Dalam menjalankan sebuah kepemimpinan banyak hal yang harus di persiapkan oleh seorang
pemimpin,, agar seorang leader tersebut bisa membawa organisasinya kea rah yang lebih baik ,
Namun sebelumnya kita harus mengetahui apa itu kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan
pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya
(Joseph C. Rost, 1993).
Unsur kunci dari definisi ini dirangkum pada gambar dibawah ini. Kepemimpinan melibatkan
hubungan pengaruh yang mendalam, yang terjadi di antara orang-orang yang menginginkan
perubahan signifikan dan perubahan tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama oleh
pemimpin dan pengikutnya (bawahan). Pengaruh (influence) dalam hal ini berarti hubungan di
antara pemimpin dan pengikut sehingga bukan sesuatu yang pasif, tetapi merupakan suatu
hubungan timbal balik dan tanpa paksaan. Dengan demikian kepemimpinan itu sendiri merupakan
proses yang saling mempengaruhi.
Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya
kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-
kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono,
1994 : 181).
Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai tugas
untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah :
Loyality
Seorang pemimpin harus mampu membagnkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan
loyalitasnya dalam kebaikan.
Educate
Seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan
pengetahuan pada rekan-rekannya.
Advice
Memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada
Discipline
Memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap
aktivitasnya..
b.Directive leadership (mengarahkan bawahan untuk bekerja sesuai dengan peraturan, prosedur
dan petunjuk yang ada.
c. Participative leadership (konsultasi terhadap bawahan dalam pengambilan keputusan
Achivement-oriented leadership (menentukan tujuan organisasi yang menantang dan
d.
menekankan perlunya kinerja memuaskan.
1. Kepemimpinan transformasional
Pada hakekatnya model ini menekankan seorang pemimpin perlu memotivasi para
bawahannya untuk melakukan tanggung jawab merekan lebih dari yang diharapkan.[3]
A. Kepemimpinan Efektif
Kepemimpinan berlangsung dalam kehidupan manusia sehari-hari. Kepemimpinan
sebagai suatu proses dapat berlangsung di dalam dan di luar suatu organisasi. Kepemimpinan
yang efektif merupakan proses yang dinamis, karena berlangsung di lingkungan suatu organisasi
sebagai sistem kerjasama sejumlah manusia untuk mencapai tujuan tertentu, yang bersifat
dinamis pula.
Untuk memunculkan sifat ini, sebaiknya atasan melakukan evaluasi, hal penting dan
menantang apa yang bisa dilakukannya. Selain itu, setiap hari selama satu minggu, buatlah tiga
sampai lima hal tentang gaya kepemimpinan yang efektif jika diterapkan, kemudian terapkan
gaya tersebut pada minggu berikutnya
2. Mempertajam kekuatan
Seorang ahli di bidang emotional intelligence, Daniel Goleman, melakukan penelitian
terhadap gaya kepemimpinan di 500 perusahaan dan menemukan beberapa tipe kepemimpinan
yang menonjol, misalnya melihat jauh ke depan (visionary), demokratis, dan senang melatih.
Nah, carilah keahlian atau kekuatan Anda dan jadikan hal tersebut sebagai gaya kepemimpinan
Anda. Gaya kepemimpinan tersebut nantinya bisa menjadi ciri khas Anda. Gaya tersebut juga
akan menjadi kekuatan yang akan mengantarkan Anda pada kesuksesan di dunia karier.
3. Padukan beberapa gaya kepemimpinan
Meski memiliki ciri khas gaya kepemimpinan, sebaiknya seorang pemimpin juga bisa
memadukan beberapa gaya kepemimpinan sekaligus dalam dirinya. Dalam penelitiannya,
Goleman juga menegaskan bahwa para pemimpin yang sukses umumnya memadukan beberapa
gaya kepemimpinan pada dirinya karena satu gaya saja tidak pernah cukup mengatasi masalah
yang banyak.
Jika misalnya seorang atasan pria harus banyak berinteraksi dengan karyawan yang
kebanyakan perempuan atau sebaliknya, gunakan pendekatan dengan gaya kepemimpinan yang
lembut dan penuh perhatian. Tapi di saat tertentu, gunakan gaya kepemimpinan maskulin yang
tegas.
Untuk bisa memadukan beberapa gaya kepemimpinan dengan tepat, identifikasi wilayah
dan karyawan yang ada di bawah atasan, kemudian carilah gaya kepemimpinan yang tepat untuk
dipadukan dengan gaya kepemimpinan yang menjadi ciri khasnya. Setelah itu, lihat hasilnya dan
lakukan evaluasi jika hasilnya belum maksimal.
4. Ciptakan tujuan
Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, seseorang harus bisa mengomunikasikan
tujuan, visi, dan misi yang ingin dicapai oleh timnya. Dengan mengomunikasikan, ini akan
membuat bawahan merasa terpacu untuk mencapai target, dan atasan sang pemimpin juga bisa
melihat bahwa pemimpin ini bisa membimbing anak buahnya.
Untuk bisa menemukan tujuan dan visi yang tepat, pelajarilah semua hal yang terjadi di
luar perusahaan. Setelah itu, tentukan tujuan, bangun kerja tim, dan gerakkan mereka semua untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5. Pemberi semangat
Pemimpin yang terbaik adalah manusia karena manusia bisa memberikan semangat dan
mampu memotivasi karyawannya. Pemimpin haruslah bisa menempatkan dirinya sebagai seorang
motivator saat karyawannya menemui halangan.Seorang pemimpin harus bisa melihat potensi
setiap karyawannya hingga tiap karyawan bisa memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Karena
itulah, seorang pemimpin yang baik seharusnya selalu bertanya pada dirinya sendiri, ”apa yang
bisa saya berikan pada tim saya hari ini?”
6. Seimbang
Setiap pemimpin harus bisa mengukur risiko yang dihadapinya. Selain itu, ciptakan
waktu yang tepat untuk menikmati hidup di luar pekerjaan.
2. Kepemimpinan Birokrasi
Gaya kepemimpinan ini biasa diterapkan dalam sebuah perusahaan dan akan efektif
apabila setiap karyawan mengikuti setiap alur prosedur dan melakukan tanggung jawab rutin
setiap hari.Tetap saja dalam gaya kepemimpinan ini tidak ada ruang bagi para anggota untuk
melakukan inovasi karena semuanya sudah diatur dalam sebuah tatanan prosedur yang harus
dipatuhi oleh setiap lapisan.
3. Kepemimpinan Partisipatif
Dalam gaya kepemimpinan partisipatif, ide dapat mengalir dari bawah (anggota) karena
posisi kontrol atas pemecahan suatu masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara
bergantian.Pemimpin memberikan ruang gerak bagi para bawahan untuk dapat berpartisipasi
dalam pembuatan suatu keputusan serta
adanya suasana persahabatan dan hubungan saling percaya antar pimpinan dan anggota.
4. Kepemimpinan Delegatif
Gaya kepemimpinan ini biasa disebut Laissez- faire dimana pemimpin memberikan
kebebasan secara mutlak kepada para anggota untuk melakukan tujuan dan cara mereka masing-
masing. Pemimpin cenderung membiarkan keputusan dibuat oleh siapa saja dalam kelompok
sehingga terkadang membuat semangat kerja tim pada umumnya menjadi rendah.
Jenis kepemimpinan ini akan sangat merugikan apabila para anggota belum cukup
matang dalam melaksanakan tanggung jawabnya dan memiliki motivasi tinggi terhadap
pekerjaan.Namun sebaliknya dapat menjadi boomerang bagi perusahaan bila memiliki karyawan
yang bertolak belakang dari pernyataan sebelumnya.
5. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan jenis ini cenderung terdapat aksi transaksi antara pemimpin dan bawahan
dimana pemimpin akan memberikan reward ketika bawahan berhasil melaksanakan tugas yang
telah diselesaikan sesuai kesepakatan. Pemimpin dan bawahan memiliki tujuan, kebutuhan dan
kepentingan masing-masing.
6. Kepemimpinan Transformasional
Gaya kepemimpinan transformasional dapat menginspirasi perubahan positif pada
mereka (anggota) yang mengikuti. Para pemimpin jenis ini memperhatikan dan terlibat langsung
dalam proses termasuk dalam hal membantu para anggota kelompok untuk berhasil
menyelesaikan tugas mereka.
Gaya kepemimpinan transformasional adalah sebuah gaya kepemimpinan dimana kepala
sekolah mampu melakukan perubahan dalam diri individu untuk mencapai performa terbaik
melalui kharisma, pemberian stimulasi intelektual, motivasi, dan perhatian pada individu.
Gaya kepemimpinan ini diyakini mampu memberikan dampak baik terhadap manajemen
dan pengelolaan sekolah. Hanya saja, fakta awal menunjukkan bahwa belum semua kepala
sekolah di SMKS kelompok bisnis manajemen ini yang mampu menunjukkan secara optimal
gaya kepemimpinan transformasional yang dimaksud pada sekolah mereka masing-masing. Hal
ini ditunjukkan oleh beberapa fenomena berikut:
1. Kepalasekolah masih belum dapat menjadikan dirinya sebagai panutan atau teladan yang baik
bagi warga sekolahnya dimana kepala sekolah masih datang terlambat ke sekolah sehingga kurang
dapat menunjukkan kewibawaannya sebagai seorang kepala sekolah.
2. Kepala sekolah belum optimal dalam melakukan tanggung jawabnya misalnya dalam
pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah masih hanya sekedar melihat dari luar kelas.
3. Kepala sekolah belum maksimal dalam pemberian motivasi kepada para guru, baik motivasi
yang berupa material maupun motivasi yang immaterial.
4. Kepala sekolah masih belum optimal dalam memberikan perhatian kepada warga sekolahnya.
Hal ini terlihat dari masih kurangnya kepedulian kepala sekolah terhadap guru dimana masih
minimnya teguran yang diberikan oleh kepala sekolah kepada guru yang indisipliner.
5. Kepala sekolah masih belum optimal dalam mendengarkan keluhan guru, misalnya keluhan
tentang sarana pembelajaran yang belum lengkap.
6.Kepala sekolah belum memberdayakan guru dengan sebaik mungkin terbukti dengan minimnya
keterlibatan guru dalam mengambil keputusan dan kurangnya partisipasi guru dalam memberikan
ide dan saran.
8. Masih minimnya bimbingan dan latihan yang diberikan oleh kepala sekolah kepada
guru-guru.
9. Komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah cenderung menggunakan instruksi atau
perintah.
Bila fenomena-fenomena tersebut dibiarkan begitu saja, maka akan berdampak kurang
baik terhadap kemajuan sekolah sehingga akan menjadi pengahalang dalam mewujudkan sekolah
efektif.Pemimpin cenderung memiliki semangat yang positif untuk para bawahannya sehingga
semangatnya tersebut dapat berpengaruh pada para anggotanya untuk lebih energik. Pemimpin
akan sangat mempedulikan kesejahteraan dan kemajuan setiap anak buahnya.
9. Kepemimpinan Situasional
Pemimpin yang menerapkan jenis kepemimpinan situasional lebih sering menyesuaikan
setiap gaya kepemimpinan yang ada dengan tahap perkembangan para anggota yakni sejauh
mana kesiapan dari para anggota melaksanakan setiap tugas.
Bayangkan apabila kita saat dikantor harus berjabat tangan dengan seseorang yang
tangannya kotor dan kukunya panjang tentunya penilaian kita langsung jelek terhadap
orang itu, begitu juga apabila kita ketemu dengan orang yang rambutnya berantakan
asosiasi negatif langsung ada dipikiran kita seperti pemalas, cuek, ceroboh dan lain
sebagainya.begitu juga dengan aroma tubuh kita itu akan menjadi identitas. Jadi
kebersihan dan kerapihan anggota tubuh harus senantiasa kita jaga selama berada
dilingkungan kerja kita.
6. Audio aspek
Kekuatan suara tidak kalah pentingnya dalam memberikan pengaruh pada orang lain.
Suara yang indah diyakini bisa mensugesti bagi mereka yang mendengarnya. Ada istilah
bahwa suara adalah wajah kedua kita, banyak penelitian yang dilakukan menyangkut
aspek suara berpengaruh pada persepsi kepemimpinan hasilnya adalah bahwa
responden lebih menyukai suara dalam yaitu suara yang keluar dari dalam perut kita,
suara dalam seolah-olah mengirimkan pesan
bahwa yang bicara adalah sosok yang kuat dan berwibawa.
7. Aspek intelektual
Aspek intelektual bukanlah aspek tentang nilai IQ kita tetapi lebih pada kemampuan
intelektual kita dapat mempengaruhi orang lain yaitu dengan cara:
a. Logical Thinking
Logical thingking penting untuk seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain
karena ide harus disampaikan dengan jelas sehingga apa yang ada dipikiran kita bisa
pindah kepikiran yang kita ingin pengaruhi. Bisa dilakukan dengan cara: rapikan ide
yang acak dan susun secara sistematis agar leebih mudah dipahami oleh pendengar
misal dalam suatu rapat di kantor kita ingin menyampaikan program-prigram
kegiatan selama 1 bulan kedapan, maka akan mudah bila kita sajikan dengan pointer.
Kemudian kelompokan ide kita dengan logis dan tidak asal- asalan. Terakhir
sederhanakan hal-hal yang rumit kemas bahasa dengan sedemikian rupa agar mudah
dimengerti oleh orang lain
b. Creative Thingking
Kreativitas ibarat aktivitas investasi yaitu membeli ide-ide yang terbuang dengan
harga murah kemudian menjual mahal berarti mengubah ide-ide yng terbuang
tersebut menjadi ide-ide yang bermanfaat besar. Bisa dilakukan dengan cara: ajukan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak biasa dan tidak terpikirkan orang lain, menyikapi
masalah yang sama namun dengan kacamata yang berbeda dan menemukan jawaban
yang tidak biasa dari permasalahan-
permasalahan yang sama. Jadi dapatkan ide-ide murah dan ssederhana, ide yang
sering terlewatkan oleh mata dan telinga orang-orang biasa, gali dengan pertanyaan
yang tidak biasa dan dapatkan jawaban yang tidak biasa juga.
c. Practical Thingking Implementasikan ide-ide kita dengan praktis dan
kemudian membumikan ide-ide kita itu agarpemanfaatannya
lebih optimal. Bisa dilakukan dengan 4W (Why, Who, Where, When) dan 1H (How)
terhadap ide kita.
8. Aspek Emosional
Emosi memegang peranan penting dalam perilaku seseorang, karenanya untuk
mempengaruhi perilau seseorang kita tidak akan cukup menyentuh rasio nya saja tapi juga
perlu mempengaruhi emosi mereka. Empati, menghargai anak buah kestabilan emosi dan
lain sebagainya akan membuat kita dicintai banyak orang, yaitu dengan cara:
a. Pengenalan emosi
Dari hasil penelitian rendahnya kecerdasan emosi seseorang adalah dikarenakan
kurang kesadaran. Misal dikantor kita ada pegawai yang tetap saja mempertahankan
kebiasaan buruknya dalam bekerja karena tidak pernah
menyadari efek dari perbuatan-perbuatannya tadi. Pegawai seperti ini memerlukan
bantuan kacamata orang lain untuk memahami dirnya.
b. Kenali dan kembangkan emosi Untuk mengetahui kekeurangan- kekurangan kita
dalam bekerja dan bersikap maka kita harus lebih proaktif jangan menunggu orang
lain untuk memberi saran tetapi mengembangkan metode yang sederhana, yaitu:
1) Sosok pemimpin/emosi apa yang dicita-citakan.
Dengan mengetahui tentang bagaimana sosok kita yang diinginkan dimasa yang
akan datang maka kita akan menyadari tentang aspek- aspek emosional yang
sesungguhnya penting namun sering diabaikan baik didalam kehidupan
bekerja maupun kehidupan pribadi.
2) Sosok pemimpin/emosi kita saat ini seperti apa.
Saatnya melakukan penilaian yang jujur terhadap gaya kepemimpinan dan emosi kita
saat ini yaitu perlu feedback 360 drajat dari rekan, atasan atau tim di kantor. Untuk
mengkritisi kekeurangan kita ataupun kelebihan kita.
3) Bagaimana bisa berubah dari sosok pemimpin/emosi saat ini menjadi sosok yang
dicita-citakan.
Setelah tahu profil emosi yang dicita-sitakan dengan profil emosi kita saaat ini
tentunya akan ketahuan adanya gap antara kenyataan dan yang dicita-citakan. Maka
diperlukan menyusun program pribadi untuk meningkatkan kualitas
emosi, meluangkan waktu untuk merenungkan dan menuliskan perkembangan
emosinya, meminta
dukungan teman-teman terdekat untuk membimbing juga senantiasa harus
punya cermin yang bisa memberi peringatan yang bersifat konstruktif.
c. Pengungkapan emosi
Network sangat penting, dengan jaringan yang banyak walau kita tidak punya
jabatan namun orang-orang akan mudah terpengaruh oleh orang yang
mempunyai jaringan yang luas. Namun dalam membangun hubungan dengan
seseorang kita jangan terjebak dengan kesamaan dan kedekatan tetapi apabila
kita berteman dengan orang yang latar belakangnya berbeda maka wawasan kita
akan semakin luas. Maka apabila di kantor maka interaksi tidak hanya dilakukan
pada satu bagian saja tetapi kita harus berinteraksi dengan semua bagian yang ada
agar perspektif kita semakin luas.
d. Kemampuan memecahkan masalah
dari berbagai macam aspek di atas dapat kita simpulakn bawah gaya atau seni dalam
memimpin adalah ujung tombak dari seorang leader, agar bawahan dapat bekerja dengan
nyaman sehingga mendapatkan team work yang solid,
seni dalam memimpin itu mengambil andil bahwa seseorang perlu melakukan berbagai
macam revolusi dalam memimpin dampak pengaruh dari seni seorang pemimpin adalah
kemajuan sebuah oraganisasi, seni dalam memimpin memberikan pengaruh besar sehingga
semua permasalahan dapat teratasi dengan baik .