SISTEM MANAJEMEN
Disusun Oleh:
WANDA B. SITANGGANG
(NPM : 206080189)
2022
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN RESIDENSI
LAPORAN RESIDENSI DENGAN JUDUL
Oleh :
NPM : 206080189
Mengetahui :
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
lindungan-Nya saya dapat menyelesaikan laporan residensi saya dengan judul “ Sistem
Manajemen Pemeliharaan Alat Pendingin Di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren
Sawit”
Saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang memberikan bantuan baik secara
langsung maupun tidak langsung, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan residensi ini.
1. Prof. Dr. drg. Tri Budi Wahyuni Raharjo, MS sebagai Rektor Universitas Respati
Indonesia;
2. Dr. Ign. A. Wirawan Nugrohadi, SE, M.Si, sebagai Dekan Pascasarjana Universitas
Respati Indonesia;
3. Dr. Cicilia Windiyaningsih, SMIP,SKM,M.Kes, selaku Ketua Program Studi
Administrasi Rumah Sakit Universitas Respati Indonesia Direktur RSKD Duren Sawit;
4. Adhun Trigono, SKM, M.Kes sebagai Dosen Pembimbing Akademik;
5. drg. Dini Indrawati, MARS sebagai Kepala Bagian Umum dan Pemasaran RSKD
Duren Sawit, sekaligus pembimbing lapangan yang banyak memberikan ilmu dan
dukungan serta arahan;
6. Sejawat Tim IPSRS yang membantu memberikan data dan dukungan;
7. Kepada keluarga tercinta yang memberikan dukungan;
8. Teman-teman Angkatan 33C MARS URINDO, Dani yang telah memberikan semangat
dan dukungan.
Semoga laporan ini dapat bermamfaat khususnya bagi saya sebagai penulis dan bagi
pembaca sekalian. Penulis akan berterima kasih apabila ada saran dan kritik yang
membangun sehingga akan memperbaiki kualitas laporan residensi ini.
ii
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Daftar Gambar v
Daftar Tabel vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 4
1.3. Manfaat 5
1.4. Ruang Lingkup Residensi 6
1.5. Pelaksanaan Kegiatan Residensi 6
iii
BAB III GAMBARAN SATUAN PELAKSANA PEMELIHARAAN SARANA DAN
PRASARANA RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Analisis Prioritas Masalah 67
5.2 Analisis Penyebab dan Akar Masalah69
5.3 Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah 70
5.4 Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah 73
5.5 Rencana Kegiatan (Plan of Action) 75
DAFTAR PUSTAKA 82
iv
DAFTAR GAMBAR
1. (nomer yang ditulis disini sesuai dengan nomer gambar yang sebenarnya. Cek di
setiap gambar di setiap bab). Bagan hubungan antar bagian bentuk pemeliharaan,
Sumber
Undang-Undang No.2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi 12
2. Instalasi Air Conditioner 37
3. Air Conditioner Split wall 38
4. Air Conditioner (AC) Windows 38
5. Air Conditioner (AC) Central 39
6. Air Conditioner (AC) Standing Floor 40
7. Air Conditioner (AC) Standing Floor 40
8. Air Conditioner (AC) VRV (Variabel Refrigerant Volume) 41
9. Kondensor 42
10. Kompresor 42
11. Evaporator 43
12. Pipa Kapiler 43
13. Accumulator 44
14. Fan / Blower AC 44
15. Bahan Pendingin / Refrigerant 45
16. Thermistor 45
17. Kapasitor 46
18. Overload 46
19. Motor Listrik 46
20. PCB Kontrol 47
21. Struktur Organisasi RSKD Duren Sawit 55
22. Alur Pemeliharaan Satuan Pelaksana PSRS RSKD Duren Sawit 56
23. Alur Permohonan Perbaikan RSKD Duren Sawit 57
24. Aplikasi E-Qlue 60
25. Kerangka Konsep 64
v
26. Diagram Fish Bone 70
27. Jadwal pemeliharaan Alat Pendingin (AC) 85
28. Pelaksanaan residensi 86
29. Pembimbingan oleh pembimbing lapangan 87
30. Pembimbingan oleh pembimbing akademik 88
31. Rencana system aplikasi pemeliharaan alat pendingin (AC) 88
vi
DAFTAR TABEL
1. (nomer yang ditulis disini sesuai dengan nomer table yang sebenarnya. Cek di
setiap table di setiap bab). Perbandingan Jumlah Karyawan Pemeliharaan Dengan
Total Karyawan 29
2. Standar Suhu dan Kelembaban 51
3. SDM Satpel PSRS RSKD Duren Sawit 60
4. Rekapitulasi Pemeliharaan Dan Perbaikan 65
5. USG Pemeliharaan Alat Pendingin) 68
6. Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah Servis 72
7. Penentuan Prioritas Masalah Servis 74
8. Plan of Action servis yang tidak terlaksana sesuai dengan perencanaan 76
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
setiap bangunan dan prasarana yang akan digunakan atau dioperasionalkan. Rumah
Sakit harus mempunyai program Pemeliharaan, pedoman dan panduan Pemeliharaan,
serta lembar kerja Pemeliharaan bangunan dan prasarana sehingga Rumah Sakit harus
menyediakan biaya Pemeliharaan paling rendah 15% (lima belas persen) dari nilai
bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.
Sejak didirikannya pada tanggal 19 Juni 2002 Rumah Sakit Khusus Daerah
Duren Sawit memiliki 2 (dua) bangunan yang terdiri dari Gedung baru dengan 8
lantai dan Gedung lama dengan 4 lantai dimana kedua Gedung tersebut memberikan
pelayanan keselamatan ke masyarakat. Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit
yang didirikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta merupakan pusat
pelayanan khusus jiwa dan Penanggulangan Narkoba, dengan tujuan untuk
mengoptimalkan dukungan pelayanan pasien jiwa dan narkoba khususnya di Provinsi
DKI Jakarta.
Memberikan pelayanan terhadap masyarakat sebagai salah satu tugas dan fungsi
rumah sakit milik Pemerintah Daerah DKI Jakarta, RSKD Duren Sawit dituntut harus
dapat memberikan pelayanan yang maksimal. Dalam memberikan pelayanan yang
harus maksimal terhadap masyarakat, pelayanan yang harus diberikan bukan hanya
memberikan pelayanan secara medis tetapi juga harus dapat memberikan pelayanan
yang maksimal dari sarana, prasarana dan alat kesehatan yang harus berfungsi dengan
baik dan layak pakai sesuai standar peraturan yang berlaku.
2
sakit sangat ditentukan oleh penyediaan fasilitas pelayanan yaitu sarana, prasarana
maupun faktor lain. Sarana dan prasarana rumah sakit harus diupayakan selalu dalam
keaadaan baik dan layak pakai untuk menjamin kualitas dan kesinambungan
pelayanan kesehatan.
Suhu ruangan yang sejuk dan nyaman di rumah sakit sangat diperlukan sebagai
salah satu bentuk pemberian pelayanan ke pada pasien, pengunjung dan karyawan di
rumah sakit tersebut. Sistem tata udara yang sudah dirancang dan diterapkan dengan
baik, maka hal yang penting diperhatikan selanjutnya adalah pada sisi pemeliharaan
rutin alat pendinginnya. Sistem tata udara atau pengkondisian udara yang baik
seharusnya dilengkapi dengan pemeliharaan yang baik pula terutama pada sistem alat
3
pendingin yang berskala besar, supaya dapat memaksimalkan fungsi dan pemanfaatan
sistem tata udara, mempertahankan efisiensi, mempertahankan keandalan dan
mempertahankan umur ekonomis peralatan, memperkecil tingkat kerusakan,
memperpanjang usia pakai peralatan. Penerapan sistem tata udara yang paling banyak
digunakan adalah sistem pendingin yaitu upaya pengkondisian udara pada
implementasinya menghasilkan udara sejuk serta dipersyaratkan untuk mengatur
aliran udara dan kebersihannya.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui sistem manajemen pemeliharaan sarana dan prasarana khususnya
pemeliharaan alat pendingin (Air Conditioner) di RSKD Duren Sawit.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Mengetahui dan mengidentifikasi kerusakan alat pendingin (Air
Conditioner) di RSKD Duren Sawit.
4
1.3 MANFAAT
1.3.1 Bagi Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit.
1.3.1.1 RSKD Duren Sawit khususnya Satuan Pelaksana Pemeliharaan Sarana
dan Prasarana dapat melakukan pemeliharaan terhadap alat pendingin
(AC) yang lebih terencana.
1.3.1.2 RSKD Duren Sawit dapat melakukan pemetaan terhadap lokasi dan jenis
alat pendingin yang terpasang di RSKD Duren Sawit.
1.3.1.3 RSKD Duren Sawit lebih mengetahui kerusakan sarana dan prasarana
secara terinci.
1.3.1.4 RSKD Duren Sawit lebih mengetahui kebutuhan anggaran pemeliharaan
sarana dan prasarana yang optimal.
1.3.1.5 Mendapatkan pemeliharaan yang terlaksana, terjadwal sehingga umur
masa pakai sarana prasarana lebih lama.
5
1.3.3.3 Terbinanya jaringan kerja sama (networking) yang sangat potensial bagi
pengembangan program.
6
1.5.3 Waktu pelaksanaan residensi dari tanggal 2 Juni 2022 sampai dengan 31 Juli
2022 di unit pemeliharaan sarana dan prasarana Rumah Sakit Khusus Daerah
Duren Sawit.
BAB II
TINJAUAN TEORI
7
keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang
diderita oleh pasien. (Bramantoro, 2017) juga menjelaskan bahwa rumah sakit
merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang melaksanakan upaya
kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna pada upaya penyembuhan dan
pemulihan yang terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan.
8
tanah/perairan, ataupun di bawah tanah/perairan yang digunakan untuk
penyelenggaraan Rumah Sakit dan prasarana Rumah Sakit adalah utilitas yang
terdiri atas alat, jaringan dan sistem yang membuat suatu bangunan Rumah Sakit
bisa berfungsi.
9
Dalam melaksanakan pelayanan terhadap masyrakat, rumah sakit memiliki
tugas dan fungsi sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 dalam pasal 4 tugas dari rumah sakit adalah memberikan kesehatan
perorangan secara paripurna. Pengertian dalam undang-undang tersebut dapat
diartikan bahwa setiap kegiatan pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, serta menyembuhkan penyakit dan
memulihkan kesehatan. Untuk menjelaskan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 4 (empat), rumah sakit mempunyai fungsi :
10
umum istilah manajemn teroteknologi atau teromanajer. Manajemen pemeliharaan
bertanggung jawab terhadap fungsi manajemen teroteknologi, yang dipandang dari
aspek manajemen, jarang sekali dapat dipisahkan dari manajemen pemeliharaan
murni, kecuali mungkin dalam organisasi yang besar. Memelihara pada suatu
standar yang bisa diterima merujuk pada standar yang ditentukan oleh organisasi
yang melakukan pemeliharaan. Hal ini berbeda dari satu organisasi dengan yang
lain, tergantung keadaan industrinya dan sepadan dengan nilai yang ditetapkan
berdasar standar yang tinggi. Kadang-kadang standar pemeliharaan yang diperlukan
juga ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan dan harus ditaati. Tujuan
pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan dengan jelas sebagai berikut (Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2017) :
1. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset (yaitu setiap bagian dari suatu
tempat kerja, bangunan dan isinya). Hal ini terutama penting di negara
berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian. Di
negara-negara maju kadang-kadang lebih menguntungkan untuk ‘mengganti’
daripada ‘memelihara’.
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return of investment)
maksimum yang mungkin.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan
dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam
kebakaran dan penyelamatan, dan sebagainnya.
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
Kerja pemeliharaan bisa terencana ataupun tidak terencana. Hanya ada satu
bentuk pemeliharaan takterencana, yaitu pemeliharaan darurat, yang didefinisikan
sebagai pemeliharaan di mana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah
akibat yang serius, misalkan hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau
untuk alasan keselamatan kerja. Bagian utama dari pemeliharaan pencegahan meliputi
pemeriksaan yang berdasarkan pada ‘lihat, rasakan, dan dengarkan’ dan penyelesaian
11
minor pada selang waktu yang telah ditentukan serta penggantian komponen minor
yang ditemukan perlu diganti pada saat pemeriksaan. Pemeliharaan korektif
meliputireparasi minor, terutama untuk rencana jangka pendek, yang mungkin timbul
di antara pemeriksaan, juga overhaul terencana misalnya overhaul tahunan atau dua
tahunan, suatu perluasan yang direncanakan dalam rincian untuk jangka panjang
sebagai hasil pemeriksaan pencegahan.
Gambar 2.1. Bagan hubungan antar bagian bentuk pemeliharaan, Sumber Undang-
Undang No.2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
Jenis- Jenis pemeliharaan menurut Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi yaitu :
1. Pemeliharaan darurat (emergency maintenance); pemeliharaan yang perlu segera
dilakukan untuk mencegah akibat yang serius.
2. Pemeliharaan terencana (planned maintenance); pemeliharaan yang diorganisasi
dan dilakukan dengan pemikiran masa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Rusak (breakdown); kegagalan yang dihasilkan ketidaktersediaan suatu alat.
4. Pemeliharaan korektif (corrective maintenance); pemeliharaan yang dilakukan
12
untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah
terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima.
5. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance); pemeliharaan yang
dilakukan pada selang waktu yang ditentukan sebelumnya, atau terhadap kriteria
lain yang diuraikan, dan dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan bagian-
bagian lain tidak memenuhi kondisi yang diterima.
6. Pemeliharaan jalan (running maintenance); pemeliharaan yang dapat dilakukan
selama mesin dipakai.
7. Pemeliharaan berhenti (shutdown maintenance); pemeliharaan yang hanya dapat
dilakukan selama mesin berhenti.
8. Perbaikan menyeluruh (overhaul); pengujian dan perbaikan menyeluruh dari suatu
alat, atau sebagian besar bagiannya sampai suatu kondisi yang bisa diterima.
9. Waktu nganggur (downtime); periode waktu dimana suatu alat tidak berada dalam
kondisi mampu memberikan unjuk kerja yang diharapkan.
10. Perencanaan pemeliharaan (maintenance planning); penentuan sebelum pekerjaan,
metode, bahan, alat, mesin, pekerja, saat dan waktu yang ditentukan.
13
kegunaan mesin, dan menekan failure sekecil mungkin. Manajemen perawatan dapat
digunakan untuk membuat sebuah kebijakan mengenai aktivitas perawatan, dengan
melibatkan aspek teknis dan pengendalian manajemen kedalam sebuah program
perawatan. Pada umunya, semakin tingginya aktivitas perbaikan dalam sebuah
sistem, kebutuhan akan manajemen dan pengendalian diperawatan menjadi semakin
penting.
Pemeliharaan adalah segi kegiatan yang ada didalamnya untuk menjaga sistem
peralatan agar berkerja dengan baik. Pemeliharaan mesin adalah suatu kegiatan
untuk menjaga mesin – mesin dan peralatan serta fasilitas lainnya dan mengadakan
perbaikan maupun pergantian yang diperlukan agar pada suatu kegiatan operasi
produksi dapat bejalan dengan baik dan lancar (Handoko, 2017). Preventive
Maintenance dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak
terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas
produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.
Sedangkan Corrective Maintenance atau Breakdown Maintenance dilakukan setelah
terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan produksi
sehingga tidak berfungsi secara baik. Biaya adalah sumber daya yang dikorbankan
atau dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu di masa depan. Biaya adalah sebagai
kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa
yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau masa yang akan datang bagi
perusahaan”. Dari beberapa pendapat parah ahli maka dapat disimpulkan bahwa
biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang dapat menguras kas atau harta
lainnya yang diukur dalam satuan uang untuk mencapai tujuan baik yang dapat
dibebankan pada saat ini maupun pada saat masa yang akan datang.
Perawatan merupakan suatu fungsi utama dalam suatu perusahaan yang dapat
didefinisikan sebagai suatu kegiatan merawat fasilitas sehingga peralatan tersebut
berada dalam kondisi yang siap pakai sesuai dengan kebutuhan. Ada beberapa faktor
penyebab kerusakan mesin, yaitu : keausan (wear out), korosi (corrocion) dan
kelelahan (fatigue). Pada dasarnya perawatan yang dilakukan adalah agar mesin
selalu dalam kondisi bagus dan baik, sehingga tetap siap pakai kapanpun serta
14
membantu ketahanan yang lebih lama (usia mesin menjadi lebih panjang)
Perawatan adalah sebuah operasi atau aktivitas yang harus dilakukan secara
berkala dengan tujuan untuk melakukan pergantian kerusakan peralatan dengan
resource yang ada. Perawatan juga ditujukan untuk mengembalikan suatu sistem
pada kondisinya agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, memperpanjang usia
kegunaan mesin, dan menekan failure sekecil mungkin. Manajemen perawatan dapat
digunakan untuk membuat sebuah kebijakan mengenai aktivitas perawatan, dengan
melibatkan aspek teknis dan pengendalian manajemen kedalam sebuah program
perawatan. Pada umunya, semakin tingginya aktivitas perbaikan dalam sebuah
sistem, kebutuhan akan manajemen dan pengendalian diperawatan menjadi semakin
penting.
15
Organisasi pengoperasian dan pemeliharaan bangunan gedung dipengaruhi
oleh tingkat kompleksitas bangunan yang meliputi luas dan dimensi bangunan,
sistem bangunan yang digunakan, teknologi yang diterapkan, serta aspek teknis dan
non teknis lainnya, seperti:
a. Ukuran fisik bangunan gedung.
b. Jumlah bangunan.
c. Jarak antar bangunan.
b. Struktural
a) Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur struktur bangunan
gedung dari pengaruh korosi, cuaca, kelembaban, dan pembebanan di
luar batas kemampuan struktur, serta pencemaran lainnya.
b) Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur pelindung struktur.
16
c) Melakukan pemeriksaan berkala sebagai bagian dari perawatan preventif
(preventive maintenance).
d) Mencegah dilakukan perubahan dan/atau penambahan fungsi kegiatan
yang menyebabkan meningkatnya beban yang berkerja pada bangunan
gedung, di luar batas beban yang direncanakan.
e) Melakukan cara pemeliharaan dan perbaikan struktur yang benar oleh
petugas yang mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya
f) Memelihara bangunan agar difungsikan sesuai dengan penggunaan yang
direncanakan.
c. Mekanikal (Tata Udara, Sanitasi, Plambing, Transportasi)
a) Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala sistem tata udara, agar
mutu udara dalam ruangan tetap memenuhi persyaratan teknis dan
kesehatan yang disyaratkan meliputi pemeliharaan peralatan utama dan
saluran udara.
b) Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala sistem distribusi air
yang meliputi penyediaan air bersih, sistem instalasi air kotor, sistem
hidran, sprinkler dan septik tank serta unit pengolah limbah.
c) Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala sistem transportasi
dalam gedung, baik berupa lif, eskalator, travelator, tangga, dan
peralatan transportasi vertikal lainnya.
d. Elektrikal (Catu Daya, Tata Cahaya, Telepon, Komunikasi Dan Alarm)
a) Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara pada perlengkapan
pembangkit daya listrik cadangan.
b) Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara pada perlengkapan
penangkal petir.
c) Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara sistem instalasi listrik,
baik untuk pasokan daya listrik maupun untuk penerangan ruangan.
d) Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara jaringan instalasi tata
suara dan komunikasi (telepon) serta data.
e) Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara jaringan sistem tanda
17
bahaya dan alarm.
e. Tata Ruang Luar
a) Memelihara secara baik dan teratur kondisi dan permukaan tanah
dan/atau halaman luar bangunan gedung.
b) Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur pertamanan di luar dan
di dalam bangunan gedung, seperti vegetasi (landscape), bidang
perkerasan (hardscape), perlengkapan ruang luar (landscape furniture),
saluran pembuangan, pagar dan pintu gerbang, lampu penerangan luar,
serta pos/gardu jaga.
c) Menjaga kebersihan di luar bangunan gedung, pekarangan dan
lingkungannya.
d) Melakukan cara pemeliharaan taman yang benar oleh petugas yang
mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya.
f. Tata graha (Housekeeping)
a) Meliputi seluruh kegiatan Housekeeping yang membahas hal-hal terkait
dengan sistem pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, di
antaranya mengenai Cleaning Service, Landscape, Pest Control,
General Cleaning mulai dari persiapan pekerjaan, proses operasional
sampai kepada hasil kerja akhir.
b) Pemeliharaan Kebersihan (Cleaning Service). Program kerja
pemeliharaan kerja gedung meliputi program kerja harian, mingguan,
bulanan dan tahunan yang bertujuan untuk memelihara kebersihan
gedung yang meliputi kebersihan ‘Public Area’, ‘Office Area’ dan
‘Toilet Area’ serta kelengkapannya.
c) Pemeliharaan dan Perawatan Hygiene Service. Program kerja ‘Hygiene
Service meliputi program pemeliharaan dan perawatan untuk pengharum
ruangan dan anti septik yang memberikan kesan bersih, harum, sehat
meliputi ruang kantor, lobby, lift, ruang rapat maupun toilet yang
disesuaikan dengan fungsi dan keadaan ruangan.
18
g. Pemeliharaan Pest Control.
a) Program kerja pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan ‘Pest Control’
bisa dilakukan setiap tiga bulan atau enam bulan dengan pola kerja
bersifat umum, berdasarkan volume gedung secara keseluruhan dengan
tujuan untuk menghilangkan hama tikus, serangga dan dengan cara
penggunaan pestisida, penyemprotan, pengasapan (fogging) atau
fumigasi, baik ‘indoor’ maupun ‘outdoor’ untuk memberikan
kenyamanan kepada pengguna gedung.
b) Program General Cleaning. Program pemeliharaan kebersihan yang
dilakukan secara umum untuk sebuah gedung dilakukan untuk tetap
menjaga keindahan, kenyamanan maupun performance gedung yang
dikerjakan pada hari hari tertentu atau pada hari libur yang bertujuan
untuk mengangkat atau mengupas kotoran pada suatu objek tertentu,
misalnya lantai, kaca bagian dalam, dinding, toilet dan perlengkapan
kantor.
19
Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud
menggunakan untuk fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah dengan
tetap mempertahankan arsitektur bangunannya sedangkan struktur dan utilitas
bangunannya dapat berubah.
20
perawatan dihitung sesuai dengan kebutuhan nyata dan dikonsultasikan terlebih
dahulu kepada Instansi Teknis setempat.
21
dasarnya hasil yang diharapkan dari kegiatan pemeliharaan mesin/peralatan
(equipment maintenance) mencakup dua hal sebagai berikut :
22
e. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan
dalam keadaan darurat setiap waktunya.
f. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
23
suku cadang.
e. Distribusi pekerjaan antara tenaga kerja secara seimbang.
f. Mengurangi jam lembur
g. Dapat menstandarkan prosedur kerja, biaya dan waktu
menyelesaikan pekerjaan.
h. Dapat meningkatkan produksi dan penghematan biaya.
24
operasi atau proses produksi pada setiap saat. Sehingga dapatlah
dimungkinkan pembuatan suatu rencana dan jadwal pemeliharaan dan
perawatan yang sangat cermat dan rencana produksi yang lebih tepat.
Secara umum tujuan dari preventive maintenance adalah :
- Meminimumkan downtime serta meningkatkan kehandalan
mesin/peralatan dan agar menjaga mesin/peralatan dapat berfungsi tanpa
gangguan.
- Meningkatkan efisiensi dan umur ekonomis mesin/peralatan.
Kegiatan utama yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan dan
tetap menjaga agar mesin berfungsi dengan baik meliputi tiga hal :
- Pemeliharaan harian untuk mencegah terjadinya pemburukan
(deterioration) mesin meliputi kegiatan membersihkan (cleaning),
memeriksa (checking), pelumasan (lubricating) dan pengencangan
baut/mur mesin (tightening).
- Pemeliharaan berkala (periodic inspection) untuk mencari gejala
memburuknya kondisi mesin yang mungkin terjadi.
- Melaksanakan perbaikan (restorations) jika terdapat kerusakan pada
mesin ataupun melakukan perbaikan untuk mencegah kerusakan yang
mungkin timbul sebelum terjadi.
25
Ciri-ciri preventive maintenance antara lain :
- Pemeliharaan (maintenance) dilakukan ini terencana dan terjadwal.
- Mesin/peralatan yang akan dirawat telah teridentifikasi dan telah
diuraikan menjadi komponen-komponennya (tertulis dalam daftar).
- Untuk setiap komponen dilakukan tindakan-tindakan pemeliharaan
(maintenance) yang telah ditetapkan secara rutin pada interval-interval
waktu tertentu.
- Sebagian besar kegiatan pemeliharaan (maintenance) dilakukan pada
komponen mesin pada keadaan mesin masih bekerja, dan sebagian pada
keadaan masih berhenti.
26
maintenance yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan
pada mesin/peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Corrective
maintenance menuntut para operator yang mengoperasikan mesin/peralatan
untuk melaksanakan dua hal yang mencakup :
- Mencatat hasil yang diperoleh dari inspeksi harian mencakup semua
kerusakan-kerusakan yang timbul secara detil dan terperinci.
- Secara aktif ikut berperan untuk memberikan ide-ide yang membangun
bertujuan pencegahan terjadinya kerusakan mesin/peralatan dan
mengantisipasi kondisi yang memungkinkan akan mengakibatkan
kerusakan mesin/peralatan.
27
e. Tugas dan Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan (maintenance)
Pemeliharaan (maintenance) adalah untuk dapat memelihara reliabilitas sistem
pengoperasian pada tingkat yang dapat diterima dan tetap memaksimumkan
laba dan meminimumkan biaya. Pemeliharaan (maintenance) yang cenderung
untuk memperbaiki reliabilitas sistem, termasuk pada kategori kebijaksanaan
pokok yang dapat diperinci sebagai berikut :
- Kebijaksanaan yang cenderung untuk mengurangi frekuensi kerusakan
peralatan produksi.
- Kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk kegiatan pemeliharaan dilaksanakan
dengan mempertimbangkan dua hal yaitu penggantian mesin/peralatan
dan pelaksanaan reperasi serta didukung oleh keahlian dan keterampilan
teknikal.
- Penggantian peralatan tersebut harus berdasarkan pada :
• Perhitungan terhadap semua faktor biaya.
• Analisa nilai ekonomis mesin/peralatan lama dan mesin/peralatan
baru.
• Cadangan mesin/peralatan yang harus segera dimanfaatkan
28
komponen atau peralatan, juga berusaha untuk mencegah timbulnya seminimal
mungkin terjadinya kerusakan.
c. Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu
memperbaiki mesin/peralatan produksi.
d. Kegiatan Administrasi
Kegiatan administrasi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan
kegiatan pemeliharaan, penyusunan planning dan schedulling, yaitu rencana
kapan suatu mesin/peralatan tersebut harus diperiksa, diservis dan diperbaiki.
e. Pemeliharaan Bangunan
Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan yang tidak termasuk
dalam kegiatan teknik dan produksi dari bagian pemeliharaan (maintenance).
29
1.4.1 Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur pokok dan penting dalam
pelaksanaan pemeliharaan peralatan rumah sakit. Unit pemeliharaan
dipimpin oleh seorang pemimpin yang cukup baik dari segi pendidikan,
pelatihan maupun pengalamanya serta mempunyai kemampuan manajerial.
30
1.4.2.2 Biaya pengadaan suku cadang
31
1.4.3 Fasilitas Bengkel Kerja/Workshop
32
dapat dilakukan sendiri perbaikannya.
Selain itu juga berfungsi untuk menghindari kerusakan berat pada alat
sehingga mengakibatkan masa pakai minimal, daya guna dan hasil guna
minimal, dan juga dapat diambil tindakan pemeliharaan secepatnya,
sehingga peralatan kesehatan selalu berada dalam kondisi baik serta
dapat menjamin usia pakai alat lebih lama.
33
Dokumen ini sebagai laporan/catatan untuk menyelidiki penyebab
kejadian dan mencari suatu pemecahan masalah untuk menghilangkan
terjadinya hal yang sama dan dari kartu kerja ini juga dapat diperoleh
informasi dasar bagi pengendalian tenaga kerja dan biaya pemeliharaan
yang efektif.
34
dalam, untuk mengetahui apakah ada bagian alat yang rusak, cat
yang terkelupas, indikasi adanya gangguan listrik, kabel yang
terbakar, komponen yang longgar, filter angin yang kotor, serta
indikasi lainnya, yang dapat menimbulkan gangguan fungsi pada
alat. Seperti pembersihan, dalam melakukan pembersihan terdapat
prosedur pembersihan yang berlaku seperti jenis bahan pembersih
yang boleh digunakan, membersihkan bagian luar alat dari debu,
sisa minyak, sisa darah, dan berbagai sisa pemakaian yang normal,
membersihkan bagian dalam alat dari debu.
35
yang lengkap tentang kerusakan alat yang terjadi, meliputi
nomor seri dan model dari alat yang rusak, lokasi (nama yang
melaporkan kerusakan), waktu kerusakan yang terjadi, data
gangguan dan kejadian yang timbul pada saat kerusakan terjadi. Saat
kerusakan telah ditemukan maka teknisi harus menginformasikan
kepada pemakai alat tentang bahaya yang mungkin timbul dan bila
perlu alat dilarang dipakai.
36
kenyamanan tubuh. Dalam penggunanya AC tidak hanya menyejukan udara tetapi
bisa mengatur kebersihan dan kelembaban udara di dalam ruangan sehingga
tercipta kondisi udara yang berkualitas, sehat, dan nyaman bagi tubuh.
Pengkondisian udara pada bangunan berukuran sedang atau besar kebanyakan
pengkodisian udara yang digunakan sebagai kenyamanan (comfort air
conditioning).
Untuk menciptakan kondisi udara yang nyaman bagi orang yang berada
didalam suatu ruangan. Sistem pendingin dimusim panas telah menjadi suatu
kebutuhan pokok bagi bangunan besar diseluruh dunia. Di wilayah yang suhu
panasnya tidak terlalu tinggi, bangunan besar perlu didinginkan untuk menyerap
kalor yang dikeluarkan oleh orang, lampu-lampu, dan peralatan listrik lainnya.
Seiring berkembangnya sistem informasi dan teknologi sekarang ini, banyak
dijumpai mesin pendingin ruangan dengan menggunakan hidrokarbon atau
musicool yang ramah lingkungan dan tidak merusak lapisan ozon dibandingkan
refrigerant sintetik.
Refrigerasi mulai muncul pada awal abad ke Mechanics Journal oleh
penulis anonim. Paten pertama mesin refrigerasi tercatat nama Thomas Harris dan
John Long yang dipublikasikan di Great Britain pada tahun 1790. (Apa
maksudnya ?) Siklus refrigerasi merupakan kebalikan dari siklus carnot yang
membutuhkan kerja untuk memindahkan kalor dari memiliki temperatur lebih
tinggi. Sistem refrigerasi ini sering dimanfaatkan untuk mengkondisikan keadaan
udara dalam suatu ruang tertentu, seperti ruang kantor atau ruang penyimpanan
barang. Selain berfungsi sebagai pengkondisi udara, manfaat lain bisa dirasakan
selama bertahun-tahun pada berbagai bidang industri seperti industri manufaktur,
industri perminyakan, industri kimia, dan industri pangan. Sistem pengkondisian
udara yang umum dipakai terdiri dari kompresor, kondensor, evaporator, katup
ekspansidan serta refrigerant sebagai fluida pendinginnya. Susunan atau rangkaian
komponen untuk diletakkan sedemikian rupa seperti terlihat pada gambar
37
Gambar 2.2 Instalasi Air Conditioner
38
Gambar 2.3 Air Conditioner Split wall
39
harga yang terjangkau serta biaya perawatan juga relatif lebih murah jika
dibandingkan dengan tipe AC lainnya. Hanya saja untuk AC window ini tidak
semua ruangan dapat dipasang karena memang untuk bagian condenser harus
menghadapap ke tempat terbuka agar udara panas yang keluar dapat dibuang
ke alam bebas.
40
cukup diminati karena mudah untuk dipindahkan ke tempat yang diinginkan.
Tipe AC satu ini sering ditemui pada acara resepsi pernikahan atau dalam
acara hajatan lainnya karena bentuknya yang praktis dan simpel. Untuk
memindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya juga cukup mudah, tidak
diperlukan keahlian khusus.
41
Keduanya memiliki bagian AC indoor dan juga outdoor. AC biasanya
dipasang pada plafon ruangan atau pada langit-langit ruangan. Biasanya AC
akan digunakan pada ruangan yang sangat lebar mengingat bentuk AC ini juga
besar. Biasanya ukuran AC Casette dimulai dari 1,5 PK - 6 PK. PK merupakan
singkatan dari Paard Kracht, yaitu daya kuda dan berasal dari bahasa Belanda.
Dalam Bahasa Indonesia disebut dengan watt.
42
Kinerja AC di dukung sebuah komponen utama yang saling terintegrasi sehingga
memberikan kinerja yang baik di sebuah sistem pendingin. Adapun komponen-
komponen tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kondensor
Kondensor adalah komponen yang berfungsi sebagai penukar kalor. Alat ini
juga akan menurunkan temperatur refrigerant dan mengubah wujud
refrigerant dari gas menjadi cair. Udara menjadi media pendingin yang
dipakai kondensor. Di mana sistem kerjanya adalah kalor yang ada pada
refrigerant akan dilepaskan ke udara bebas dengan bantuan fan. Kondensor
terdapat pada unit outdoor AC karena sistem kerjanya adalah membuang
panas. Kondensor berbentuk jaringan pipa yang berfungsi pengembunan.
Sebab refrigerant yang dipompa dari kompresor dan mengalir ke pipa
kondensor akan mengalami pengembunan. Setelah refrigerant berubah
menjadi zat cair karena pengembunan tersebut selanjutnya zat cair itu akan
mengalir ke pipa evaporator.
b. Kompresor
Kompresor berfungsi menghisap dan menekan uap refrigerant dari
evaporator, kompresor AC menjadi salah satu komponen utama pada unit
pendingin udara. Selanjutnya, kompresor akan mengompresi uap tersebut
sehingga suhu dan tekanannya lebih tinggi. Fungsi kompresor di sini juga
akan mempertahankan perbedaaan tekanan dan temperatur dalam sistem.
Tidak hanya itu, kompresor pun akan mengalirkan refrigeran ke seluruh
sistem pendingin. Di mana sistem kerjanya adalah dengan mengubah tekanan,
dari sisi yang bertekanan tinggi ke sisi yang bertekanan rendah. Prinsipnya,
43
semakin tinggi temperatur maka semakin tinggi pula tekanan yang
diperlukan.
c. Evaporator
Evaporator adalah komponen berbentuk jaringan pipa yang memiliki fungsi
untuk proses penguapan. Evaporator juga miliki fungsi lain untuk menyerap
udara panas dari dalam ruangan ke refrigerant. Dengan kata lain, evaporator
adalah komponen yang bertugas untuk menukar panas. Dari pipa kondensor,
zat cair yang berasal dari pipa kondensor masuk ke evaporator akan berubah
wujud menjadi gas dingin karena mengalami penguapan.
d. Pipa Kapiler
Pipa kapiler miliki fungsi turunkan tekanan dan mengatur cairan refrigerant
yang mengalir ke evaporator. Komponen ini memiliki fungsi penting karena
menghubungkan dua bagian, tekanan tinggi dan tekanan rendah. Ketika
refrigerant yang bertekanan tinggi melewati pipa kapiler akan berubah dan
44
turun tekanannya. Penurunan itu akhirnya juga akan membuat terjadinya
penurunan suhu.
e. Accumulator
Accumulator adalah komponen yang berfungsi sebagai penampung
refrigerant cair ber temperatur rendah dan campuran minyak pelumas
evaporator. Selain itu, akumulator juga berfungsi untuk mengatur sirkulasi
aliran keluar masuk bahan refrigerant menuju saluran hisap kompresor.
Kompenen ini juga akan membuat refrigerant tetap dalam wujud gas.
Tujuannya adalah agar refrigerant cair tidak mengalir ke kompresor.
f. Fan / Blower AC
Baik unit indoor maupun outdoor memiliki komponen ini. Pada unit indoor,
bentuk komponen ini seperti tabung bersirip karena fungsinya adalah sebagai
komponen sirkulasi udara. Komponen blower ini akan bekerja hingga
temperatur yang Anda inginkan dan disetel pada remote tercapai. Komponen
yang terdapat pada unit outdoor berbentuk seperti kipas dan berfungsi
mendinginkan refrigerant pada kondensor.
45
Gambar 2.14 Fan / Blower AC
46
dibaca oleh thermistor tersebut. Thermistor sendiri terdiri dari 2 jenis yaitu
thermistor temperatur ruangan dan thermistor pipa evaporator.
b. Kapasitor
Capasitor berfungsi sebagai penyimpanan sementara muatan listrik. Biasanya
akan ada 2 macam kapasitor, seperti kapasitor untuk kompresor dan kapasitor
untuk blower. Letak kapasitor fan indoor ada pada unit indoor dan fan
outdoor menjadi satu dengan kapasitor kompresor outdoor.
c. Overload
Overload sendiri berfungsi sebagai pengaman dari motor listrik kompresor
jika tidak bekerja dengan normal. Alat ini kompresor menjaga kondisinya
agar tetap baik karena jika ada panas berlebih yang di sebabkan oleh
kompresor maka overload akan bekerja dan mematikan kompresor.
47
Gambar 2.18 Overload
d. Motor Listrik
Sedangkan pada blower kipas fan AC adalah jenis motor listrik yang
mengubah energi listrik menjadi energi makanik sehingga menghasilkan
pergerakan. Pergerakan tersebut di fungsikan untuk mengerakan blower /
baling-baling kipas fan, sehingga dari hasil putaran itu di gunakan untuk
membuang hawa panas pada outdoor, dan hawa dingin pada evaporator
indoor.
e. PCB Kontrol
PCB kontrol ini bekerja untuk mengatur dan mengontrol semua kerja unit
AC. Terdiri dari beberapa komponen seperti trafo, IC, sensor, kapasitor, fuse,
relay dan yang lainnya. Fungsi setiap komponen tersebut juga berbeda.
Seperti pengatur kecepatan fan indoor, pengatur swing saat mematikan atau
menyalakan, mengatur temperatur suhu AC dan yang lainnya.
48
1.8 Satuan Pelaksana Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
Satuan Pelaksana Pemeliharaan Sarana prasarana Rumah Sakit adalah suatu
unit fungsional untuk melaksanakan kegiatan, agar fasilitas yang menunjang
pelayanan kesehatan dirumah sakit yaitu sarana, prasarana dan peralatan selalu
berada dalam keadaan berfungsi dan layak pakai. Satuan Pelaksana Pemeliharaan
Sarana prasarana Rumah Sakit (PSRS) merupakan unit organisasi fungsional dalam
rumah sakit yang secara hirarki berada dibawah Direktur rumah sakit atau
Wakil Direktur Rumah Sakit. Penyelengaraan Kesehatan kepada masyarakat yang
dilaksanakan di rumah sakit sangat ditentukan oleh penyediaan fasilitas pelayanan
yaitu sarana, prasarana maupun factor lain. Sarana dan prasarana rumah sakit harus
diupayakan selalu dalam keadaan baik dan layak pakai untuk menjamin
kualitas dan kesinambungan pelayanan Kesehatan. Berdarkan hal tersebut sebuah
unit pemeliharaan sarana dan prasarana di sebuah rumah sakit sangat diperlukan
guna menjaga proses pelayanan yang memerlukan alat-alat yang berfungsi dengan
maksimal dan alat-alat kesehatan yang terkalibrasi secara terjadwal. Hal ini
bertujuan agar sebuah rumah sakit itu mampu bersaing dalam kompetisi
memberikan layanan pelayanan kepada masyarakat dengan maksimal dan memiliki
pangsa pasar yang baik.
Dalam mengatur hal esensial tentang persyaratan fasilitas, Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, yaitu pada Pasal
7 yang menyatakan bahwa Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi,
bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan,
persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi
semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut, oleh
karena itu, kondisi maupun fungsi dari sarana fisik alat tersebut harus dalam
keadaan baik dan dapat mendukung pelayanan kesehatan dengan koordinasi yang
baik dan terpadu antara instansi terkait mulai dari perencanaan, pengadaan,
pendistribusian, dan pemeliharaan sehingga fasilitas dapat difungsikan dengan
optimal.
49
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit disebutkan bahwa Rumah Sakit adalah adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2020 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit, tugas pengelola
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit disebutkan dilakukan oleh Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit.
50
menghadapi stres yang berbeda-beda dan tempat kerja yang tidak nyaman, beban
kerja perawat, dokter maupun karyawan yang mempunyai tangung jawab penuh
dalam pekerjaan dapat dikaitkan dengan kondisi suhu yang mereka tempati dalam
bekerja. Udara yang kurang baik akan berpengaruh besar dalam tingkat efektifitas
memberikan pelayanan. Sehingga suhu ruangan yang sesuai dengan standart dan
nyaman akan menentukan produktifitas bekerja.
Lingkungan kerja fisik terbagi menjadi dua yaitu lingkungan yang langsung
berhubungan dan lingkungan perantara atau umum. Lingkungan yang langsung
berhubungan dengan pekerja seperti kursi, meja, dan lainnya sedangkan
lingkungan perantara yang mempengaruhi kondisi manusia misalnya suhu,
kelembaban, sirkulasi udara, dan lain lain. Jika ruangan kerja tidak nyaman, panas,
sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja
kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan.
Untuk mencapai kenyamanan Lingkungan kerja antara lain dapat dilakukan
dengan jalan memelihara prasarana fisik seperti seperti kebersihan yang selalu
terjaga, penerangan cahaya yang cukup, ventilasi udara, suara musik dan tata ruang
kantor yang nyaman. Pihak kepegawaian juga hendaknya mampu mendorong
inisiatif dan kreativitas. Kondisi seperti inilah yang selanjutnya menciptakan
antusiasme untuk bersatu dalam organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan dengan meningkatkan kinerja karyawan. lingkungan kerja mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan, baik tingkat stres yang
dihadapi tenaga kerja berhubungan dengan penurunan prestasi kerja, peningkatan
ketidakhadiran kerja dan kecenderungan mengalami kecelakaaan. Untuk
menunjang kinerja perawat, pasien dan pengunjung agar tidak mengalami stres
kerja salah satu hal yang perlu diperhatikan ialah lingkungan kerja secara fisik
yang sejuk. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lingkungan kerja fisik
seperti suhu ruangan, kelembaban, sirkulasi udara dan sebagainya sangatlah
penting untuk menunjang kinerja perawat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit Suhu dalam badan yang sehat berada sekitar 37 oC, temperatur yang
51
terlampau dingin akan menyebabkan gairah kerja menurun, sedangkan temperatur
yang terlampau panas akan mengakibatkan cepat timbul kelelahan tubuh dan dalam
bekerja cenderung membuat banyak kesalahan. Temperatur yang dianjurkan di
tempat kerja adalah 240 – 26 oC suhu kering pada kelembaban 64- 95%. Sedapat
mungkin menggunakan penyejuk ruangan (AC) agar perbedaan temperature
dengan udara luar tidak melebihi 40 -5 oC.
Upaya kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau
gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan ini diselenggarakan melalui upaya
penyehatan, pengamanan, dan pengendalian, yang dilakukan terhadap lingkungan
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Salah
satu tempat dan fasilitas umum tersebut adalah rumah sakit.
Dalam standar suhu dan kelembapan yang di persyaratkan dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit sebagai berikut :
52
15 Administrasi 20-28 40-60 Seimbag
16 Ruang luka bakar 24-26 40-60 Positif
BAB III
GAMBARAN UMUM SATUAN PELAKSANA PEMELIHARAAN SARANA DAN
PRASARANA RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT
53
dengan pelaksanaan pelayanan Kesehatan yang spesialistik yang ada
pada pasien atau penyakit penyerta
3.1.1.2 Dalam pelaksanaan memberikan pelayanan kesehatan jiwa terhadap
masyarakat khususnya masyarakat Provinsi DKI Jakarta dimana
program tersebut sebagai salah satu program promotif dan preventif
terhadap kesehatan jiwa kepada masyarakat dan pada kelompok
masyarakat di luar perawatan RKSD Duren Sawit
3.1.1.3 Memberikan pelayanan penanggulangan dan penyalahgunaan narkoba,
merupakan program kuratif dan rehabilitative, dalam pelaksanaan
pemberian pelayanan terintegrasi antara layanan spesialistik, syaraf,
paru, telinga hidung dan tenggorokan (THT), serta Gigi dan Mulut, dan
Penyakit Dalam.
3.1.1.4 Memberikan pelayanan lainnya, penunjang medik yang merupakan unit
penunjang kegiatan pelayanan jiwa dan narkoba meliputi pelayanan
pada unit farmasi, rehabilitasi medik, laboratorium, radiologi, serta gizi
klinik
Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit memiliki Visi yaitu : Rumah Sakit
dengan Pelayanan yang Berkualitas dan Terstandar.
54
3.1.4 Tata Nilai Karyawan
Untuk mewujudkan Visi dan Misi Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit,
maka seluruh karyawan senantiasa menerapkan tata nilai karyawan Rumah Sakit
Khusus Daerah Duren Sawit yaitu :
⬥ Komitmen
Seluruh pegawai RSKD Duren Sawit dituntuk untuk selalu taat dan
tanggungjawab terhadap pekerjaan dan organisasi.
⬥ Empati
Dalam melayani, seluruh pegawai dituntuk untuk selalu memberi rasa
nyaman dan senang kepada siapapun.
⬥ Sopan Santun
Seluruh pegawai RSKD Duren Sawit harus selalu bersikap atau
bertingkah laku yang ramah terhadap orang lain.
⬥ Wawasan Luas
Seluruh pegawai RSKD Duren Sawit dituntuk selalu mengingkatkan
kompetensi diri dan berkarya.
⬥ Amanah
Seluruh pegawai RSKD Duren Sawit harus jujur dan tidak
menyalahgunakan jabatan.
55
⬥ Safety awareness
Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit adalah rumah sakit dibawah Pemerintah
Daerah Provinsi Dki Jakarta yang mempunyai struktur organisasi sebagai panduan
dalam menjalankan tugas dan fungsi pelayanan di RSKD Duren Sawit. RSKD Duren
Sawit di pimpin oleh seorang Direktur rumah sakit sebagai berikut :
56
Gambar 3.1. Struktur Organisasi RSKD Duren Sawit
3.3 Satuan Pelaksana Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit Khusus
Duren Sawit
Satuan Pelaksana Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit adalah
merupakan suatu organisasi dalam rumah sakit yang bersifat teknis dan
koordinatif yang pelaksanaannya meliputi perbaikan sarana dan peralatan yang ada
dirumah sakit. Satuan Pelaksana Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
dalam struktur organisasi berada di bawah kepala bagian umum dan pemasaran. Dalam
melaksanakan fungsinya Satuan Pelaksana Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Rumah
Sakit di pimpin oleh Koordinator Satuan Pelaksana Pemeliharaan.
Dalam melaksanakan fungsi dari Satuan Pelaksana Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit memiliki uraian tugas sebagai
berikut :
3.3.1 Menyusun dan melaksanakan rencana kerja dan anggaran (RKA) satuan
pelaksana pemeliharaan Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit.
3.3.2 Melaksanakan rencana strategis bisnis, dokumen pelaksanaan anggaran dan
rencana bisnis anggaran satuan pelaksana pemeliharaan .
3.3.3 Menyusun bahan petunjuk teknis standar operasional prosedur pelaksanaan
pemeliharaan sarana prasarana dan peralatan medis.
3.3.4 Menghimpun, menganalisa dan mengajukan kebutuhan perlengkapan dan
peralatan pemeliharaan sarana dan prasarana.
3.3.5 Melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan perlengkapan
peralatan/inventaris kantor/ alat Kesehatan termasuk bangunan Gedung.
3.3.6 Melakukan pemantauan dan evaluasi pekerjaan pihak ketiga.
57
3.3.7 Membuat dan melaksanakan penyerapan anggaran pemeliharaan sarana dan
prasarana dan peralatan medis.
3.3.8 Melakukan kajian terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana dan
peralatan medis yang dipergunakan untuk pelayanan medis.
3.3.9 Melaksanakan kegitan renovasi dan pembangunan gedung RSKD Duren
Sawit.
Dilaksanakan oleh
teknisi Satpel PSRS
RSKD DUREN
SAWIT
PIHAK KE-3
Gambar 3.2. Alur Pemeliharaan Satuan Pelaksana PSRS RSKD Duren Sawit
(cek lagi alur jika pemeliharaan dari pihak ke 3….apa yang dilakukan oleh
IPSRS ?? dicek kaha tau diujicoba kah ?)
58
perbaikan sarana rumah sakit baik medik (alat kesehatan) maupun non medik (sistem
utility dan lain-lain) dan kendaraan operasional (KDO) agar fasilitas yang menunjang
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit selalu berada dalam
keadaan layak pakai guna dan dapat difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai
lebih lama. Kegiatan Satpel PSRS RSKD Duren Sawit meliputi :
3.4.1 Alur Pelayanan Satuan Pelaksana Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit Khusus Daerah Duren Sawit
Permohonan Perbaikan
Gambar 3.3. Alur Permohonan Perbaikan RSKD Duren Sawit (diperbaiki alurnya)
59
Pemeliharaan preventif atau pencegahan adalah kegiatan pemeliharaan berupa
perawatan dengan membersihkan alat yang dilaksanakan setiap hari oleh
operator dan kegiatan penyetelan, pelumasan serta penggantian bahan
pemeliharaan yang dilaksanakan oleh teknisi secara berkala. Pemeliharaan
preventif bertujuan guna memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan.
Pemeliharaan preventif yang dilakukan yaitu pemeliharaan rutin dan
pemeliharaan periodik.
Dalam kegiatan pemeliharaan sangat perlu dilakukan pemeliharaan secara
rutin dan terjadwal, hal ini akan membuat sarana dan prasarana termasuk alat-
alat yang difungsikan akan layak pakai dan sesuai dengan fungsi dari alat
tersebut.
60
3.4.4 Pemeliharaan dan Perbaikan dengan Sistem E-qlue
Pemeliharaan dan perbaikan dengan system E-Qlue adalah pemeliharaan yang
bersifat laporan kerusakan yang dilaporkan melalui suatu sistem digital. Suatu
unit yang membutuhkan perbaikan sarana dan prasarana baik alat, gedung,
melaporkan kerusakan dengan mengisi system di E-Qlue agar untuk segera
dapat di lakukan perbaikan alat tersebut. Aplikasi ini sangat dibutuhkan
mengingat bangunan RSKD Duren Sawit memiliki 3 unit bangunan dengan
luas bangunan sebagai berikut :
3.4.4.1 Bangunan gedung lama 4 lantai seluas 8721 m2
3.4.4.2 Bangunan UKEP 4 lantai seluas 547 m2
3.4.4.3 Bangunan Baru 8 lantai dan 2 unit basement seluas 22.009 m2
61
Gambar 3.4. Aplikasi E-Qlue
62
1 Kepala satuan pelaksana S1 1 orang
2 Teknisi Gedung, Listrik, Mekanikal elektrikal SMA/SMK 10 orang
D-III
3 Teknisi Alat-alat kesehatan Elektromedik 2 orang
4 Tenaga Administrasi SMA/SMK 1 orang
63
3.5.2.6 Melakukan analisa terhadap kerusakan gedung, listrik dan ME
dan melaporkan keatasan langsung
BAB IV
IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH
64
4.1 IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam melaksanakan pemeliharaan di RSKD Duren Sawit, teknisi melakukan
berbagai pemeliharaan alat-alat sarana dan prasarana gedung termasuk alat kesehatan
dan kendaraan operasional (KDO). Dalam pelaksanaan teknisi di RSKD Duren Sawit
melaksanakan pemeliharaan seluruh alat ataupun asset yang ada di RSKD Duren
Sawit. Teknisi pemeliharaan selain melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana
gedung dan alat kesehatan, teknisi juga melakukan perbaikan terhadap kerusakan
yang ada pada sarana dan prasarana termasuk alat-alat kesehatan. Hal ini dilakukan
sesuai dengan arti instalasi pemeliharaan sarana dan prasarana Gedung RSKD Duren
Sawit yaitu teknisi melakukan perbaikan juga. Dalam melaksanakan perbaikan teknisi
cenderung melakukan prioritas untuk perbaikan yang ada di system laporan E-Qlue
dimana sistem E-Qlue ini hanya sebatas pengajuan komplain kerusakan untuk
melakukan perbaikan troubleshooting dan harus segera dilaksanakan perbaikan. Hal
ini tidak sesuai dengan tujuan dari sifat pemeliharaan terutama pemeliharan yang
terencana dan terjadwal, sehingga banyak pemeliharaan sarana dan prasarana yang
ada di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit yang tidak dapat melaksanakan
pemeliharaan yang telah direncanakan.
Untuk itu dalam melaksanakan fungsi kegiatan Satuan Pelaksana
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana dalam pemeliharaan di RSKD Duren Sawit
dirumuskan sebagai berikut :
1. Melakukan identifikasi kerusakan dan pemetaan alat-alat kesehatan, sarana dan
prasarana gedung, KDO tidak terlaksana.
2. Pelaksanaan pemeliharaan alat-alat kesehatan, sarana dan prasarana Gedung,
KDO tidak sesuai dengan jadwal pelaksanaan pemeliharaan (jadwal pemeliharan).
3. Analisa kebutuhan spare part yang tidak teridentifikasi.
4. Perencanaan kebutuhan spare part alat-alat kesehatan, sarana dan prasarana
Gedung, KDO yang tidak optimal.
Identifikasi masalah dilakukan melalui :
65
4.1.1.1 Wawancara langsung kepada teknisi pemeliharaan sarana dan prasarana
RSKD Duren Sawit.
4.1.1.2 Observasi (pengamatan langsung) terhadap kegiatan di unit pemeliharaan
sarana dan prasarana RSKD Duren Sawit.
4.1.1.3 Telaah dokumen dari dokumen yang ada.
66
sehingga alat-alat kesehatan, sarana dan prasarana Gedung, KDO berjalan dengan
baik.
2. Adanya sisyem aplikasi pemeliharaan alat-alat kesehatan, sarana dan prasarana
Gedung, KDO yang terintegrasi.
3. Sarana dan prasarana (bengkel dan perkakas kerja) yang memadai dan sesuai
standar untuk menyelenggarakan pemeliharaan alat-alat kesehatan, sarana dan
prasarana Gedung, KDO.
67
BULAN JUMLAH %
N JUMLAH KOMPLEIN
MARE APRI ME (komplein
O PERBAIKAN JAN FEB
T L I )
1 Perbaikan Lift 3 2 4 5 6 20 3,88
2 Perbaikan Listrik 15 13 11 16 18 73 14,17
3 Perbaikan Pompa 2 4 3 3 4 16 3,11
4 Perbaikan Mekanikal 10 12 18 15 12 67 13,01
5 Perbaikan Alat Kesehatan 18 20 18 12 22 90 17,48
6 Perbaikan Gedung 10 7 6 8 14 45 8,74
7 Perbaikan Alat Pendingin 24 20 24 22 26 116 22,52
8 Perbaikan CCTV 6 8 6 7 8 35 6,80
9 Perbaikan Telepon 1 2 1 2 6 12 2,33
10 Perbaikan Nurse Call 0 2 0 2 0 4 0,78
11 Perbaikan Genset 4 4 4 6 6 24 4,66
Perbaikan Pneumatic
12 Tube 0 4 0 0 0 4 0,78
13 Perbaikan KDO 2 0 1 4 2 9 1,75
BAB V
68
PEMBAHASAN
69
memburuk kalau dibiarkan.
Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah
dengan metode teknik scoring. Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan
memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan masalah yang dihadapi, serta
kemungkinan bekembangnya masalah tersebut semakin besar. Adapun keterangan
pemberian skor adalah sebagai berikut :
- 5 = Sangat penting
- 4 = Penting
- 3 = Netral
- 2 = Tidak penting
- 1 = Sangat tidak Penting
70
1 Servis AC yang tidak 4 5 4 13 1
terlaksana sesuai dengan
perencanaan
2 Perencanaan Biaya 2 3 3 8 4
Pemeliharaan AC
3 Penggantian Spare Part AC 3 4 3 10 2
4 Pengecekan Suhu Ruangan 2 2 2 6 4
5 Jumlah Teknisi Pemeliharaan 3 3 3 9 3
AC
6 Bengkel Kerja 2 3 3 8 4
7 Perkakas Kerja 3 3 3 9 3
71
Mesin Matrial Methode
Servis AC yang
Stok spare part AC tidak ada Belum adanya aplikasi perencanaan dan tidak sesuai
Mesin/alat bantu pemeliharaan AC
di gudang pemeliharaan AC pemeliharaan AC dan lokasi AC dengan
rusak
perencanaan
Spare part AC yang belum di
Belum dijalankannya SOP
beli
yang ada
Mesin/alat bantu pemeliharaan AC yang
terbatas
Spare part kanibal Belum terawasinya pelaksanaan
pemeliharaan AC
Jumlah AC cukup banyak
Lingkungan Manusia
Gambar 5.1. Diagram Fish Bone
72
Seringkali pemecahan masalah dapat dilihat dengan mudah dari penyebab yang sudah
teridentifikasi secara jelas. Alternatif pemecahan masalah dapat dituangkan dalam
bentuk program dan kegiatan yang terukur. Alternatif pemecahan masalah harus
betul-betul bisa menjawab masalah yang ada. Kesalahan yang sering terjadi adalah
sering menetapkan pemecahan masalah yang tidak berhubungan dengan penyebabnya.
Setelah dilakukan analisa penyebab servis alat pending (AC) yang tidak sesuai dengan
perencanaan, kemungkinan penyebab masalahnya yaitu sebagai berikut :
5.3.1 Methode
- Belum adanya aplikasi perencanaan dan pemeliharaan AC dan lokasi AC
- Belum dijalankannya SOP yang ada
- Belum terawasinya pelaksanaan pemeliharan alat pendingin (AC)
5.3.2 Matrial
- Stok spare part AC tidak ada
- Spare part AC yang belum di beli
- Spare part kanibal
- Jumlah AC cukup banyak
5.3.3 Mesin
- Mesin/alat bantu pemeliharaan AC rusak
- Mesin/alat bantu pemeliharaan AC yang terbatas
5.3.4 Lingkungan
- Luasnya Gedung RSKD Duren Sawit
- Bangunan RSKD Duren Sawit terbagi atas 3 area
- Bangunan RSKD Duren Sawit tertutup kaca dan terpapar sinar matahari
5.3.5 Manusia
- Jumlah SDM teknisi yang kurang
- SDM yang bekerja ganda
- Pengguna ruangan yang tidak mau menunggu perbaikan AC
- Kompetensi SDM teknisi yang kurang
73
- SDM kurang terampil dan cekatan
1. Methode
- Belum adanya aplikasi perencanaan dan - Membuat sistem aplikasi untuk pemeliharaan
pemeliharaan AC dan lokasi AC alat pendingin
3. Mesin
- Mesin/alat bantu pemeliharaan AC - Perbaikan atau penggantian mesin/alat bantu
pemeliharaan AC
74
4. Lingkungan
- Luasnya Gedung RSKD Duren Sawit - Membuat zona pemetaan lokasi alat pendingin
- Bangunan RSKD Duren Sawit terbagi - Membuat zona pemetaan lokasi alat pendingin
atas 3 area
- Bangunan RSKD Duren Sawit tertutup
kaca dan terpapar sinar matahari - Menutup kaca dengan korden atau sunblast
5. Manusia
- Jumlah SDM teknisi yang kurang - Rekruitmen SDM teknisi
MxIxV
C
Keterangan:
- Magnitude (M), besarnya masalah
- Importancy (I), pentingnya penyelesaian masalah
- Vurnerability (V), sensitifitas cara penyelesaian masalah
- Cost (C), biaya.
Skor untuk Magnitude (M), Importancy (I), dan Vurnerability (V) yaitu:
5.4.1.1 = sangat kurang efektif
5.4.1.2 = kurang efektif
5.4.1.3 = cukup efektif
5.4.1.4 = efektif
75
5.4.1.5 = sangat efektif
Penentuan prioritas masalah dengan menggunakan kriteria matriks dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 5.3. Penentuan Prioritas Masalah Servis
M I V
Membuat sistem aplikasi untuk
1 5 5 5 3 8,29 I
pemeliharaan alat pendingin
Melakukan sosialisai pelaksanaan SOP
2 5 2 3 3 5,99 VI
pemeliharaan AC
Melaksanakan pengawasan pelaksanaan
3 5 3 3 4 6,91 XI
pemeliharaan AC
4 Pengadaan spare part 5 4 2 2 5,99 VI
Melakukan perencanaan pengadaan spare
5 4 3 4 3 6,45 V
part
Melakukan SOP penggantian spare part
6 5 3 4 3 6,91 IV
alat pendingin
7 Melakukan identifikasi lokasi AC 5 5 3 3 7,37 III
Perbaikan atau penggantian mesin/alat
8 4 3 3 3 5,99 VI
bantu pemeliharaan AC
Pengadaan mesin/alat bantu pemeliharaan
9 3 3 3 3 5,53 VII
AC
Memberikan analisa kerusakan AC ke
10 2 2 2 2 3,69 X
pengguna ruangan
11 Rekruitmen SDM teknisi 4 4 3 4 6,91 IV
12 Melakukan identifikasi prioritas perbaikan 4 4 4 3 6,91 IV
Melakukan kursus atau training
13 5 5 4 3 7,83 II
pemeliharaan AC
14 Melakukan pelatihan pemeliharaan AC 3 3 3 2 5,07 VII
Membuat zona pemetaan lokasi alat
15 2 3 4 4 5,99 VI
pendingin
76
16 Menutup kaca dengan korden atau sunblast 1 3 2 3 4,15 IX
77
Tabel 5.4. Plan of Action servis yang tidak terlaksana sesuai dengan perencanaan
Penanggung
No Kegiatan Tujuan Target Waktu Tempat
jawab
1 Membuat Standar Pemenuhan standar Melakukan revisi Agustus RSKD KSP. PSRS
Operasional Penggunaan pelaksanaan dan menambah s/d Duren Sawit
(SOP) Pemeliharaan Alat pemeliharaan alat SOP yang telah November
Pendingin pendingin ada 2022
2 Membuat sistem aplikasi Pemenuhan Membuat aplikasi Agustus RSKD KSP. PSRS
untuk pemeliharaan alat identifikasi dan sistem s/d Duren Sawit
pendingin catatan pemeliharaan AC November
pemeliharaan, 2022
pemetaan lokasi,
kebutuhan spare
part dan identifikasi
komponen AC
3 Melakukan kursus atau Pemenuhan Mengajukan Oktober PT. Daikin KSP. PSRS
training pemeliharaan kompetensi teknisi kursus atau 2022 Air
AC IPSRS training Conditionin
pemelihaan AC g Indonesia
4 Melakukan identifikasi Pemenuhan data Membuat aplikasi Agustus RSKD KSP. PSRS
lokasi AC letak AC terpasang sistem s/d Duren Sawit
pemeliharaan AC November
2022
5 Melakukan identifikasi Pemenuhan Peningkatan Agustus RSKD KSP. PSRS
prioritas perbaikan prioritas perbaikan efektifitas 2022 Duren Sawit
yang akan dan efisiensi
dilaksanakan waktu
terlebih dahulu penyelesaian
perbaikan
6 Melakukan SOP Pemenuhan jadawal Membuat SOP Agustus RSKD KSP. PSRS
penggantian spare part penggantian spare penggantian s/d Duren Sawit
alat pendingin part AC spare part AC November
dan membuat 2022
aplikasi sistem
pemeliharaan AC
78
5.5.1 Planning
Planning berarti memahami apa yang ingin dicapai, memahami bagaimana
melakukan suatu pekerjaan, berfokus pada masalah, menemukan akar
permasalahan, menciptakan solusi yang kreatif serta merencanakan
implementasi yang terstruktur. Pada tahap perencanaan, ada empat hal yang
harus dilakukan dalam implementasinya yakni penetapan tema dan sasaran
tema, mencari factor penyebab, urutan penyebab, dan perumusan. Artinya
PDCA tahap planning diimplementasikan dalam bentuk tindakan penentuan
proses mana yang perlu diperbaiki dan perbaikan apa yang perlu dilakukan
serta bagaimana melakukannya. Penjabaran dari langkah perencanaan ini
adalah menyusun, merencanakan, mengkoordinasi, mensosialisasikan dan
mengkomunikasikan. Pada tahap ini memerlukan alat kualitas untuk
membantu mengidentifikasi masalah dan menyusun rencana perbaikan seperti
misalnya diagram sebab akibat (fishbone).
Berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen pemeliharaan yang ada di
Instalasi Pemeliharaan RSKD Duren Sawit, Sebagian besar tidak
terlaksanakanya servis alat pendingin (AC) yang ada di RSKD Duren sawit di
karenakan adanya perbaikan yang di prioristaskan, baik permintaan dari
ruangan, hasil tinjauan lapangan, E-Qlue dan permohonan perbaikan dari
atasan teknisi. Setelah dilakukan perbaikan prioritas, terkadang teknisi lalai
melaksanakan servis pada unit alat pendingin yang seharusnya dilaksanakan
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dengan dibuatkannya suatu
aplikasi system pemeliharaan alat pendingin, teknisi dapat mengetahui bahwa
alat pendingin tersebut segera dilakukan servis pemeliharaan. Dengan Aplikasi
ini unit alat pendingin yang belum dilakukan servis perbaikan akan tetap
menyala dan memberi peringatan untuk segera dilakukan perbaikan, sehingga
teknisi akan melihat dan segera dilakukan servis karena peringatan tersebut
tidak akan berhenti sebelum dilakukannya servis.
5.5.2 Do
79
Do adalah melaksanakan dan menerapkan prosedur-prosedur kerja dan
instruksi kerja sesuai aktivitas yang telah terjadi dalam unit kerja
bersangkutan. Dalam pelaksanaan harus dapat mengimplementasikan apa yang
telah direncanakan. Pada tahap pelaksanaan ini, melaksanakan strategi,
kebijakan dan proses-proses yang perlu untuk mencapai hasil yang telah
ditetapkan. Penjabaran dari langkah pelaksanaan ini yaitu melakukan,
melaksanakan, menerapkan dan mengimplementasikan.
Pelaksanaan pembuatan system aplikasi manajemen pemeliharaan alat
pendingin (AC) telah di rencanakan di dalam tabel (Tabel. 5.4. Plan of
Action) servis yang tidak terlaksana sesuai dengan perencanaan). Diharapkan
dengan aplikasi ini, RSKD Duren Sawit khususnya dapat terbantu dalam
memeliharaan, identifikasi lokasi pemasangan, dan Analisa kebutuhan
sparepart yang terpasang serta perencanaan kebutuhan spare parta alat
pendingin (AC).
5.5.3 Chek
Check merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari memeriksa,
memonitor, mengecek, mengukur, mengevaluasi dan mengoreksi intervensi
yang akan dilakukan apakah hasil yang terjadi sesuai dengan yang
direncanakanatau tidak. Kegiatan check dapat dilihat dari pencapaian
indikator/tolak ukur yang telah ditetapkan pada POA. Pengecekan dapat
dilakukan terhadap hasil yang di rekapitulasi teknisi dalam melakukan servis
alat pendingin setelah aplikasi system manajemen pemeliharaan alat pendingin
(AC). Jika pelaksanaan belum sesuai dengan tolak ukur yang sudah
ditentukan, maka hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus untuk bisa digali
lebih dalam lagi mengenai kendala apa yang menyebabkan terjadinya
hambatan dalam pencapaian indikator/tolak ukur yang telah ditetapkan pada
tahap perencanaan.
5.5.4 Action
80
Action adalah kegiatan mengambil tindakan perbaikan terhadap proses proses
yang tidak sesuai dengan hasilnya dan berupaya untuk meningkatkan
perbaikan terhadap proses-proses yang tidak sesuai secara berkesinambungan
sehingga meningkatkan efektifitas dan efesiensi kinerja unit kerja yang
bersangkutan. Berdasarkan konsep check diatas, maka nantinya akan
disimpulkan apakah indikator tercapai atau belum. Jika ternyata belum, maka
dapat dikatakan bahwa strategi yang telah diterapkan sebelumnya masih
memiliki kekurangan dari berbagai aspek. Sehingga harus dilakukan perbaikan
untuk strategi selanjutnya.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
81
Dari pelaksanaan residensi yang telah dilaksanakan selama 2 bulan di RSKD
Duren Sawit khususnya di Satuan Pelaksana Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit, disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
6.2 Saran
Dengan telah dilaksakan residensi ini, rekomendasi untuk pihak Manajemen
khususnya Satuan Pelaksana Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana RSKD Duren
Sawit adalah :
82
6.2.1 Agar pelayanan di unit pemeliharaan sarana prasarana yang sudah berjalan
dengan baik dapat lebih focus dalam pencatatan pelaksanaan yang telah
dikerjakan
6.2.2 Agar monitoring dan evaluasi pelayanan di instalasi pemeliharaan sarana
dan prasarana RSKD Duren Sawit dapat dilaksanakan secara berkala dan
kontiniu, sehingga setiap permasalahan yang muncul dapat diatasi segera
dan tidak menyebabkan terganggunya pelayanan kepada pasien.
6.2.3 Agar pembuatan aplikasi system pemeliharaan alat pendingin yang telah
di buatkan aplikasinya, dapat di terapkan pada alat-alat yang lain,
sehingga pemeliharaan dan identifikasi (lokasi, sparepart) dapat terencana
dan teridentifikasi.
6.2.4 Diharapkan kepada semua pengguna sarana dan prasarana RSKD Duren
Sawit lebih memiliki rasa kepemilikan dalam penggunaan sarana dan
prasarana yang ada di RSKD Duren Sawit
6.2.5 Diharapkan manajemen RSKD Duren Sawit dapat memberikan dukungan
dalam inovasi system pemeliharaan sarana dan prasarana RSKD Duren
Sawit, agar sarana dan prasarana yang ada di RSKD Duren Sawit dapat
dipelihara dengan baik.
Daftar Pustaka
83
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Dan Prasarana Rumah Sakit
4. Permenkes No. 30 Tahun 2019. tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan
Rumah Sakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Dan Prasarana Rumah Sakit
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
10. Program Pascasarjana URINDO, 2016, Buku Panduan Residensi, Universitas Respati
Indonesia, Jakarta
11. Arifianto, Asyrof, (2018), Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) dengan
Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE).
12. Ahmadi, N. dan N. Y. Hidayah. 2017. Analisis pemeliharaan mesin blowmould dengan
metode rcm di pt. ccai. Jurnal Optimasi Sistem Industri. 16(2):167.
13. Handoko, H. T. 2017. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
14. M Ardianto. 2021, Air Conditioner (AC) VRV (Variabel Refrigerant Volume)
15. E Utari · 2020, Analisis Matriks USG (Urgency, Seriousness And Growth) Banten
Mangrove Center Bagi Masyarakat Kelurahan Sawah Luhur Kecamatan Kasemen Kota
Serang Tahun 2020
Lampiran :
1. Asistensi Dosen Pembimbing
CATATAN PEMBIMBINGAN
DOSEN PEMBIMBING
84
Hari/Tanggal Kegiatan Catatan Dosen Pembimbing Paraf Pembimbing
CATATAN PEMBIMBINGAN
PEMBIMBING LAPANGAN
85
Hari/Tanggal Kegiatan Catatan Pembimbing Lapangan Paraf Pembimbing
3. Gambar. Jadwal pemeliharaan Alat Pendingin (AC) yang direncanakan per bulan
86
JADWAL PEMELIHARAAN
ALAT PENDINGIN
JADWAL PEMELIHARAAN
ALAT PENDINGIN
87
Gambar Pembongkaran ME Mesjid Gambar Pembongkaran ME Mesjid
88
Laporan pemeliharan kinerja Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS
89
7. Gambar. Rencana system aplikasi pemeliharaan alat pendingin (AC)
90
91