Anda di halaman 1dari 7

SOAL MID TEST (UTS) – S2 MARS URINDO 2020

Nama : Andrea Susanti


NPM : 186080085
Semester 3 Angkatan 29

Seorang pengusaha Asing ingin mendirikan Rumah Sakit kls B bertaraf sesuasi kebutuhan
masyarakat setempat sesuai aturan yang berlaku sebuah Kota dengan jumlah penduduk 5 juta
jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk yg sangat padat karena dekat dengan daerah pusat
pemerintahan,
Menurut Data kesehatan di Kota tersebut ada Rumah Sakit Pemerintah kelas B 1 buah dan
RS B Swasta berbentuk Yayasan ada 1 RS dan 10 kelas C, dengan 12 Puskesmas
Pengusaha dimaksud berkeinginan mendirikan Rumah Sakit swasta kelas dengan keunggulan
Pusat Pelayanan Jantung Terpadu .
Permasalahan yang dihadapi perusahaan tadi adalah bagaimana prosedurnya mendirikan dan
menyelenggarakan rumah sakit, prosedurnya dan kepada siapa harus berhubungan serta
berapa biaya yang dibutuhkan, sarana prasarana serta alat apa yang dibutuhkan dan
tenaga yang diperlukan, termasuk diperlukan adanya standar-standar seperti Standar Pelayanan
dan SOP/SPO.
Untuk itu meminta bantuan saudara sebagai Lulusan MARS yang dianggap sebagai konsultan
dlm bidang Perumahsakitan dengan imbalan yang dapat disepakati bersama
Pertanyaan :

A. MATERI UMUM

1. Sebagai Lulusan MARS tentunya saudara dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan


pada perusahaan tersebut untuk mendirikan dan menyelenggarakan Rumah Sakit. Uraikan
pertimbangan-pertimbangan Saudara dalam proses pendirian RS secara lengkap dan
jelas.
Jawab :
Pertimbangan-pertimbangan dalam proses pendirian RS meliputi :
a) Aksesibilitas : memudahkan penduduk untuk mengakses pelayanan kesehatan. Perlu
diperhatikan berapa jarak rumah sakit yang direncanakan dengan rumah sakit yang
ada. Jika letaknya berjauhan maka pendirian rumah sakit ini adalah upaya yang tepat.
Pendirian rumah sakit baru merupakan solusi untuk mengatasi masalah minimnya
aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
b) Morbiditas dan mortalitas. Angka kesakitan dan kematian merupakan salah satu
faktor yang perlu menjadi pertimbangan didirikannya rumah sakit. Jika angka
kesakitan dan kematian di suatu daerah melebihi standar/cenderung tinggi, maka ini
merupakan salah satu indikasi perlunya rumah sakit di daerah tersebut, walaupun
perlu pengumpulan data yang lebih mendalam apakah hal tersebut terjadi karena
akses ke rumah sakit yang sulit
c) Segmen pasar merupakan aspek yang berkaitan dengan peluang pasar untuk suatu
produk yang akan di tawarkan oleh suatu proyek tersebut dalam hal ini rumah sakit.
Perlu dipertimbangkan jumlah konsumen potensial yaitu konsumen yang mempunyai
keinginan atau hasrat untuk membeli serta daya beli masyarakat. Daya beli
merupakan kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang yang dipengaruhi
kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan masa lalu, dll.
d) Legalitas yaitu suatu aspek yang terkait dengan aspek legal yang meliputi ketentuan
hukum yang berlaku termasuk izin lokasi dan izin usaha
e) Bisnis. Dengan pendirian rumah sakit, nilai bisnis wilayah disekitarnya meningkat.
Selain itu menambah peluang kerja masyarakat yang tinggal di wilayah sekitar
rumah sakit sehingga dapat meningkatkan income per capita penduduk setempat.
Namun letak antar rumah sakit perlu dipertimbangkan agar jangan terlampau dekat
dengan rumah sakit lainnya sehingga profit bisa dimaksimalkan
f) Dari sisi budaya yaitu mengkaji tentang dampak keberadaan proyek terhadap
kehidupan masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat.
g) Dari segi sosial yaitu Apakah dengan keberadaan proyek wilayah menjadi semakin
ramai, lalu lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan
lainnya, pendidikan masyarakat setempat. Maka untuk mendapatkan itu semua dapat
dilakukan dengan cara wawancara, kuesioner, dokumen, dll. Untuk melihat apakah
suatu proyek layak atau tidak dilakukan dengan membandingkan keinginan investor
atau pihak yang terkait dengan sumber data yang terkumpul.
h) Aspek lingkungan telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak dari
suatu usaha terhadap lingkungan. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah
bagaimana dampak pendirian rumah sakit ini terhadap resiko pencemaran lingkungan
dan pencegahannya sehingga lingkungan disekitar rumah sakit bisa terjaga dari
bahaya pencemaran.
i) Aspek Finansial.
j) Pemilihan teknologi. Kriteria pemilihan teknologi pada dasarnya adalah menetapkan
teknologi yang paling efisien secara teknis dan ekonomis. Faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan teknologi yaitu :
k) Kesesuaian teknologi dengan material
l) Biaya investasi dan perawatan
m) Kemampuan SDM

2. Uraikan prosedur mendirikan sebuah Rumah Sakit beserta dengan mekanisme


melaksanakannya lengkap dengan aturan yang berlaku. Apakah mungkin mendirikan rumah
sakit internasional ? Jelaskan secara lengkap

Jawab :
Dalam Petunjuk Teknis Izin Mendirikan, Izin Operasional dan Peningkatan Kelas Rumah
Sakit yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pelayanan Kesehatan Kementrian Kesehatan
RI tahun 2017, prosedur mendirikan sebuah RS meliputi
a. Langkah pertama yang dipersiapkan dalam mendirikan rumah sakit adalah izin
mendirikan Rumah Sakit dan izin operasional Rumah Sakit. Izin opersional rumah sakit
terdiri dari izin operasional sementara dan izin operasional tetap. Permohonan izin
mendirikan dan izin operasional Rumah Sakit diajukan menurut jenis dan klasifikasi
Rumah Sakit. Izin mendirikan diberikan untuk mendirikan bangunan baru atau
mengubah fungsi bangunan lama untuk difungsikan sebagai rumah sakit. Pengajuan izin
mendirikan paling sedikit 12 (dua belas) bulan sebelum pembangunan rumah sakit.
b. Persyaratan untuk mendirikan sebuah RS :
Pemilik atau pengelola yang akan mendirikan rumah sakit harus mengajukan
permohonan izin mendirikan kepada institusi yang berwenang sebelum dilakukan
pendirian bangunan sesuai dengan klasifikasi rumah sakit dengan melampirkan
dokumen administrasi:
1) Surat rekomendasi dari tim ahli bangunan pada Badan/Dinas Pelayanan Terpadu
Satu Pintu bidang kesehatan atau Dinas Pekerjaan Umum setempat;
2) Surat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada
Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan klasifikasi Rumah
Sakit berdasarkan data rasio kebutuhan jumlah 1 tempat tidur Rumah Sakit per
1000 penduduk dengan batas toleransi kelebihan 10% dari kebutuhan tempat tidur
di Provinsi/Kabupaten/Kota (yang dinyatakan masih terdapat kekurangan tempat
tidur);
3) Fotokopi akta pendirian badan hukum yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan, kecuali instansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah;
4) Studi kelayakan (feasibility study) rumah sakit
5) Master plan;
6) Detail Engineering Design (DED);
7) Dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan;
8) Fotokopi sertifikat tanah/bukti kepemilikan tanah atas nama badan hukum pemilik
rumah sakit;
9) Izin Undang-Undang Gangguan (Hinder Ordonantie/HO);
10) Surat Izin Tempat Usaha (SITU);
11) Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
12) Untuk RS PMA harus melampirkan izin prinsip PMA.
Keterangan persyaratan Izin Mendirikan :
1. Studi kelayakan merupakan gambaran kegiatan perencanaan rumah sakit secara
fisik dan non-fisik yang terdiri atas:
a) kajian kebutuhan pelayanan rumah sakit yang meliputi:
a) Kajian demografi yang mempertimbangkan luas wilayah dan
kepadatan penduduk serta karakteristik penduduk yang terdiri dari
umur, jenis kelamin, dan status perkawinan;
b) Kajian sosio-ekonomi yang mempertimbangkan kultur/kebudayaan,
tingkat pendidikan, angkatan kerja, lapangan pekerjaan, pendapatan
domestic rata-rata bruto;
c) Kajian morbiditas dan mortalitas, yang mempertimbangkan sekurang-
kurangnya sepuluh penyakit utama, angka kematian (GDR, NDR), dan
angka persalinan;
d) Kajian kebijakan dan regulasi, yang mempertimbangkan kebijakan
dan regulasi pengembangan wilayah pembangunan sector non-
kesehatan, kesehatan, dan perumahsakitan.
e) Kajian aspek internal Rumah Saki merupakan rancangan sistem-
sistem yang akan dilaksanakan atau dioperasionalkan, yang terdiri dari
sistem manajemen organisasi termasuk sistem manajemen unitunit
pelayanan, sistem unggulan pelayanan, arif teknologi peralatan, sistem
tarif, serta rencana kinerja dan keuangan.
b) Kajian kebutuhan lahan, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, dan
peralatan sesuai kriteria klasifikasi Rumah Sakit yang akan didirikan yang
meliputi:
i. Lahan dan bangunan rumah sakit harus dalam satu kesatuan lokasi
yang saling berhubungan dengan ukuran, luas dan bentuk lahan serta
bangunan/ruang mengikuti ketentuan tata ruang daerah setempat yang
berlaku.
ii. Persyaratan lokasi meliputi:
1) Tidak berada di lokasi area berbahaya (di tepi lereng, dekat kaki
gunung yang rawan terhadap longsor, dekat anak sungai atau
badan air yang dapat mengikis fondasi, dekat dengan jalur
patahan aktif/gempa, rawan tsunami, rawan banjir, berada dalam
zona topan/badai, dan lain-lain).
2) Harus tersedia infrastruktur aksesibilitas untuk jalur transportasi.
3) Ketersediaan utilitas publik mencukupi seperti air bersih,
jaringan air kotor, listrik, jalur komunikasi/telepon.
4) Ketersediaan lahan parkir.
5) Tidak berada di bawah pengaruh SUTT dan SUTET.
iii. Rencana cakupan, jenis pelayanan kesehatan, dan fasilitas lain;
iv. Jumlah, spesialisasi, dan kualifikasi sumber daya manusia; dan
v. Jumlah, jenis, dan spesifikasi peralatan mulai dari peralatan sederhana
hingga peralatan canggih
c) Kajian kemampuan pendanaan/pembiayaan yang meliputi:
a) Prakiraan jumlah kebutuhan dana investasi dan sumber pendanaan;
b) Prakiraan pendapatan atau proyeksi pendapatan terhadap prakiraan
jumlah kunjungan dan pengisian tempat tidur;
c) Prakiraan biaya atau proyeksi biaya tetap dan biaya tidak tetap
terhadap prakiraan sumber daya manusia;
d) Proyeksi arus kas 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun; dan
e) Proyeksi laba atau rugi 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun.
2. Master plan memuat strategi pengembangan asset untuk sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) tahun ke depan dalam pemberian pelayanan kesehatan secara optimal
yang meliputi identifikasi proyek perencanaan, demografis, tren masa depan,
fasilitas yang ada, modal dan pembiayaan;
3. Detail Engineering Design (DED) merupakan gambar perencanaan lengkap rumah
sakit yang akan dibangun yang meliputi gambar arsitektur, struktur dan mekanika
elektrik sesuai dengan persyaratan teknis yang ditetapkan oleh Menteri;
4. Dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e terdiri atas upaya pengelolaan lingkungan (UKL), upaya
pemantauan lingkungan (UPL), atau analisis dampak lingkungan (AMDAL)
berdasarkan klasifikasi rumah sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
5. Izin Undang - Undang Gangguan (hinder ordonantie/HO) dan/atau surat izin
tempat usaha (SITU), dan izin mendirikan bangunan (IMB) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf g, huruf h, dan huruf i diperoleh sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Prosedur mendirikan :
1. Pemilik/Pimpinan rumah sakit mengajukan surat permohonan izin mendirikan
ditujukan kepada penerbit izin (Badan/Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu
bidang kesehatan) dengan melampirkan persyaratan administrasi;
2. Surat permohonan tembusannya disampaikan kepada:
a) Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
b) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat
c) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
3. Berkas surat permohonan yang telah diterima dilakukan pemeriksaan
kelengkapan dokumen oleh Badan/Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu bidang
kesehatan;
4. Penerbit izin harus menerbitkan bukti penerimaan berkas permohonan yang telah
lengkap atau memberikan informasi apabila berkas permohonan belum lengkap
kepada pemilik atau pengelola yang mengajukan permohonan izin mendirikan
dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) hari kerja sejak berkas permohonan
diterima. Dokumen yang belum langkap agar segera dilengkapi oleh rumah sakit
selama waktu 6 (enam) hari;
5. Penerbit izin (Badan/Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu bidang kesehatan)
memberikan data dukung kelengkapan berkas permohonan izin mendirikan
kepada Direktur Jenderal di lingkungan Kementerian Kesehatan yang tugas dan
tanggung jawabnya di bidang pembinaan perumahsakitan atau pejabat yang
berwenang di Bidang Kesehatan pada Pemerintah Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota;
6. Untuk RS kelas A dan PMA, Direktur Jenderal di lingkungan Kementerian
Kesehatan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pembinaan
perumahsakitan mendelegasikan wewenang pembentukan Tim Visitasi
pemberian izin mendirikan kepada Direktur di lingkungan Kementerian
Kesehatan yang tugas dan tanggung jawabnya di Bidang Pembinaan
Perumahsakitan;
7. Direktur Jenderal di lingkungan Kementerian Kesehatan yang tugas dan tanggung
jawabnya di Bidang Pembinaan Perumahsakitan mendelegasikan wewenang
pembentukan Tim Visitasi pemberian izin mendirikan kepada Direktur di
lingkungan Kementerian Kesehatan yang tugas dan tanggung jawabnya di Bidang
Pembinaan Perumahsakitan;
8. Berdasarkan data dukung kelengkapan berkas permohonan, Direktur di
lingkungan Kementerian Kesehatan yang tugas dan tanggung jawabnya di Bidang
Pembinaan Perumahsakitan atau pejabat yang berwenang di Bidang Kesehatan
pada Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan:
a) Telaah terhadap kelengkapan dokumen
b) Kajian audit master plan, analisa studi kelayakan bangunan dan dokumen
lainnya;
c) Berkoordinasi dengan tim ahli bangunan pada Badan/Dinas Pelayanan
Terpadu Satu Pintu bidang kesehatan atau Dinas Pekerjaan Umum
setempat untuk mendapatkan rekomendasi;
d) Membentuk Tim Visitasi izin mendirikan yang terdiri atas:
i. izin mendirikan RS kelas A dan RS PMA terdiri atas Sekretariat
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Direktorat Pelayanan
Kesehatan Rujukan, Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan),
Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
Asosiasi Perumahsakitan Nasional
ii. izin rumah sakit kelas B terdiri atas unsur Dinas Kesehatan Provinsi,
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Asosiasi Perumahsakitan
Nasional.
iii. izin rumah sakit kelas C dan rumah sakit kelas D terdiri atas unsur
Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
Asosiasi Perumahsakitan Nasional.
9. Berdasarkan penunjukan Tim Visitasi, Tim bertugas:
a) Untuk audit masterplan dan penilaian kelayakan pembangunan rumah
sakit, tim berkoordinasi dengan tim ahli bangunan pada Badan/Dinas
Pelayanan Terpadu Satu Pintu bidang kesehatan atau Dinas Pekerjaan
Umum setempat;
b) Sesuai jadwal yang ditentukan Tim Visitasi akan melaksanakan kunjungan
ke rumah sakit untuk melakukan penilaian dokumen dan peninjauan
lapangan atas kelayakan paling lama 7 (tujuh) hari setelah penunjukan;
10. Tim Visitasi harus menyampaikan laporan hasil visitasi kepada Direktur di
lingkungan Kementerian Kesehatan yang tugas dan tanggung jawabnya di Bidang
Pembinaan Perumahsakitan atau pejabat yang berwenang di bidang kesehatan di
tingkat provinsi atau kabupaten/kota dan umpan balik (feedback) kepada
Pemohon yang ditandatangani oleh Direktur di lingkungan Kementerian
Kesehatan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pembinaan
perumahsakitan atau pejabat yang berwenang di Bidang Kesehatan di tingkat
Provinsi atau Kabupaten/Kota kepada pemohon;
11. Berdasarkan laporan hasil visitasi oleh Tim Visitasi, Direktur di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
perumahsakitan menyampaikan laporan kelayakan pembangunan rumah sakit
kepada Direktur Jenderal di lingkungan Kementerian Kesehatan yang tugas dan
tanggung jawabnya di bidang perumahsakitan;
12. Berdasar laporan kelayakan pembangunan, Direktur Jenderal di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang tugas dan tanggung jawabnya di Bidang
Perumahsakitan atau pejabat yang berwenang di Bidang Kesehatan pada
Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota menyampaikan surat rekomendasi
penerbitan/penolakan izin kepada penerbit izin paling lama 7 (tujuh) hari kerja;
13. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak rekomendasi teknis diterima,
penerbit izin (Badan/Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu bidang kesehatan)
harus mengeluarkan surat penerbitan/penolakan izin sesuai rekomendasi teknis.

Apakah mungkin mendirikan rumah sakit internasional ?


Pemilik RS dapat mendirikan RS bertaraf intenasional, dalam arti menjadikan RS
kualitasnya bertaraf internasional. RS tersebut tidak harus memiliki bangunan yang
mewah. Kualitas RS tersebut harus terakreditasi oleh lembaga/badan yang telah
terakreditasi oleh Internasional Society for Quality in Health Care (ISQua).
Ketentuan ini tertuang dalam Keputusan Menkes No. 1195/MENKES/SK/VIII/2010,
tanggal 23 Agustus 2010. Saat ini badan akreditasi yang telah mendapatkan
akreditasi ISQua adalah Joint Commission International (JCI). ISQua merupakan
lembaga akreditasi internasional yang berwenang melakukan akreditasi terhadap
akreditor. Saat ini Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) telah terakreditasi oleh
ISQua untuk memenuhi standar internasional.
RS mencantumkan yang telah mendapatkan sertifikat ISO, harus disebutkan ISO
dalam hal apa dan sampai kapan berlakunya. Walaupun rumah sakit sudah
mendapatkan akreditasi internasional, tetap dilarang mencantumkan kata
internasional/dunia/global sebagai nama rumah sakit. Dalam ketentuan tersebut,
RS boleh mencantumkan kata terakreditasi internasional dibawah atau disamping
nama RS tersebut disertai lengkap dengan tahun berlakunya akreditasi.

3. Jelaskan pula hal-hal yg diperlukan dalam dan penyelenggaraan RS serta


pentahapannya sehingga bisa beroperasional RS dimaksud.

4. Mengingat daerah sangat padat penduduk dalam kasus diatas ,.Apakah perlu didirikan
RS Klas D Pratama ? .Jekaskan tatacara pendiriannya sesuai aturan yg berlaku

5. Bagaimana pendapat saudara tentang Permenkes 3 Th 2020 tentang Klasifikasi dan


perizinan RS dikaitkan dengan Peraturan yg berlaku selama ini .Uraikan secara tegas
dan jelas

6. Bagaimana tanggapan saudara terhadap masalah masalah yang terjadi di Rumah sakit
baik Permasalahan Magajerial di RS, Permasalahan Hukum yang berkaaitan
dengan Manajerial RS dan Permasalahan tehnis medis yang berkaitan dengan Hukum
pada saat ini. Uraikan

7. Bagaimana pendapat saudara terhadap Persyaratan tehnis utk menjadi


Pimpinan/Direktur RS sesuai yang diatur dalam Permenkes 971/2008 dikaitkan dengan
kebutuhan sekarang ini. Jelaskan pandangan saudara.

8. Uraikan pandangan saudara terhadap pelaksanaan Hak Hak Pasien dikaitkan dengan
pelaksanaan BPJS sekarang ini .Jelaskan

9. Perlindungan Hukum bagi Nakes sangat mendasar dan penting dalam tugas pelayanan
kesehatan .Bagaimana tanggapan saudara perlindungan Nakes dalam penanganan
Covid 19. Pada saat sekarang ini. Jelaskan

10. Dalam penanganan Covid 19 sekarang ini boleh melakukan OMS ( Online Medical
Service ) yang dilakukan dengan Telemedicine . Jelaskan bagaimana hal ini dikaitkan
dengan Permenkes No. 290 th 2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran . Jelaskan

II . B. ANALISIS KASUS

1. Dalam proses pendirian dan penyelengaraan Rumah Sakit diperlukan adanya Studi
Kelayakan (feasibility study),Master Plan sesuai peraturan yang berlaku, antara lain:
a. Analisis kebutuhan pelayanan (program fungsi)
b. Analisis kebutuhan SDM (kompetensi masing-masing)
c. Analisis kebutuhan Sarana, Prasarana dan Alat (SPA)
d. Analisis kebutuhan biaya
Coba saudara buatkan Study Kelayakan sesuai pengetahuan Saudara.

2 Uraikan tata cara RS dimaksud melaksanakan Tata Kelola RS sebagai Persyratan


Akreditasi meliputi Good Covernance baik Good Corporate Covernance maupun
Good Clinical Covernance. Jelaskan

3 Jelaskan pula standar-standar apa yang diperlukan termasuk kebijakan, pedoman


dan berapa SOP/SPO yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan RS tersebut. Uraikan
secara lengkap

CATATAN: DIKERJAKAN MASING-MASING MAHASISWA DIKUMPULKAN


1 (Satu)
MINGGU MENDATANG DIKIRIM MELALUI EMAIL:
fresleyhutapea@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai