Studi Kasus STRATEGI PEMASARAN RS Halimun dan RS Yadika Pondok Bambu pada
pandemic covid 19
Disusun oleh :
Riyan Yusmadri
(NPM : 216080107)
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat. Rumah sakit merupakan salah satu dari sarana kesehatan yang juga merupakan
tempat menyelenggarakan upaya kesehatan yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat (UU No 44, 2009). Upaya kesehatan dilakukan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu serta
berkesinambungan.
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016 menyatakan jumlah Rumah sakit di Indonesia dari tahun
2013-2016 mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 jumlah rumah sakit sebanyak 2228
meningkat menjadi 2.601 tahun 2016. Jumlah rumah sakit di Indonesia sampai dengan tahun
2016 terdiri dari 2.046 Rumah Sakit Umum (RSU) dan 555 Rumah Sakit Khusus (RSK). Jelas
bahwa rumah sakit-rumah sakit di Indoesia mengalami persaingan yang ketat, oleh sebab itu,
tidak keliru jika pengelola rumah sakit mulai melirik pemasaran dengan harapan dapat menjawab
tantangan tantagan yang ada. seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi yang
semakin pesat pada era globalisasi dan era JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), menyebabkan
terjadinya peningkatan pertumbuhan rumah sakit yang menjadikan adanya persaingan atau
kompetisi pada sektor layanan kesehatan.
Pada era pemasaran masa kini untuk bersaing dalam bisnis yang semakin ketat seperti
sekarang ini, era dimana produk hampir seragam, kegiatan komunikasi pemasaran juga dituntut
untuk bisa mendukung diferensiasi dibandingkan dengan pesaing. Personal selling dapat
digunakan sebagai salah satu unsur yang penting untuk mendukung kegiatan komunikasi
pemasaran karena berbagai kelebihannya jika dibandingkan dengan bentuk komunikasi
pemasaran lainnya. Tidak semua produk dapat dipasarkan secara efektif untuk diperkenalkan
kepada konsumen hanya dengan menggunakan komunikasi pemasaran berupa iklan, sales
promotion, publisitas, event dan berbagai bentuk komunikasi pemasaran lainnya. Apapun
bentuknya kegiatan komunikasi pemasaran pada intinya bertujuan untuk memperkenalkan
sebuah produk atau jasa kepada konsumen agar mereka tahu akan keberadaaan produknya.
Ketika ada konsumen yang sudah tahu maka diharapkan konsumen tersebut dapat
mengkomunikasikan kepada orang lain. Dalam kajian ilmu pemasaran diharapkan munculnya
kesetiaan konsumen dengan harapan terjadinya pembelian ulang. Pembelian ulang ini terjadi
karena adanya promosi positif dari konsumen sebelumnya.
Dengan kondisi ini maka kegiatan pemasaran sebagai salah satu alat manajemen disadari
menjadi suatu kebutuhan dalam dunia usaha rumah sakit, manajemen rumah sakit perlu berupaya
meningkatkan jumlah kunjungan pasien dengan mendesain startegi pemasaran rumah sakit yang
tepat dan terbaik untuk diterapkan, salah satunya dengan menggunakan bauran pemasaran
(marketing mix).
Bauran pemasaran merupakan salah satu pokok pertimbangan konsumen dalam hal ini pasien
dalam melakukan keputusan pembelian suatu produk atau memilih rumah sakit yang dituju. Jika
rumah sakit tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh pasien, maka dapat dipastikan bahwa
rumah sakit akan kehilangan banyak kesempatan untuk menjaring pasien dan layanan yang
ditawarkan akan sia-sia.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat diangkat adalah
menganalisis gambaran strategi pemasaran di RS yadika dan RS halimun pada pandemic covid.
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan sebuah faktor penting dalam siklus yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan konsumen. Dalam perusahaan, pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok
yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan
mendapatkan laba, kegiatan pemasaran pada perusahaan juga harus dapat memberikan kepuasan
pada konsumen jika menginginkan usahanya tetap berjalan.
Sejak orang mengenal kegiatan pemasaran, telah banyak ahli mengemukakan definisi tentang
pemasaran yang kelihatannya sedikit berbeda tetapi memiliki arti yang sama. Perbedaan ini
disebabkan karena mereka meninjau pemasaran dari sudut pandang yang berbeda
Drucker (1969) mengartikan pemasaran sebagai berikut: Marketing is not only much broader
than selling, it is not specialized activity at all Marketing encompasses the entire business. It is
the whole business seen from the point of view of its final result, that is, from the customer point
of view.
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa pemasaran merupakan tanggung jawab
manajemen secara umum dan memprioritaskan pelanggan merupakan tangung jawab semua
unsur yang ada dalam perusahaan. Banyak yang berpendapat bahwa pemasaran seharusnya
memegang peranan penting dalam penetapan arah strategi suatu perusahaan. Hal inicukup
beralasan mengingat perencanaan strategis perusahaan merupakan suatu usaha untuk
mempertahankan perusahaan tetap konsisten dengan lingkungan bisnisnya, dan pemasaran
memiliki fungsi tradisional sebagai katalisator antara perusahaan dengan pelanggan, distributor
dan pesaingnya. (Jurnal Maksipreneur | Vol III No. 1 | Desember 2013)
Menurut William J Stanton, pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-
kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,
dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang
ada maupun pembeli potensial.
Philip Kotler (1997), mendefinisikan pemasaran adalah kegiatan manusia yang mengarahkan
kepada pemenuhan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Definisi lain dari
American Marketing Association menyebutkan bahwa pemasaran adalah kegiatan bisnis yang
mengarahkan pemindahan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Sumarni dan
Suprihanto (1993), mendefinisikan pemasaran sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan
bisnis yang ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial.
2. Manajemen Pemasaran Rumah Sakit
3. Bauran Pemasaran
3.1. Pengertian bauran pemasaran
Pengertian marketing mix menurut Philip Kotler dalam bukunya yang berjudul Principles of
Marketing, adalah : “Marketing mix is the set of marketing foola that the firm uses to pursite its
marketing objectives in the target market”. Jerome McCarthy dalam Kotler & Keller (2018)
yang merumuskan elemen bauran pemasaran menjadi kerangka 4P (Product, Price, Promotion,
dan Place).
Bauran pemasaran dalam produk barang berbeda dengan bauran pemasaran untuk produk jasa,
hal ini terkait perbedaan karakteristik jasa dengan barang. Bauran pemasaran produk barang
mencakup 4P (Product, Price, Promotion, dan Place), sementara untuk produk jasa, keempat
faktor tersebut masih dirasa kurang mencukupi, Zeithaml dan Bitner (2010) mengklasifikasikan
elemen bauran pemasaran ke dalam tujuh variabel (7P) dengan menambahkan 3P (People,
Process, dan Physical Evidence) yang dapat digunakan dengan baik pada bisnis jasa.
Marketing mix juga dapat diartikan sebagai strategi kombinasi yang dilakukan oleh perusahaan
dalam bidang pemasaran. Diketahui hampir semua perusahaan menggunakan strategi ini guna
mencapai tujuan pemasarannya, apalagi strategi ini sangat berguna untuk menghadapi situasi saat
ini dimana persaingan semakin ketat. Marketing mix/bauran pemasaran merupakan kombinasi
dan merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan dan dapat dikendalikan oleh perusahaan
seefektif mungkin.
Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan, teori bauran pemasaran juga terus
berkembang. Pemasaran lebih dipandang sebagai seni daripada ilmu, maka seorang ahli
pemasaran tergantung pada lebih banyak pada ketrampilan pertimbangan dalam membuat
kebijakan daripada berorientasi pada ilmu tertentu. Pandangan ahli ekonomi terhadap pemasaran
adalah dalam menciptakan waktu, tempat dimana produk diperlukan atau diinginkan lalu
menyerahkan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (konsep
pemasaran).
Tanggal 29 Mei 2000 melalui SK Menkes RI No. YM 02.04.3.5.2063 RSIA menjadi Rumah
Sakit Yadika Pondok Bambu yang melayani penyakit umum secara keseluruhan
RSIA menjadi Rumah Sakit Yadika Pondok Bambu yang melayani Penyakit Umum secara
keseluruhan.Dan mulai bekerjasama dengan BPJS Kesehatan mulai tahun 2014, sampai saat ini
masih tetap mendukung Program Pemerintah dalam memberikan "Jaminan Kesehatan Nasional"
bagi seluruh penduduk indonesia
Rumah Sakit Yadika Pondok Bambu memiliki 4 lantai dan back office Terletak dibagian
belakang gedung utama. Lokasi cukup strategis di wiliyah jakarta timur dan mepunyai tempat
parkir kendaraan roda dua dan emoat yang cukup luas.
Sebagai rumah sakit non rujukan Covid-19, proses rujukan pasien yang dilakukan RS Yadika
Pondok Bambu sudah cukup baik karena rumah sakit telah melakukan kerjasama rujukan dengan
beberapa rumah sakit yang lebih lengkap di Jakarta. Selain itu, RS Yadika juga merupakan
trauma centre, fasilitas diagnostik didukung dengan kualitas dokter spesialis yang baik dan
berpengalaman berkontribusi terhadap kepuasan pasien akan penanganan trauma ketika dirujuk
ke RS Yadika Pondok Bambu.
BAB IV PEMBAHASAN
1. Product (Produk)
Kualitas produk yang diterima pasien harus sebanding dengan kualitas pelayanan yang
diberikan. Namun pada layanan jasa seperti rumah sakit, kualitas produk yang diberikan lebih
mempengaruhi kepuasan pasien dibanding kualitas pelayanan (Maulana, 2020). Pemanfaatan
dari kualitas produk akan menghasilkan nilai ekonomis bagi pembiayaan operasional rumah
sakit. Produk dan jasa yang berkualitas tinggi akan cenderung membangkitkan minat konsumen
dan menarik pasien untuk memilih dan membeli produk kesehatan di rumah sakit tersebut
(Arismen, 2019).
Di RS Yadika Pondok Bambu, terdapat beberapa produk layanan baru terutama yang
berhubungan dengan pemeriksaan diagnosis Covid-19, paket pemeriksaan penunjang
laboratorium dan radiologi, serta paket pemeriksaan medical check up, Produk layanan tersebut
juga terkoneksi dengan aplikasi daring dan mendukung sistem pembayaran non tunai. Selain itu
rumah sakit juga menerapkan sistem paket pemeriksaan dan rawat inap seperti paket operasi atau
paket bersalin dengan harga yang lebih ekonomis. Produk layanan yang lebih beragam diakui
menjadi daya tarik yang mempengaruhi masyarakat untuk tetap menggunakan jasa pelayanan
rumah sakit Yadika Pondok Bambu.
2. Price (Tarif)
Irmawati (2015), penentuan tarif dari jasa pelayanan rumah sakit perlu memperhatikan pangsa
pasar sasaran, adanya pesaing, situasi pasar, biaya operasional yang efisien dan efektif agar nilai
yang dirasakan dari manfaat produk jasa pelayanan seimbang atau memuaskan bagi pasien. Perlu
juga diperhatikan tentang daftar harga, cara pembayaran, sistem dan prosedur pembayaran dan
lain sebagainya yang akan memberikan kemudahan untuk konsumen.
Tarif jasa pelayanan rumah sakit sebaiknya tidak melebihi harga pasaran, karena mengakibatkan
konsumen enggan menggunakan produk kita. Tarif yang rendah belum tentu merupakan strategi
yang baik, karena bisa menimbulkan kerugian bagi rumah sakit. Perlu dilakukan pengamatan
harga terlebih dahulu sebelum produk masuk pasar. Semakin murah tarif rumah sakit, maka
kecenderungan pasien untuk memilih rumah sakit tersebut akan semakin meningkat.
Tarif atau harga layanan dapat menentukan keputusan pasien untuk menggunakan pelayanan
rumah sakit. Namun bila biaya yang dikeluarkan sebanding dengan kualitas yang baik, pasien
tidak segan-segan untuk kembali meskipun mengeluarkan biaya yang besar demi mendapatkan
pelayanan yang bermutu. Hal ini sesuai dengan penelitian Haryani (2012) bahwa walaupun tarif
rumah sakit cukup mahal, 92% pasien bersedia kembali karena puas dengan pelayanan yang
diberikan dokter di rumah sakit tersebut. Dalam menentukan harga sebuah pelayanan, rumah
sakit harus mempertimbangkan situasi target pasar, keberadaan pesaing, dan biaya operasional
yang efektif dan efisien agar pasien tetap dapat merasakan nilai yang seimbang atau memuaskan
dari manfaat produk jasa pelayanan.
Untuk harga pelayanan yang berlaku di rumah sakit Yadika Pondok Bambu diakui sesuai dengan
regulasi pemerintah dan lebih terjangkau dibandingkan dengan harga di rumah sakit pesaing.
Dengan berlakunya sistem paket pada beberapa jenis layanan, pasien dapat lebih mudah
mempersiapkan biaya sesuai harga paket. Sistem pembayaran yang berjalan di rumah sakit juga
memudahkan pasien untuk melakukan pembelian layanan. Selain itu rumah sakit juga
melakukan efisiensi biaya sehingga dapat menekan biaya operasional dan meningkatkan
pendapatan rumah sakit. RS Yadika terus berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan masyarakat yang terjangkau disertai peningkatan mutu
3. Place (Tempat)
Penempatan sebuah rumah sakit memberi nilai yang besar dalam pemasaran rumah sakit
tersebut. Akses geografis penting bagi suatu instansi untuk mempertemukan masyarakat sebagai
konsumen dengan penyedia barang dan jasa. Masyarakat cenderung memberi perhatian dan
memilih rumah sakit yang memiliki lokasi strategis. Penelitian yang dilakukan Saragih, dkk
(2017) menyimpulkan bahwa lokasi berhubungan dengan kepuasan pasien yang datang ke rumah
sakit. Faktor lokasi atau tempat berdirinya rumah sakit dapat mempengaruhi kunjungan pasien,
terutama apabila rumah sakit tersebut mudah diakses, bebas macet, dapat ditempuh dari berbagai
arah, dan mudah ditemukan. Selain itu, akses geografis juga mempertimbangkan halangan yang
dapat menghambat seseorang untuk memperoleh pelayanan kesehatan seperti jenis transportasi
yang tersedia, jarak, waktu tempuh, dan hambatan fisik lainnya. (Syamsu dalam Asmiyati dkk,
2013).
Lokasi RS Yadika Pondok Bambu berada di sisi jalan raya besar dan dilalui kendaraan umum.
Papan nama rumah sakit juga cukup jelas terlihat dari kejauhan. Selain itu lokasinya yang berada
di daerah padat penduduk mengakibatkan RS Yadika mudah diakses terutama oleh masyarakat
sekitar baik yang membutuhkan pelayanan rawat jalan maupun layanan gawat darurat. Rumah
sakit juga dapat menggunakan fasilitas internet untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan
melalui penerapan digital health. Selain layanan kuratif melalui telemedicine, pengembangan
kesehatan digital juga mencakup layanan preventif melalui teleedukasi berbasis masyarakat.
Dengan telemedicine, akses layanan kesehatan dapat terkomputerisasi secara digital dan
mempermudah pasien dalam memperoleh layanan kesehatan. Pada masa pandemi Covid-19 ini,
RS Yadika Pondok Bambu juga telah menerapkan telekonsultasi untuk pasien yang ingin
berekonsultasi dengan dokter. Telekonsultasi dirasakan efektif untuk masyarakat milenial yang
melek teknologi dan enggan datang ke rumah sakit secara langsung.
4. Promotion (Promosi)
Promosi rumah sakit merupakan salah satu bauran pemasaran yang dilakukan dengan
menyebarkan informasi secara jujur tentang pelayanan dan kondisi rumah sakit itu sendiri,
dengan tujuan memberikan pemahaman kepada target pasar mengenai pelayanan kesehatan yang
akan diterimanya. dalam melakukan promosi, rumah sakit wajib mengikuti kaidah promosi yang
berlaku sehingga tidak terjadi pelanggaran etika promosi rumah sakit. Kegiatan promosi rumah
sakit sebagai organisasi ekonomi yang juga mengemban amanat sosial dan diatur dengan
peraturan pemerintah antara lain Permenkes nomor 1787 tahun 2010 tentang Iklan dan Publikasi
Pelayanan Kesehatan, Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI), dan Aturan Etika Promosi
Rumah Sakit dari Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI).
Menghadapi pandemi Covid-19, rumah sakit harus melakukan perombakan strategi promosi
dengan memanfaatkan digital marketing, yaitu periklanan melalui penggunaan perangkat seperti
ponsel pintar maupun komputer yang dapat menghubungkan produsen dengan pasar yang dituju.
Perusahaan dapat melakukan promosi digital melalui saluran seperti website, media sosial,
aplikasi telepon pintar, maupun iklan daring. Digital marketing bermanfaat untuk institusi karena
lebih praktis, membutuhkan beban operasional yang lebih kecil dibanding proses promosi
konservatif, dan membutuhkan lebih sedikit waktu dalam menanggapi keluhan atau kebutuhan
konsumen (Lestari dan Saifuddin, 2020).
Promosi yang dilakukan RS Yadika Pondok Bambu dirasakan cukup baik untuk menarik
pelanggan potensial agar terus menggunakan jasa pelayanan rumah sakit. Bagian pemasaran
rumah sakit mengungkapkan bahwa sebelum pandemi, promosi lebih banyak dilakukan secara
tatap muka, kunjungan ke perusahaan, asuransi, dan klinik sekitar rumah sakit, serta melalui
gathering atau penyelenggaraan event kesehatan yang melibatkan masyarakat. Setelah pandemi,
rumah sakit berkomitmen untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, event yang melibatkan
banyak orang ataupun tatap muka langsung ditiadakan dan diganti dengan menggunakan
promosi melalui media elektronik seperti penggunaan media sosial dan website rumah sakit
sebagai cara untuk memperkenalkan produk layanan sekaligus mengedukasi masyarakat
mengenai penyakit-penyakit yang ada. Penggunaan media sosial dirasa lebih efektif dalam
menjaring masyarakat untuk mempercayakan penanganan kesehatannya di RS Yadika Pondok
Bambu. Selain itu, RS Yadika Pondok Bambu juga menjangkau tokoh masyarakat sekitar rumah
sakit untuk mempromosikan produk layanan sekaligus melakukan edukasi masyarakat.
5. Process (Proses)
Penelitian Maulana (2020) mengenai bauran pemasaran menyimpulkan bahwa komponen
proses merupakan komponen bauran pemasaran yang paling besar pengaruhnya terhadap
persepsi masyarakat. Pemilihan rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan bergantung dari
proses pelayanan dan penanganan pasien oleh pihak rumah sakit.
Manajemen RS Yadika Pondok Bambu senantiasa melakukan evaluasi dan penyesuaian
terhadap Standar Prosedur Operasional yang berlaku untuk semua elemen pelayanan. Pada masa
pandemi Covid-19, proses pelayanan pasien wajib menerapkan persyaratan PPI dengan
menciptakan alur pasien yang aman dan efektif di semua tingkat meliputi skrining, triase, dan
rujukan tersasar. proses rujukan pasien yang dilakukan RS Yadika Pondok Bambu sudah cukup
baik karena rumah sakit telah melakukan kerjasama rujukan dengan beberapa rumah sakit yang
lebih lengkap di Jakarta. Selain itu, RS Yadika juga merupakan trauma centre, fasilitas
diagnostik didukung dengan kualitas dokter spesialis yang baik dan berpengalaman berkontribusi
terhadap kepuasan pasien akan penanganan trauma ketika dirujuk ke RS Yadika Pondok Bambu.
Pendekatan dan sosialisasi rujukan yang dilakukan oleh pihak marketing rumah sakit kepada
klinik, puskesmas, dan rumah sakit lain di sekitar RS Yadika Pondok Bambu menjadikan alur
proses rujukan dari dan ke rumah sakit menjadi lebih mudah dan terstruktur.
Selain itu,RS Yadika juga merupakan trauma centre, fasilitas diagnostik didukung dengan
kualitas dokter spesialis yang baik dan berpengalaman berkontribusi terhadap kepuasan pasien
akan penanganan trauma ketika dirujuk ke RS Yadika Pondok Bambu. Pendekatan dan
sosialisasi rujukan yang dilakukan oleh pihak marketing rumah sakit kepada klinik, puskesmas,
dan rumah sakit lain di sekitar RS Yadika Pondok Bambu menjadikan alur proses rujukan dari
dan ke rumah sakit menjadi lebih mudah dan terstruktur. Selain itu, dengan diberlakukannya
pendaftaran online di RS Yadika Pondok Bambu, alur pasien untuk mendapatkan penanganan
menjadi lebih mudah dan cepat serta mencegah penumpukan pasien. Selain itu pengantaran obat
juga dapat dilakukan dengan jasa kurir. Hal ini tentunya mengurangi waktu tunggu pelayanan
pasien di rumah sakit.
Dengan menerapkan waktu tunggu yang semakin singkat, maka tingkat kecemasan
pasien dan tingkat penularan infeksi juga akan berkurang dan secara tidak langsung dapat
meningkatkan kepuasan pasien akan pelayanan rumah sakit.
6. People (Orang)
Rumah sakit dapat berfungsi secara tepat ketika dapat melayani pasien dengan baik. Untuk dapat
mencapai hal tersebut, rumah sakit perlu memperkuat kesadaran semua stafnya, memberikan
pemahaman tentang pengendalian dan pencegahan penyakit secara
jelas, dan menetapkan persyaratan kepatuhan pada proses yang telah ditetapkan. Kerjasama
seluruh SDM memungkinkan rumah sakit mengatasi keadaan di dalam penanganan pasien
terutama selama pandemi berlangsung. Komite medik memiliki peran strategis untuk menjaga
profesionalisme dan mengatur kompetensi para dokter untuk menjamin mutu pelayanan
kesehatan di rumah sakit (Widjanantie dkk, 2020).
Peningkatan kompetensi SDM dapat dilakukan misalnya melalui pelatihan sesuai dengan
cakupan praktik tenaga kesehatan (WHO, 2020).
Tim medis dan paramedis di RS Yadika Pondok Bambu dibekali dengan informasi mengenai
adanya update terbaru dari panduan pelayanan pasien misalnya dengan mengikuti webinar. Hal
ini dimaksudkan agar para dokter dan perawat selalu siap dengan keilmuannya dalam menangani
pasien yang membutuhkan pengobatan di rumah sakit. Pimpinan RS Yadika Pondok Bambu
selalu mendukung karyawannya yang ingin meningkatkan kompetensi dan keilmuannya.
Dalam menangani pengunjung yang datang ke rumah sakit, petugas rumah sakit juga wajib
menaati protokol yang berlaku antara lain dengan memastikan diri dalam keadaan sehat, selalu
menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan tempat bertugas, serta menggunakan hand
sanitizer atau mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir (Kemenkes RI, 2020)
Di RS Yadika Pondok Bambu, perlindungan kepada karyawan dilakukan dengan melakukan
skrining Covid-19 dan skrining kesehatan secara
berkala. Karyawan yang bekerja di rumah sakit juga diwajibkan untuk menjaga kesehatannya
dan tidak diizinkan untuk memberikan pelayanan apabila karyawan tersebut berada dalam
kondisi kurang sehat. Standar perlindungan diri yang digunakan karyawan diakui baik karena
pihak manajemen selalu berusaha untuk menjaga keamanan karyawan dengan menyediakan
APD sesuai dengan panduan pemerintah.
Perlindungan SDM yang baik secara fisik dan mental tentunya akan meningkatkan kepercayaan
pengunjung akan kualitas pelayanan yang diberikan oleh SDM rumah saki
DAFTAR PUSTAKA
1. Foster, 2010. Pengaruh Kinerja Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Loyalitas Penabung,
Survei di Bank Central Asia Cabang Soekarno Hatta Bandung. E-Journal, 2010. Vol. 18
(1).
2. Irmawati, L.I. 2015. Manajemen Pemasaran di Rumah Sakit, Buku Ajar : Pedoman
Praktis SI. Jakarta : Institut Ilmu Kesehatan – university Press
3. Kotler, P., & Armstrong, G. (2011). Principles of Marketing. Pearson
4. Syachroni, A. 2012. Pengaruh Biaya Bauran Promosi Terhadap Volume Penjualan
Rumah Metland Tambun Pada PT. Metropolitan Land Terbuka. Universitas Gunadarma,
Jakarta.
5. Assauri, Sofjan. 2014. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep, dan Strategi. Cetakan
Ketiga Belas. PT RajaGravindo Persada. Jakarta.
6. Lovelock, Chistopher & Lauren, 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Ke-12. Jakarta, PT.
Indeks.
7. Reni, F. S., Rahayu, S., Rachmad. 2018. Karakteristik Individu Dan Bauran Pemasaran
Terhadap Memilih Tempat Persalinan Di Rumah Sakit
8. 2083 Grha Permata Ibu Depok. Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit, 2(1),
1-12. Humas FKUI. 2020. 83% Tenaga Kesehatan Indonesia Mengalami Burnout
Syndrome Derajat Sedang dan Berat Selama Masa Pandemi Covid-19. Diunduh di
https://fk.ui.ac.id/berita/83-tenagakesehatan-indonesia-mengalami-burnoutsyndrome-
derajat-sedang-dan-berat-selamamasa-pandemi-covid-19.html tanggal 12Agustus 2021.