Anda di halaman 1dari 8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. SIRIH (Piper betle L.)
a. Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatofita
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper Betle L. (Tjitrosoepomo, 1994).
b. Deskripsi Tanaman
Tanaman Sirih (Piper betle L.) bisa mencapai tinggi 15 m. Batang
Sirih (Piper betle L.) berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat,
beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal
berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling,
bertangkai dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya
sekitar 5-8 cm dan lebar 2-5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir
dan terdapat daun pelindung ± 1mm berbentuk bulat panjang. Pada
bulir jantan panjangnya sekitar 1,5-6 cm dan terdapat dua benang sari
yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5-6 cm
dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan
hijau kekuningan. Buahnya berbentuk bulat berwarna hijau keabu-
abuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan
(Anonim, 2005; Wijayakusuma, 1994).
c. Kandungan Kimia
Daun Sirih (Piper betle L.) mengandung minyak atsiri 1-4,2%,
hidroksikavicol, kavicol 7,2-16,7%, kavibetol 2,7-6,2%,

3
4

allylpyrokatekol 0-9,6%, karvakrol 2,2-5,6%, eugenol 26,8-42,5%,


eugenol methyl ether 4,2-15,8%, p-cymene 1,2-2,5%, cineole 2,4-4,8%,
caryophyllene 3,0-9,8%, cadinene 2,4-15,8%, estragol, terpena,
seskuiterpen, fenil propane, tannin, diastase 0,8-1,8%, gula, pati
(Wijayakusuma, 1994).
2. Luka
Luka adalah terputusnya kontinuitas jaringan tubuh (Chada, 1995).
Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul,
perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan
(Sjamsuhidajat dan De Jong, 1997).
3. Perdarahan
a. Definisi
Perdarahan adalah terputusnya pembuluh darah pada luka
(Sjamsuhidajat dan De Jong, 1997).
Masa Perdarahan adalah waktu mulai terlukanya pembuluh darah
sampai terbentuk sumbat oleh trombosit yang menggumpal.
(Windmann, 1995).
b. Macam-Macam Perdarahan
Macam-macam perdarahan ditentukan dari letak vasa dimana
perdarahan itu terjadi.
1) Perdarahan Internal
Perdarahan yang terjadi di dalam tubuh, pada perdarahan ini
pertolongan pertama yang dapat diberikan hanya dengan menjaga
korban dalam keadaan tenang, hangat, mencegah syok dan segera
mungkin mengirimkan ke unit pertolongan terdekat.
2) Perdarahan Eksternal
Perdarahan yang terjadi pada bagian permukaan tubuh,
sehingga tampak jelas pada pemeriksaan fisik (Aaron and Bridges,
1972).
5

c. Patofisiologi Sistem Hemostasis


Hemostasis adalah peristiwa penghentian perdarahan akibat
putusnya atau robeknya pembuluh darah (Murray, 2003). Hemostasis
terjadi melalui mekanisme spasme vascular, pembentukan sumbat
trombosit, pembekuan darah dan pertumbuhan jaringan fibrosa dalam
bekuan darah (Guyton, 1997; Schunack, 1990)
Kontraksi pembuluh darah terjadi sebagai akibat refleks saraf ,
spasme miogenik setempat, faktor humoral setempat yang berasal dari
jaringan yang terkena trauma dan substansi vasokonstriktor tromboksan
A2 yang dilepaskan oleh trombosit.
Tromboksan mengaktifkan trombosit yang berdekatan dan karena
sifat lengket dari trombosit tambahan ini maka akan menyebabkan
melekat pada trombosit semula yang sudah aktif. Dengan demikian,
pada setiap lubang luka, dinding pembuluh yang rusak atau jaringan
diluar pembuluh menimbulkan suatu siklus aktivasi trombosit yang
jumlahnya terus meningkat yang menyebabkan menarik lebih banyak
trombosit tambahan, sehingga terbentuk sumbat trombosit (Guyton,
1997).
Pembentukan bekuan darah terjadi melalui 2 cara:
1) Sistem intravaskular (system intrinsik), faktor pembekuan terdapat di
dalam aliran darah, diaktifkan melalui kontak dengan permukaan
yang asing bagi tubuh.
2) Sistem ekstravaskular (system ekstrinsik) mengakibatkan setelah
terjadi luka pada sel perivaskular, pengaktifan faktor pembekuan
jaringan, melalui pembebasan suatu faktor jaringan.
Oleh kedua system tersebut, faktor pembekuan yang mula-mula
terdapat sebagai protein yang tidak bekerja lalu diaktifkan. Ini terjadi
menurut runtutan reaksi bertingkat, dimana faktor yang berada pada
tahap reaksi awal menimbulkan reksi pada tingkat berikutnya.
6

Faktor V dan VIII menempati posisi khusus, meskipun mereka


sendiri tidak menyebabkan reaksi enzimatik tapi dapat mengaktifkan
tahap reaksi tertentu.
Reaksi system ekstravaskular dan system intravaskular yang
kompleks bermuara pada trajek akhir yang sama dan yang akhirnya
menyebabkan pengubahan glikoprotein protrombin (Faktor II) menjadi
trombin (Faktor IIa), enzim proteolitik pembekuan yang “sejati”, yang
mengakibatkan pembentukan monomer fibrin dari pratahap fibrinogen
(Faktor I) dengan partisipasi trombokinase (tromboplastin).
Fibrinogen, suatu protein yang melarut (massa molekul relatif lebih
kurang 341000) merupakan bagian 3-4% dari jumlah protein plasma. Ia
terdiri dari tiga pasang rantai polipeptida yang digabungkan dengan
jembatan disulfida.
Pembentukan monomer fibrin yaitu struktur penyusun jaring fibrin
berlangsung dari fibrinogen melalui pemutusan N-terminal peptida
fibrin. Hal ini memungkinkan konstruksi struktur jaringan ikat dari
ujung ke ujung dan sisi ke sisi. Jaringan primer yang terbentuk (fibrin
yang melarut) selanjutnya distabilkan melalui penyambungan ikatan
monomer yang bertetangga (fibrin tidak melarut). Hal ini mengakhiri
pembekuan darah yang sebenarnya. Dalam proses retraksi yang
menyusulinya bekuan dipadatkan lagi karena kontraksi jaringan fibrin
(Schunack, 1990).
Bekuan yang terbentuk pada luka kecil di dinding pembuluh darah
akan diinvasi oleh fibroblas yang mulai terjadi dalam beberapa jam
setelah setelah bekuan itu terbentuk. Hal ini berlanjut sampai terjadi
organisasi total bekuan menjadi jaringan ikat dalam waktu kira-kira satu
sampai dua minggu (Guyton, 1997).
7

(Panah tebal berarti pengaktifan; faktor yang diaktifkan dinyatakan dengan “a”)
(Schunack, 1990)
Gambar 1. Skema pembekuan darah

Tabel 1. Faktor Pembekuan Darah

Factor Penamaan Tempat pembentukan


I Fibrinogen Hati
II Protrombin Hati
III Tromboplastin Jaringan vaskular dan perivaskular
IV Ion kalsium Hati
V(VI) Proaselerin Hati
VII Prokonvertin Hati, limpa, SRE
VIII Globulin A antihemofilik Hati
IX Faktor christmas Hati
X Faktor stuart-prower Hati
XI Faktor rosenthal
XII Faktor haegeman
XIII Fibrin stabilizing factor Hati
TF3 Faktor trombosit 3 Trombosit

(Windmann, 1995)
8

d. Pertolongan Pertama Pada Perdarahan Eksterna


Pertolongan pertama pada perdarahan eksterna antara lain adalah
sebagai berikut:
1) Ditutup dengan pembalut steril
2) Blok aliran darah
Pada perdarahan vena blok dilakukan dibawah luka, menjauhi
jantung. Perdarahan pada arteri blok makin mendekati jantung.
3) Dengan mengangkat daerah perdarahan lebih tinggi daripada
jantung (Aaron and Bridges, 1972)
4) Pemberian spons gelatin
Spons gelatin merupakan hemostatik serap (absorbable
hemostatics) yang menghentikan perdarahan dengan pembentukan
suatu bekuan buatan atau memberikan jala serat-serat yang
mempermudah pembekuan bila diletakan langsung pada
permukaan yang berdarah (Syarif, 2003)
4. Zat-Zat Aktif Dalam Daun Sirih (Piper betle L.) Terhadap
Penghentian Perdarahan
Zat aktif dalam daun Sirih (Piper betle L.) terhadap penghentian
perdarahan adalah tannin. Tannin mempunyai kemampuan untuk bereaksi
dengan protein dan mengendapkannya (Robinson,1991; Tyler,1998).
Kemampuan tannin tersebut dapat merusak membran sel dari trombosit
yang sebagian tersusun oleh protein. Rusaknya membran sel trombosit
bisa menyebabkan trombosit pecah. Pecahnya sel trombosit
mengakibatkan pembebasan tromboksan yang mempunyai efek
vasokonstriktor dan mempercepat terjadinya sumbat trombosit. Efek ini
sangat membantu dalam mempercepat proses penghentian perdarahan.
9

A. Kerangka Pemikiran

Perdarahan eksterna

Daun Sirih Gelatin Tidak diobati


(Piper betle L.)

Tannin

Merusak membran
trombosit

Bekuan Mekanisme
Trombosit pecah buatan pembekuan
darah

Tromboksan

Vasokonstriksi Agregasi
trombosit

Sumbat
trombosit

Masa perdarahan berubah Masa perdarahan normal

Perbedaan masa perdarahan

Uji statistik
10

C. Hipotesis
Ada efek pada pemakaian topikal daun Sirih (Piper betle L.) terhadap
penghentian perdarahan eksterna

Anda mungkin juga menyukai