Anda di halaman 1dari 48

1

LAPORAN RESIDENSI
MANAJEMEN PELAYANAN UNIT REKAM MEDIS
DI RST TK IV CIJANTUNG

Disusun Oleh :
NAMA : Boy Ramurthi
NIM : 186080087

PASCASARJANA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
TAHUN 2020
2

LEMBAR PERSETUJUAN RESIDENSI

MANAJEMEN PELAYANAN DI UNIT REKAM MEDIS

RST TK IV CIJANTUNG

Oleh :

NAMA : Boy Ramurthi

NIM : 186080087

TELAH MENDAPAT PERSETUJUAN UNTUK DIPRESENTASIKAN

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Fresley Hutapea SH. MH. MARS. Lea Merimta Tarigan


S.Kep,Ns,MKM

Mengetahui,
Kepala Program Studi Administrasi Rumah Sakit
Universitas Respati Indonesia
3

Dr. Cicilia Widianingsih. SMIP. SKM. M Kes.

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................1
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
KATA PENGANTAR.............................................................................................4
DAFTAR TABEL....................................................................................................5
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................7
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................8
1.1 Latar Belakang..........................................................................................8
1.2 Tujuan Residensi.......................................................................................9
1.3 Manfaat Residensi...................................................................................10
BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................................12
2.1 Tinjauan Umum Rekam Medis...............................................................12
2.2 Tinjauan Umum Rumah Sakit.................................................................18
BAB III Gambaran Unit Pelayanan......................................................................20
2.3 Visi, Misi dan Motto Pelayanan di Unit Rekam Medis..........................20
2.5 Struktur Organisasi Unit Rekam Medis..................................................22
2.6 Sumber Daya Manusia di Unit Rekam Medis.........................................22
2.7 Fasilitas Pelayanan di Unit Rekam Medis...............................................23
2.8 Alur Pelayanan di Unit Rekam Medis.....................................................24
2.9 Hasil Analisis Situasi...............................................................................25
BAB IV IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH...................................28
4.1 Kerangka Teori........................................................................................28
4.2 Identifikasi Masalah................................................................................29
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................31
5.1 Analisa Prioritas Masalah........................................................................31
5.2 Analisa Penyebab dan Akar Masalah......................................................33
4

5.3 Alternatif Penyelesaian Masalah.............................................................36


BAB VI PENUTUP..............................................................................................38
6.1 Kesimpulan..............................................................................................38
6.2 Saran........................................................................................................38
LAMPIRAN...........................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................41
5

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat- Nya saya
dapat menyelesaikan laporan residensi saya dengan judul “Gambaran Unit
Rekam Medis Rumah Sakit Tk. IV Cijantung Kesdam Jaya”.
Saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang memberikan
bantuan secara langsung maupun tidak langsung, sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan residensi ini. Ucapan tersebut saya tujukan kepada yang
terhormat :
1. Prof. Dr. drg. Tri Budi W Rahardjo. MS. Rektor Universitas Respati
Indonesia
2. Dr. Ign.A.Wirawan Nugrohadi. SE. MSI Direktur Pasca sarjana
Universitas Respati Indonesia
3. Dr. Cicilia Widianingsih. SMIP. SKM. M Kes. Kepala Program
Studi MARS Universitas Respati Indonesia
4. dr. Nanik Prasetyoningsih, SpPK selaku Direktur Rumah Sakit Tk.
IV Cijantung Kesdam Jaya
5. Lea Merimta Tarigan S.Kep,Ns,MKM. Pembimbing Lapangan
6. Seluruh Staf Unit Rekam Medis Rumah Sakit Tk. IV Cijantung Kesdam
Jaya.
7. Fresley Hutapea. SH. MH. MARS. sebagai Pembimbing Akademik
8. Kedua orang tua saya dan keluarga saya
9. Teman – teman angkatan MARS Universitas Respati Indonesia

Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya sebagai


penulis dan bagi pembaca sekalian. Penulis akan berterima kasih apabila ada
saran dan kritik yang membangun sehingga akan memperbaiki kualitas laporan
residensi ini
Jakarta, Oktober 2020

Penulis
6
7

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Sumber Daya Manusia di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Tk.
IV Cijantung Kesdam Jaya Jakarta Tahun 2020...................................22
Tabel 2 Daftar Inventaris Peralatan di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Tk. IV
Cijantung Kesdam Jaya Tahun 2020.....................................................23
Tabel 3 Analisis Perbandingan Ketersediaan Ruangan unit Rekam Medis Rumah
Sakit TK.IV Cijantung Kesdam Jaya dengan Standar Permenkes 24
tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
...............................................................................................................25
Tabel 4 Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Unit Rekam Medis Rumah Sakit
Tahun 2020 Berdasarkan Standar Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 129.Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit............................................................................26
Tabel 5 Analisis Perbandingan Ketersediaan Tenaga Perekam Medis di Unit
Rekam Medis Rumah Sakit TK. IV Cinjantung Kesdam Jaya dengan
Standar Rumah Sakit Umum Kelas C dari Permenpan RI No. 30 tahun
2013 tentang Jabatan Fungsional Perekam Medis dan Angka Kreditnya
...............................................................................................................27
Tabel 6 Analisis Permasalahan Unit Rekam Medis Rumah Sakit TK. IV
Cijantung Kesdam Jaya Tahun 2020.....................................................30
Tabel 7 Analisis Prioritas Masalah dengan Menggunakan MCUA......................31
Tabel 8 Alternatif Penyelesaian Masalah di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Tk.
IV Cijantung Kesdam Jaya....................................................................36
8

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Unit Rekam Medis Rumah Sakit Tk. IV Cijantung
Kesdam Jaya.....................................................................................22
Gambar 2 Alur Pelayanan Unit Rekam Medis Rumah Sakit Tk. IV Cijantung
Kesdam Jaya Tahun 2020.................................................................24
Gambar 3 Kerangka Teori......................................................................................28
Gambar 4 Kerangka Konsep..................................................................................33
Gambar 5 Model Fishbone Masalah di Unit Rekam Medis...................................34
9

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal


tiga menyatakan bahwa tujuan dari sebuah pembangunan kesehatan adalah untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi seseorng
agar dapat terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang lebih produktif
secara sosial serta ekonomis (Undang-Undang Nomor 36 tentang Kesehatan,
2009). Hal ini berarti bahwa dalam mewujudkan kesejahteraan umum,
masyarakat yang sehat menjadi unsur yang penting.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Oleh
karena itu, tuntutan untuk memberikan pelayanan bermutu baik secara kuantitas
maupun kualitas rumah sakit sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan
kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan
yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Banyak
cara dalam pelayanan yang sudah dilakukan oleh rumah sakit. Salah satu
pelayanan non medis yang mencerminkan mutu rumah sakit adalah pelayanan
unit rekam medis. Unit rekam medis adalah salah satu unit di rumah sakit yang
kegiatan utamanya adalah penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis.
Pelayanan rekam medis antara lain pendaftaran pasien, assembling,
filling, coding dan indexing, analising dan reporting (Listyorini, 2020).
Kegiatan Residensi Rumah Sakit merupakan salah satu kegiatan
peningkatan proses belajar mengajar dalam Program Pascasarjana MARS untuk
10

menyeimbangkan pengetahuan akademik yang diperoleh peserta dalam


perkuliahan dengan pengetahuan dan keterampilan teknis pengelolaan rumah
sakit. Residensi Rumah Sakit melibatkan peserta residensi secara aktif dalam
kegiatan administrasi rumah sakit dengan melakukan pengumpulan berbagai
data dan informasi tentang rumah sakit dengan menggunakan pendekatan sistem
dan pemecahan masalah.
Latar belakang diadakannya kegiatan residensi di rumah sakit adalah agar
para mahasiswa tersebut dapat memahami aplikasi/penerapan proses
administrasi rumah sakit dalam situasi nyata di rumah sakit dan dapat
menerapkannya berbagai teori dan teknik/prosedur yang diperolehnya di
perkuliahan. Dengan harapan agar para lulusan program studi Administrasi
Rumah Sakit (PS-MARS) tersebut akan lebih siap terjun dan berkembang di
lapangan atau di rumah sakitnya, setelah mereka selesai mengikuti pendidikan
dan di kemudian hari.

1.2 Tujuan Residensi


1.2.1 Tujuan Umum
Peserta program dapat memahami proses pelayanan secara operasional
di rumah sakit secara langsung melalui pengamatan (observasi),
wawancara terbatas dan penelaahan dokumen di rumah sakit tempat
residensi yang dilakukan dengan pendekatan sistem, dan dapat membantu
memberi masukan dalam rangka memberikan solusi atas permasalah yang
ditemukan pada saat residensi sesuai dengan bidang atau area yang
ditekuni atau diamati.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Memahami proses pengelolaan rumah sakit sebagai suatu kesatuan unit
bisnis pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
b. Memahami alur proses pasien masuk ke rumah sakit hingga pasien keluar
dari rumah sakit tempat residensi.
11

c. Memahami proses manajemen operasional di unit pelayanan atau instalasi


pelayanan yang menjadi lokus residensi
d. Mampu menggali dan mengidentifikasi unsur-unsur atau faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi tidak optimalnya fungsi atau pelayanan yang
diresidensi.
e. Mampu memberikan masukan kepada pihak rumah sakit tempat residensi
berupa evaluasi, saran, usulan dan sejenisnya, sesuai dengan permasalahan
yang ditemukan.
f. Mampu menyusun laporan hasil residensi secara jelas dan gamblang sesuai
dengan ketentuan dan kaidah-kaidah pelaporan.
g. Mampu mempresentasikan hasil residensi di hadapan manajemen dan
pejabat rumah sakit yang terkait.

1.3 Manfaat Residensi


1. Bagi Rumah sakit tempat Residensi
a. Rumah sakit dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu
menyelesaikan masalah-masalah yang ada.
b. Rumah sakit dapat memanfaatkan kegiatan ini sebagai ajang evaluasi
dan kontrol kegiatan operasional yang ada, disamping analisis dari
pelaksanaan sistem yang telah ditentukan
c. Rumah sakit mendapat pengalaman bekerjasama dan bertukar
pendapat dengan pihak dari luar rumah sakit secara bebas dan
mempunyai dasar pengetahuan.
d. Menciptakan kerjasama/kemitraan baik dengan PS-MARS maupun
dengan Program Studi lainnya di lingkungan URINDO.
2. Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan keterampilan
dan pengasahan ilmu di bidang administrasi dan manajemen rumah
sakit.
12

b. Mendapatkan pengalaman dalam berkomunikasi dengan para praktisi


di rumah sakit dalam rangka menerapkan hasil perkuliahan pada
proses administrasi rumah sakit secara nyata.
c. Mengasah kemampuan melakukan pengkajian terhadap suatu masalah
organisasi melalui pendekatan diagnosis organisasi, pengekatan sistem
dan pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach).
d. Mendapatkan area atau gambarn untuk penyusunan tesis.
3. Bagi Institusi Pendidikan
a. Hasil kegiatan residensi akan menjadi umpan balik bagi
pengembangan materi kurikulum dan metode pembelajaran.
b. Mendapatkan informasi terkini untuk issue rumah sakit dari seluruh
rumah sakit yang ada.
c. Terbinanya jaringan kerjasama (networking) yang sangat potensial
bagi pengembangan program.
13

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum Rekam Medis


2.1.1 Pengertian Rekam Medis
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan,
diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada
seorang pasien selama dirawat di rumah sakit yang dilakukan di unit-unit
rawat jalan termasuk unit gawat darurat dan rawat inap (Kementerian
Kesehatan RI, 2008).
Menurut Hatta, dkk.(dalam Arfan, 2010), rekam medis adalah berkas
yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas, anamnesis, diagnosis
pengobatan, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang
diberikan kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan yang meliputi
pendaftaran pasien yang dimulai dari tempat penerimaan pasien, kemudian
bertanggung jawab untuk mengumpulkan, menganalisa, mengolah, dan
menjamin kelengkapan berkas rekam medis dari unit rawat jalan, unit rawat
inap, unit gawat darurat, dan unit penunjang lainnya.
Rekam Medis adalah siapa, apa, dimana, dan bagaimana perawatan
pasien selama di rumah sakit, untuk melengkapi rekam medis harus
memiliki data yang cukup tertulis dalam rangkaian kegiatan guna
menghasilkan diagnosis, jaminan, pengbatan, dan hasil akhir. Rekam medis
adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas
pasien, anamnese penentuan fisik laboratorium, diagnose segala pelayanan
dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang
dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat
darurat (Rustiyanto, 2009).
14
15

2.1.2 Tujuan dan Manfaat Rekam Medis


Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan. Tanpa
didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar,
mustahil tertib administrasi di tempat pelayanan kesehatan akan berhasil
sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan
salah satu faktor yang
menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan. Manfaat rekam medis
mencantum nilai-nilai aspek yang dikenal dengan sebutan ALFREDS
(Administrative, Legal, Financial, Research, Education, Documentation,
and Service) yaitu sebagai berikut (Amir, 2008):
a. Administrative (Aspek Administrasi)
Suatu dokumen rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena
isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung
jawab sebagai tenaga medis dan paramedic dalam mencapai tujuan
pelayanan Kesehatan
b. Legal (Aspek Hukum)
Suatu dokumen rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan
bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
c. Financial (Aspek Keuangan)
Suatu dokumen rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya
menyangkut data atau informasi yang dapat digunakan sebagai aspek
keuangan.
d. Research (Aspek Penelitian)
Suatu dokumen rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena
isinya menyangkut tentang data atau informasi yang dapat
dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan.
16

e. Education (Aspek Pendidikan)


Suatu dokumen rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena
isinya menyangkut data atau informasi tentang pengembangan
kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada
pasien, informasi tersebut digunakan sebagai bahan referensi
pengajaran bidang profesi pemakai.
f. Documentation (Aspek Dokumentasi)
Suatu dokumen rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena
isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan
dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit.
g. Service (Aspek Medis)
Suatu dokumen rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan
tersebut digunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan
atau perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.

Konsil Kedokteran Indonesia (2006) menjelaskan manfaat rekam


medis sebagai berikut :
1) Pengobatan Pasien
Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk
merencanakan
dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan
dan
tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien.
2) Peningkatan Kualitas Pelayanan
Membuat rekam medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran dengan
jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk
melindungi
tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.
3) Pendidikan dan Penelitian
17

Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis


penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat
untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di
bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.

4) Pembiayaan
Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk
menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana
kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan
kepada pasien.
5) Statistik Kesehatan
Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan,
khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan
untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu.
6) Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik
Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat
dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.

2.1.3 Jenis Rekam Medis


Menurut Hanafiah & Amir (2008) dalam bukunya yang berjudul
Etika
Kedokteran dan Hukum Kesehatan, di rumah sakit didapat 2 jenis rekam
medis, yaitu :
1) Rekam medis pasien rawat jalan
2) Rekam medis pasien rawat inap

Konsil Kedokteran Indonesia 2006 membagi 2 jenis rekam medis,


yaitu :
1) Rekam Medis Konvensional
2) Rekam Medis Elektronik
18

2.1.4 Isi Rekam Medis


Isi rekam medis dibagi menjadi 2 bagian menurut Konsil
Kedokteran Indonesia 2006, yaitu :
1) Catatan, merupakan uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan
pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain baik
dilakukan oleh dokter dan dokter gigi maupun tenaga kesehatan
lainnya sesuai dengan kompetensinya.
2) Dokumen, merupakan kelengkapan dari catatan tersebut, antara lain
foto rontgen, hasil laboratorium dan keterangan lain sesuai dengan
kompetensi keilmuannya.

Isi catatan dan dokumen tersebut dipaparkan dalam 2 jenis rekam


medis menurut Permenkes Nomor 269/MenKes/Per/III/2008, isi rekam
medis secara umum untuk pasien rawat inap sekurang-kurangnya berisi
hal-hal berikut :
1) Identitas pasien
2) Tanggal dan waktu
3) Hasil anamnesis,mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat
penyakit
4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
5) Diagnosis
6) Rencana penatalaksanaan
7) Pengobatan dan/atau Tindakan
8) Persetujuan tindakan bila diperlukan
9) Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
10) Ringkasan pulang (discharge summary)
11) Nama dan tanda tangan dokter,dokter gigi,atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan Kesehatan
12) Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu
13) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
19

Untuk pasien rawat jalan,rekam medis sekurang-kurangnya


memuat hal-hal dibawah ini :
1) Identitas pasien
2) Tanggal dan waktu
3) Hasil anamnesis,minimal mencakup keluhan dan riwayat penyakit
4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
5) Diagnosis
6) Rencana penatalaksanaan
7) Pengobatan dan/atau Tindakan
8) Pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien
9) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
10) Persetujuan tindakan bila diperlukan

2.1.5 Mutu Rekam Medis


Menurut Huffman (dalam Arfan,(2010)), rekam medis yang baik
dapat mencerminkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan Rekam
medis yang bermutu juga diperlukan untuk persiapan evaluasi dan audit
medis tehadap pelayanan medis secara retrospektif terhadap rekam
medis. Tanpa dipenuhinya syarat-syarat mutu dari rekam medis ini, maka
tenaga medis maupun pihak rumah sakit akan sulit membela diri di
pengadilan bila terdapat tuntutan malpraktik dari pasien. Menurut
Soedjaga (dalam Lubis, 2010), mutu rekam medis yang baik adalah rekam
medis yang memenuhi indikator-indikator mutu rekam medis sebagai
berikut:
a. Kelengkapan isian resume rekam medis
b. Keakuratan
c. Tepat Waktu
d. Pemenuhan Persyaratan Hukum

2.1.6 Dasar Hukum Rekam Medis


20

Rekam medis sebagai bukti tertulis penangan pasien di rumah sakit


mempunyai dasar hukum sebagai langkah terciptanya kepastian hukum.
Dasar hukum rekam medis yaitu :
1) Undang-undang 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 46
ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.
2) Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis.
3) Pasal 79 UU Praktik Kedokteran secara tegas mengatus bahwa setiap
dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak membuat rekam
medis dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- ( lima puluh juta
rupiah).
4) Peraturan KKI
5) Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)
6) Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia (KODEKGI)

2.2 Tinjauan Umum Rumah Sakit


1) Pengertian Rumah Sakit
Menurut Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Klasifikasi
dan Perizinan Rumah Sakit bahwa “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat” (Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit,
2009).
2) Tugas dan fungsi Rumah Sakit
Rumah Sakit memiliki tugas menyediakan layanan kesehatan
perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugasnya, rumah Sakit
mempunyai fungsi :
a) menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;
21

b) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan


kesehatan yang paripurna dengan memberikan pelayanan secara lengkap
pada tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan pelayanan medis.
c) kemampuan memberikan pelayanan pada pasien; dan
d) Terselenggaranya penelitian dan pengembangan serta penerapan
teknologi dibidang kesehatan guna peningkatan pelayanan kesehatan
yang mengikuti etika dan aturan pengembangan ilmu kesehatan.

3) Jenis Rumah Sakit


a) Berdasarkan jenis pelayanan
Berdasarkan jenis pelayanan yang disediakan, rumah sakit
digolongkan menjadi rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah
sakit umum menyediakan pelayanan pada seluruh bidang dan jenis
penyakit. Sedangkan Rumah Sakit Khusus menyediakan pelayanan
utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan
disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan
lainnya.
b) Berdasarkan pengelolanya
Berdasarkan pengelolannya Rumah Sakit terbagi menjadi Rumah
Sakit publik dan Rumah Sakit privat. Rumah sakit publik pengelolaannya
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan badan hukum yang
bersifat nirlaba. Rumah sakit publik pengelolaannya dilakukan oleh
pemerintah dan pemerintah daerah dengan menerapkan pengelolaan
Badan Layanan Umum atau Badan Layanan umum Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Rumah sakit publik tidak
dapat diubah menjadi rumah sakit privat.

4) Klasifikasi Rumah Sakit


Untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan
pelaksanaan rujukan, rumah sakit digolongkan berdasar pada fasilitas dan
ketersediaan pelayanannya. Penggolongan rumah sakit umum ini terdiri atas
22

kelas A, kelas B, kelas C dan kelas D. Untuk rumah sakit khusus digolongkan
menjadi rumah sakit khusus kelas A, kelas B, dan kelas C (Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, 2009).
23

BAB III
Gambaran Unit Pelayanan

2.3 Visi, Misi dan Motto Pelayanan di Unit Rekam Medis


2.3.1 Visi
Visi Unit Rekam Medis mengacu pada visi Rumah Sakit TK. IV
Cijantung Kesdam Jaya Jakarta yaitu “Memberikan pelayanan
kesehatan yang prima bagi Prajurit, PNS dan keluarga serta
masyarakat”.

2.3.2 Misi
Misi Unit Rekam Medis mengacu pada misi Rumah Sakit TK. IV
Cijantung Kesdam Jaya Jakarta, yaitu:
a. Melaksanakan Pelayanan kesehatan kepada Prajurid, PNS dan
keluarga serta masyarakat secara Paripurna.
b. Melaksanakan fungsi dukungan kesehatan yang handal.
c. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melalui
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.
d. Membudayakan keselamatan pasien dalam setiap pelayanan di RS
Tk.IV Cijantung.

2.3.3 Motto :
Motto Unit Rekam Medis mengacu pada motto Rumah Sakit TK.
IV Cijantung Kesdam Jaya Jakarta yaitu “Melayani dengan senyum,
sapa, salam, sentuh, sembuh”.

2.3.4 Tujuan :
Tujuan Unit Rekam Medis mengacu pada tujuan Rumah Sakit TK.
IV Cijantung Kesdam Jaya Jakarta yaitu:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima dan profesional
kepada Prajurit, PNS dan keluarga serta masyarakat.
24

b. Memberikan dukungan kesehatan pada kegiatan di jajaran Kodam


Jaya.
c. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak untuk menjalin
kerjasama yang baik.
e. Mewujudkan keselamatan dan kepuasan pasien secara optimal.
f. Memberdayakan seluruh potensi sumber daya yang ada di Rumah
Sakit.

2.3.5 Falsafah :
Falsafah Unit Rekam Medis dalam melakukan pelayanan mengacu
pada falsafah Rumah Sakit TK. IV Cijantung Kesdam Jaya Jakarta
yaitu “Keselamatan dan kepuasan pasien adalah wujud dari pelayanan
RS Tk.IV Cijantung”.

2.4 Nilai-Nilai
Nilai-nilai dalam kegiatan pelayanan di Unit Rekam Medis mengacu pada
nilai-nilai yang ditanamkan Rumah Sakit TK. IV Cijantung Kesdam Jaya
Jakarta, yaitu:
S : Senyum tulus
I : Integritas
M: Mendengarkan
P : Profesional
A : Asuhan
T : Tampil dengan rapi
I : Inovasi
K : Konsiten
25

2.5 Struktur Organisasi Unit Rekam Medis

Gambar 1 Struktur Organisasi Unit Rekam Medis Rumah Sakit Tk. IV


Cijantung Kesdam Jaya
2.6 Sumber Daya Manusia di Unit Rekam Medis

Tabel 1
Distribusi Sumber Daya Manusia di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Tk. IV
Cijantung Kesdam Jaya Jakarta Tahun 2020
No Nama Jabatan Pendidikan Formal Jumlah
1 Kepala Rekam Medis SMA 1
D-III Non Rekam 2
Medis
2 Anggota Rekam Medis
S1 Manajemen 1
SMA 10
Jumlah 14
Sumber: Data Sekunder

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui sumber daya manusia di unit


rekam medis Rumah Sakit TK. IV Cijantung Kesdam Jaya Jakarta tahun 2020
sebagian besar memiliki pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA)
yaitu sebanyak 11 orang, yang salah satunya merupakan kepala Unit Rekam
Medis. Sumber daya manusia yang paling sedikit yaitu yang memiliki pendidikan
S1 Manajemen.
26

2.7 Fasilitas Pelayanan di Unit Rekam Medis

Tabel 2
Daftar Inventaris Peralatan di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Tk. IV
Cijantung Kesdam Jaya Tahun 2020
No. Nama Barang Jumlah
1. Komputer 7
2. Printer 7
3. Meja Kerja 4
4. Kursi Futura 12
5. Meja Komputer 5
6. Dispenser 1
7. Kursi Tunggu 8
8. Kursi Plastik 1
9. Tangga 1
10. Telepon 2
11. Rak Besi 8
12. TV 29 Inch 1
13. Kipas Angin 1
14. AC 4
15. Roll O Pack 1
Sumber: Data Sekunder

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa daftar ketersediaan barang


di unit rekam medis yang paling banyak adalah kursi futuran yaitu sebanyak 12
buah dan paling sedikit adalah dispenser, kursi plastik, tangga, TV, kipas angin
dan Roll O Pack yang ruang pendaftaran, IGD dan kantor.
27

2.8 Alur Pelayanan di Unit Rekam Medis

Gambar 2 Alur Pelayanan Unit Rekam Medis Rumah Sakit Tk. IV


Cijantung Kesdam Jaya Tahun 2020

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa alur pelayanan di unit


rekam medis Rumah Sakit Tk. IV Cijantung Kesdam Jaya dimulai ketika pasien
datang, yang terbagi menjadi pasien dengan jaminan perusahaan, pasien umum,
dan pasien asuransi. Apabila pasien tersebut merupakan pasien lama maka hanya
28

perlu membawa kartu berobat sedangkan untuk pasien baru maka akan diarahkan
untuk melakukan pengisian formulir untuk selanjutnya melakukan pendaftaran
pasien rawat jalan kemudian melakukan pembayaran biaya administrasi di kasir.
Selanjutnya pasien menuju poliklinik tujuan dan apabila diperlukan melakukan
tindakan dan pemeriksaan penunjang. Setelah pemeriksaan selesai dilakukan
maka pasien menuju apotek dan melakukan pembayaran pada kasir apotek hingga
akhirnya pasien pulang.

2.9 Hasil Analisis Situasi

Tabel 3
Analisis Perbandingan Ketersediaan Ruangan unit Rekam Medis Rumah
Sakit TK.IV Cijantung Kesdam Jaya dengan Standar Permenkes 24 tahun
2016 tentang Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
Kondisi di RS
No. Nama Ruangan Standar Ket.
Tk. IV
1. Ruang Administrasi Gabung
+ + dengan
penyimpanan
2. Ruangan Kepala Belum
+ -
Rekam Medis Tersedia
3. Ruangan Petugas Belum
+ -
Rekam Medis Tersedia
4. Ruangan Arsip Aktif + + Ada
5. KM/WC Petugas Belum
+ -
Tersedia
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa analisis standar


ketersediaan sarana dan prasarana Unit Rekam Medis berdasarkan standar
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 tahun 2016 tentang Pedoman Teknis
Sarana dan Prasarana Rumah Sakit dengan kondisi di Rumah Sakit TK. IV
Cijantung Kesdam Jaya yaitu hanya tersedia 2 dari 5 ruangan dari standar
ketersediaan ruangan sehingga dapat disimpulkan pencapaian standar sebanyak
40%.
29

Tabel 4
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Unit Rekam Medis Rumah Sakit
Tahun 2020 Berdasarkan Standar Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 129.Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit
Jenis Indikator Capaian
Standar
Pelayanan Jenis Uraian 2020
Pelayanan 1 Pemberi pelayanan
Rekam medis Input Rekam Medis 100% 80%

2 Waktu penyediaan
dokumen Rekam medis ≤ 10 menit 80%
rawat jalan
Proses
3 Waktu penyediaan rekam
medis pelayanan rawat ≤ 15 menit 70%
inap
4 Kelengkapan pengisian
rekam medis 24 jam
Output setelah selesai pelayanan 100% 50%

5 Kelengkapan Informed
Concent setelah
mendapatkan informasi
  yang jelas 100% 90%

6 Kepuasan Pelanggan
Outcome 75%

Sumber: Data Sekunder

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa Pencapaian Standar Pelayanan


Minimal Unit Rekam Medis Rumah Sakit Tahun 2020 Berdasarkan Standar
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129.Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit di Rumah Sakit TK IV Cijantung
Kesdam Jaya saat ini sebagian besar belum sesuai standar yaitu pada Pemberi
pelayanan Rekam Medis, Waktu penyediaan dokumen Rekam medis rawat jalan
dan rawat inap, Kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah selesai
pelayanan, Kelengkapan Informed Concent setelah mendapatkan informasi yang
jelas dan kepuasan pelanggannya.
30

Tabel 5
Analisis Perbandingan Ketersediaan Tenaga Perekam Medis di Unit Rekam
Medis Rumah Sakit TK. IV Cinjantung Kesdam Jaya dengan Standar
Rumah Sakit Umum Kelas C dari Permenpan RI No. 30 tahun 2013 tentang
Jabatan Fungsional Perekam Medis dan Angka Kreditnya
Kondisi di
Jenis Tenaga Standar Kelas C Ket.
Rumah Sakit
Terampil 30 orang 14 orang Belum sesuai
standar
Ahli 6 orang 0 orang Belum sesuai
standar
Sumber: Data Primer

Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa ketersediaan Tenaga Perekam Medis


di Unit Rekam Medis Rumah Sakit TK. IV Cijantung Kesdam Jaya masih belum
mencukupi. Hal tersebut dibandingkan dengan standar dari Peraturan Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI nomor 30 tahun 2013
tentang Jabatan Fungsional Perekam Medis dan Angka Kreditnya. Oleh karena
itu, dianggap perlu untuk memenuhi standar jumlah tenaga diatas dengan
melakukan perekrutan dan sebagainya.
31

BAB IV
IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH

4.1 Kerangka Teori

INPUT PROSES OUTPUT

a) Sumber daya Kelengkapan Pengisian


1) Produksi
manusia Rekam Medis
b) SIMRS 2) Filling
c) Standar Prosedur
3) Assembling
Operasional
d) Sarana dan
4) Analisis
Prasarana
e) Peralatan 5) Koding
f) Administrasi &
6) Indeksin
Manajemen
7) Pelaporan

Gambar 3 Kerangka Teori

Faktor – faktor yang berperan sebagai penyebab pentingnya proses kerja di


unit Rekam Medis, antara lain:
a. SDM yang harus mempunyai kuantitas dan kualitas yang sesuai standar
kebutuhan agar tercapainya pelayanan rekam medis yang efektif dan
efisien
b. Adanya sistem Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang
terintegrasi.
c. Sarana dan prasarana seperti peralatan penyimpanan yang diperlukan
untuk menyelenggarakan proses kerja di unit rekam medis
d. Ruangan yang mencukupi untuk pelayanan rekam medis.
e. Standar prosedur pelayanan lengkap.
f. Surat Tanda Registrasi (STR) dari tenaga perekam Medis.
32
33

4.2 Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah terhadap situasi di unit rekam medis Rumah Sakit Tk.
IV Cijantung Kesdam Jaya dilakukan menggunakan tiga metode, yaitu :
1. Wawancara langsung dengan pelaksana di unit Rekam Medis
2. Observasi terhadap kegiatan langsung di unit Rekam Medis
3. Telaah dokumen dari dokumen yang ada di unit tersebut

Setelah melakukan kegiatan wawancara, pengamatan dan telaah dokumen


maka penulis mendapatkan beberapa masalah yang dihadapi oleh unit Rekam
Medis di Rumah Sakit TK. IV Cijantung Kesdam Jaya
1. Ketersediaan jumlah sumber daya manusia yang belum mencukupi
meliputi tenaga rekam medis terampil dan tenaga medis ahli yang sesuai
standar rumah sakit umum kelas C.
2. Belum tersedianya Sumber Daya Manusia yang memiliki latar belakang
pendidikan Rekam Medis baik tenaga rekam medis terampil maupun
tenaga rekam medis ahli.
3. Ketersediaan ruangan yang terbatas dan tidak sesuai dengan standar
Permenkes yang berlaku sehingga terdapat ruangan kerja yang bergabung
dengan ruang penyimpanan
4. Lama waktu penyediaan berkas rekam medis untuk pasien

Permasalahan di dapat dari sumber data pendukung yang dapat di lihat


pada tabel berikut:
34

Tabel 6
Analisis Permasalahan Unit Rekam Medis Rumah Sakit TK. IV Cijantung
Kesdam Jaya Tahun 2020
No. Permasalahan Sumber Data Pendukung
1. Jumlah tenaga rekam medis terampil dan tenaga Hasil observasi/ pengamatan
medis ahli yang belum sesuai standar dan wawancara
2. Kualifikasi tenaga rekam medis yang tersedia tidak Hasil observasi/ pengamatan,
sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan di unit wawancara dan telaah
rekam medis dokumen
3. Kondisi ruangan yang belum sesuai standar Hasil observasi/ pengamatan
dan wawancara
4. Lama waktu penyediaan berkas rekam medis Hasil observasi/ pengamatan
dan wawancara
Sumber: Data Primer
35

BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Analisa Prioritas Masalah


Untuk mendapatkan prioritas masalah dilakukan dengan cara FGD (focus
Group Discussion), dengan menggunakan alat managemen berupa pembobotan
terhadap kriteria yang digunakan untuk menilai masalah, dalam hal ini penulis
menggunakan Multiple Criteria Utility Assessment (MCUA) yaitu suatu metode
yang digunakan untuk membantu tim pemecahan masalah dalam mengambil
keputusan dari beberapa alternatif yang ada dengan menggunakan teknik
skoring (Bustami, 2011). Metode MCUA juga digunakan oleh beberapa peneliti
dalam penentuan prioritas masalah kesehatan dan prioritas jenis intervensi
pelayanan Kesehatan (Symond, 2013), penentuan prioritas masalah di unit rekam
medis suatu rumah sakit (Febgriantie et al., 2017).
Nilai bobot untuk kriteria permasalahan :
a. 5 = Sangat mudah
b. 4 = Mudah
c. 3 = Sedang
d. 2 = Agak Sulit
e. 1 = Sulit

Dalam mencari prioritas dengan masalah dengan menggunakan MCUA,


dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 7
Analisis Prioritas Masalah dengan Menggunakan MCUA
Kriteria
Ketersediaan
Total
No. Masalah Kemudahan teknologi Efek
Bobot
Diselesaikan untuk Samping
menyelesaikan
1. Jumlah tenaga
rekam medis
terampil dan tenaga 3 2 5 10
medis ahli yang
belum sesuai standar
2. Kualifikasi tenaga 4 3 3 9
36

Kriteria
Ketersediaan
Total
No. Masalah Kemudahan teknologi Efek
Bobot
Diselesaikan untuk Samping
menyelesaikan
rekam medis yang
tersedia tidak sesuai
dengan pekerjaan
yang dilaksanakan
di unit rekam medis
3. Kondisi ruangan
yang belum sesuai 3 3 5 11
standar
4. Lama waktu
penyediaan berkas 4 5 5 14
rekam medis
Sumber: Data Primer

Kesimpulan :
1. Prioritas 1: Kualifikasi tenaga rekam medis yang tersedia tidak sesuai
dengan pekerjaan yang dilaksanakan di unit rekam medis (2)
2. Prioritas 2: Jumlah tenaga rekam medis terampil dan tenaga medis ahli
yang belum sesuai standar (1)
3. Prioritas 3: Kondisi ruangan yang belum sesuai standar (3)
4. Prioritas 4: Lama waktu penyediaan berkas rekam medis (4)
Berdasarkan tinjauan pustaka dan permasalahan dari prioritas utama, maka
penulis mengembankan konsep-konsep sebagai berikut :
37

- Sumber daya manusia - Produksi


OUTPU
INPUT
- SIMRS terintegrasi
PROSES - Filling

T
- Standar Prosedur - Assembling
Operasional - Analisis Kualitas pelayanan
rekam medis yang
- Sarana/Prasarana - Koding belum efektif
- Peralatan - Indeksin
- administrasi & - Pelaporan
Manajemen

Gambar 4 Kerangka Konsep

5.2 Analisa Penyebab dan Akar Masalah


Setelah melakukan proses penentuan prioritas masalah, dimana didapatkan
yang menjadi prioritas masalah adalah kualitas kinerja unit rekam medis belum
optimal, kemudian perlu dilakukan analisa untuk menentukan akar permasalahan
yang menyebabkan kurang optimalnya kualitas kinerja unit rekam medis dengan
menggunakan alat bantu model fishbone dan ditemukan beberapa akar
permasalahan yang mungkin menyebabkan kurang optimalnya kualitas kinerja
unit rekam medis dapat dilihat pada gambar berikut:
38

Gambar 5 Model Fishbone Masalah di Unit Rekam Medis


39

Kemungkinan penyebabnya adalah :


1. MANUSIA :
a. Belum tersedianya tenaga perekam medis dengan latar belakang
pendidikan rekam medis
b. Belum tersedianya tenaga perekam medis terampil dan tenaga perekam
medis ahli
c. Belum tersedianya tenaga perekam medis yang memiliki STR
d. Kurangnya dukungan dari pihak atasan

2. METODE :
a. Belum adanya job spesifikasi yang jelas
b. Belum adanya Standar yang jelas untuk rekrutmen tenaga rekam
medis

3. MATERIAL
a. Belum tersedianya peralatan yang mendukung pelaksaaan integrasi
SIMRS terkait pencatatan rekam medis
b. Belum tersedianya ruangan yang sesuai standar

4. MONEY
a. Belum tersedianya anggaran untuk pengadaan tenaga terampil dan ahli
dan pelatihan rutin untuk tenaga.
40

5.3 Alternatif Penyelesaian Masalah


Tabel 8
Alternatif Penyelesaian Masalah di Unit Rekam Medis
Rumah Sakit Tk. IV Cijantung Kesdam Jaya
Kategori
No Permasalahan Usulan Perbaikan
Masalah
Belum tersedianya - Menyusun perencanaan
tenaga perekam pendidikan dan pelatihan
medis dengan latar bagi tenaga yang tersedia
1. Manusia
belakang - Melakukan rekrutmen tenaga
pendidikan rekam yang memiliki latar belakang
medis perekam medis
Belum tersedianya Melakukan kerjasama dengan
tenaga perekam pihak luar atau rumah sakit lain
medis terampil dan untuk memberikan pelatihan atau
tenaga perekam benchmark pelaksanaan rekam
medis ahli medis yang sesuai standar.
Belum tersedianya
Terlebih dahulu Melakukan
tenaga perekam
rekrutmen tenaga yang memiliki
medis yang
latar belakang perekam medis
memiliki STR
- Melakukan perancangan
diskusi terkait masalah yang
ada dengan pihak pengambil
Kurangnya
kebijakan agar dapat
dukungan dari
memberikan solusi yang
atasan
terbaik pada kuantitas dan
kualitas tenaga perekam
medis
Belum adanya job Menyusun job spesifikasi sesuai
2 Metode spesifikasi yang dengan job description tenaga
jelas yang dibutuhkan.
Belum adanya SPO
terkait rekrutmen
- Merancang dan menerapkan
tenaga perekam
SPO terkait pendidikan dan
medis dan SPO
pelatihan
pendidikan dan
pelatihan.
Belum tersedianya
alokasi anggaran - Melakukan pengusulan pada
untuk rekrutmen, anggaran belanja rumah sakit
3. Money
pendidikan dan agar dapat dipertimbangkan
pelatihan tenaga ketersediaan anggarannya
perekam medis.
4. Material Belum tersedianya - Menyusun perencanaan
fasillitas yang fasilitas yang diperlukan dan
41

Kategori
No Permasalahan Usulan Perbaikan
Masalah
mendukung mengusulkannya pada panitia
pelaksanaan belanja rumah sakit agar
integrasi SIM RS segera dilakukan pegadaan.
Belum tersedianya
peralatan yang - Menyediakan alternatif
mendukung jaringan internet lain agar
pelaksaaan integrasi tidak menghambat registrasi
SIMRS terkait dan pencatatan rekam medis
pencatatan rekam pasien
medis.
- Mengajukan pengusulan pada
Belum tersedianya
pihak manajemen untuk
ruangan yang sesuai
melakukan pengadaan
standar
ruangan.
Sumber: Data Primer
42

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dilakukannya residensi maka di dapatkan
gambaran pelayanan unit rekam medis melalui pengamatan dengan
pendekatan sistem menggunakan wawancara, untuk mengamati proses
operasional, identifikasi faktor yang mempengaruhi tidak optimalnya fungsi
atau pelayanan di unit rekam medis, yaitu :
1. Pelaksanaan proses manajemen di unit rekam medis yang belum efektif
dan efisien.
2. Di dapatkan faktor – faktor yang mempengaruhi tidak efektifnya kegiatan
di unit rekam medis yaitu
a. Belum tersedianya tenaga yang memiliki latar belakang rekam medis.
Sehingga belum tersedia tenaga perekam medis terampil dan tenaga
perekam medis ahli yang memiliki Surat Tanda Registrasi(STR).
b. Belum tersedianya tenaga perekam medis dengan kuantitas yang
sesuai standar regulasi yang berlaku.
c. Pelaksanaan SIMRS yang memiliki berbagai hambatan seperti
jaringan internet.
d. Ketersediaan ruangan yang terbatas

6.2 Saran
Berdasarkan analisis yang dilakukan di Rumah Sakit Tk. IV Cijantung
Kesdam Jaya maka ada beberapa masukan yang berguna untuk kemajuan unit
rekam medis, yaitu :
a. Pimpinan Rumah Sakit perlu adanya standarisasi dan pedoman atau SOP
dalam pengelolaan manajemen sumber daya manusia agar dapat
memenuhi standar kuantitas dan kualitas khususnya pada tenaga perekam
medis.
b. Pihak unit rekam medis agar melakukan pengusulan rutin untuk
pengadaan sarana prasarana yang sesuai standar untuk menunjang kegiatan
43

di unit rekam medis dan mengurutkannya sesuai dengan prioritas agar


realisasinya sesuai dengan urgensinya.
c. Pihak manajemen sebaiknya memperbaiki komponen yang terkait dengan
input dan proses di unit rekam medis agar menghasilkan output yang baik.
44

LAMPIRAN
45
46
47
48

DAFTAR PUSTAKA

Amir, H. (2008). Etika Kedokteran Dan Hukum Kesehatan. Buku Kedokteran.


Arfan, I. L. (2010). Akuntansi Keperilakuan (Edisi dua). Salemba Empat.
Bustami. (2011). Penjaminan mutu pelayanan kesehatan & akseptabilitasnya.
Erlangga.
Febgriantie, L., Rosita, A., Dharmastuti, A., & Medis, U. R. (2017). PRIORITAS
MASALAH DI UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT GRIYA
WALUYA PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MCUA
(Multiple Criteria Utility Assessment). Global Health Science, 2(2), 165–
172.
Indonesia, K. K. (2006). Standar Pendidikan Profesi Dokter. Konsil Kedokteran
Indonesia.
Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, 45 Republik
Indonesia 1 (2009). https://doi.org/10.7202/1016404ar
Kementerian Kesehatan RI. (2008). Permenkes No. 269 tahun 2008 tentang
Rekam Medis. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Listyorini, P. I. (2020). Identifikasi Prioritas Masalah Unit Rekam Medis di
Puskesmas Nusukan Identification of Priority Problems in the Medical
Record Unit at the Nusukan Health Center Universitas Duta Bangsa
Surakarta. 3(1), 24–28.
Rustiyanto, E. (2009). Etika Profesi: Perekam Medis Informasi Kesehatan. Graha
Ilmu.
Symond, D. (2013). Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dan Prioritas Jenis
Intervensi Kegiatan Dalam Pelayanan Kesehatan Di Suatu Wilayah. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 7(2), 94–100.
Undang-Undang Nomor 36 tentang Kesehatan. (2009). Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 36 tentang Kesehatan. 1–111.

Anda mungkin juga menyukai