Pembimbing:
Dr. dr. Supriantoro, SpP, MARS
Disusun oleh:
dr. Desylia 20170309063
dr. Surahmat 20170309068
dr. Desy Trisnawati 20170309073
dr. Christian Sutiono 20170309084
dr. Feggy Ekatama 20170309090
dr. Dwi Notosusanto 20170309098
dr. Reqgi First Trasia 20170309104
dr. Noveyla Hardhaning Tyas 20170309113
I Pendahuluan
II Landasan Teori Business Plan
III Tahapan Bussines Plan dan Analisa Lingkungan Bisnis Rumah Sakit
3.1 Analisa SWOT
3.2 Business Life Cycles
3.3 Business Position
IV Aplikasi Bussiness Plan
V Kesimpulan
VI Daftar Pustaka
Saat ini pada era perubahan yang mendasar dari industri rumah sakit di Indonesia,
mendorong persaingan semakin tajam dan terlebih lagi dengan dibukanya kesempatan
investor asing untuk berinvestasi dalam industri rumah sakit di Indonesia, telah meramaikan
kancah persaingan pada sektor industri RS di Indonesia. Pada sisi lain rumah yang sakit
terbanyak di Indonesia adalah rumah sakit milik pemerintah, yang pada dasarnya masih
dikelola secara birokrasi, akibat kepemilikan pemerintah dan persepsi awal bahwa rumah
sakit adalah mutlak merupakan institusi yang bersifat sosial.
Namun akhir-akhir ini, kesadaran mulai timbul dari berbagai pihak, baik pemerintah
maupun para pakar dan pemerhati rumah sakit di Indonesia. Bahwa tidak bisa lagi suatu
institusi rumah sakit termasuk rumah sakit milik pemerintah, dikelola secara birokratis.
Karena di rumah sakit rumah sakit terjadi transaksi-transaksi, yang mau tidak mau
harus dikelola dengan menggunakan prinsip-prinsip bisnis. Seringkali berseberangan
pendapat diantara para pakar rumah sakit, bahwa rumah sakit harus tetap berfungsi sosial.
Hal ini benar adanya, namun pengelolaannya haruslah menggunakan prinsip bisnis dengan
tujuan cost effectiveness.
Rumah sakit merupakan institusi yang padat karya dengan banyak sumber daya
manusia dengan berbagai tingkat kesulitan yang dihadapi, rumah sakit termasuk rumah sakit
milik pemerintah, adalah suatu bisnis kepercayaan (Trusty business) yang bergerak dalam
investasi Sumber Daya Manusia. Artinya keberadaan rumah sakit adalah salah satu mata
rantai dengan peran menjaga dan mempertahankan tingkat kesehatan SDM (sumber daya
manusia), dengan SDM yang sehat maka produktifitas SDM bias diwujudkan.
Bertitik tolak dari pemahaman bahwa rumah sakit adalah suatu trusty business, maka
perangkat-perangkat bisnis, haruslah dimiliki. Karenanya diperlukan suatu perencanaan
bisnis (business plan) yang matang dalam pendirian, pengelolaan dan pengevaluasian
kegiatan di rumah sakit.
Dalam penyusunan Bussines Plan rumah sakit diperlukan beberapa pertimbangan
antara lain :
Aspek ouput
Aspek proses
Aspek input
Penting juga untuk dibahas tahapan-tahapan dalam penyusunan yang baik demi keberhasilan
suatu RS, yaitu :
1. Ringkasan eksekutif (Executive summary)
2. Visi, Misi dan Nilai (Vision, Mission and Value)
3. Latar Belakang Perusahaan (Background)
4. Kondisi Pasar dan Pemasaran (Market Analysis)
5. Analisa Lingkungan (Enviroment analysis)
6. Kondisi Manajemen dan Operasional (Management and Operating)
7. Kondisi Keuangan (Finance)
8. Strategis (Strategic Isues)
Dalam penyusunan Bussines plan, kita seyogyanya memahami kelebihan dan keunggulan
rumah sakit kita beserta kelemahan dan tantangan- tantangan di dalamnya, yang dapat
dianalisa melalui analisa SWOT agar bussines plan RS kita menjadi efektif dan tepat guna.
1. Business Plan atau Perencanaan Bisnis merupakan pernyataan formal yang berisi
tujuan berdirinya sebuah bisnis, alasan mengapa pendiri bisnis tersebut yakin tujuan
tersebut bisa dicapai dan juga strategi atau rencana apa yang akan dijalankan guna
mencapai tujuan tersebut. Rencana bisnis juga bisa mengandung informasi mengenai
latar belakang organisasi atau tim yang bertanggung jawab untuk memenuhi tujuan
itu.
2. Tujuan Business Plan Adapun tujuan dibuatnya rencana bisnis yaitu:
a. Untuk mempertajam rencana-rencana yang telah ditetapkan atau rencana yang
diharapkan.
b. Untuk mengetahui arah dan tujuan perusahaan.
c. Sebagai cara untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai.
d. Sebagai alat untuk mencari laba dari pihak ketiga seperti investor, bank atau
lainnya.
3. Manfaat Bussiness plan :
a. Untuk Mengawali Sebuah Bisnis atau Usaha Bussiness plan berfungsi
untuk merancang stategi dan rencana awal bisnis. Sebuah bisnis akan sulit
berkembang apabila dijalankan tanpa rencana ataupun rancangan bisnis.
Untuk itu sangatlah penting bagi seorang wira usaha untuk menyusun sebuah
rencana bisnis agar bisnis yang ditekuni lebih terarah dan terorientasi dengan
benar dan dapat mencapai kesuksesan.
b. Untuk Mencari Sumber Dana Rencana bisnis yang telah disusun
bermanfaat untuk mendatangkan pihak ketika seperti investor, bank atau yang
lainnya yang akan membantu bisnis yang dijalankan. Artinya, rencana bisnis
yang sudah dibuat dapat menjadi semacam proposal atau pelengkap proposal
yang akan membantu mendapatkan modal usaha.
c. Membuat Bisnis Lebih Fokus dan Terarah Seorang pebisnis perlu
menyusun sebuah business plan atau rencana dan rancangan bisnis agar
nantinya bisnis yang akan dijalankan akan lebih fokus dan terarah dalam
menentukan jenis bisnis, modal, strategi bisnis serta jenis pemasaran yang
akan digunakan.
d. Memprediksi Masa Depan Business plan juga dapat digunakan untuk
memprediksi masa depan bisnis yang kan dijalankan. Sebab, saat menyusun
rencana bisnis, maka akan terlihat gambaran jangka pendek, menengah dan
panjang bagi bisnis yang akan dijalankan.
e. Untuk Menaikkan Level Bisnis Business plan juga dapat menaikkan level
bisnis yang sedang dijalankan. Rencana dan rancangan bisnis yang disusun
dengan baik akan membuat gairah tersendiri bagi pebisnis untuk menjalankan
usaha mereka.
Walaupun ada ketiga pertanyaan diatas, seringkali manajemen rumah sakit masih
menganggap suatu hal yang biasa. Karena masih adanya paradigma bahwa rumah sakit
adalah badan sosial, artinya masih banyak yang mengira bahwa jika membuka usaha
perumah-sakitan maka dengan sendirinya akan lancar karena rumah sakit dibutuhkan oleh
masyarakat. Bagi rumah sakit pemerintah mengelola rumah sakit masih semata-mata
menjalankan tugas kepemerintahan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan kemampuan
tanpa berfikir jauh tentang pengembangan. Padahal saat ini kemampuan untuk bersaing
haruslah segera dirintis secara bertahap. Untuk mampu bersaing memerlukan SDM yang
memadai dengan kehandalan pribadi (Personal mastery), kemampuan dan keterampilan
manajerial yang sangat dibutuhkan dalam pengelolaan organisasi yang memiliki pesaing.
Dalam bisnis rumah sakit ada lima dimensi yang perlu dicermati yaitu :
1. Faktor sumber daya manusia sebagai kunci dalam organisasi, yang intinya berada pada
moralitas (Morality).
2. Kemampuan dalam cara memberikan pelayanan (Delivery).
3. Menjaga dan mengembangkan mutu pelayanan ( Quality).
4. Menjaga rasa aman terhadap pelanggan (Safety).
5. Mengatur alokasi pembiayaan agar efisien, terjangkau pelanggan dan tidak merugikan
rumah sakit maupun pengguna jasa (Cost ).
Pelanggan datang berobat ke RS akan sangat bergantung kepada kelima dimensi ini.
Ada sebagian pengguna jasa rumah sakit datang karena mengakui kualitas pelayanan yang
baik (Quality), indikatornya adalah pasien datang berobat kemudian sembuh dan tidak
kambuh lagi, turunnya kasus pulang paksa dan rendahnya infeksi nosokomial. Ada juga yang
datang ke rumah sakit karena cara pelayanannya ramah, enak dilihat, terampil, cepat dalam
memberikan pelayanan serta tidak berbelit-belit (Delivery), indikatornya adalah jarang
adanya keluhan pasien tentang cara pelayanan dan turunnya kasus pulang paksa. Sebagian
pasien datang berobat ke rumah sakit karena SDM rumah sakit sabar dalam memberikan
pelayanan, penuh perhatian dan sangat menjunjung tinggi harkat pasien sebagai manusia
yang harus diperlakukan manusiawi, indikatornya adalah tidak adanya keluhan pasien
Business plan atau rencana bisnis adalah suatu perencanaan strategis perusahaan,
yang disusun berdasarkan analisa pasar, dalam rangka upaya mencapai tujuan. Seperti
lazimnya suatu perencanaan strategis, maka perencanaan ini bersifat linier. Dimana analisa
dilakukan terhadap keadaan masa lalu dan keadaan sekarang. Berbeda dengan Scenario
planing yang menganalisa masa sekarang dan masa mendatang. Jadi business plan masih
mengandalkan pemahaman terhadap apa yang tampak dipermukaan atau dikenal dengan
sebutan Coral reef, sedangkan scenario planning lebih menganalisa masa mendatang yang
belum tampak, yang dikenal dengan Deep sea.
Selanjutnya kita akan mendalami mengenai Tahapan tahapan penyusunan business
plan adalah sebagai berikut :
1. Ringkasan eksekutif (Executive summary)
2. Visi, Misi dan Nilai (Vision, Mission and Value)
3. Latar Belakang Perusahaan (Background)
4. Kondisi Pasar dan Pemasaran (Market Analysis)
5. Analisa Lingkungan (Enviroment analysis)
6. Kondisi Manajemen dan Operasional (Management and Operating)
7. Kondisi Keuangan (Finance)
8. Isue Strategis (Strategic Isues)
9. Kepuasan Pelanggan Internal (Internal customer Satisfactions)
10. Tujuan Bisnis (Goals)
11. Sasaran, Standar dan Target (Objectives, Standard and Target)
12. Strategi bisnis (Business Strategies)
13. Indikator Balanced Scorecard (Indicators)
1. Ringkasan Eksekutif
Pengertian Executive summary merupakan suatu ringkasan yang menjelaskan isi
daripada perencanaan bisnis secara keseluruhan. Biasanya ringkasan eksekutif tidak terlalu
banyak, cukup satu atau dua lembar saja, namun mampu menjelaskan keseluruhan isi
dari rencana bisnisyang telah disusun. Karena itu ringkasan eksekutif dibuat terakhir
setelah seluruh bisnis plan terbentuk.
Namun perlu dipahami bahwa letak ringkasan eksekutif pada dokumen business plan
adalah pada halaman paling depan. Dan ringkasan eksekutif bukanlah pendahuluan.
Penyusunan kalimat yang singkat dan padat bukanlah pekerjaan mudah. Bahkan
sebaliknya merupakan pekerjaan yang sangat sulit. Karena seringkali semakin
dipadatkan semakin kabur inti pengertian dari business plan yang telah kita susun.
Visi berasal dari bahasa latin Videre yang artinya adalah melihat. Sifatnya intangible
akan tetapi harus realistik. Kalimat visi sebaiknya singkat namun mengandung
kekuatan untuk membangkitkan inspirasi dari seluruh stakeholder rumah sakit. Penyusunan
visi yang terbaik adalah jika melibatkan seluruh stakeholder rumah sakit, sebab masing
masing stakeholder pasti memiliki kepentingan terhadap rumah sakit. Share vision
bahkan visionary leadership harus diterapkan agar semua kepentingan dapat dirangkum
hanya dengan kalimat visi yang pendek. Satu hal yang sering disalah-artikan adalah:
bahwa visi bukanlah tujuan akhir organisasi. Visi hanyalah petunjuk arah yang mendekatkan
misi dengan tujuan organisasi. Jadi tidak mungkin visi tercapai, yang sebenarnya adalah visi
bisa diwujudkan, namun wujudnya seperti apa, tidak bias digambarkan secara nyata,
hanya berdasarkan indikator-indikator tertentu dan dapat dirasakan bahwa kita sudah berada
pada area visi kita pada sekian tahun telah berlalu. Oleh karena itu penyusunan visi
merupakan Creative thinking, menciptakan sesuatu yang sebenarnya hanya angan-
angan tentang keberadaan organisasi dimasa yang akan datang. Visi harus tajam dan
menggigit, sehingga bisa memperlekatkan seluruh karyawan dalam organisasi yang
bersangkutan.
Misi (Mission)
Misi merupakan pernyataan alasan fundamental dari keberadaan, atau Raison d’etre.
Suatu organisasi.dirumuskan dengan menjawab ”Apa bisnis kita?”. Pernyataan misi
merupakan pernyataan yang bersifat permanen mengenai sebuah organisasi yang
menjelaskan lingkup operasional dari organisasi tersebut, mengenai produk, pasar dan
sekaligus merefleksikan nilai-nilai dan prioritas organisasi tersebut.
Misi lebih menekankan kepada apa yang akan dilakukan oleh organisasi, dan tentu
saja bagi sebuah organisasi rumah sakit misi harus disesuaikan dengan fungsi dari rumah
sakit itu sendiri. Oleh karenanya misi unit kerja harus sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
dari unit yang bersangkutan. Kalimat misi sebaiknya dalam bentuk kata kerja. Dan
disusun berdasarkan hasil analisa lingkungan, serta memperhatikan fungsi organisasi.
Nilai (Value)
Nilai-nilai merupakan suatu kalimat yang disepakati bersama dan harus bisa diyakini
oleh segenap stakeholder suatu organisasi. Nilai atau value adalah sesuatu yang harus
dipegang teguh, agar arah organisasi tidak dikacaukan oleh perilaku anggota organisasi yang
berbeda nilai. Nilai dapat membentuk kebersamaan dan komitmen seseorang terhadap
organisasi. Nilai biasanya datang dari berbagai budaya yang tergabung dalam suatu
organisasi. Seringkali nilai setiap orang sangat berbeda dan berseberangan satu
sama lain. Namun bagaimana organisasi bias menciptakan suatu nilai yang diyakini
bersama. Pada akhirnya akan terbentuk budaya organisasi yang mendukung pencapaian
tujuan bersama. Yang sangat sulit diwujudkan adalah budaya organisasi yang bisa sesuai
dengan peran dan fungsi organisasi dalam mencapai tujuannya.
1. Sejarah singkat berdirinya rumah sakit, bisa digambarkan kapan rumah sakit didirikan
dan apa latar belakang pendirian rumah sakit.
2. Siapa yang terlibat dan bertanggung jawab terhadap rumah sakit, bisa digambarkan
sebagai berikut: jika rumah sakit tersebut milik Kabupaten X, maka yang bertanggung
jawab adalah Bupati dan orang orang yang terlibat adalah DPRD, Perangkat Daerah
lainnya, serta gambarkan seluruh stakeholder yang dimiliki oleh rumah sakit yang
bersangkutan. Sedangkan rumah sakit swasta paparkan gambaran siapa saja
shareholder dan siapa penggagas pendirian rumah sakit.
3. Keadaan keuangan. Bisa digambarkan berapa rupiah total asset rumah sakit, siapa
pemodalnya dan apakah RS ,merupakan PT atau not for profit hospital.
4. Rencana pengembangan, adalah hasil dari rencana bisnis yang telah dilakukan. Oleh
karena itu sebaiknya latar belakang ini khususnya pada poin rencana
pengembangan, harus menunggu sampai rencana bisnis atau business plan ini selesai
dikerjakan.Data pengembangan baru dimasukkan kedalam poin ini.
5. Resiko apa yang telah sedang dan akan dihadapi rumah sakit, baik dari sisi finansial,
polotik, tehnik operasional maupun legitimasi atau regulasi pemerinah setempat
6. Lokasi bisnis hendaknya digambarkan dengan gamblang, apakah lokasinya strategis,
bagaimana aksesnya, apakah mudah atau sulit dijangkau oleh masyarakat.
Dengan gambaran ini, diharapkan seluruh stakeholder akan memahami, seperti apa
rumah sakit yang kita pimpin, bagaimana kekuatannya dan apa yang ingin diciptakan
1. Lingkungan Internal
Lingkungan internal sebaiknya melihat dengan pola pandang atau persepektif The
Balanced scorecard, yang terdiri dari Pembelajaran dan pengembangan SDM,
Proses usaha, Aspek kepuasan pelanggan dan Aspek keuangan. Dari sini kita akan
mengetahui sejauhmana kekuatan yang dimiliki oleh rumah sakit dan sejauhmana
kelemahannya.
2. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan dekat dan lingkungan jauh, bergantung
mana yang akan kita pilih. Analisa ini untuk mengetahui seberapa besar peluang
bisnis yang ada dan sejauhmana ancaman yang akan dihadapi.
Analisa SWOT
Yang sering dipertanyakan oleh para manajer dalam menyusun business plan
dengan menggunakan pendekatan Balanced scorecard adalah kapan kita mulai
menggunakannya. Pada saat analisa inilah kita mulai menggunakan pendekatan balanced
scorecard, dengan memandang seluruh masalah di rumah sakit dari perspektif
pembelajaran dan pengembangan SDM, Proses usaha atau proses bisnis internal, aspek
kepuasan pelanggan, dan aspek keuangan.
Setelah mengetahui kekuatan dan kelemahan SDM, kita beranjak menganalisa proses
usaha yang selama ini kita jalankan. Perlu dicari apakah proses yang dijalankan sudah kuat
atau sebaliknya masih lemah. Dengan analisa proses usaha ini diharapkan dapat
mengetahui dengan pasti kelemahan dan kekuatan pada proses usaha rumah sakit.
Selanjutnya menganalisa aspek kepuasan pelanggan. Dari beberapa pengalaman empirik,
perlu dilakukan survey kepuasan pelanggan secara berkesinambungan dan periodik. Selain
itu dapat diambil data keluhan pelanggan dalam kotak pengaduan, dan pujian atau
pernyataan kepuasan pelanggan terhadap rumah sakit. Dengan demikian kita bisa
mendapatkan data apakah pelanggan kita sudah puas atau malah sebaliknya tidak puas.
SWOT
Kelemahan manajemen rumah sakit yang masih ada saat ini. Kelemahan manajemen
rumah sakit juga penting untuk dipaparkan agar stakeholder memahami hambatan apa yang
sesungguhnya terjadi pada rumah sakit yang anda pimpin. Seringkali manajer rumah sakit
pemerintah kurang berani memaparkan kelemahan dengan alasan etika dalam
kepemerintahan daerah. Karenanya perlu kearifan dan keberanian yang diperhitungkan untuk
memaparkan kelemahan apa yang dimiliki dan apa penyebab kelemahan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Studi kelayakan ini dibuat untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan di
masyarakat serta fasilitas kesehatan yang tersedia di suatu wilayah dengan perkembangan
penduduk yang pesat dan padat dan dekat dengan pusat pemerintahan. Seiring dengan
tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan, serta perubahan gaya hidup dan paradigma kesehatan,
ilmu kedokteran mendukung adanya pelayanan rumah sakit bertaraf internasional yang lebih
baik dan berfokus pada pelayanan cancer pada wilayah ini.
Berdasarkan hasil studi kelayakan ini, pembangunan fasilitas kesehatan, khususnya rumah
sakit bertaraf internasional yang berfokus pada pelayanan cancer mempunyai prospek yang
sangat baik di masa depan, karena pada wilayah baru ini belum ada rumah sakit bertaraf
internasional yang berfokus pada pelayanan kanker, rumah sakit dan pelayanan kesehatan
yang tersedia saat ini di wilayah tersebut adalah Rumah Sakit Pemerintah kelas B 1 buah dan
RS B Swasta berbentuk PT/Yayasan ada 3 RS dan 10 RS kelas C, dengan 15 Puskesmas.
Keberhasilan rumah sakit ini memerlukan keterlibatan dan kesungguhan semua pihak
meliputi perencanaan rumah sakit, pelaksana pembangunan, dan penyandang dana. Dalam
era teknologi canggih, komunikasi serba cepat maka pelayanan kesehatan pun dituntut
seirama dengan perkembangan jaman baik dari segi layanan medis, kemudahan dan
kecepatan administrasi, lingkungan yang asri dan suasana yang nyaman. b. Menggambarkan
pelayanan kesehatan di sebuah kota, sesuai dengan rencana pendirian rumah sakit di kota
yang dekat dengan pusat pemerintahan dan padat penduduk.
B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan studi kelayakan ini adalah :
a. Menetapkan visi, misi dan tujuan rumah sakit
b. Menggambarkan pelayanan kesehatan di sebuah kota, sesuai dengan rencana pendirian
rumah sakit di kota yang dekat dengan pusat pemerintahan dan padat penduduk.
c. Studi kelayakan yang disusun akan dievaluasi dan dianalisa untuk diputuskan apakah
proyek tersebut layak atau tidak dengan memperhatikan berbagai aspek sebagai bahan
pertimbangan seperti:
Aspek sosial ekonomi
Aspek kesehatan
Aspek teknis
Aspek pemasaran
Aspek pengorganisasian
Aspek keuangan
d. Secara khusus menyusun analisa keuangan bagi PT (Pemilik) yang berkaitan dengan
rencana pembangunan rumah sakit baru ini.
C. Ruang lingkup
Biaya Lanjutan :
Pendirian Rumah Sakit Swasta Tipe A dengan kapasitas 500 tempat tidur dan fokus layanan
unggulan adalah Pelayanan Cancer Terpadu membutuhkan biaya yang diperkirakan sebesar
Rp. 1.100.835.840.000,00 ( satu triliyun seratus miliyar delapan ratus tiga puluh lima juta
delapan ratus empat puluh ribu rupiah ) dengan catatan sudah termasuk kebutuhan gaji
Dana tersebut akan digunakan untuk biaya pembangunan sarana dan prasarana sebesar Rp.
346.500.000.000,- , dan modal kerja operasional sebesar Rp. 171.792.000.000,- Analisis yang
akan dilakukan terhadap prediksi kegiatan operasional yang berhubungan dengan
pengelolaan keuangan berupa data proyeksi pemasukan dan pengeluaran uang (cash flow)
dan rencana kegiatan. Analisis keuangan dilakukan pada dua aspek yaitu Penilaian
Feasibilitas investasi dan penilaian kinerja keuangan organisasi ketika kegiatan sudah
berjalan.
Proyeksi Laporan Rugi Laba
Rumah sakit ini memproyeksikan laba kotor yang akan dicapai mulai tahun pertama
beroperasi, yaitu sebesar Rp. 8.320.000.000,- kemudian mengalami peningkatan pada tahun
kedua sebesar Rp. 15.216.000.000,-Sedangkan pada tahun ketiga beroperasi, laba perusahaan
menurun hingga Rp. 2.350.000.000,- karena sudah berkurangnya modal dan murni
menggunakan uang dari hasil pelayanan. Pada tahun ke-6 laba perusahaan menjadi Rp.
163.888.000.000,- Proyeksi Penerimaan (Sales Projection)
Proyeksi atas penerimaan (sales) rumah sakit pada tahun pertama operasional adalah sebesar
Rp. 15.228.000.000,- dan pada tahun ke-6 penerimaan menjadi Rp. 384.393.000.000,-
Proyeksi Biaya Variabel dan Biaya Tetap
Yang termasuk kategori biaya variable adalah biaya upah paramedis dan non medis, biaya
bahan baku, obat-obatan, biaya pemeliharaan, serta biaya administrasi umum. Sedangkan
yang termasuk biaya tetap adalah biaya gaji direksi dan staff, biaya gaji dokter umum dan
spesialis, biaya penyusutan dan amortisasi.
Analisis Investasi Tujuan dari analisis ini adalah untuk melihat feasibilitas ekonomi dari
sebuah investasi.
a. Analisis Net Present Value (NPV)
Analisis ini untuk melihat nilai waktu dari uang. Uang yang akan diterima pada masa yang
akan datang (tahun keenam) berupa cash flow bersih, dikonversikan ke nilai uang sekarang
dengan menggunakan software aplikasi excel diperoleh Net Present Value yang positif
sebesar Rp.809.940.000.000,- . Karena hasil yang diperoleh bernilai positif, maka berarti
investasi mampu menghasilkan nilai lebih atas nilai modalnya serta investasi mampu
memberi nilai positif terhadap pemilik modal.
b. Internal Rate of Return (IRR)
IRR merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat
dilakukan apabila laju pengembaliannya lebih besar daripada laju pengembalian apabila
melakukan investasi di tempat lain Bunga deposito, reksadana, dan lain-lain). IRR bertujuan
untuk menghitung tingkat pengembalian internal (tingkat bunga) dari sebuah arus kas (Cash
KESIMPULAN
Dari analisis di atas menunjukkan bahwa rencana investasi dengan menggunakan kredit
pinjaman untuk pengelolaan Rumah Sakit ini sangat feasible secara ekonomis yang
dibuktikan dengan hasil analisis yang dihitung secara cermat dengan menggunakan paket
aplikasi excel. Dari analisis investasi (Capital Budgeting) yang terdiri dari analisis Net
Present Value, IRR, Pay Back Period dan BEP.
RS merupakan institusi yang padat karya dengan banyak sumberdaya manusia dengan
berbagai tingkat kesulitan yang dihadapi, rumah sakit termasuk rumah sakit milik
pemerintah, adalah suatu bisnis kepercayaan (Trusty business) yang bergerak dalam investasi
Sumber Daya Manusia. Artinya keberadaan rumah sakit adalah salah satu mata rantai dengan
peran menjaga dan mempertahankan tingkat kesehatan SDM, dengan SDM yang sehat maka
produktifitas SDM bias diwujudkan. Bertitik tolak dari pemahaman bahwa rumah sakit
adalah suatu trusty business, maka perangkat-perangkat bisnis, haruslah dimiliki. Karenanya
diperlukan suatu perencanaan bisnis (business plan) yang matang dalam pendirian,
pengelolaan dan pengevaluasian kegiatan di RS.
Adapun tujuan dibuatnya rencana bisnis yaitu:
1. Untuk mempertajam rencana-rencana yang telah ditetapkan atau rencana yang
diharapkan.
2. Untuk mengetahui arah dan tujuan perusahaan.
3. Sebagai cara untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai.
4. Sebagai alat untuk mencari laba dari pihak ketiga seperti investor, bank atau lainnya.
Tahapan-tahapan dalam penyusunan yang baik demi keberhasilan suatu RS, yaitu :
1. Ringkasan eksekutif (Executive summary)
2. Visi, Misi dan Nilai (Vision, Mission and Value)
3. Latar Belakang Perusahaan (Background)
4. Kondisi Pasar dan Pemasaran (Market Analysis)
5. Analisa Lingkungan (Enviroment analysis)
6. Kondisi Manajemen dan Operasional (Management and Operating)
7. Kondisi Keuangan (Finance)
8. Strategis (Strategic Isues)
9. Kepuasan Pelanggan Internal (Internal customer Satisfactions)
10.Tujuan Bisnis (Goals)
11 .Sasaran, Standar dan Target (Objectives, Standard and Target)
12. Strategi bisnis (Business Strategies)
13. Indikator Balanced Scorecard (Indicators)
Bussiness plan memegang peranan penting dalam suatu organisasi perusahaan termasuk
RS karena diantaranya : Bussiness plan berfungsi untuk merancang stategi dan rencana awal
bisnis. Sebuah bisnis akan sulit berkembang apabila dijalankan tanpa rencana ataupun
rancangan bisnis. Untuk itu sangatlah penting bagi seorang wira usaha untuk menyusun
sebuah rencana bisnis agar bisnis yang ditekuni lebih terarah dan terorientasi dengan benar
dan dapat mencapai kesuksesan. Rencana bisnis yang telah disusun bermanfaat untuk
mendatangkan pihak ketika seperti investor, bank atau yang lainnya yang akan membantu
bisnis yang dijalankan. Artinya, rencana bisnis yang sudah dibuat dapat menjadi semacam
proposal atau pelengkap proposal yang akan membantu mendapatkan modal usaha.
Andika Ai, Heru KT, Juli 2016, Pemahaman Implementasi Rencana Strategi Bisnis Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah, Yogyakarta
Artikel Pengertian Bisnis Plan Juli 2017, Pengertian, Tujuan dan Manfaat Bisnis Plan, Jakarta
Fresley,SH, Kuliah Pengantar Hukum Kesehatan RS, 2018, Universitas Esa Unggul,Jakarta
Fresley, SH, Kuliah Studi Kelayakan RS, 2018, Universitas Esa Unggul, Jakarta
Hanna PS,dr. 2018, Modul Bisnis Plan RS, Universitas Esa Unggul, Jakarta