Persentase


Pasien (%)
1 Penyakit dalam 7178 11
2 Klinik Jantung 9359 14
3 Klinik Paru 4411 7
4 Klinik Diabetes 5259 8
6 Klinik Bedah Umum 2531 4
7 Klinik Saraf 238 0,003
8 Klinik Urologi 1547 2
9 Klinik Orthopedi 3402 5
10 Klinik Bedah Plastik 176 0,002
11 Klinik Bedah Anak 654 1
34

No Poliklinik Jumlah Kunjungan Persentase


Pasien (%)
12 Klinik Bedah Digestif 174 0,002
13 Klinik Bedah Vaskuler 209 0,003
14 Klinik Anestesi 634 1
15 Klinik Kebidanan 1845 3
16 Klinik Anak 2646 4
17 Klinik Kulit 3037 4
18 Klinik THT 2858 4
19 Klinik Mata 1717 3
20 Klinik Gigi 730 1
21 Klinik Saraf 6482 10
22 Klinik Psikiater 2924 4
23 Klinik Hemodialisa 9597 14
24 Klinik MCU 85 0,001
Total 67.693 100%

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa jumlah kunjungan pasien di

Instalasi Rawat Jalan RS Sumber Waras Jakarta Barat pada tahun 2021 tertinggi

adalah pada Klinik Hemodialisa sebanyak 9597 orang pasien (14%), sedangkan

terendah adalah pada Klinik MCU sebanyak 85 orang pasien (0,001%).

5.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan masalah dalam residensi ini adalah sebagai berikut.

1. Sumber Daya Manusia khususnya Dokter Spesialis di Instalasi Rawat Jalan

Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta Barat dari segi waktu perlu disiplinkan

dan adanya pembedaan dokter spesialis bpjs dan non bpjs.

2. Penertiban antrian pasien agar tidak langsung naik ke ruang poli.

3. Ruang tunggu pasien sempit ketika antrian pasien mingkat.

4. Pelatihan untuk peningkatan SDM ketika sudah mulai buka kembali.


35

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Penentuan Skala Prioritas Masalah

Daftar masalah yang ditemukan dari identifikasi masalah terkait dengan

pelayanan di Instalasi Rawat Jalan / Poliklinik RS Sumber Waras Jakarta Barat,

yaitu:

1. Sumber Daya Manusia khususnya Dokter Spesialis di Instalasi Rawat Jalan

Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta Barat dari waktu perlu disiplinkan dan

adanya pembedaan dokter spesialis bpjs dan non bpjs.

2. Penertiban antrian pasien agar tidak langsung naik ke ruang poli

3. Ruang tunggu pasien sempit ketika antrian pasien meningkat

4. Pelatihan untuk peningkatan SDM ketika sudah mulai buka kembali

Adapun daftar masalah yang ada di pelayanan Rawat Jalan RS Sumber

Waras Jakarta Barat, secara jelas dapat dilihat pada diagram ishikawa berikut ini.

Diagram 5.1
Daftar Masalah Pelayanan Rawat Jalan Di RS Marinir Jakarta Barat

Fishbone Ishikawa Diagram

Man (Tenaga) Money (Dana) Material (Sarana)

Kualitas dokter speisalis


Dokter spesialis Ruang tunggu pasien
sempit ketika pasien
bpjs dan nonkurang
bpjs meningkat
Tepat waktu
digabung diwaktu Poliklinik bpjs dan
yang sama non bpjs terpisah
Pelatihan terbatas Pelayanan Rawat
Jalan
Kurang Optimal

Machine ( Mesin ) Method (Cara)

Company Name 2 www.yourdomain.com


36

Mengingat adanya beberapa masalah yang ditemukan, dan tidak mungkin

untuk memecahkan masalah sekaligus karena keterbatasan sumber daya yang ada,

maka perlu dilakuan penetapan prioritas masalah.

Penetapan prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan alat

manajemen berupa pembobotan terhadap kriteria yang digunakan untuk menilai

masalah. Dalam hal ini penulis menggunakan MCUA (Multi Criteria Utility

Assessment). Adapun Langkah-langkahnya adalah :

1. Menetapkan kriteria untuk menilai masalah. Dalam hal ini ditetapkan 3

kriteria, yaitu kemudahan diselesaikan, ketersediaan teknologi, dan biaya

yang murah.

2. Memasukkan kriteria ke dalam tabel

3. Pemberian pembobotan, dengan skala 1 – 5

1 = sulit

2 = cukup sulit

3 = sedang

4 = mudah

5 = sangat mudah

4. Menjumlahkan skor

5. Memberikan urutan prioritas sesuai dengan skor yang diperoleh, prioritas

adalah total skor terbesar.

Dari hasil observasi dan wawancara, disusun skala prioritas masalah yang

ada di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta Barat, sebagai

berikut.
37

Tabel 5.1
Penetapan Skala Prioritas Masalah di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta Barat
Tahun 2022

No Masalah Kriteria penilaian Total


Kemudahan Ketersediaan Biaya skor
diselesaikan teknologi murah
Tepat waktu Dokter
1 Spesialis dalam praktik 2 4 2 8
Dan pembedaan dokter
bpjs dan non bpjs
Penertiban antrian
2 pasien agar tidak 4 4 4 12
langsung naik ke poli
Ruang tunggu pasien
3 Sempit ketika pasien 3 3 3 9
meningkat
Pelatihan untuk
4 peningkatan SDM 4 3 3 10
masih terbatas ketika
sudah mulai buka
kembali

Berdasarkan tabel skala prioritas di atas, dapat diketahui bahwa skor

terbesar yang merupakan prioritas masalah yang harus diselesaikan adalah terkait

dengan Penertiban antrian pasien agar tidak langsung naik ke poli (skor 12).

Oleh sebab itu, masalah tentang Penertiban antrian pasien agar tidak

langsung naik ke poli, menjadi skala prioritas untuk dapat diselesaikan.

5.2 Penetapan Penyebab masalah

Masalah ini akan semakin terlihat jelas jika dituangkan melalui pemetaan

masalah dengan menggunakan model kerangka tulang ikan. Beberapa masalah

penting untuk diperhatikan. Menurut R.Y.Chang (1998) dengan metode sebab

akibat (fish bone) adalah alat yang baik untuk analisa sumber masalah. Pemetaan
38

masalah dengan menggunakan model tulang ikan, masalah dapat dipetakan sebagai

berikut :

Gambar 5.2
Diagram Tulang Ikan (Fishbone) Penyebab Masalah

Fishbone Ishikawa Diagram

Man (Tenaga) Money (Dana) Material (Sarana)

Dibutuhkan orang
untuk mengatur
antrian diloket
pendaftaran
Penertiban antrian
pasien agar tidak
langsung naik ke poli
Kebijakan RS terkait
edukasi di loket
pendaftaran

Machine ( Mesin) Method (Cara)

Company Name 3 www.yourdomain.com

5.3 Alternatif Pemecahan Masalah

Beberapa alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah tentang waktu tunggu pasien yang lama di Instalasi Rawat

Jalan Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta Barat, antara lain adalah :

1. Pengajuan oleh Kepala Instalasi Rawat Jalan kepada pihak RS terkait dengan

adanya pembeda waktu praktek dokter spesialis bpjs dan non bpjs, atau

adanya penambahan dokter spesialis khusus bpjs atau non bpjs.

2. Memberikan solusi oleh Kepala Instalasi Rawat Jalan terhadap dokter

spesialis agar datang tepat waktu agar tidak terjadinya timpang tindih antara

jam kerja dokter spesialis yang sebelumnya dengan sesudahnya.

3. Penerapan kebijakan atau peraturan dari pihak rawat jalan RS untuk mengatur

pasien di tempat pendaftaran agar tidak langsung naik ke poli agar tidak

terjadinya penumpukan pasien di dalam rumah sakit


39

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Analisis input 5 M (Man, Money, Material, Mechine, Method) di Instalasi

Rawat Jalan RS Sumber Waras Jakarta Barat, sebagian besar sudah

memadai, namun ada beberapa masalah terkait dengan disiplin waktu

antara dokter spesialis, fasilitas lengkap, ruang tunggu pasien yang sempit,

dan pelatihan untuk peningkatan SDM masih terbatas dikarenakan

pandemi.

2. Analisis proses (alur pelayanan) di IRJ RS Sumber Waras Jakarta Barat,

sudah sesuai dan tidak ditemukan masalah.

3. Analisis output (hasil) yaitu jumlah pasien rawat jalan di RS Sumber

Waras Jakarta Barat pada tahun 2021 adalah sebanyak 67.693 pasien.

4. Identifikasi daftar masalah terkait dengan pelayanan kesehatan di IRJ RS

Sumber Waras Jakarta Barat, antara lain kualitas waktu datang dokter

spesialis, fasilitas cukup lengkap, ruang tunggu pasien yang sempit, dan

pelatihan untuk peningkatan SDM masih terbatas. Prioritas masalah yang

ditetapkan berdasarkan penghitungan adalah Penertiban antrian pasien

agar tidak langsung naik ke poli di IRJ RS Sumber Waras Jakarta Barat.

5. Solusi pemecahan masalah yang berkaitan dengan Penertiban antrian

pasien di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta Barat

antara lain dengan pengajuan usulan adanya yang menjaga diruang

pendaftaran dan digencarkan kembali terkait edukasi setelah mendaftar

tidak boleh langsung naik ke poli sehingga menyebabkan penumpukan

antrian di loby.
40

6.2 Saran

1. Agar dilakukan rapat terhadap dokter spesialis terkait disiplinnya masalah

waktu datang ke rumah sakit.

2. Perlu dilakukan usulan kepada manajemen RS terkait dengan menambahnya

jumlah dokter spesialis yang membedakan pasien bpjs dan non bpjs agar tidak

terjadinya penumpukan pasien.

3. Hendaknya dilakukan modifikasi ruangan tunggu pasien yang sempit seperti

pemasangan Exhaust Fan, Air Purifier, dan sarana hiburan berupa Siaran

Televisi untuk mengurangi kebosanan bagi pasien dan keluarga yang

menunggu pelayanan kesehatan.

4. Hendaknya ada orang yang menunggu diruang pendaftaran agar bisa

memberikan edukasi dan merapihkan antrian untuk pasien yang belum

saatnya masuk keruangan poliklinik.


41

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, 2015. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta : UI-Press.

Ali, 2015. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT


Rineka Cipta

Azwar, A. 2016. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan.

Hasibuan, M.S.P. 2016. Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Ilyas, 2015. Kinerja, teori, penilaian dan penelitian. Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi
Kesehatan FKM Universitas Indonesia.

Profil Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta Barat Jakarta Selatan

Tahun 2020 UU RI, No 29 Tahun 2004 tentang Praktik

Kedokteran

UU no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai