SLAMET R YUWONO
KETUA BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT (BPRS) INDONESIA
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
RAKORPOP KEMENKES RI
JAKARTA,30 NOVEMBER - 2 DESEMBER 2015
1
MATERI PENYAJIAN
1. ASPEK PENGAWASAN RUMAH SAKIT
2. APA DAN SIAPA BADAN PENGAWAS RUMAH
SAKIT(BPRS) INDONESIA
3. PERAN BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT
DALAM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN RUMAH
SAKIT
4. INSTRUMEN PEMBINAAN&PENGAWASAN BPRS
5. HUBUNGAN KERJA BPRS INDONESIA-BPRS PROVINSIDEWAN PENGAWAS RS-TENAGA PENGAWAS RS-SPI
6. SASARAN PENGAWASAN RUMAH SAKIT
7. HASIL ADVOKASI PEMBENTUKAN BPRS PROVINSI SD
NOV 2015
8. PENUTUUP
1
ASPEK PENGAWASAN RUMAH SAKIT
Disiplin Profesi
PERAN
Legal Formal
BPRS??
Mutu Klinis dan Pelayanan
Kinerja Rumah Sakit dan
Manajemen
5. Etika Rumah Sakit & Profesi
4
2
APA DAN SIAPA BADAN PENGAWAS
RUMAH SAKIT(BPRS) INDONESIA
PASAL 57 AYAT (2), (3) DAN (7) UU NOMOR 44/2009 TENTANG RUMAH SAKIT
6
DASAR HUKUM
Memperhatikan antara lain :
1. Undang-undang 44 tahun 2009, tentang Rumah
Sakit
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia PP. No.
49 tahun 2013 tentang Badan Pengawas RS.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 10 tahun 2014 tentang Dewan Pengawas RS.
4. Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor :HK 02.02 / Menkes / 346 / 2014
Tentang Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia
7
Pasal 7- PP 49/2013
(1) Keanggotaan BPRS berjumlah paling banyak 5
(lima) orang yang terdiri atas unsur:
a. Kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan;
b. Asosiasi perumahsakitan;
c. Organisasi profesi bidang kesehatan; dan
d. Tokoh masyarakat.
Pasal 8
(1) Untuk dapat diangkat menjadi anggota BPRS, setiap calon anggota
BPRS harus memenuhi persyaratan:
a. warga negara Indonesia;
b. sehat fisik dan mental;
c. tidak menjadi anggota salah satu partai politik;
d. cakap, jujur, memiliki moral, etika, integritas yang tinggi, memiliki
reputasi yang baik, dan memahami masalah yang berkaitan dengan
perumahsakitan;
e. berusia paling rendah 40 (empat puluh) tahun;
f. melepaskan jabatan pemerintahan struktural dan/atau
jabatan lainnya pada saat diangkat dan selama menjadi
anggota BPRS; dan
g.tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak
pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
Sekretariat Pasal 15
(1) BPRS diperbantukan sebuah sekretariat yang
berkedudukan di direktorat jenderal yang
mempunyai tugas di bidang pembinaan dan
pengawasan rumah sakit pada kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang kesehatan
Nama Anggota
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : HK.02.02/Menkes/346/2014,Tanggal 14 Oktober 2014
Tentang keanggootaan BPRS Indonesia
Terdiri dari :
1.
KEMENKES
2.
PERSI
3.
TOKOH MASYARAKAT
4.
IDI/Profesi
5.
PPNI/Profesi
20
Tujuan
Pembinaan dan Pengawasan Badan
Pengawas Rumah Sakit diarahkan untuk:
1. Pemenuhan kebutuhan pelayanan
kesehatan yang terjangkau oleh
masyarakat;
2. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan;
3. Keselamatan pasien
4. Pengembangan jangkauan pelayanan;
dan
5. Peningkatan kemampuan kemandirian
rumah sakit.
Pasal 54 ayat (1) UU Nomor 44/2009 Tentang Rumah Sakit22
Keanggotaan
Pasal 26
BPRS Provinsi terdiri atas 1 (satu) orang ketua
merangkap anggota dan paling banyak 4
(empat) orang anggota.
Pasal 28
Untuk dapat diangkat menjadi anggota BPRS
Provinsi, setiap calon anggota BPRS Provinsi
harus memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8-PP 49/2013
WEWENANG
BPRS INDONESIA-BPRS PROVINSI
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Pasal 5 PP 49 / 2013
Dalam menjalankan TUGAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
BPRS mempunyai wewenang (8 butir) :
menyusun tata cara penanganan pengaduan dan mediasi oleh BPRS
Provinsi
menyusun pedoman, sistem pelaporan, dan sistem informasi jejaring
dari BPRS dan BPRS Provinsi untuk ditetapkan oleh Menteri
Meminta laporan dari BPRS Provinsi dan melakukan klarifikasi
mengenai pengaduan masyarakat dan upaya penyelesaian sengketa;
Meminta laporan mengenai hasil pembinaan dan pengawasan dari
BPRS Provinsi;
Meminta informasi dan melakukan koordinasi dengan BPRS Provinsi,
instansi pemerintah, dan lembaga terkait dalam menyusun pedoman
tentang pengawasan rumah sakit dan membentuk sistem pelaporan
dan sistem informasi;
Memberikan rekomendasi kepada Menteri dan gubernur mengenai pola
pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit berdasarkan analisis hasil
pembinaan dan pengawasan.
Memberikan usulan pembentukan BPRS Provinsi kepada gubernur ; dan
Memberikan rekomendasi kepada Menteri dan Pemerintah Daerah
untuk mengambil tindakan administratif terhadap Rumah Sakit yang 32
melakukan pelanggaran.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
PENJABARAN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
RUMAH SAKIT ( UU RS )
BPRS - P
Kemana berpihak ?
Sisi
Regulator RS
Sisi
Konsumen
RS
Sisi
Manajemen
RS
36
Pengawasan Pelaksanaan
TOOLS
b. Memberikan Pelayanan
Kesehataan yang aman,
bermutu , antidiskrimasi ,
dan efektif dengan
mengutamakan
kepentingan pasien sesuai
standard pelayanan RS;
c.
Penerapan Program
Keselamatan Pasien
Pemenuhan hak-hak pasien
Memberikan Pelayanan
Identifikasi terhadap
gawat darurat kepada
ketersediaan Unit Gawat
pasien seuai dengan
darurat
kemampuan pelayanannya;
Akreditasi, laporan RS /
Masyarakat, tinjauan lapangan
Lanjutan sd t
Pengawasan Pelaksanaan
TOOLS
a.
b.
c.
d.
Lanjutan sd h
39
4
INSTRUMEN
PEMBINAAN&PENGAWASAN BPRS
1
PEDOMAN PENGAWASAN RUMAH SAKIT
OLEH BPRS PROVINSI
2
PEDOMAN UTK MENERIMA PENGADUAN DAN MELAKUKAN
UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN CARA MEDIASI
3
PELAPORAN DAN ANALISIS
HASIL PENGAWASAN KEPADA BPRS
1
PEDOMAN PENGAWASAN RUMAH SAKIT
2.
MENERIMA PENGADUAN DAN MELAKUKAN UPAYA
PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN CARA MEDIASI
3
PELAPORAN DAN ANALISIS HASIL PENGAWASAN
KEPADA BPRS
5
HUBUNGAN KERJA
BPRS INDONESIA-BPRS PROVINSI-DEWAN
PENGAWAS RS-TENAGA PENGAWAS RSSPI
TEKNIS
NON TEKNIS
INTERNAL
DEWAN PENGAWAS
SPI
EKSTERNAL
TENAGA
PENGAWAS
BADAN PENGAWAS
RUMAH SAKIT
46
RS
DEWAN
PENGAWAS
(BPRSP)
DIREKSI
KMRS
KKP - RS
TENAGA
PENGAWAS
KOMITE MEDIS
KOMITE
KEPERAWATAN
SPI
ETIKA / UU
MUTU MANAJEMEN
AKSES PASIEN BIAYA RS (KEUANGAN)
47
PEMBINAAN - PENGAWASAN
Pemerintah
M
A
S
Y
A
R
A
K
A
T
Masyarakat
Profesi
RS
BPRS Pusat
Stake
Holder
:
Kem Kes
BPRS
BPRS Prov
Pemilik
Dinkes Prov
Dinkes kab/kota
PERHIMPUNAN
PERUMAH SAKITAN
(PERSI)
MASYARAKAT
KARS
JCI
ISO
RS
PERHIMPROFESI
DEWAN
PENGAWAS
DOKTER
PERAWAT,DLL
Komite Nas
Keselamatan
Pasien RS
DIREKSI
TENAGA
PENGAWAS
KOMITE MEDIS
ETIKA / UU
KESELAMATAN
PASIEN - RS
Masyarakat
MUTU MEDIS
SPI
MUTU MANAJEMEN
ASES PASIEN BIAYA
RS(KEUANGAN)
PASIEN - KELUARGA
48
6
SASARAN PENGAWASAN RUMAH SAKIT
RS PUBLIK
RS PRIVAT
KEPEMILIKAN
Pemerintah
- Kemkes
- Pemda Provinsi
- Pemda Kabupaten
- Pemda Kota
- Kementerian Lain
- TNI
- POLRI
Swasta Non Profit
SWASTA
796
17
65
464
83
5
120
42
537
531
86
19
46
3
11
2
5
0
170
271
882
36
111
467
94
7
125
42
707
802
BUMN
56
63
TOTAL :
1,920
534
*Keterangan :
RS Swasta Terdiri Dari: Perusahaan, Perorangan dan Swasta/ Lainnya
2,454
50
RS PUBLIK
Kelas RS
RSK
Kemkes
11
15
Pemprop
14
Pemkab
Pemkot
Organisasi
Non Profit
RSU RSK
Belum Ditetapkan
Total
RSU
RSK
RSU
RSK
RSU
RSK
36
28
16
13
15
10
111
74
240
94
56
42
33
94
57
196
66
171
113
97
707
1
1
0
0
14
3
1
0
15
19
0
0
16
3
0
0
74
16
4
0
125
42
Kementerian
Lain
Swasta/
Lainnya
47
92
53
86
86
69
443
Perusahaan
13
53
42
42
70
60
283
Perorangan
15
19
18
18
76
BUMN
25
12
14
63
20
38
287
46
693
185
468
452
265
2,454
Polri
TOTAL :
RSU
TNI
RS PRIVAT
467
51
7
HASIL ADVOKASI
PEMBENTUKAN BPRS PROVINSI
(SD NOV 2015)
1. Sumatera Utara
2. NTT
3. Maluku
4. Gorontalo
5. Bali
6. Lampung
7. DIY
8. Jabar
8. Kalimantan Selatan
9. Kalimantan Barat
10. Sulawesi Utara
11. Kalimantan Timur
12. Nusa Tenggara Barat (NTB)
1. Riau
2. Bengkulu
3. Aceh
4. Provinsi lainnya masuk dalam program
2016
8.
PENUTUP
BPRS INDONESIA BERPERAN UNTUK MELAKUKAN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN RS YG BERSIFAT
EKSTERNAL DAN NON TEKNIS
BPRS INDONESIA BERTUGAS MENYUSUN PEDOMAN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN UTK DIGUNAKAN OLEH
BPRS PROVINSI DALAM MELAKSANAKAN BINWAS
APABILA BPRS PROVINSI BELUM TERBENTUK,TUGAS
BINWAS DILAKUKAN OLEH DINAS KESEHATAN PROVINSI
BPRS/BPRS-P, HRS DAPAT BEKERJASAMA DAN
BERKOODINASI DENGAN PENGAWAS YANG LAIN DI
RS(DEWAS,TENAGA PENGAWAS,SPI)
APABILA ADA PERMASALAHAN DI RS,SEPANJANG ITU
MASALAH NON TEKNIS DAN BERISFAT EKSTERNAL,MAKA
BPRS AKAN LAKUKAN PENYELESAIAN DENGAN
MENGEDEPANKAN CARA MEDIASI
57